PERSAMAAN DIFERENSIAL
Contoh:
dy d2y
x 0 ...... (1.1) y t ....... (1.2)
dx dt 2
Contoh:
dy d2y d 2Y dT
x0 ....... (1.3) yt ...... (1.4) t .....(1.5)
dx dt 2 dt 2 dt
Contoh:
dy dy d 2 y dy
0 .......(1.6) 2
0 ......(1.7)
dx dt dt dr
Catatan:
Penyelesaian PD secara analitis dimungkinkan hanya dalam bentuk PD ordiner, sehingga
penyelesaian PD parsial secara analitis hanya bisa dilakukan dengan mengubahnya menjadi
bentuk PD ordiner. Oleh karena itu, pembahasan penyelesaian PD secara analitis difokuskan
pada PD ordiner.
1
PD Ordiner selanjutnya dibedakan lagi menurut pembagian sebagai berikut:
1. Berdasarkan orde
2
dy dy
x 0 ......(1.8) x0 .......(1.9)
dx dx
3
d2y d2y
yt .......(1.10) 2 y t .......(1.11)
dt 2 dt
2. Berdasarkan linier/nonlinier
dy n dy n1 dy
An An1 n1 ............ A1 A0 y B (1.12)
dx dx dx
di mana A dan B adalah konstanta atau suatu fungsi x (variabel bebas).
dy
x0 ......(1.13)
dx
Untuk menentukkan apakah PD no (1.13) linier, maka perlu ditentukan bentuk umum untuk
PD orde satu linier menurut persamaan (1.12). Persamaan (13) memiliki orde 1, untuk itu
bentuk umum persamaan yang dicari adalah yang memiliki orde satu juga.
Bentuk umum persamaan orde satu diperoleh dengan mengganti n = 1 pada persamaan (1.13)
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
2
dy
A1 A0 y B (1.14)
dx
Selanjutnya cocokkan bentuk umum persamaan (1.14) dengan contoh, maka akan didapatkan
hasil sebagai berikut:
d2y
yt ........(1.15)
dt 2
Untuk menentukkan apakah PD no (1.15) linier, maka perlu ditentukan bentuk umum untuk
PD orde dua linier menurut persamaan (1.12). Bentuk umum diperoleh dengan mengganti n =
2 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
d2y dy
A2 2 A1 A0 y B (1.16)
dx dx
Selanjutnya cocokkan bentuk umum persamaan (1.16) dengan contoh, maka akan didapatkan
hasil sebagai berikut:
2
dy dy
x0 .......(1.17) y x0 .......(1.18)
dx dx
3
Untuk membuktikan bahwa persamaan (1.17) adalah nonlinier, maka lakukan langkah seperti
di atas.
Bentuk umum PD ordiner orde 1 menurut persamaan (1.14) adalah :
dy
A1 A0 y B
dx
Bandingkan bentuk umum ini dengan persamaan (1.17), maka akan terlihat bahwa
suku diferensial persamaan (1.17) tidak sesuai karena memiliki kuadrat.
Untuk membuktikan bahwa persamaan (1.18) adalah nonlinier, maka ulangi analisa seperti di
atas.
Bentuk umum PD ordiner orde 1 menurut persamaan (1.14) adalah :
dy
A1 A0 y B
dx
Bandingkan bentuk umum ini dengan persamaan (1.18), maka akan terlihat bahwa
suku diferensial persamaan (1.18) tidak sesuai karena koefisien pada suku diferensial
merupakan fungsi y (variabel tak bebas).
Tugas:
1. Tuliskan masing-masing 10 contoh PD ordiner berdasarkan klasifikasinya.
4
1.2. Penyelesaian Persamaan Diferensial Ordiner Linier Orde 1
Bentuk umum persamaan diferensial ordiner linier orde 1 adalah sebagai berikut:
𝑑𝑦
+ 𝑃𝑦 = 𝑄 (1.19)
𝑑𝑥
Contoh :
𝑑𝑦
+ 5𝑦 = 0
𝑑𝑥
Langkah penyelesaian :
𝑑𝑦
= −5𝑑𝑥
𝑦
𝑑𝑦
∫ = ∫ −5𝑑𝑥
𝑦
ln 𝑦 + 𝑐1 = −5𝑥 + 𝑐2
ln 𝑦 = −5𝑥 + 𝑐
𝑦 = 𝑒 −5𝑥+𝑐
Contoh :
𝑑𝑦
𝑥 𝑑𝑥 + 𝑦 = 0
5
Langkah penyelesaian:
𝑑𝑦
𝑥 + 𝑦 = 𝑑(𝑦𝑥)
𝑑𝑥
∫ 𝑑(𝑦𝑥) = ∫ 0
𝑦𝑥 = 𝑐
Langkah penyelesaian:
𝑑𝑦
𝑒 ∫ 𝑃𝑑𝑥 + 𝑒 ∫ 𝑃𝑑𝑥 𝑃𝑦 = 𝑒 ∫ 𝑃𝑑𝑥 𝑄 (1.21)
𝑑𝑥
𝑑
(𝑒 ∫ 𝑃𝑑𝑥 𝑦) = 𝑒 ∫ 𝑃𝑑𝑥 𝑄 (1.24)
𝑑𝑥
6
Hasil integrasi sebagai berikut
𝑒 ∫ 𝑃𝑑𝑥 𝑦 = ∫(𝑒 ∫ 𝑃𝑑𝑥 𝑄) 𝑑𝑥 + 𝐶 (1.27)