BAB I Laporan Kunjungan
BAB I Laporan Kunjungan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan bersosial, kita sebagai manusia tidak dapat untuk tidak berkomunikasi. We
can’t not communicate begitupun halnya saat kita berkelompok. Komunikasi seakan menjadi
pengaruh dalam jasad sebuah kelompok. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi
sukses atau gagalnya suatu kelompok/komunitas bergantung pada komunikasinya. Seberapa
intens dan efektif suatu komunikasi dapat dibangun. Dalam komunikasi kelompok sering kali
ada kegiatan penting yang sangat menunjang keberhasilan kelompok tersebut. Kegiatan tersebut
adalah kegiatan Diskusi Kelompok.Saat ini, banyak permasalahan yang terjadi di kalangan
sebuah kelompok dan inti masalahnya adalah kurangnya komunikasi. Permasalahan komunikasi
yang terjadi pun tak hanya intern saja tapi juga eksternalnya.
Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain,
niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah
sebuah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Teori
dasar Biologi menyebut adanya dua kebutuhan, yakni kebutuhan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan kebutuhan untuk menyasuaikan diri dengan lingkungannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, penting kiranya penulis yang berkutat di dalam
beberapa kelompok, mengkaji dan mencarikan solusi terbaik untuk semua pihak. Maka dari itu,
penulis mencari informasi dan menyusun makalah mengenai komunikasi kelompok yang
mudah-mudahan bisa menjadi solusi. Hal ini pun merupakan salah satu upaya pemenuhan tugas
mata kuliah Komunikasi Keperawatan.
2.1 Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang
mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya
adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang
tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga
melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam
suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya.
Definisi lain mengenai komunikasi kelompok adalah suatu iteraksi dengan bertatap muka antara
tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi infomasi, menjaga diri,
pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai
kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu
umtuk mencapai tujuan kelompok.
Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka
2. Kelompok memiliki partisipan
3. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin
4. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama
5. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain
2. Fasilitasi Sosial
Fasilitasi berasal dari bahasa Prancis facile, yang berarti mudah, ini menunjukkan kelancaran
atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton oleh kelompok. Kelompok mempengaruhi
pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran
orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini
terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya di depan orang yang menggairahkan kita.
Energi yang meningkat akan mempertinggi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan.
Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang
benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan
prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena
itu peneliti melihat kelompok mampu mempertinggi kualitas kerja individu.
Contohnya, seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik perilakunya.
Akan tetapi, ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya (contoh: Geng Nero), maka
perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya terheran-heran dibuatnya,
karena tidak menyangka anaknya bisa seperti itu, padahal di rumah ia terlihat pendiam dan
kalem.
3. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok
para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan
lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok
agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras. Jadi
polarisasi adalah proses mengkutub, baik ke arah mendukung atau positif atau pro maupun ke
arah menolak atau negatif atau kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok atau prestasi (performance), tujuan
kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk
saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari
beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat
memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.
Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor situasional atau
karateristik kelompok dan faktor personal atau karateristik para anggota kelompok. Faktor
situasional meliputi: ukuran kelompok, jaringan komunikasi, kohesi kelompok, dan
kepemimpinan. Sedangkan faktor personal meliputi: kebutuhan interpersonal, tindak komunikasi,
dan peranan.
Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok sebagai
berikut:
1) Ukuran kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok atau performance
bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Sehubungan dengan hal
tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif. Pada tugas koaktif,
masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas
interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan
produk, atau keputusan.
Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan
kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang konvergen (mencapai satu
pemecahan yang benar), maka hanya diperlukan kelompok kecil supaya sangat produktif,
terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, ketrampilan, dan kemampuan
yang terbatas. Bila tuga memerlukan kegiatan yang divergen (menghasilkan berbagai gagasan
kreatif), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.
2) Jaringan komunikasi
Pada jaringan komunikasi model roda, seseorang (biasanya pemimpin) menjadi fokus perhatian.
Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya
bisa berhubungan dengan pemimpinnya. Pada jaringan komunikasi rantai, A dapat
berkomunikasi dengan B, B dapat berkomunikasi dengan dengan C, C dapat berkomunikasi
dengan dengan D, dan begitu seterusnya. Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat
berhubungan dengan orang-orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang
yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang di sampingnya. Pada jaringan
komunikasi lingkaran, setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, di samping
kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam model ini tidak ada pemimpin. Pada jaringan
komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi semua saluran (all channel), setiap
anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain.
Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit menemukan bahwa jaringan komunikasi
roda, yaitu yang paling memusat dari seluruh jaringan komunikasi, menghasilkan produk
kelompok yang tercepat dan terorganisasi. Sedangkan kelompok lingkaran, yang paling tidak
memusat, adalah yang paling lambat dalam memacahkan masalah. Jaringan komunikasi
lingkaran cenderung melahirkan sejumlah kesalahan. Penelitian-penelitian selanjutnya
membuktikan bahwa pola komunikasi yang paling efektif adalah pola semua saluran. Karena
pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling
memberikan kepuasan kepada anggota serta paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu
berhubungan dengan masalah yang sulit. Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan
kepuasan paling rendah.
3) Kohesi kelompok
Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang
akrab, kestiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam. Kohesi kelompok merupakan kekuatan
yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya
meninggalkan kelompok. Kohesi kelompok dapat diukur dari: keterikatan anggota secara
interpersonal antara satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok, dan
sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan
personalnya.
Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok kohesif, sebagai
berikut:
a) Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh dukungan kelompok. Jika gagasannya sesuai
dengan mayoritas anggota kelompok.
b) Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin dipengaruhi persuasi. Ada tekanan
ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan, dan tindakan.
c) Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus memperhitungkan distribusi komunikasi di
antara anggota-anggota kelompok.
d) Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada kelompok, kelompok yang lebih kohesif
akan cenderung menolak pesan.
e) Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka komunikator dapat meningkatkan kohesi
kelompok agar kelompok mampu menolak pesan yang bertentangan.
4) Kepemimipinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak
ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan
komunikasi kelompok. Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan di atas maka kami dapat menyimpulkan bahwa komunikasi
kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok
kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Dalam komunikasi
kelompok ada prinsip dasar, yang terdiri dari empat elemen yaitu elemen pertama interaksi
dalam komunikasi kelompok merupakan hal yang sangat penting, elemen yang kedua adalah
waktu, elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompok,
elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan akan membantu
individu dalam anggota kelompok dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.Pengaruh
kelompok pada komunikasi yaitu konformitas, fasilitasi sosial, polarisasi. Faktor yang
mempengaruhi efektivitas komunikasi kelompok yaitu ukuran kelompok, jaringan komunikasi,
kohesi kelompok, kepemimpinan. Bentuk-bentuk komunikasi kelompok yaitu kelompok primer
dan sekunder, kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan, kelompok deskriptif dan kelompok
presikriptif.
3.2 Saran
Berdasarkan simpulan di atas maka dalam komunikasi kelompok agar memperhatikan
tatacara dalam berkomunikasi di dalam kelompok sehingga komunikasi yang dilakukan menjadi
lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA