Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.............................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah........................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat................................................. 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Uang Menurut Para Ahli......................... 4

2.2 Fungsi Uang.............................................................. 5

2.3 Kriteria Uang............................................................ 6

2.4 Jenis-Jenis Uang....................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kasus........................................................................ 11

3.2 Penyelesaian Kasus................................................... 12

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan............................................................... 16

4.2 Saran........................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA.
BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA
“ PROSES PEMBUATAN MATA UANG”

DI SUSUN OLEH:

ANNA MANTIKA JS ( A1B016011 )

KELAS B S1 MANAJEMEN REGULER PAGI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

1). Latar Belakang Masalah

Pada zaman dahulu, orang belum mengenal alat tukar berupa uang. Kegiatan
ekonomi pada masa itu hanya dilakukan dengan cara saling tukar-menukar barang
atau yang biasa disebut barter. Banyak cara dilakuakn orang zaman dulu dalam
melakukan barter dengan maksud memenuhi kebutuhannya masing-masing.
Misalnya, beberapa orang penduduk di daerah pedalaman meletakkan hasil
buminya di pinggir sungai, selanjutnya beberapa orang tersebut cukup mengambil
barang-barang yang dibawa oleh para pedagang. Mereka menukar barang-barang
miliknya sendiri ,seperti itulah barter terjadi.

Seiring dengan perkembangan zaman, cara barter kemudian berubah. Orang


melakukan pertukaran barang dengan menggunakan lambang atau benda. Ada
yang menggunakan kulit kerang, kepingan batu, kepingan tulang, sampai tanah liat..
Akhirnya, orang mengenal penukaran dengan mata uang.

Sekitar abad ke-7 SM mulai digunakan koin yang terbuat dari campuran emas dan
perak oleh bangsa Lidia (sekarang bagian dari Negara Turki). Disusul kemudian
dengan ditemukan dan digunakannya pertama kali uang kertas oleh bangsa Cina
pada abad ke-11 M. Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu
anggapan kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani
dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak)
sangat terbatas. Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur,
menjual atau memakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan
uang logam. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam
jumlah besar.

Setelah itu mata uang yang digunakan sebagai alat tukar terus berkembang.
Perubahan itu terjadi, baik pada bentuk, nilai, pecahan, nama atau penyebutannya,
maupun bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan dalam pembuatan mata
uang juga beragam ,ada yang terbuat dari logam dan emas juga yang terbuat dari
kertas khusus. Ada mata uang yang bentuknya bulat dan persegi panjang. Dari segi
pecahannya dikenal istilah sen. Nama mata uang setiap negara pun berbeda-beda,
seperti rupiah (Indonesia), dolar (Amerika) , rupee (India) , rial (Arab Saudi),
poundsterling (Inggris) , gulden (Belanda) , ringgit (Malaysia) , dan peso
(Filiphina).

Di Indonesia sendiri perkataan “rupiah” berasal dari perkataan “Rupee” satuan mata
uang India. Sejarah uang Republik Indonesia diawali sesudah proklamasi tahun
1945. Ketika itu, pemerintah mulai merasakan perlunya mengeluarkan uang.
Menurut pemerintah ketika itu, uang tidaksekedar berfungsi sebagai alat
pembayaran. Uamh juga merupakan lambang kedaulatan pemerintahan Republik
Indonesia dan alat untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia internasional.
Sbelumnya, di Indonesia telah berlaku tiga macam mata uang, yaitu uang rupiah De
Javasche Bank , uang Gulden dan uang Jepang.

2).TUJUAN

Adapun tujuan pembuata makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui definisi,Jenis-jenis,dan fungsi uang

2. Untuk mengetahui bahan-bahan yang di gunakan dalam proses pembuatan


uang.

3. Untuk mengetahui pertimbangan yang di gunakan dalam pembuatan uang.

4. Untuk mengetahui banyaknya biaya dalam proses pembuatan uang.


BAB II

PEMBAHASAN

DEFINISI UANG

uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk
mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan
jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan.

JENIS-JENIS UANG

Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakandalam dua jenis, yaitu uang
kartal dan uang giral. Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan
oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Sedangkan yang di
maksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk
simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di
kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia
tidak mau barang atau jasa yang diberikan dibayar dengan uang ini. Untuk menarik
uang giral, orang menggunakan cek.

A. Uang logam

Uang logam biasanya terbuat dari emas atau perak karena emas dan perak
memenuhi syarat-syarat uang yang efesien. Karena harga emas dan perak
yang cenderung tinggi dan stabil, emas dan perak mudah dikenali dan
diterima orang. Di samping itu, emas dan perak tidak mudah musnah. Emas
dan perak juga mudah dibagi-bagi menjadi unit yang lebih kecil. Di zaman
sekarang, uang logam tidak dinilai dari berat emasnya, namun dari nilai
nominalnya. Nilai nominal itu merupakan pernyataan bahwa sejumlah emas
dengan berat tertentu terkandung di dalamnya.
Uang logam memiliki tiga macam nilai.
Nilai Intrinsik yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa
nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang. Menurut sejarah,
uang emas dan perak pernah dipakai sebagai uang. Ada beberapa alasan
mengapa emas dan perak dijadikan sebagai bahan uang antara lain :

 Tahan lama dan tidak mudah rusak (Rp. 100,00), atau lima ratus
rupiah (Rp. 500,00).
B.UANG KERTAS

Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap
tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan UU
No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang
kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas
atau bahan lainnya (yang menyerupai kertas).
Uang kertas mempunyai nilai karena nominalnya. Oleh karena itu, uang
kertas hanya memiliki dua macam nilai, yaitu nilai nominal dan nilai tukar. Ada
2(dua) macam uang kertas :

 Uang Kertas Negara (sudah tidak diedarkan lagi), yaitu uang kertas
yang dikeluarkan oleh pemerintah dan alat pembayaran yang sah
dengan jumlah yang terbatas dan ditandatangani mentri keuangan.

 Uang Kertas Bank, yaitu uang yang dikeluarkan oleh bank sentral,

Beberapa keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di antaranya :

 Penghematan terhadap pemakaian logam mulia


 Ongkos pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos
pembuatan uang logam.
 Peredaran uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan
diperbanyak) sehingga mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan
uang
 Mempermudah pengiriman dalam jumlah besar

C).UANG GIRAL

Uang giral tercipta akibat semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan


adanya sebuah alat tukar yang lebih mudah, praktis dan aman. Di Indonesia,
bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank
Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi uang
giral adalah tagihan umum]], yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai
alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegrafic
transfer.

Uang giral dapat terjadi dengan cara berikut.

 Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas
nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Uang
tersebut sewaktu-waktu dapat diambil atau penyetor menerima pembayaran
utang dari debitur melalui bank. Penerimaan piutang itu oleh bank dibukukan
dalam rekening koran orang yang bersangkutan. Cara di atas disebut primary
deposit.

 Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara
menjual surat berharga ke bank, lalu bank membukukan hasil penjualan surat
berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut
derivative deposit

 Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat
diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut dengan loan deposit

FUNGSI UANG

Fungsi asli

Fungsi asli uang ada tiga, yaitu sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan
sebagai penyimpan nilai.

1. Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat
mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak
perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai
alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi
dengan pertukaran uang.
2. Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang
dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar
kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa
(alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk
memperlancar pertukaran.
3. Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa
mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai
pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan
uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa pada masa
mendatang.

Fungsi Turunan

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi
turunan. Fungsi turunan itu antara lain:

 Uang sebagai alat pembayaran yang sah

Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan
beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna
mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia
memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.

 Uang sebagai alat pembayaran utang

Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan
datang.

 Uang sebagai alat penimbun kekayaan


Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya
untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung
untuk keperluan pada masa datang.

 Uang sebagai alat pemindah kekayaan

Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat
memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam
bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli
rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.

 Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi

Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi.
Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat

BAHAN-BAHAN

Uang Kertas

material pembuatan uang kertas itu ternyata bukan dari kertas seperti namanya,
melainkan dari kapas,Lewat bahan kapas ini, membuat uang kertas lebih tahan
waktu ditekuk, dibolak-balik, ditarik dan lain sebagainya. Uang kertas rupiah ini
dibuat dari kapas yang punya kandungan sampai 100 persen. Kapas emang dikenal
punya tingkat elastisitas yang tinggi dari pada kertas pada umumnya.

Uang Logam

Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam, biasanya dari emas atau perak
karena kedua logam itu memiliki nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya
mudah dikenali, sifatnya yang tidak mudah hancur, tahan lama, dan dapat dibagi
menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai.

PERTIMBANGAN

Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh bank yang ada di Indonesia
yaitu Bank Indonesia. Bank sentral adalah bank yang didirikan berdasarkan Undang-
undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang,
mengatur pengerahan dana-dana, mengatur perbankan, mengatur perkreditan,
menjaga stabilitas mata uang, mengajukan pencetakan / penambahan mata uang
rupiah dan lain sebagainya. Kebijakan tersebut disebut kebijakan moneter.
Instrumen-instrumen kebijakan moneter, seperti operasi pasar terbuka, kebijakan
diskonto, rasio cadangan minimum, batas maksimum pemberian kredit, dan moral
suasion.

Bank sentral harus memperhitungkan nilai tukar ideal, pertimbangannya


berdasarkan nilai ekspor dan impor, permintaan dan penawaran terhadap mata uang
asing, dsb. Karena itu ada yang dinamakan kebijakan moneter, yaitu kebijakan yang
dilaksanakan pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai mata uang negara tersebut.
Contohnya, apabila kita impor maka kita butuh mata uang asing sehingga rupiah kita
akan kita jual untuk memperoleh mata uang asing, apabila rupiah jumlahnya banyak
maka rupiah tidak ada harganya, otomatis menyebabkan barang-barang yang
berasal dari impor akan mahal harganya sehingga akan terjadi hiperinflasi (harga
melambung sangat tinggi) dan akan mematikan sektor riil dan produksi dalam
negeri. itu akan menyebabkan kemiskinan menjadi lebih banyak.

Walaupun bank sentral bertugas untuk mencetak uang tapi bank sentral tidak boleh
seenaknya saja mencetak uang. Dalam hal mencetak uang yang berlebihan
memang terasa jalan yang baik bagi orang awam, tetapi sebenarnya dalam tiap
uang kertas yang dicetak ada semacam pengganti/penjamin dari uang tersebut
biasanya berupa emas, karena nilainya yang lebih stabil. Uang kertas adalah sistem
mata uang kepercayaan. Kita bisa melihat tulisan Rp 100.000,- tapi nilai kertas itu
bukanlah/tidak sampai Rp 100.000 dan kita percaya pada nilai itu, nah nilai-nilai dan
jumlah uang yang dicetak dan dikeluarkan pemerintah di hitung dan dijamin dengan
emas ini. Misalnya berapa uang dikeluarkan Rp 1 trilyun, maka BI harus menjamin
mata uang yang beredar di pasaran dengan emas seharga uang kertas yang
tersebar. Pencetakan uang kertas yang terlalu banyak dan tidak memiliki jaminan
mampu membuat sebuah Negara mengalami Inflasi.
BIAYA YANG DIGUNAKAN DALAM PROSES PEMBUATAN UANG

Uang, mungkin bisa disebut sebagai benda yang paling familiar bagi manusia.
Bagaimana tidak, setiap orang memegang benda ini berkali-kali dalam sehari. Tapi
belum banyak yang tahu, jika benda yang paling banyak dicari dan digandrungi ini,
butuh biaya besar sebelum sampai ke tangan kita. Secara aktual, nilai uang Rp
1.000 sebetulnya lebih besar dari nilai yang tertera tersebut.

Logikanya begini, untuk menghasilkani satu lembar uang pecahan Rp 1.000, banyak
proses yang dilalui. Nah, biaya-biaya inilah yang membuat nilai uang Rp 1.000
membengkak. Dalam setahun, otoritas keuangan paling tidak mengeluarkan biaya
Rp 160 triliun untuk menghasilkan uang hingga bisa digunakan (sampai ke tangan
masyarakat).

1. Biaya Produksi

Produksi uang melalui proses yang kompleks. Mulai dari pembuatan desain,
pemilihan kertas hingga proses cetak. Produksi uang dilakukan oleh Perum Peruri,
satu-satunya perusahaan yang mampu dan diberi kewenangan oleh Bank Indonesia
(BI) untuk mencetak uang kertas asli. Untuk pengadaan uang, terdiri dari pembelian
kertas yang memakan hingga Rp 3 triliun pertahun.

2. Biaya Distribusi

Setelah biaya produksi, biaya lain yang dikeluarkan untuk setiap lembar atau keping
uang adalah biaya distribusi. Uang diangkut dari pusat produksi PERURI di
Karawang, ke Bank Indonesia. Dari Bank Indonesia, uang kemudian disebarkan ke
perwakilan-perwakilan Bank Indonesia di daerah, sebelum akhirnya disebarkan ke
bank dan lembaga keuangan lain untuk didistribusikan ke masyarakat.

Guna menyebarkan uang ke berbagai daerah, biaya yang dikeluarkan setiap tahun
mencapai angka Rp 10 triliun.

3. Biaya Keamanan

Setiap satu lembar atau satu keping uang, memerlukan penjagaan keamanan
berlapis. Terlebih jika jumlahnya banyak, seperti yang terdapat di bank-bank. Maka
biaya keamanan yang dikeluarkan sangat besar, mulai dari pembuatan
gudang/gedung khusus beserta seluruh perangkat keamanannya, pengadaan safety
box/brankas hingga menggaji tenaga sekuriti.

:
4. Biaya Pemusnahan

Uang layak edar memiliki standar dan kriteria khusus yang diatur oleh undang-
undang. Uang tidak layak edar disebabkan oleh dua hal, yaitu kondisi uang rupiah
yang lusuh atau cacat dan kondisi uang rupiah yang rusak.
Uang rupiah yang lusuh adalah uang yang ukuran dan bentuknya tidak berubah dari
asalnya tapi kondisinya telah berubah karena jamur, minyak, bahan kimia, atau
coretan.
Selain itu uang rupiah yang rusak adalah uang yang telah berubah fisiknya karena
terbakar, berlubang, hilang sebagian, robek, atau mengerut.
Sebagai contoh, tahun 2014 sejumlah 5.195 miliar lembar uang kertas dimusnahkan.
Itu setara dengan Rp 111,575 triliun.

5. Biaya Waktu

Selain biaya material, proses pencetakan uang juga membutuhkan biaya waktu
yang cukup lama. Jika dihitung dari pemilihan gambar pahlawan, mendesain, hingga
dicetak, prosesnya mencapai 24-28 bulan.

contoh:

Bentuk sambutan tersebut terlihat dari bermunculannya produk e-money yang dirilis
oleh perbankan maupun lembaga keuangan non bank. Bahkan, perusahaan dari
luar pun ikut meramaikan bursa e-money. Salah satunya adalah True Money yang
berpusat di Thailand.

Dirilis awal tahun ini secara resmi, TrueMoney menggebrak Indonesia dengan
sejumlah program. Di televisi, kita misalnya melihat bagaimana iklan perusahaan ini
menghiasi layar kaca sepanjang bulan puasa.

Bahkan untuk melakukan edukasi perlunya mewujudkan masyarakat non tunai, True
Money menggelar aktivasi brand dalam tajuk kampung ramadhan. Acara ini sendiri
digelar marathon sepanjang bulan Ramadhan di delapan kota besar di Indonesia
seperti Makassar, Bogor, Jogja dan Medan.

Di sistem belanja online, transaksi cashless berlangsung aman. Kaskus misalnya,


membuat platform pembayaran rekening bersama (Rekber) yang dilengkapi sistem
sekuriti berlapis. Kekhawatiran bahwa transaksi non tunai rentan diretas,
terbantahkan dengan sendirinya.
KESIMPULAN

Dengan keberadaannya uang sebagai alat pertukaran atas barang dan jasa
manusia dapat lebih leluasa dalam melakukan kegiatan transaksi perekonomian
dalam memenuhi kebetuhan hidupnya, eksistensinya akan terus ada dan akan terus
berkembang mengikuti kecanggihan teknologi dan alat yang diciptakan.

Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang
dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa.
Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan
secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan
jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa
ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahterbaruku.blogspot.co.id/2016/12/makalah-tentang-uang.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Uang

http://aryafebriady.blogspot.co.id/2014/04/pertimbangan-bank-sentral-
dalam.html

Anda mungkin juga menyukai