Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang sekitar 9 cm (North,
1978). Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan menerima telur yang telah
diovulasikan. Pada bagian kalasiferos merupakan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu
bangunan yang tersusun dari dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning
telur sampai ke kutub-kutub telur (Nalbandov 1990). Pada bagian leher infundibulum yang
merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma juga
tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat
kopulasi hingga saat fertilisasi (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Infundibulum selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya fertilasi. Setelah
fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam infundibulum, dan
dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan masuk ke bagian magnum
(Nesheim et al., 1979).
Infundibulum menjamin oosit yang terlontar dari ovarium tertangkap, terkurung dalam bursa
ovari, atau pada spesies tanpa bursa ovarii yang jelas (misalnya pada kuda betina), sebagian
mengitar pada saat uterus. Bentuknya sebagai penjuluran berbentuk jari-jari, disebut Fimbria
(fimbriae). Saat ovulasi pada kebanyakan spesies, pembuluh darah dalam fimbria membesar.
Fimbria yang membengkak bergerak di atas permukaan ovarium sebagai hasil kontraksi
ritmik otot polos. Silia sel-sel epitel pada infundibulum banyak yang bergetar ke arah uterus,
mengangkut ovum ke dalam ampula. Ampula bagian kaudal merupakan tempat terjadinya
pembuahan. Ampula, aktivitas silia merupakan kekuatan utama untuk menggerakkan ovum
ke arah isthmus, tetapi pada beberapa spesies kontraksi otot juga berperan. Dalam istmus,
kontraksi otot merupakan tenaga utama untuk menggerakkan embrio ke arah uterus, dengan
dibantu getaran silia pada beberapa spesies (Dellmann dan Brown,1992).
Uterus
dapus
Sastrodiharjo, S dan H. Resnawati. 1999. Inseminasi Buatan pada Ayam Buras. Penebar
Swadaya. Jakarta
Nesheim, M. C., R.E. Austrich and L.E. Card. 1979. Poultry Production. Lea and Febriger,
Philadelphia.
Dellmann, H Dieter and Esther M. Brown. 1992. Buku Teks Histologi. UI Press. Jakarta