Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah ratio atara gaya inersi terhadap gaya
mengkualifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan
ini digunakan untuk mengidentifikasikan jenis aliran itu laminar atau turbulen. Namanya diambil
dari Osbone Reynold (1842-1912) yang mengusulkan salah satu bilangan tak berdimensi yang
paling penting dalam mekanika fluida dan digunakan seperti halnya bilangan tak berdimensi
lainnnya. Untuk aliran laminar memiliki Nre<2100 dan turbulen memiliki Nre>4000. Dan untuk
aliran transisi bilangan Reynold antara 2100 dan 400.

Prosedur percobaan yaitu aliran air ke tangki penampung hingga overflow. Lalu buka kran V1
dan atur laju zat warna hingga tidak mengganggu pada aliran air. Tampung fluida yang keluar
dank ran V3 dengan variasi bukaan dan variasi waktu. Catat kecepatan volumetric air. Lalu
tentukan pola aliran laminar atau turbulen lalu ulangi percobaan dengan laju volumetric yang
berbeda.

Dalam percobaan bilangan Reynold ini dilakukan agar praktikan dapat memahami arti bilangan
Reynold itu sendiri. Untuk dapat menentukan Nre kritis untuk air mengalir secara vertical
berdasarkan pengamatan langsung dan pengukuran laju alir. Serta agar praktikan dapat
mengetahui dan memahami jenis aliran dalam fluida. Dan memahami bilangan Reynold dan
praktikan dapat menghitung faktor friksi. Dalam kehidupan sehari-hari bilangan Reynold biasa
dignakan dalam industry sebagai penentu aliran-aiiran fluida dalam sebuah pipa, yang akan
digunakan sebagai dasar perhitungan power atau faktor friksi dalam sebuah proses.

I.2 Tujuan

1. Untuk dapat menentukan bilangan Reynold kritis fluida yang mengalir secara vertical
bedasarkan pengamatan langsung dan pengukuran laju alir.
2. Untuk dapat mengetahui jenis aliran pada fluida.
3. Uunruk dapat menghitung faktor friksi pada setiap percobaan

I.3 Manfaat

1. Agar praktikan dapat memahami perbedaan aliran laminar dan aliran turbulen.
2. Agar praktikan dapat mengetahui hubungan friction loss dan Nre.
3. Agar praktikan dapat membandingkan bilangan Reynold secara pengamatan dan
literature.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum

Sebuah fluida adalah zat yang tidak selamanya menolak absorbs. Sebuah percobaan
untuk merubah bentuk hasil fluida yang bergeser satu sama lainnya hingga bentuk baru tercapai.
Tingkah fluida bergerak tergantung pada posisi fluida diatas atau dibawah. Pada wilayah sempit,
tegangan bergeser dapat diabaikann dan fluida bergerak dapat mendekati ideal.

Pada kecepatan rendah cenderung mengalir tanpa pengadukan lateral, dan saling
berdekatan satu sama lain seperti permainan kartu. Rezim ini dipanggil laminar flow. Pada
kecepatan tinggi muncul tubulens dan bentuk tak karuan. Sudah lama diketahui bahwa fluida
dapat melalui pipa atau saluran didalam cara yang berbeda. Ketika laju aliran meningkat,
kecepatan yang disebut kecepatan kritis yang dicapai saat urutan warna menjadi berombak dan
secara bertahap hilang. Perilaku ini merupakan bentuk pewarnaan air yang tidak lama sudah
menunggu. Pada aliran laminar, tipe dari gerakan ini adalah aliran turbulen.

Bilangan Reynold untuk laminar ke turbulen. Reynold mempelajari kondisi dimana satu
tipe dari perubahan dengan perusahaan lain dapat ditemui kecepatan kritis, yang mana terjadi
saat laminar berubah ke turbulen, hal itutergantung 4 kuantitas yait, diameter ipa dan viskositas,
densitas, dan rata-rata kecepatan linier cairan. Selanjutnya, dia menemukan bahwa 4 faktor dapat
digabung menjadi kelompok dan bahwa perubahan dalam jenis aliran terjadi pada nilai tertentu
dari kelompok.

Observasi tambahan memperlihatkan bahwa transmisi dari aliran laminar ke aliran


turulen sebenarnya terjadi dalam rentang yang luas dari Reynolds Number. Ada pipa, aliran
selalu laminar pada Reynold number dibawah 2100 namun aliran laminar dapat bertahan pada
pipa halus diatas nomor Reynolds 2100 dengan menghilangkan semua gangguan pada inlet.
Apabila aliran laminar setinggi itu dirubah arau diotak-atik, bagaimanapun, katakanlah sebuah
fluktuasi pada kecepatan , aliran air yang cepat menjadi turbulen. Terganggunya dibawa kondisi
terkuat, diaman pada bilangan Reynolds antara 2100 semua diganggu oleh aliran laminar.
Dibawah ordinar kondisi, aliran pada pipa adalah turbulen pada bilangan Reynolds antara 4000.
Diantara 2100 dan 4000 ditemukan wilayah transisi dimana aliran bisa jadi aminar ataupun
turbulen. Tergantung jalan masuk pipa dan jarak pintu masuk.

(McCabe.1991)

Jika partikelnya besar, alirannya lebih cenderung bergejolak dengan pembentukan


pusaran dan vortex dalam cairan dibelakang partikel yang bergerak. Eddies ini memperkenalkan
resistensi besar untuk mengalir dan viskositas dari cairan menjadi menurun. Untuk aliran laminar
faktor friksi menjadi

4(𝜌𝑠−𝜌𝑡)𝑔𝐷 18𝜇
𝑓𝑑 = × (𝜌𝑠−𝜌𝑡)𝑔𝐷2………………………………………………………….(1)
3𝑉𝑚 𝜌𝑡

𝜇 1
= 24 = 24
𝐷𝑉𝑚𝜌𝑙 𝑅𝑒

Dimana : D=diameter (cm)

𝜇 = 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎

𝜌𝑙 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑓𝑙𝑢𝑖𝑑𝑎

Faktor friksi pada aliran laminar adalah ketika mewakili garis lurus degan slope -1 pada
koordinat logaritma ketika log f di plotkan sebagai fungsi dari Log Re. kondisi ono ada untuk
sebuah bilangan Reynolds, Re, tapi tentang 3 eddi pada turbulence menjadi terlihat efeknya saat
dimana penambahan sebagai nilai dari Re menjadi besar. Pada wilayah aliran turbulence nilai
faktor friksi menjadi sedikit konstan, kebebasan dari bilangan Reynold seperti ditunjukkan oleh
bagian horizontal. Pada bilangan Reynolds sekitar 200000 faktor friksi berkurang drastic. Ini
terjadi oleh bentuk fluida yang langsung dibelakang partikel sebuah eddy dimana berjalan
dengan partikel.

(Brown.1978)

Pada hari yang tenang tanpa angina. Asap naik dari cerobong tampak seperti garis
tunggal. Namun ketika angina kuat, asap terganggu dan berputar seperti atau berdifusi ke udara
perifer. Satu orang yang secara sistematis mempelajari keadaan aliran seperti itu adalah Osbone
Reynolds. Reynolds menggunakan sebuah perangkat. Cairan berwarna itu mengarah ke pintu
masuk tabung gelas. Ketika katup secara bertahap dibuka oleh pegangan cairan berwarna
mengalir, seperti sepotong benang tanpa pencampuran dengan air perifer. Ketika kecepatan
aliran air dalam tabung mencapai nilai tertentu. Bahwa garis cairan warna tiba-tiba bergerak
berbaur dengan air perifer.

Dia menyebut aliran sebelumnya aliran laminar aliran terakhir aliran turbulen, dan
kecepatan aliran pada saat aliran laminar telah berubah menjadi aliran turbulen keepatan kritis.
Disini setiap kali air dibiarkan mengalir dengan rendah membuka kran sedikit, air mengalir
lancar dengan permukaan dalam keadaan laminar. Tapi karena kran secara bertahap dibuka
untuk membiarkan kecepatan air meningkat, aliran menjadi bergejolak dan uram dengan
permukaan kasar.

Reynolds banyak melakukan eksperimen menggunakan tabung kaca berdiameter 7, 9, 15,


dan 27 mm an suhu air dari 4°C hingga 44°C. ia menemukan bahwa aliran laminar berubah
menjadi aliran turulen ketika nilai kuantitas nondimensi mencapai jumlah tertentu berapapun
nilai rata-rata kecepatan v, diameter tabung kaca D, densitas air ρ dan viskositas air µ.
Belakangan untuk memperingati pencapaian Reynolds

𝜌𝑣𝑑
𝑅𝑒 =
𝜇

Dimana :

Ρ = densitas cairan (gr/cm3)

v = kecepatan rata-rata (cm/s)

d = diameter pipa (cm)

µ = viskositas cairan

disebut bilangan Reynold, khususnya setiap kali kecepatan kritis Ve, Re e, Vd/v disebut
nomor Reynolds kritis. Nilai Ree sangat dipengaruhi oleh turbulensi yang ada didalam fluida
yang masuk ke dalam tabung, tetapi bilangan Reynolds dimana aliran tetap laminar, berapa pun
gelisahnya air tangki, disebut bilangan Reynolds kritis yang lebih rendah.Nilai ini dikatakan
2320 oleh Schiller 2. Setiap kali percobaan dilakukan dengan air yang tenang, Re ternyata
memiliki nilai yang besar yang batas atasnya disebut dengan Bilangan Reynolds kritis yang lebih
tinggi.

Aliran laminar didefinisikan sebagai alran fluida yang bergerak dalam lapisan-lapisan
atau lamina-lamina dengan satu lapisan meluncur secara lancar pada lapisan yang bersebelahan
dengan saling bertukar momentum secara molekuler saja. Kecenderungan kearah ketidakstabilan
dan turbulensi diredam habis oleh gaya-gaya geser viskos yang memberikan tahanan terhadap
gerakan relative lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan. Dalam aliran turbulen, partikel-
partikel fluida bergerakdalam lintasan-lintasan yang sangat tidak teratur, dengan mengakibatkan
pertukaran momentum dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain. Aliran turbulen dapat
berskala kecil yang terdiri dari sejumlah besar pusaran-pusaran besar yang berada di sungai atau
hempasan udara.

Aliran turbulen berskala kecil mempunyai fluktuasi-fluktuasi kecil kecepatan yang terjadi
dengan frekuensi yang tinggi. Pada umumnya, intensitas turbulensi meningkat dengan
meningkatnya bilangan Reynolds. Aliran akan mengalami proses transisi dari aliran laminar ke
aliran turbulen. Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsp)
terhadap gaya (µ/l) yang mengkuatifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu
kondisi aliran tertentu. Besarnya bilangan Reynolds dalam suatu pipa dapat menunjukkan apakah
profil aliran tersebut laminar atau turbulen. Karakteristik lain yang mempengaruhi pengukuran
laju aliran adalah temperature dan tekanan fluida tersebut, khususnya bila fuida tersebut adalah
fluida gas. Hal ini karena massa jenis (ρ) fluida gas sangat dipengaruhi oleh kedua besaran
yang disebtkan diatas. Jenis aliran fluida di dalam pipa bergantung pada beberapa faktor yaitu ;

1. Kecepatan fluida (v)


2. Kecepatan (Q) debit
Untuk cairan newtonian dalam pipa yang halus, analisis dimensi mengaitkan
penurunan gesekan persatuan panjang ∆𝑃/𝐿 ke diameter pipa D, densitas , viskositas µ
dan kecepatan rata-rata V melalui dua kelompok yang tidak berdimensi. Untuk pipa halus
faktor gesekan adalah nilai bilangan Reynolds. Dalam pipa kasar kekasaran relatives dari
Re dan ∈/𝐷 juga mempengaruhi faktor koreksi. Faktor gesekan tidak harus erhubungan
dengan faktor gesekan Darcy yang digunakan Moody, yang empat kali lebih besar.
Aliran laminar dan turbulen dibawah bilangan Reynolds sekitar 2100 adalah
laminar, lebih dari 2100< Re >5000 adalah transisi menuju aliran turbulen. Korelasi yang
dapat diandalkan untuk faktor gesekan dalam massa transisi sekarang tidak tersedia.
Untuk aliran turbulen pada pipa halus, The Blasius equation memberikan faktor friksi
akurat untuk beragam bilangan Reynolds.
0,079
𝑓= 4000< Re < 105…………………(3)
𝑅𝑒 0,25

Formula Colebrook (Colebrook, J Inst Cio.Eng[London] 11.133-156[1938-39])


memberikan approximation yang baik untuk data f-Re (∈/𝐷) untuk pipa kasar di seluruh
turbulen berbagai aliran. Persamaan berikut :
1 𝑡 1,256
= −4𝑙𝑜𝑔 [ + ] Re> 4000……………………………….…...........(4)
√𝑓 3,70 𝑅𝑒√𝑓

Persamaan diatas digunakan untuk membangun kurva dalam aliran turbulen.


Sebuah persamaan oleh Churchill (ChemEng 84 [24] ), 91-92 [7 Novembe, rezim pada
gambar.1997]) yang mendekati Colebrook formula menawarkan keuntungan IG atau f.
1 0,27𝑡 7 0,9
=[ 𝐷
+ (𝑅𝑒) ] Re> 4000……………………………………………………(5)
√𝑓

Bilangan Reynold
Bilangan Reynold diambil dari nama seorang insinyur inggris abad ke-19 yaitu Osborne
Reynolds. Bilangan Reynold merupakan suatu paramter similaritas aliran yang menjelaskan
gaya-gya yang bekerja pada sebuah benda yang bekerja relatif terhadap fluida yang
melingkupinya. Bilangan ini berbanding lurus dengan ukuran benda maupun kerapatan dan
kecepatan relatif fluida tersebut, dan berbanding terbalik dengan viskositas fluida. Cara paling
mudah untuk menyamakan bilangan-bilangan Reynold tersebut sehingga tercipta kondisi aliran
fluida yang sebanding adalah dengan meningkatkan kecepatan atau kerapatan aliran udara
disekeliling model

(Wright, 2005).
II.2 Sifat Bahan
1. Kalium Permanganat
Sifat Fisika
1. Berwarna ungu
2. Berat jenis : 2,703 g/cm3 (liquid)
3. Kelarutan dalam air dingin : 2,83℃
4. Kelarutan dalam air panas : 32,35℃
Sifat Kimia

1. Berat molekul : 158.03 g/mol


2. Rumus molekul : KMnO4

3. Titik leleh : < 240


4. Spesific gravity : 2.703
(Perry,2007 “Water”)

Fungsi : Untuk bahan pada tangki zat warna

2. Air
Sifat Fisika

1. Cair
2. Berat jenis : 1 g/cm3 (liquid)
3. Titik leleh : 0℃
4. Titik didih : 100℃
Sifat Kimia

1. Rumus molekul : H2O


2. Berat molekul : 18.016 g/mol
(Perry,2007 “Pottasimu permanganat”)

Fungsi : Sebagai Pelarut Universal


II.3 Hipotesa

Semakin besar bukaan kran, laju aliran akan semakin besar, sehingga
mengakibatkan bilangan reynold besar, maka faktor friksi akan semakin kecil.
II.4 Diagram Alir

Alirkan air ke dalam tangki penampung hingga

overflow

Buka kran V1 dan atur laju zat warna hingga tidak

mengganggu pola aliran air

Tampung fluida yang keluar dari kran v3 deangan


variasi bukaan kran 1/3, 2/5, 1/2 , 2/3 Dn 3/4.

Catat kecepatan volumetrik air

Tentukan Pola Aliran Laminer dan Turbulen


BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan

1. Aquadest

2. Kalium Permanganat

III.2. Alat

1. Piknometer

2. Stopwatch

3. Neraca Analitik

4. Beaker Glass

5. Gelas Ukur

III.3. Gambar Alat

Piknometer Stopwatch Neraca Analitik


Beaker Glass Gelas Ukur
III.4. Rangkaian Alat

Keterangan :

1. Tangki Penampung Air

2. Tabung Kaca

3. Tangki Pembuangan

4. Tangki Zat Warna

5. Kran

6. Air Masuk

7. Overflow

8. Pipa Zat Warna

III.5. Prosedur

1. Alirkan air ke dalam tangka penampungan dengan laju tertentu dan tunggu
aliran konstan. Buka kran dengan variasi bukaan 1/3, 2/5, /1/2, 2/3 dqn ¾
selama 8, 13, 18, 25, 30. Atur laju zat warna hingga tidak menggangu pola
aliran air.

2. Catat kecepatan volumetric air

3. Amati pola aliran yang di indikasikan oleh pola aliran zat warna (laminar atau
turbulen)

Ulangi percobaan dengan variasi laju volumetrik air

Anda mungkin juga menyukai