Anda di halaman 1dari 3

PENGAMATAN GERAK BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi yang Dibimbing Oleh Bapak
Agung Witjoro, S.Pd, M.Kes.

Disusun Oleh:
Kelompok 5 Offering C/2016

Bagus Yoga Suwandaru (160341606053)


Cindy Olivia S (160341606010)
Dara Norisha (160341606096)
Elviana Nur’aini (160341606014)
Robiatul A’dawiyah (160341606036)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
A. Tujuan
1. Untuk menentukan ada atau tidak adanya kemampuan gerak bakteri
2. Untuk mengamati gerak bakteri

B. Dasar Teori
Motilitas bakteri adalah suatu gerakan bakteri yang disebabkan adanya
gerakan aktif dan gerakan pasif.Gerak aktif adalah gerakan bakteri yang disebabkan
karena bakteri memiliki flagel atau disebabkan oleh gerakan rotasi flagel. Gerak pasif
atau gerak tanpa flagel disebabkan karena faktor dari luar (gerak brown). Gerak
brown adalah suatu gerakan yang dapat menggetarkan partikel-partikel secara acak
atau terarah karena terus menerus terkenan pukulan molekul-molekul kecil tak terlihat
yang terdapat dalam cairan (Patujju, dkk., 2014). Kemampuan untuk bergerak tanpa
flagel dimiliki oleh bakteri-bakteri meluncur, diantaranya miksobakteri, sianobakteri
dan kelompok bakteri lain, maupun Spirochaeta (Schlegel, 1994).
Dalam mengamati pergerakan bakteri di bawah mikroskop harus dibedakan
antara pergerakan sejati yang disebabkan oleh flagella dengan pergerakan Brown
(Brownianmotion) yang terjadi juga pada sel yang telah mati.Pergerakan brown adalah
pergerakan yang terjadi pada semua benda kecil di dalam air, disebabkan oleh
pergerakan molekul air yang dipindahkan ke benda-benda kecil tersebut (Fardiaz,
1992).
Pergerakan bakteri berdasarkan mekanisme gerak bakteri dapat didasari oleh ada atau
tidaknya alat gerak sehingga dapat di kelompokkan menjadi bakteri bersifat motil dan
bersifat non motil.Bakteri motil mempunyai alat gerak berupa flagel, karena memiliki
ukuran yang kecil maka terkadang flagel tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Flagel
bergerak dengan cara memutar. Untuk bakteri yang tidak memiliki alat gerak
umumnya bergerak secara menggelinding (meluncur) dan akan bergerak bila ada
kontak terhadap benda padat (Darkuni, 2001).
Flagela merupakan struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam
protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk
dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk
membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela digunakan bakteri
sebagai alat gerak. Flagela tersusun oleh tiga bagian: filamen, hook (sudut) dan
basal body (bagian dasar). Bagian dasar menancap pada membran plasma,
disusun oleh suatu tangkai serta satu atau dua rangkaian cincin yang
mengelilinginya dan berhubungan dengan membran plasma, peptidoglikan. Menurut
Kusnadi, dkk (2003) tipe flagela yang tersusun atas banyak flagela yang letaknya
pada satu ujung sel dikenal sebagai tipe lofotrik, sedangkan apabila letak flagella
pada kedua ujung sel dinamakan tipe amfitrik. Menurut Tarigan (1998) bentuk-
bentuk flagel dapat dibedakan menjadi monopolar monotrikha (bakteri memiliki satu
flagel yang berada disalah satu ujung sel),monopolar Lofotrikha (bakteri memiliki
banyak flagel yang ditemukan pada salah satu kutub sel), bipolar amfitrika (memiliki
flagel pada kedua kutubnya dengan jumlah lebih dari satu),peritrikha (bakteri
mempunyai flagel yang tersebar pada seluruh bagian selnya)
Pergerakan flagella membutuhkan energi dari sel. Organisme yang mempunyai
flagella peritrik pada umumnya pergerakannya lurus dan lambat, sedangkan yang
mempunyai flagel polar bergerak lebih cepat, berputar-putar dan berpindah-pindah
arah. Pergerakan sel oleh flagela mendorong sel dengan putaran melingkar searah
sumbu panjangnya, seperti baling-baling. Putaran flagela dikuatkan oleh arus listrik
(Fardiaz, 1992).

DAFTAR RUJUKAN
Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi(Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang: UM
Press.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta.PT Gramedia Pustaka Utama.
Kusnadi, Peristiawi, Syulasmi, A., Purwianingsih, W., Rochintaniawati, D. 2003.
Mikrobiologi. Malang: JICA.
Patujju, S. M, Fatmimawali, Manampiring, A. 2014. Identifikasi bakteri Resisten Merkuri
pada Urine, Feses, dan Kalkulus Gigi pada Individu di Kecamatan Malalayang,
Manado, Sulawesi Utara.Jurnal e-Biomedik, 2(2) 2014
Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Tarigan, Jeneng. 1998. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai