Anda di halaman 1dari 2

Proses Pembuatan Minyak Kelapa Sawit

Apabila Anda pernah bekerja di perkebunan sawit, maka Anda pasti familiar dengan yang
namanya pengertian rendemen kelapa sawit. Rendemen dan kelapa sawit memiliki hubungan
yang erat antara satu dengan yang lainnya. Rendemen adalah perbandingan jumlah CPO yang
dihasilkan dari satu kg TBS dari kelapa sawit. Apa itu CPO dan TBS? CPO adalah Crude
Palm Oil sedangkan TBS adalah Tandan Buah Segar.

Pemakaian istilah rendemen yang biasanya diketahui adalah rendemen 25% atau bisa juga
rendemen 20%. Rendemen memiliki peranan yang cukup penting didalam proses pengolahan
kelapa sawit. Melalui penghitungan rendemen, tingkat produktifitas dari sebuah pabrik kelapa
sawit bisa diketahui dengan baik. Dengan mengetahui tingkat produktifitas suatu perusahaan
kelapa sawit, maka kualitas dari sebuah pabrik bisa terkontrol. Rendemen memiliki rumus
dasar yaitu RKS = (CPO/TBS) x 100%. RKS adalah kepanjangan dari persentase rendemen
kelapa sawit (dalam satuan %), CPO adalah kepanjangan dari banyaknya jumlah crude palm
oil yang dihasilkan (dalam satuan kg).

Proses pengolahan kelapa sawit

Sebagai salah satu komoditas penting, pengetahuan yang berkaitan dengan olahan kelapa
sawit perlu diketahui demi kualitas minyak sawit yang lebih baik. Secara umum, proses
pembuatan minyak kelapa sawit di pabrik dapat dibagi menjadi beberapa tahap.

Loading ramp

Tahap pertama adalah tahapan loading ramp. Pada tahapan ini, buah kelapa sawit disortir
oleh pihak sortasi. Setelah itu, buah yang sudah disortir akan dimasukkan kedalam ramp
cage. Ramp cage ini terletak diatas rel lori. Ramp cage adalah sebuah alat yang memiliki 30
pintu, pintu ini bisa dibuka tutup dengan menggunakan sistem hidrolik yang berada disebelah
kiri dan kanan. Ketika pintu dibuka, maka bagian bawah lori yang terletak dibawah cage
terisi dengan Tandan Buah Segar.

Lori yang sudah terisi akan ditarik dengan menggunakan capstand menuju ke transfer
carriage. Transfer carriage memiliki kapasitas yang dapat memuat 3 lori. Masing-masing lori
memiliki rata-rata berat mulai dari 3,3 sampai dengan 3,5 ton. Transfer carriage lori dapat
diarahkan sesuai dengan rel sterilizer yang diinginkan. Sedangkan untuk yang akan
dimasukkan ke sterilizer, jumlah lori yangd digunakan adalah 12 lori yang dilakukan dengan
menggunakan loader.

Sterilizer

Fungsi dari perebusan didalam bejana atau disebut juga dengan sterilizer adalah untuk
mematikan enzim, memudahkan brodol yang terlepas dari tandannya, mengurangi adanya
kadar air didalam buah kelapa sawit, melunakkan mesocarp yang bertujuan untuk proses
pelumatan dan pengepresan yang lebih mudah, dan juga untuk memudahkan agar kernel bisa
terlepas dengan mudah dari cangkangnya. Proses ini memakan waktu antara 85 -95 menit.
Media yang digunakan sebagai media pemanas adalaha steam BVP atau disebut juga sebagai
Back Pressure Vessel. Steam ini memiliki tekanan sebesar 2,8 sampai dengan 3 bar.

Proses perebusan yang dilakukan adalah proses dengan sistem 3 peak. Siste, 3 peak adalah
sistem tekanan yang memiliki tiga puncak yang dimulai dari 1,5 Kg/cm2 untuk puncak
pertama, 2,0 Kg/cm2 untuk puncak kedua, dan 2,8 – 3,0 Kg/cm2 untuk puncak ketiga.

Proses perebusan di pabrik kelapa sawit dilakukan dengan cara melakukan proses deaeration
selama dua menit. Pada saat proses ini dilakukan, posisi condensate terbuka. Setelah itu,
masukan uap pada peak pertama selama 10 menit dengan jumlah tekanan mencapai 1,2 bar.
Ketika tekanan mencapai 0 bar, maka uap dan kondensat dibuang. Proses ini memakan waktu
selama 5 menit. Pada saat tekanan mencapai dua bar, maka uap dapat dimasukkan selama
kurang lebih 15 menit. Setelah 3 menit, uap kondensat dibuang dan masukkan steam supaya
peak ke-3 tercapai. Waktu yang dibutuhkan adalah 15 sampai dengan 20 menit. Apabila peak
ketiga sudah tercapai, proses penahanan dapat dilakukan kurang lebih 40 – 50 menit. Setelah
itu, kembalikan tekanan sampai 0 dan uap kondensat yang ada dibuang selama kurang lebih 5
sampai dengan 7 menit.

Anda mungkin juga menyukai