Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I PENDAHULUAN
Kedalaman air ini ditentukan oleh berbagai faktor dan dapat dinyatakan
sebagai berikut :
H=d+G+z+R+P+S+K
(1, hal 112)
G+z+R+P+S+K
Tabel 2.2 Kecepatan merapat kapal pada dermaga (1, hal 170)
Kecepatan merapat
Ukuran Kapal (DWT)
Pelabuhan (m/d) Laut terbuka (m/d)
≤ 500 0,25 0,30
500-10000 0,15 0,20
10000-30000 0,15 0,15
≥ 30000 0,12 0,15
lebar alur adalah tiga sampai empat kali lebar kapal. Jika kapal boleh
bersimpangan, lebar alur adalah enam sampai tujuh kali lebar kapal. Gambar 2.2.a
dan 2.2.b menunjukkan cara menentukan lebar alur untuk satu jalur dan dua jalur.
Lebar Keamanan
Lebar Keamanan
Jalur Gerak
180% B
150% B
150% B
B
Jalur Gerak
Lebar Keamanan
Lebar Keamanan
Lebar Keamanan
180%B
180%B
150%B
150%B
B B
Cara lain untuk menentukan lebar alur diberikan oleh OCDI (1991). Lebar
alur untuk dua jalur diberikan pada tabel 2.4 dibawah . Untuk alur diluar pemecah
gelombang, lebar alur harus lebih besar daripada yang diberikan dalam tabel
tersebut, supaya kapal bisa melakukan gerakan dengan aman dibawah pengaruh
gelombang, arus topografi dan sebagainya.
Tabel 2.4 Lebar alur menurut OCDI (1, hal 118)
2.2.3 Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk
merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan
menaik turunkan barang.
Dasar pertimbangan dalam perencanaan dermaga :
• Pemilihan lokasi harus memperhitungkan arah angin, arah arus dan perilaku
kestabilan pantai.
• Panjang dan lebar dermaga disesuaikan dengan kapasitas/jumlah kapal yang
akan berlabuh.
• Lebar dermaga dipilih sedemikian rupa sehingga paling menguntungkan
terhadap fasilitas darat yang tersedia dengan masih mempertimbangkan
kedalaman air.
W ×V 2
E= × Cm × Ce × Cs × Cc (1, hal 170)
2g
π d
Cm = 1 +
2 × Cb B (1, hal 170 )
W
Cb =
L pp × B × d × γ o
( 1, hal 171 )
1
Cc = ( 1, hal 171 )
1 + (l / r )
2
l = jarak sepanjang permukaan air dermaga dari pusat berat kapal sampai
titik sandar kapal (m)
l = ¼ LOA (dermaga) (m)
l = 1/6 LQA (dolphin) (m)
RW = 0.42 × Qa × Aw
(1, hal 172)
b. gaya longitudinal, apabila angin datang dari arah buritan (α =180°)
,
Rw = 0.5 × Qa × Aw
(1, hal 172)
c. gaya lateral, apabila angin datang dari arah lebar (α =90°)
Rw = 1.1 × Qa × Aw
(1, hal 173)
di mana :
Q a = 0.063 × V 2
(1, hal 173)
dengan :
Rw = gaya akibat angin (kg)
Qa = tekanan angin (kg/m)
V = kecepatan angin (m/det)
Aw = proyeksi bidang yang tertiup angin (m2)
3. Gaya akibat arus
Besar gaya yang ditimbulkan oleh arus diberikan oleh persamaan berikut ini :
a. gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah haluan
b. gaya tekanan karena arus yang bekerja dalam arah sisi kapal
R f = 0.5 × ρ × C × V 2 × B
(1, hal 173)
2.3 FENDER
Kapal yang merapat pada dermaga masih mempunyai kecepatan baik
oleh gerakan mesinnya sendiri maupun ditarik kapal tunda. Pada waktu merapat
tersebut akan terjadi benturan antara kapal dan dermaga. Untuk menghindari
kerusakan kapal dan dermaga karena benturan tersebut, maka di depan dermaga
diberi bantalan yang berfungsi sebagai penyerap energi benturan. Bantalan yang
ditempatkan di depan dermaga disebut dengan fender.
Fender harus dipasang di sepanjang dermaga dan letaknya harus
sedemikian rupa sehingga dapat mengenai kapal. Oleh karena kapal mempunyai
ukuran yang berlainan, maka fender harus dipasang agak tinggi pada sisi dermaga.
Ada beberapa type fender yang biasa dipakai yaitu fender kayu, fender karet dan
fender gravitasi.
Energi yang diserap oleh sistem fender dan dermaga biasanya ditetapkan
½ E. Setengah energi yang lain diserap oleh kapal dan air.
W
F= V2
2 gd (1, hal 205)
Di mana :
F = gaya benturan yang diserap sistem fender
W= bobot kapal bermuatan penuh
d = defleksi fender (khusus kayu d dibagi 20)
V= komponen kecepatan kapal dalam arah tegak lurus sisi dermaga
g = percepatan gravitasi = 9,81 m/dt2
2. Dolphin
Merupakan jenis alat penambat yang dipasang terpisah di laut lepas. Biasanya
difungsikan untuk membantu gerakan kapal melakukan gerakan memutar
dengan menambatkan sementara tali kapal pada dolphin.
Di sini digunakan bolder dari beton bertulang.
γs × H3
W= (1, hal 133)
K D (S r − 1) × Cotθ
γr
Sr =
γD (1, hal 133)
Tebal lapis pelindung dan jumlah butir batu tiap satu satuan luasan
1/ 3
W
t = n × K∆ (1, hal 138)
γ r
P γ r
2/3
N = A × n × K ∆ 1 − (1, hal 138)
100 W
- data kecepatan dan arah angin serta gelombang didapat dari Badan
Meteorologi dan Geofisika Semarang
- data tanah diperoleh dari Lab. Mekanika Tanah FT Sipil Undip
- peta bathimetri dari konsultan perencana
- data fender didapat dari PT. Rekacipta Buana
3. Data kapal
Hasil analisa data kapal dipakai untuk menentukan dimensi dermaga dan
luas kolam pelabuhan serta kebutuhan perencanaan ke depan, sehingga
diharapkan akan dapat mengoptimalkan pemakaian dermaga.
Analisis data
Perencanaan
Retaining Wall
Perencanaan Dermaga
Perencanaan
Breakwater
Tidak
Sesuai
Ya
Perhitungan RAB,Time
Schedule,NWP Dan RKS
Selesai
Tabel 4.1 Arah dan kecepatan angin dari tahun 1983-2001 (Sumber : BMG.
Sta.Ahmad Yani)
Tahun Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
NW NW NW NW NE E E NW NW NW NW NW
1983
5,29 6,39 4,72 6,11 5,83 5,28 5,26 6,94 6,67 8,61 10,83 11,94
NW NW NW NW SE NW NW - - - - -
1984
11,39 8,06 7,22 6,39 8,33 6,39 6,39 - - - - -
- - - NW NE NW NE SW NW NW NW NW
1985
- - - 8,61 5,00 5,00 5,28 6,67 8,06 6,39 7,78 6,94
NW NW NW SE SE NE NE NE NW NW NW NW
1986
18,89 16,94 13,89 11,39 10,56 11,39 10,00 10,56 14,44 12,50 12,20 13,89
NW NW NE SE SE SE SE NE NW NW N NW
1987
2,92 2,89 2,17 2,50 3,56 2,81 3,08 2,94 3,08 2,83 2,61 3,42
W NW NW SE SE SE E E NW NW N NW
1988
4,14 2,42 3,19 2,58 2,36 2,69 2,11 2,61 2,44 2,17 2,39 3,22
NW W N NW NW N SE SE NW NW NW NW
1989
23,90 3,44 3,00 1,67 2,28 1,75 2,08 2,67 2,47 1,94 2,22 2,17
NW NW NW NW N SE E SE SE SE NW NW
1990
1,94 1,50 1,64 1,42 1,17 1,53 1,56 1,64 1,75 1,69 1,47 1,28
NW NW NW NW NW E E NW NW NW NW NW
1991
2,64 3,33 2,78 2,47 2,36 2,11 3,03 2,11 2,39 2,42 2,19 1,56
NW NW N SE N SE E SE SE SE NW NW
1992
3,03 2,53 1,53 1,86 1,03 2,58 2,83 2,89 2,19 1,94 1,92 3,17
NW NW NW NW SE E SE SE NW NW NW NW
1993
5,75 6,78 3,75 3,25 3,94 4,06 3,61 3,67 3,89 4,33 4,17 5,22
NW NW NW NW E SE NW SE NW NW NW NW
1994
3,81 6,00 4,86 3,94 3,42 4,08 3,97 3,75 2,19 2,19 2,14 2,06
NW NW NW SW NW NW NW NW NW NW NW NW
1995
3,06 2,75 3,36 2,53 2,86 2,28 2,69 2,89 2,11 2,22 2,50 3,44
NW NW NW NW SE SE SE SE NW NW NW NW
1996
2,58 2,25 2,56 2,08 2,61 2,53 2,83 2,50 2,00 1,89 1,78 1,22
NW NW NW NW NW NW NW SE N N N N
1997
3,33 4,06 3,42 2,86 1,89 2,72 2,72 2,75 2,27 2,14 2,08 3,14
NW NW NW NW SE SE SE SE SE SE - NW
1998
2,31 2,00 2,08 2,00 3,06 1,92 2,53 2,64 2,42 1,89 - 1,39
NW NW NW NW NW SE SE SE SE NW NW NW
1999
0,72 1,56 0,69 0,89 1,64 1,89 1,94 1,97 2,17 1,67 1,47 1,69
NW NW NW NW NW N SE NW NW NW NW NW
2000
2,06 2,75 2,22 1,86 1,75 1,86 2,31 1,81 1,86 1,89 1,47 1,53
NW NW SW SW NE SW SW SW SW SW SW SW
2001
1,5 2,5 1,5 1,5 1,5 1,5 2 1,83 2,08 1,69 1,89 2,9
Keterangan :
Arah angin Kecepatan angin (m/dt)
Tabel 4.2 Prosentase kejadian angin pada berbagai arah dan kecepatan dari tahun
1983-2001
1-3 m/det 3-6 m/det 6-9 m/det 9-12 m/det >12 m/det TOTAL
N 7,21 0,45 - - - 7,66
NE 1,35 0,90 0,45 1,80 - 4,50
E 3,15 2,25 - - - 5,40
SE 13,06 3,60 0,45 0,90 - 18,01
S 0,45 - - - - 0,45
SW 2,70 - 0,45 - - 3,15
W - 0,90 - - - 0,90
NW 36,04 12,16 7,21 1,80 2,70 59,91
JUMLAH 100,00
Dari tabel diatas dapat dibuat Windrose pada gambar 4.1. Windrose
tersebut dapat diketahui bahwa arah angin dominan adalah arah NW (Barat Laut)
dengan kecepatan 1-3 m/det. (3,6-10,8 km/jam).Berdasarkan Intensitas angin
Skala Beaufort untuk kecepatan tersebut didapat tegangan anginnya sebesar 3,53
kg/ m2
Untuk lebih spesifik maka perhitungan prosentase kecepatan dan arah
angin dibuat per 3 bulan dari keseluruhan data tersebut., yaitu : Desember-Januari-
Pebruari, Maret-April-Mei, Juni-Juli-Agustus, September-Oktober-Nopember.
Adapun cara perhitungannya adalah sama dengan cara diatas.
Dari keempat windrose diatas terlihat bahwa rata-rata arah angin dominan
adalah arah NW ( barat laut ) dengan kecepatan 1-3 m/det
Data tersebut merupakan kcepatan angin didarat, jadi kecepatan tersebut harus
dikonversikan terlebih dahulu kedalam kecepatan dilaut dengan menggunakan
grafik hubungan antar kecepatan angin dilaut dalam dan didarat (1, hal 100)
Feff =
∑ X .Cosαi
∑ Cosα
Xi : panjang segmen yang diukur dari titik observasi
gelombang ke ujung akhir fetch
α : deviasi dari kedua sisi arah angin dengan
menggunakan pertambahan 6° sampai sudut
sebesar 45° pada kedua sisi arah angin
Feff : panjang fetch
Jadi Feff untuk daerah Kaliwungu bisa dihitung dalam tabel berikut.
Tabel 4.8. Perhitungan fetch
TITIK α(...°°) Cos α X ( km) X .Cos α (km)
7 35 0.8192 178.5 146.227
6 30 0.866 199.5 172.767
5 25 0.9063 483.0 437.747
4 20 0.9397 .49305 463.738
KECEPATAN
GELOMBANG
UL RL UW UA
TAHUN ARAH
( m/det) ( m/det ) TINGGI PERIODE
(m/det)
(m) ( det )
1 2 3 4 5 6 7 8
Keterangan :
RL : perbandingan antar kecepatan angin didarat dengan dilaut
UW : kecepatan angin dilaut
UA : tegangan angin
n = 1/3 . 17
= 5,67
≈ 6 data
Tinggi gelombang yang diperoleh terlalu besar, untuk itu diambil data
mulai dari no 4 – 17.
n = 1/3 . 14
= 4,67
≈ 5 data
3,25 + 2,6 + 2,5 + 2,11 + 1,85
H 33 =
5
= 2,462 m
11 + 8,57 + 8,5 + 7,67 + 7,22
T33 =
5
= 8,592 detik
Tinggi gelombang akibat angin bisa juga disajikan dalam bentuk mawar
gelombang (wave rose). Langkah-langkah pembuatannya sama dengan cara
membuat wind rose.
Tabel 4.12 Prosentase kejadian gelombang pada berbagai arah dan tinggi
gelombang tahun 1983-2001
Tabel 4.13 Prosentase kejadian gelombang pada bulan Desember – Februari tahun
1983-2001
TINGGI GELOMBANG DALAM JUMLAH PROSEN
ARAH
0-2 2-4 4-6 6-8 >8 Jumlah
N 5,26 - - - - 5,26
NE - - - - - -
E - - - - - -
SE - - - - - -
S - - - - - -
SW 1,75 - - - - 1,75
W - - - - - -
NW 71,93 12,28 - 5,26 3,51 92,98
100
Gambar 4.7 Wave rose bulan Des – Jan – Peb tahun 1983-2001
Tabel 4.14 Prosentase kejadian gelombang pada bulan Maret – Mei tahun 1983-
2001
TINGGI GELOMBANG DALAM JUMLAH PROSEN
ARAH
0-2 2-4 4-6 6-8 Jumlah
N 3,51 - - - 3,51
NE 5,26 - - - 5,26
E 3,51 - - - 3,51
SE 12,28 1,75 1,75 1,75 17,53
S - - - - -
SW 5,26 - - - 5,26
W - - - - -
NW 54,39 7,02 1,75 1,75 64,91
100
Gambar 4.8 Wave rose bulan Mar – Apr - Mei tahun 1983-2001
Tabel 4.15 Prosentase kejadian gelombang pada bulan Juni - Agustus tahun 1983-
2001
TINGGI GELOMBANG DALAM JUMLAH PROSEN
ARAH
0-2 2-4 4-6 6-8 Jumlah
N 1,75 - - - 1,75
NE 1,75 - 3,51 1,75 7,01
E 10,53 - - - 10,53
SE 45,61 - - - 45,61
S - - - - -
SW 5,26 1,75 - - 7,01
W - - - - -
NW 22,81 5,26 - - 28,07
100
Gambar 4.9 Wave rose bulan Juni – Juli - Agt tahun 1983-2001
Tabel 4.16 Prosentase kejadian gelombang pada bulan September – Nopember
tahun 1983-2001
TINGGI GELOMBANG DALAM JUMLAH PROSEN
ARAH
0-2 2-4 4-6 6-8 Jumlah
N 10,53 - - - 10,53
NE - - - - -
E 3,51 - - - 3,51
SE 14,04 - - - 14,04
S 1,75 - - - 1,75
SW 5,26 - - - 5,26
W - - - - -
NW 49,12 7,02 3,51 5,26 64,91
100
Gambar 4.10 Wave rose bulan Sept – Okt - Nop tahun 1983-2001
Dari data yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa arah gelombang
dominan adalah arah Barat Laut dengan tinggi gelombang 0 – 2 meter dengan
periode sekitar 7 detik.
Untuk perencanaan selanjutnya digunakan :
• Tinggi gelombang = 2,462 m
• Periode gelombang = 8,592 detik
APRIL 9 3 10 3 10 2 10 2 11 2
MEI 10 2 10 2 10 2 10 1 11 1
JUNI 10 2 10 2 10 2 11 2 11 1
JULI 10 3 10 2 10 2 11 2 11 2
AGUSTUS 10 3 10 3 10 3 10 3 11 3
SEPTEMBER 10 4 10 3 10 3 11 3 11 3
OKTOBER 10 2 10 2 10 3 11 2 11 2
NOVEMBER 10 2 10 2 10 2 11 1 11 1
DESEMBER 10 2 10 2 10 2 11 1 11 1
Dari tabel diatas bisa dibuat grafik pasang surutnya seperti yang terdapat
dalam gambar 4.12. Dari grafik tersebut bisa diperoleh HHWL, HWL, MWL,
LWL, dan LLWL.
BMT A1 +2,898 m
HWL +0,804 m
+0,402 m
MWL
LWL ±0,00 m
80 y = 0.5x + 79
Jumlah Kapal
60
40
y = 5x + 11 y = 5x + 9.3333
20
y = 1.5x + 1
0
0 1 2 3 4
Tahun
100
Jumlah Kapal
80
y = 37.5x2 - 149.5x + 204
60
40
y = 5x + 11 y = 2x2 - 3x + 16
20
0 y = 1.5x2 - 4.5x + 6
0 1 2 3 4
Tahun
50
40 y = -0.4286x + 41.333
30
20
y = 0.1143x + 11.6 y = 1.7714x + 2.1333
10
y = 0.4857x - 0.2
0
0 2 4 6 8
Semester
1000-2000 DWT 2000-3000 DWT 3000-4000 DWT
4000-5000 DWT Linear (1000-2000 DWT) Linear (2000-3000 DWT)
Linear (3000-4000 DWT) Linear (4000-5000 DWT)
60
Jumlah Kapal
50
y = 4.1964x 2 - 29.804x + 80.5
40
30
20
y = -0.2143x 2 + 1.6143x + 9.6 y = -0.4643x 2 + 5.0214x - 2.2
10
y = 0.1607x 2 - 0.6393x + 1.3
0
0 2 4 6 8
Semester
1000-2000 DWT 2000-3000 DWT 3000-4000 DWT
4000-5000 DWT Poly. (1000-2000 DWT) Poly. (2000-3000 DWT)
Poly. (3000-4000 DWT) Poly. (4000-5000 DWT)
50
Jumlah Kapal
40
y = -0.2333x + 27.722
30
20
y = 0.45x + 4.9722
10 y = 0.4667x + 4
0 y = 0.1x + 0.8333
0 3 6 9 12
Caturwulan
50
Jumlah Kapal
Caturwulan
1000-2000 DWT 2000-3000 DWT 3000-4000 DWT
4000-5000 DWT Poly. (1000-2000 DWT) Poly. (2000-3000 DWT)
Poly. (3000-4000 DWT) Poly. (4000-5000 DWT)
30
25
y = -0.1154x + 20.667
20
15
10 y =6
y = 0.4755x + 1.0758
5
y = 0.1014x + 0.0909
0
0 4 8 12 16
Triwulan
1000-2000 DWT 2000-3000 DWT 3000-4000 DWT
4000-5000 DWT Linear (1000-2000 DWT) Linear (2000-3000 DWT)
Linear (3000-4000 DWT) Linear (4000-5000 DWT)
40
Jumlah Kapal
20
y = -0.0689x 2 + 0.8961x + 3.9091
10
y = -0.0609x 2 + 1.2677x - 0.7727
0
y = 0.0022x 2 + 0.0722x + 0.1591
0 4 8 12 16
Triwulan
1000-2000 DWT 2000-3000 DWT 3000-4000 DWT
4000-5000 DWT Poly. (1000-2000 DWT) Poly. (2000-3000 DWT)
Poly. (3000-4000 DWT) Poly. (4000-5000 DWT)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh kurang bagus,
persamaan-persamaan di atas herus diuji tingkat kebenarannya. Namun karena
keterbatasan penyusun, maka dalam perencanaan ini mengikuti persamaan yang
diarsir. Untuk grafik yang lebih lengkap, lihat gambar 4.22.
Kecepatan kapal ( V ) dapat diperoleh dari tabel 2.2 sebesar 0,2 m/dt
sedangkan kedalaman air pada tabel 2.3 sebesar 7,5 m.
V 0,2
Fr = = = 0,0233
gh 9,81 * 7,5
11257,94 0,02332
z = 2,4 = 0,0014m
100,952 1 − 0,02332
16,4 16,4
∅=5°
kolam pelabuhan direncanakan sesuai tabel 2.3 yaitu sedalam 7,5 meter. Dari
tabel 2.5 diambil jari-jari kolam pelabuhan = Loa + 4,5H + 25 = 109 + 4,5x7,5 +
25 = 167,75 m. Dengan demikian diperoleh luas kolam sebesar 3,14 x 167,752 =
88404,61 m2.
WV 2
E= .Cm.Ce
2g
Di mana :
W = berat kapal bermuatan penuh (ton)
V = kecepatan merapat kapal (m/dt)
Cm = koefisien massa
Ce = koefisien eksentrisitas
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
Menghitung Cm
π .d
Cm = 1 +
2Cb.B
W
Cb =
Lpp.B.d .γ 0
9811,61
Jadi Cb = = 0,846
100,95 x16,4 x6,8 x1,03
π .d
Cm = 1 +
2Cb.B
3,14 x6,8
=1+ = 1,769
2 x0,846 x16,4
Menghitung Ce
1
Ce =
1 + (l / r )
L = 2 r 2 − (r − h) 2 ( 1, hal 207 )
Untuk kapal barang dengan bobot 5000 DWT :
log r = -1,055 + 0,65 log (DWT) ( 1, hal 208 )
log r = -1,055 + 0,65 log 5000 = 1,3493
r = 22,353 m
h = tinggi fender = 400 mm = 0,4 m
50 ton
40 cm
TULANGAN LENTUR
Diameter penampang lingkaran h = 40 cm = 400 mm
Luas penampang = Agr = ¼πh2 = 125714.3 mm2
Tulangan utama Dtu = 25 mm
Tulangan sengkang Dsengkang = 10 mm
Tebal selimut beton p = 50 mm
d' = p + Dsengk + ½Dtu = 72.5 mm
d'/h = 0.2
f'c = 35 Mpa
β = 1.33 untuk f'c = 35 Mpa
Pu = 25 t = 250000 N
Mu = 20 t.m = 200000 Nm
P'u / (ø*Agr*0.85*f'c) = 0.102838338> 0.1 maka nilai ø tetap 0.65
et = Mu/Pu = 0.8 m = 800 mm
et/h = 2
P'u*et / (ø*Agr*0.85*f'c*h) = 0.205676676
Dari grafik dan tabel beton bertulang hal 100 diperoleh nilai r = 0.046
ρ = β.r = 0.06118
As tot = ρ.Agr = 7691.2 mm2
Digunakan tulangan 16 D 25 dengan Ast = 7850 mm2
2. beban mati
- beban pavement = 200 kg/ m2
DL = 200 kg/ m2
Q = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 . 200 + 1,6 . 400
= 880 kg/ m2
q = 880 kg/m2
Ppw Paw
B
Pp
= 0.7607 t/m
σa3 = [q + γ1 . h1] . Ka1 – 2 c1 Ka1
Pa3 = σa3 . h2
= 0,8116 . 1,536
= 1,2466 t/m
Pa4 = ½ . σa4 . h2
= ½ . 0,4096 . 1,536
= 0,3146 t/m
Pa5 = ½ . σa5 . A
= ½ . 1,2212 . 6
= 3,6636 t/m
Pp = ½ . σp . B
= ½ . ( 0,2033 B + 0,8298 ) . B
= 0,1017 B2 + 0,4149 B
Paw = ½ . σaw . ha
= ½ . ( 7,536 + B )2
Ppw = ½ . σpw . hp
= ½ . ( 7 + B )2
Kedalaman turap
∑ momen terhadap MAT = 0
Y1 = ½ (1,804-0,536) = 0,634
Y2 = 1/3 (1,804-0,536) = 0,4823
Y3 = ½ (1+0,536) = 0,768
Y4 = 2/3 (1+0,536) = 1,024
Y5 = 1,536 + 1/3 A = 3,536
Y6 = 0,536 + 1 + A + 2/3 B = 7,536 + 2/3 B
Y7 = 7,536 + B – 1/3 (1+A+B) = 5,203 + 2/3 B
Y8 = 2/3 (0,536+1+A+B) =2/3 (7,536+B)
∑M=0
-Pa1 0,634 - Pa2 0,4823 + Pa3 0,768 + Pa4 1,024 + Pa5 3,536 – Pp (7,536+
⅔B) + Paw ⅔ (7,536+B) – Ppw (5.023+2/3.B) = 0
-0.0644 0.634 – 0,4891 0,4823 + 1,2466 0,768 + 0,3146 1,024 + 3,6636
3,536 – (0,1017B2+0,4149B) ⅔ (7,536+ ⅔B) + ½ (7,536+B)2 ⅔ (7,536+B)
– ½ . ( 7 + B )2 (5.023+2/3.B) = 0
-0,0678B3 - 1,5414B2 + 0,9126B + 29,1517 = 0
dengan cara coba-coba didapat B = 4,249 m
Dalamnya pemancangan (D) = A + B = 6 + 4,249 = 10,249 m
Faktor keamanan : 10 %
D’ = D + 0,1 D
= 1,1 x 10,249
= 11,27 m
Panjang turap = Elv lantai dermaga + Elv dasar kolam + D’
= 1,804 + 1 + 11,27
= 14,074 ≈ 14 m
Momen maksimum
Pa1
1,268 m
Pa2
0,536 m x
Pa3
1,536 m
1m Pa4 Paw
Ppw
Catatan : dalam pelaksanaan antara bagian turap yang satu dengan yang lainnya
dirangkai dengan beton tulangan praktis.
Bobot kapal yang dilayani dermaga 5000 dwt. Setelah kapal menurunkan
muatannya, kemudian ruangan kosong diisi kembali, dengan demikian muatan
yang harus dilayani 10000 ton. Muatan yang bisa disimpan di lapangan
diasumsikan hanya 35 % saja (3500 ton).
Pelabuhan barang diperhitungkan mampu menahan beban hidup berupa beban
merata 3 t/m2.
3500
Jadi luas yang dibutuhkan untuk penumpukan sebesar = 1166,67 m 2 .
3
Diantara tumpukan yang ada harus disediakan gang-gang untuk lalu lintas orang
dan barang, diperkirakan sebesar 50 % sehingga luas lapangan menjadi 2333,33
m2.
Panjang lapangan ( d ) = Lp – c – e
Lebar jalan ( e ) diambil 13 meter dan tempat bongkar muat truk ( c ) diambil 18
m.
Panjang lapangan = 160 – 13 -18 = 129 m
2333,33
Lebar lapangan = = 18,1 m. Karena dimungkinkan penambatan kapal
129
pada kedua sisinya maka lebar lapangan menjadi 36,2 m, dalam perencanaan
diambil sebesar 45 m.
Direncanakan apron untuk 2 jalur kendaraan, lebar lalu lintas minimal yang
diperlukan sebesar 8 m, diambil sebesar 10,5 m. Lebar trotoir diambil 1 m, jarak
boulder ke tepi dermaga 1 m, dan jarak antara boulder dan dermaga 0,5 m..
Dengan demikian diperoleh lebar apron = 10,5 + 1 + 1 + 0,5 = 13 m.
Lebar dermaga ( Bp ) = b + 2a = 45 + 2x13 = 71 m.
Ly 3
= =1
Lx 3
3m
3m
Plat B dan C
• Beban yang bekerja pada pelat lantai B dan C
- Beban hidup lantai ( LL ) =500 kg/m2
- Beban mati ( DL )
- Beban sendiri lantai = 0,25 x 2400 kg/m3 = 600 kg/m2
3m
Ly 3
= =3
Lx 1
1m
Ly 1
1m = =1
Lx 1
1m
- Beban q1
Beban mati (q1D) :
q1D = ½ x 0.92 x 3 = 1,38 t/m
- Beban q2
Beban mati (q2D) :
q2D = ½ x 0.7 x 1 = 0,35 t/m
Beban hidup (q2L) :
q2L = ½ x 0,5 x 1 = 0,25 t/m
- Beban q3
Beban mati (q3D) :
q3D = ½ x 0.7 x 1 = 0,35 t/m
Beban hidup (q3L) :
q3L = ½ x 0,5 x 1 = 0,25 t/m
Gaya Horizontal
♣ Gaya gempa
- Jenis tanah
Tanah keras terdapat pada kedalaman –37 m
-7.5 m
γ=
2 3
-8.602 m c= 0.7 t/m 1.5788 t/m h= 1.102 m
γ=
2 3
-11.102 m c= 0.6 t/m 1.491 t/m h= 2.5 m
γ=
2 3
-13.602 m c= 0.9 t/m 1.4733 t/m h= 2.5 m
γ=
2 3
-16.102 m c= 1 t/m 1.4646 t/m h= 2.5 m
γ=
2 3
-18.602 m c= 1 t/m 1.4635 t/m h= 2.5 m
2
γ=
3
-21.102 m c= 1.2 t/m 1.513 t/m h= 2.5 m
2
γ=
3
-23.602 m c= 1.4 t/m 1.552 t/m h= 2.5 m
γ=
2 3
-26.102 m c= 1.2 t/m 1.5233 t/m h= 2.5 m
γ=
2 3
-28.602 m c= 1.6 t/m 1.5542 t/m h= 2.5 m
γ=
2 3
-31.102 m c= 2 t/m 1.5662 t/m h= 2.5 m
γ=
2 3
-37 m c= 3.1 t/m 1.5976 t/m h= 5.898 m
12.E.Ic
kx = n
h3
E = 4700 √ f’’c
= 4700 √40
= 29725,41 Mpa
= 297254,1 kg/cm2
g = 9,81 m/det
1 1 22 4
Ic = πD 4 = 30 = 39776,79cm4
64 64 7
n = jumlah kolom, nx = 13
nz = 24
Tiap kolom diasumsi terdiri dari 4 tiang pancang yang disatukan
oleh poer.
h = panjang kolom di atas dasar kolom + ⅓ dalam pemancangan
= ( Elv dasar kolam +Elv lantai – tebal plat, balok dan poer ) + ⅓
( Elv tanah keras – Elv dasar )
= ( 7,5+1,804-0,25-0,5-0,6) + ⅓ (37-7,5)
= 17,8 m
12.297254,1.39776,79
kx = 13.4
1780 3
= 1308,224 kg/cm = 130.822 t/m
12.297254,1.39776,79
kz = 24.4
1780 3
= 2415,182 kg/cm = 241,518 t/m
22 15438,576
Tx = 2. . = 23,1s
7 9,81.130,82
22 15438,576
Tz = 2. . = 17 s
7 9,81.241,518
0.06
0.04
C
0.02
0
0 1 2 3
T (dtk)
Tulangan Geser
Vu = 37.28 t = 372.8 kN
d = 40.25 cm
vu = Vu/(b.d) = 3.0873706 Mpa
∅vc = (0.6/6)√f'c = 0.591607978 Mpa
Penulangan lapangan
Tulangan lentur
Momen ( Mu ) = 22.98 t.m 229.8 kN.m
Tinggi efektif :
d = h - p - ½ Dtu - Dsengkang = 42.75 cm
Mu / (b*d2) = 4191.375124 kN/m2
Menurut tabel ( Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel
5.1.d )
ρ = 0.014513574 ρ min < ρ < ρ max
Tulangan single
Luas tulangan yang dibutuhkan :
As = 1861.365834 mm2
Tumpuan Lapangan
Gambar 5.14 Penulangan Balok A
Balok B (overstek)
Penulangan tumpuan
Tulangan Lentur
Momen ( Mu ) = 2.46 t.m =24.6 kN.m
Tinggi efektif :
d = h - p - ½ Dtu - Dsengkang = 42.75 cm
Mu / (b*d2) = 448.6850655 kN/m2
Menurut tabel ( Buku Grafik dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang Tabel
5.1.d )
= 0.001415607
ρ < ρmin, dipakai ρmin
Tulangan single
Luas tulangan yang dibutuhkan :
As = 448.875 mm2
Tulangan tarik dalam 1 baris = (b-2p-2Dsk+25)/(Dtu+25) = 4
Luas 1 tulangan tarik = 3.14*(Dtu/2)^2 = 490.625 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan = 1
Digunakan tulangan 2D25 Ast = 981.25 mm2
Tulangan Geser
Vu = 2.98 t = 29.8 kN
d = 42.75 cm
vu = Vu/(b.d) = 0.232358674 Mpa
∅vc = (0.6/6)√f'c = 0.591607978 Mpa
Penulangan lapangan
Tulangan Lentur
Momen ( Mu ) = 1.09 t.m = 10.9 kN.m
Tinggi efektif :
d = h - p - ½ Dtu - Dsengkang = 42.75 cm
Balok C
Penulangan tumpuan
Tulangan Lentur
Momen ( Mu ) = 0.5835 t.m = 5.835 kN.m
Tinggi efektif :
d = h - p - ½ Dtu - Dsengkang = 62.75 cm
a L – 2a a
M1 M1
M2
L -a
M1
Mx M2
q.L2 − 2a.q.L
=
2( L − a )
Mx = R1 . x – ½ q x2
dMx
Syarat extrim : =0
dx
R1 – q.x = 0
R1 L − 2a.L
x= =
q 2( L − a )
2
L − 2a.L L − 2a.L
M max = M 2 = R1 - 1/2q.
2( L − a ) 2( L − a )
2
L2 − 2aL
= 1 / 2q
2( L − a )
M1 = M2
2
L2 − 2aL
1/2q.a = 1 / 2q
2
2( L − a )
L2 − 2aL
a=
2( L − a )
2a2 –4aL + L2 = 0
a = 0,29.L ⇒ L= 12,5 m
= 3,625 m
M = ½ q . a2
= ½ . 169,65 . 3,6252
= 1114,65 kgm
Pada pengangkatan satu titik ini akan terjadi gaya normal akibat berat
sendiri yang besarnya :
P = q . L . sin α
d'/h = 0.2
f'c = 30 Mpa = 300 kg/cm2
β = f'c/25 = 1.2 untuk f'c ≤30 Mpa
β = 1.33 untuk f'c = 35 Mpa
fy = 400 Mpa = 4000 kg/cm2
Pu = 2.12063 t = 21206.3 N
Mu = 1.11465 t.m = 11146.5 N.m
P'u / (ø*Agr*0.85*f'c) = 0.018092734 < 0.1
maka nilai ø ditingkatkan menjadi 0.8
P'u / (ø*Agr*0.85*f'c) = 0.014700347
et = Mu/Pu = 0.525622103 m = 525.6221 mm
et/h = 1.752073676
P'u*et/ (ø*Agr*0.85*f'c*h) = 0.02575609
Dari grafik diperoleh nilai r = 0.009
ρ = β.r = 0.0108
As tot = ρ.Agr = 763.7142857 mm2
Digunakan tulangan 4 D 16 dengan Ast = 803.84 mm2
Berdasarkan pengaruh akibat penumbukan
angka kejut = 1,5
berat tiang (P) = ¼ x 3,14 x 0,3 x 0,3 x 2400 x 12,5 = 2120,575 kg
berat palu yang diperlukan
B = (0,5 P + 600) kg
= (0,5 . 2120,575 + 600) = 1660,288 kg
N = 1,5 x 1660,288 = 2490,431 kg
Nu = N + P = 2490,431 + 2120,575 = 4611 kg
P'u
= 0.039340006 < 0.1
ø*Agr*0.85*f'c
maka nilai ø ditingkatkan menjadi 0.8
P'u
= 0.031963755
ø*Agr*0.85*f'c
et = Mu/Pu = 0
et/h = 0
P'u*et
=0
ø*Agr*0.85*f'c*h
Dari grafik diperoleh nilai r = 0.003
ρ = β.r = 0.0036
As tot = ρ.Agr = 254.5714286 mm2
Digunakan tulangan 2 D16 dengan Ast = 401.92 mm2
Jadi dipakai tulangan 4D16 dengan Ast = 803.84 mm2
Perhitungan tulangan geser
q.( L2 − 2.a.L) 169,65.(12,52 − 2.3,625.12,5)
D= =
2.( L − a ) 2.(12,5 − 3,625)
= 627,227 kg
Vu = 627.227 kg = 6272.27 N
fy spiral = fys = 400 Mpa
A spiral = (Vu - f'c Agr - fy Ast)/fys = -6091.73 mm2
Diameter minimum spiral menurut ACI code ps 7.10.4.2 : db = 5 mm
Dipakai spiral db = 10 mm
as = 0.25 π db2 = 78.5 mm2
Menurut ACI code persamaan 10.5 :
ρs = 0.45 [ (Ag/Ac) - 1 ] (f'c/fys)
Dc = h - 2p = 220 mm
Ac = 0.25*3.14*Dc2 = 37994 mm2
Ag = 70714.28571 mm2
ρs = 0.029065369
Menentukan jarak spiral :
s = [ as π (Dc-db) ] / [ρs π Dc2/4 ] = 46.874 mm
Jarak spiral menurut ACI code ps 7.10.4.3 :
s maks = 7.5 cm s min = 2.5 cm
Dipilih jarak spiral 45 mm
QA = 0,886*78,478 = 69,532 t
QB = 0,772*78,478 = 60,585 t
Berat poer :
Vpoer = 1,2 . 1,7 . 0,6 . 2,4
= 2,938 ton
Jumlah tiang : nx = 1 nz = 2
Jarak tiang pancang terhadap titik berat poer :
Z1 = -0,4 Z2 = 0,4 X1 = X2 = 0
Σ z2 = (-0,4)2 + 0,42 = 0,32 Σ x2 = 0
Adanya eksentrisitas (ez) sebesar 0,45 m terhadap titik berat poer,
mengakibatkan adanya penambahan momen pada Mx sebesar V2xez.
Beban maksimum yang diterima tiang :
Vtot Mz. X max Mx.Z max
P= ± ±
n nz.Σx 2 nx.Σz 2
2 f 'c
.bo.d = 1 + 2 350 .2641,57.540,5
Vc = 1 +
βc 6 1 6
= 13355552,18 N = 13355,55 kN
∅Vc = 0,6.13355,55 = 8013,33 kN > Pt = 454,43 kN
d 8
= = 0,0695
Lo 115,163
Untuk d/Lo diatas dengan tabel (1, hal 267) didapat :
d 8
= 0,11347 L1 = = 70,503
L1 0,11347
Arah datang gelombang pada kedalaman 8 m.
L1 70,503
C1 = = = 8,206 m
T 8,592 dt
c1 8,206
sin α1 = sin α 0 = sin 45° = 0,4329
c0 13,404
α1 = 25,65°
Koefisien refraksi dihitung dengan rumus :
n0 L0 0,5 *115,163
Ks = = = 0,9725
n1L1 0,8636 * 70,503
1,03
Dengan memperhitungkan adanya efisiensi waktu, maka digunakan lapis lindung
dari tetrapod. Untuk selanjutnya digunakan lapis lindung dari tetrapod.
Lebar puncak pemecah gelombang
1/ 3
W
B = n.k∆
γr
N = 3 (minimum)
k ∆ = koefisien lapis lindung, dapat dilihat pada tabel 2.7 sebesar 1,04
1/ 3
0.5911
Untuk ujung : B = 3 x 1,04 = 1,892 = 1,9 meter
2,65
Tebal lapis lindung
1/ 3
W
t = n.k∆
γr
1/ 3
0,591
Untuk ujung : t = 2 x 1,04 = 1,261 = 1,3 meter
2,65
Jumlah batu pelindung
P γr
2/3
N = A.n.k∆ 1 −
100 W
2/3
50 2,65
Untuk ujung : N = 10 x 2 x 1,04 1 − = 28,28 = 29 buah
100 0,591
Dengan cara yang sama dapat dihitung bagian lengan pada beberapa kedalaman.
BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM
SU-01
PERATURAN UMUM
Tata laksana dalam penyelenggaraan proyek ini dilaksanakan berdasarkan
Peraturan-peraturan dan Ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan bangunan
borongan di Indonesia, maka yang sah dan mengikat adalah Syarat-syarat
Umum (SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan di Indonesia
(Algemen Voowarden) atau disingkat A.V. Nomor 9 tanggal 28 Mei 1941 dan
Tambahan Lembaran Negara No. 14571.
2. Keppres No. 16 tahun 1994 tentang pelaksanaan Anggaran dan Pendapatan
Belanja Negara dan Perubahannya yaitu Keppres No. 6 tahun 1999.
3. Keputusan bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Menteri
Negara Perancanaan Pembangunan Nasional / Ketua Badan Perencana
Pembangunan Nasional.
Nomor : KEP-27/MK.3/8/1994
KEP-166/KET/8/1994
Tangggal : 4 Agustus 1994
Tentang : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keppres 16 tahun 1994
tentang pelaksanaan APBN, dan Penyempurnaan Keppres 16 tahun 1994.
4. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan tertulis yang diberikan oleh Pemimpin
Bagian Proyek; Pengelola Proyek dan Direksi Pekerjaan atau Badan Pengawas
Pembangunan dan Pengawas Lapangan.
5. Kepmen PU. No. 67 /95, tanggal 13 Maret 1995.
SU-02
PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN
Pemberi tugas/pemilik (Bouwheer) adalah Pemimpin Bagian Proyek
Pembangunan Dermaga Kapal Barang Kendal Tahun Anggaran 2002/2003.
SU-03
NAMA PEKERJAAN
Nama Pekerjaan : Pembangunan Dermaga Kapal Barang Kendal
Lokasi : Kabupaten Kendal
SU-04
SUMBER DANA
Sebagai sumber dana adalah Pemerintah Kabupaten Kendal.
SU-05
PENGAWAS PEKERJAAN / PENGAWAS LAPANGAN
5.1. Sebagai Pengawas Pelaksanaan Pekerjaan sehari-hari di tempat pekerjaan
adalah Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Pimpro, dan Direksi
Lapangan yang akan ditunjuk oleh Pemimpin Bagian Proyek.
SU-06
PEMBORONG
6.1. Bila pemborong atau rekanan akan memulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan
di lapangan, maka sebelumnya supaya memberi tahu dan minta izin lebih
dulu kepada Pemimpin Bagian Proyek dan Pengelola Proyek yang lain
secara tertulis.
6.2. Untuk melaksanakan pekerjaan ini,maka pihak Pemborong supaya
menempatkan seorang Manager / Kepala Pelaksana yang ahli dan cakap
dibidang konstruksi bangunan air dengan pengalaman 5 (lima) tahun pada
pekerjaan yang setara termasuk paling sedikit 3 (tiga) tahun pengalaman
sebagai manajer dan kepadanya supaya diberi wewenang penuh oleh
Direktur atau Pimpinan Perusahaan, yang bertanggung jawab dan yang
dapat bertindak untuk dan atas nama Perusahaan.
6.3. Manajer / Kepala Pelaksana yang diberi kuasa penuh tadi, harus selalu
bertugas di tempat pekerjaan untuk menerima perintah-perintah dari Direksi
dan Pengelola Proyek serta Pemimpin Proyek, agar pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar dan sesuai dengan rencana kerja dan syarat kerja yang telah
ditetepkan.
SU-07
SYARAT-SYARAT PESERTA PELELANGAN
7.1. Yang dapat mengikuti Pelelangan Pekerjaan ini ialah Pemborong ynag
mempunyai Prakualifikasi dari Panitia Prakualifikasi Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Tengah yang masih berlaku, untuk bidang usaha Pekerjaan
Pemborongan dengan kualifikasi : A untuk bidang pekerjaan : Gedung,
Drainase, Jalan, Pengerukan, Dermaga Tahun Anggaran 2002/2003.
7.2. Bagi pemborong yang telah mengikuti Pelelangan dan telah memasukkan
Surat Penawaran, jika mengundurkan diri akan dikenakan sanksi sebagai
berikut :
Tidak diikutsertakan dalam Pelelangan Pekerjaan yang akan datang.
SU-08
PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING)
8.1. Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) Lapangan akan dilaksanakan
pada :
Hari / tanggal :
Jam :
Tempat :
Peserta yang akan mengikuti Aanwijzing Lapangan diharuskan melengkapi
administrasi :
- Bila yang akan manghadiri adalah Direktur/Pimpinan Perusahaaan
menyerahkan foto copy bukti diri KTP/SIM.
SU-09
PELELANGAN
9.1. Pelelangan atau penawaran pekerjaan akan dilakukan dengan Peraturan
Pelelangan Terbatas.
9.2. Pemasukan Surat Penawaran pelelangan akan dilakukan pada :
Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat :
9.3. Pembukaan Surat Penawaran akan dilakukan pada :
Hari :
Tanggal :
Jam :
Tempat :
9.4. Wakil Pemborong (bukan direktur perusahaan sendiri) yang menghadiri dan
mengikuti Pelelangan Pekerjaan, harus membawa Surat Kuasa yang
diserahkan kepada Panitia Pelelangan sebelum acara pelelangan pekerjaan
dimulai dan dibuat diatas kertas kop perusahaan asli.
SU-10
SYARAT-SYARAT PENAWARAN
10.1. Penawaran yang demikian adalah penawaran yang lengkap menurut gambar
bestek, semua Peraturan dan Ketentuan yang tercantum dalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat dan semua Ketentuan Tambahan yang dimuat
dalam Risalah Berita Acara Pemberian Penjelasan Pekerjaan yang ada.
10.2. Surat penawaran (supaya menggunakan contoh terlampir) Rencana
Anggaran Biaya; Daftar Analisa Pekerjaan; Surat Kuasa; Surat
Kesanggupan Memberikan Jaminan Pelaksanaan ;Surat Pernyataan
Kesanggupan untuk Tunduk pada Peraturan Pelelangan; Surat Kesanggupan
untuk Mengikuti Program ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja); Surat
Kesanggupan bekerjasama dengan Golongan Ekonomi Lemah; Daftar
Perlatan, supaya dibuat diatas kertas dengan kop nama perusahaan yang
bersangkutan dan ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan perusahaan dan
cap perusahaan. Untuk pembuatan Rencana Anggaran Biaya dan Daftar
Analisa Pekerjaan, cukup hanya lembar depan saja atau lembar pertama dan
lembar-lembar kertas yang lain, bisa menggunakan kertas jenis lain, ukuran
kwarto.
10.3. Surat penawaran (format surat penawaran terlampir)
Lampiran surat penawaran yang dibuat di atas kertas dengan kop nama
perusahaan yang bersangkutan dan ditanda tangani oleh Direktur/Pimpinan
perusahaan dan cap perusahaan.
- Rencana Anggaran Biaya
- Daftar Analisa Pekerjaan
- Surat Kuasa
- Surat Kesanggupan Memberikan Jaminan Pelaksanaan
- Surat Pernyataan Kesanggupan Untuk Mengikuti Program ASTEK
(Asuransi Tenaga Kerja)
- Surat Kesanggupan bekerjasama dengan Golongan Ekonomi Lemah
- Daftar Peralatan
SU-11
SAMPUL SURAT PENAWARAN
11.1. Surat Penawaran diajukan dalam sampul tertutup dan tidak tembus
pandang.
11.2. Sampul surat penawaran disediakan oleh Peserta Pelelangan. Sampul surat
penawaran tersebut supaya dilem, kemudian dilak 5 (lima) tempat pada
bagian belakangnya, yaitu 4 (empat) disudut-sudut dan 1 (satu) ditengah
sampul.
11.3. Tulisan pada sampul penawaran, ditulis dalam huruf balok/kapital,
kemudian ditempel atau diketik langsung.
DILAK DILAK
DILAK
DILAK DILAK
HARI :
TANGGAL :
JAM :
TEMPAT :
KEPADA
PANITIA LELANG
BAGIAN PROYEK PEMBANGUNAN DERMAGA
KAPAL BARANG KABUPATEN KENDAL
SU-12
SURAT PENAWARAN DAN LAMPIRANNYA
12.1. Bentuk surat panawaran adalah sebagaimana contoh.
12.2. Lampiran Surat Undangan terdiri dari :
a. Fotocopy Surat Undangan
b. Surat Penawaran asli bermeterai Rp. 2000 (dua ribu rupiah)
ditandatangani oleh Direktur atau Pimpinan Perusahaan diberi tanggal,
bulan dan tahun serta di cap perusahaan (lampiran 1).
c. Daftar Rencana Anggaran Biaya, atau Daftar Rincian Pekerjaan
(lampiarn 2 )
d. Analisa Harga Satuan, Daftar Harga Bahan dan Upah serta Harga
Satuan Pekerjaan.
e. Jaminan penawaran sebesar 1-3 % dari nilai kontrak. Jaminan
penawaran dari Bank Pemerintah atau dari Lembaga keuangan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan RI yang mempunyai program Surety
Bond. Jaminan ditujukan kepada Pemimpin Bagian Proyek
Pembangunan Dermaga Kapal Barang Kabupaten Kendal dengan masa
SU-13
SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Sampul surat penawaran yang dinyatakan tidak sah jika :
13.1. Sampul surat penawaran yang dibuat menyimpang dari Ketentuan-
ketentuan yang ada atau terdapat Harga Penawaran atau Tanda-
tanda dan atau kode-kode lain, diluar Syarat-syarat dan Ketentuan-
ketentuan yang telah ditentukan.
13.2. Pada sampul Surat Penawaran terdapat nama pemborong atau
penawar.
SU-14
SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Surat penawaran akan dinyatakan tidak sah dan gugur, bila :
14.1. Surat penawaran tidak lengkap berdasarkan syarat administrasi
seperti pasal 12.
14.2. Surat Penawaran tidak dimasukkan ke dalam sampul tertutup dan
tidak dilak 5 (lima) tempat, sesuai ketentuan yang ada.
14.3. Surat penawaran tidak dimasukkan pada waktu yang telah
ditetapkan.
14.4. Surat penawaran yang asli tidak bermeterai Rp.2000,- (dua ribu
rupiah ) dan di atas materai tidak dibubuhkan tanggal dan materai
tidak terkena tanda tangan penawar serta tidak terkena cap
perusahaan dan tanggal pada materai dapat disusulkan. Kealpaan
menuliskan tanggal/bulan/tahun pada materai diberikan waktu
penulisan sampai dengan Rapat Pembukaan Penawaran ditutup.
14.5. Surat penawaran tidak ditandatangani oleh penawar.
14.6. Harga penawaran yang tertulis dengan angka, tidak sesuai dengan
yang tertulis dengan huruf atau yang tertulis tidak jelas sama sekali.
14.7. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran pada surat penawaran, baik
yang tertulis dengan angka maupun yang tertulis dengan huruf.
SU-15
PENETAPAN CALON DAN PENGUMUMAN PEMENANG LELANG
15.1. Panitia Lelang akan menetapkan 3 (tiga) calon pemenang
pelelangan pekerjaan ini, berdasarkan hasil evaluasi penawaran.
Evaluasi penawaran menggunakan sistim gugur.
15.2. Metode dan Tata Cara Evaluasi Penawaran adalah sebagaimana
lampiran 9.
15.3. Dalam hal ada dua peserta pelelangan atau lebih mengajukan harga
penawaran yang sama, maka Panitia dengan memperhatikan
ketentuan yang ada, akan memilih peserta yang menurut
pertimbangannya mempunyai kecakapan dan kemampuan yang
lebih besar dan ini akan dicatat dalam berita acara.
15.4. Sebelum penetapan pemenang, Panitia akan mengadakan
pemeriksaan peralatan atas biaya Kontraktor. Pemeriksaan
peralatan akan dilakukan terhadap calon pemenang peringkat 1, 2,
dan 3 sesuai dengan peralatan yang ditawarkan. Bila terdapat
pemalsuan dari data yang ditawarkan dari calon pemenang
peringkat 1 maka penawar dianggap gugur, dan kesempatan akan
diberikan pada calon pemenang peringkat berikutnya.
15.5. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang
mengambil keputusan mengenai penetapan calon pemenang.
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh panitia, maka pejabat
yang berwenang menetapkan pemenang pelelangan dan cadangan
pemenang atau pemenang urutan kedua dan ketiga diantara calon
yang diusulkan panitia.
SU-16
PELELANGAN ULANG
16.1. Pelelangan dinyatakan gagal apabila :
16.1.1. Pelelangan diikuti kurang dari 5 (lima) rekanan
16.1.2. Penawaran yang memenuhi syarat-syarat dan sah ternyata
kurang dari 3 (tiga ) peserta.
16.1.3. Harga standar atau Pagu Biaya Pekerjaan dilampaui.
16.1.4. Dana yang tersedia tidak cukup.
16.1.5. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar.
16.1.6. Sanggahan dari rekanan ternyata benar.
16.1.7. Berhubung dengan pelbagai hal, tidak memungkinkan
mengadakan penetapan.
16.2. Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal atau pemenang yang
ditunjuk mengundurkan diri atau pemenang urutan kedua tidak
bersedia untuk ditunjuk sebagai pelaksana, maka panitia atas
persetujuan Kepala Dinas mengadakan pelelangan ulang.
SU-17
PENUNJUKAN PEMENANG
17.1. Surat keputusan penunjukan pemenang akan diberikan paling cepat
6 (enam) hari kerja dan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari
kerja, setelah pengumuman penetapan pemenang dan setelah
habisnya masa sanggahan.
17.2. Pemenang yang bersangkutan sebelum menandatangani Surat
Perjanjian atau kontrak kerja diwajibkan memberikan jaminan
pelaksanaan, berupa Surat Jaminan Bank atau dapat juga berupa
Jaminan Surety Bond sebesar 5% (lima per seratus) dari harga
kontrak. Pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pemimpin
Bagian Proyek, maka jaminan penawaran pemenang yang
bersangkutan segara dikembalikan.
17.3. Pemborong atau rekanan yang telah ditunjuk (setelah menerima
surat pengumuman lelang), harus segera menyerahkan Surat
Pernyataan Kesanggupan untuk Melaksanakan Pekerjaan.
17.4. Pemborong atau rekanan yang telah ditunjuk (setelah menerima
SPK), harus segera menyerahkan Daftar Isian Tenaga Kerja kepada
Perum Astek.
SU-18
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Pekerjaan harus dilaksanakan oleh pemborong atau rekanan yang
bersangkutan dan harus sesuai dengan :
18.1. Rencana kerja dan syarat-syarat, Gambar Bestek termasuk Gambar-
gambar penjelasannya.
18.2. Rencana kerja dan Syarat-syarat dengan segala perubahan-
perubahannya, yang dimuat dalam Risalah Berita Acara Pemberian
Penjelasan Pekerjaan.
SU-19
PENETAPAN URAIAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
19.1. Pemborong harus bertanggungjawab atas tepatnya ukuran-ukuran
pekerjaan sesuai dengan apa yang tercantum pada gambar bestek.
19.2. Pemborong berkewajiban untuk meneliti kembali dan mencocokkan
semua ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar bestek dan
segera memberitahukan kapada Pengawas Teknis Lapangan atau
Koordinator Pengawas jika terdapat kelalaian atau perbedaan atau
ketidakcocokan antara gambar yang satu dengan gambar-gambar
yang lain.
19.3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan atau
ketidakcocokan ukuran-ukuran dalam gambar bestek dan RKS,
maka RKS inilah yang dijadikan pedoman setelah
mempertimbangkan dari segi teknis akan membetulkan atau
menetapkan sebagaimana mestinya.
19.4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan perlu diadakan perubahan-
perubahan, maka gambar revisi dengan tanda warna merah di atas
gambar aslinya. Semua perubahan pekerjaan yang menyangkut
dengan masalah biaya, harus ada persetujuan dari Pemimpin Bagian
Proyek.
19.5. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Pemborong tidak boleh
menyimpang dari ketentuan yang tercantum dalam RKS dan ukuran
pada gambar bestek, kecuali seijin Pemimpin Bagian Proyek secara
tertulis.
SU-20
PENJAGAAN DAN PENERANGAN
20.1. Pemborong harus menguirus penjagaan di luar jam kerja, baik
siang maupun malam hari dalam kompleks pekerjaan, termasuk
bangunan yang sudah dikerjakan Kantor Direksi, Gudang Barang,
dan lain-lain.
20.2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan, perlu diadakan
penerangan lampu pada temtpat-tempat tertentu atas petunjuk
Direksi Lapangan.
20.3. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran atau
sabotase di tempat pekerjaan, oleh karena itu pemborong harus
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran dan alat-alat lain untuk
keperluan tersebut.
20.4. Pemborong bertanggungjawab sepenuhnya atas keamanan bahan
bangunan, alat-alat kerja dan lain-lain, yang disimpan dalam
gudang dan lokasi pekrjaan. Apabila sampai terjadi kebakaran atau
pencurian, maka pemborong harus segara mendatangkan gantinya,
demi kelancaran pelaksanaan pekerjaanya.
20.5. Segala resiko dari kemungkinan kehilangan dan kebakaran
menimbulkan kerugian, baik pada pelaksanaan pekerjaan dan
bahan bangunan yang telah tersedia, gudang maupun lingkungan
sekitarnya, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
SU-21
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN KERJA
21.1. Bilamana terjadi kecelakaan, maka pemborong harus segera
mengambil langkah dan tindakan yang perlu untuk keselamatan si
korban dan kejadian ini harus segara diberitahukan kepada
Pemimpin Bagian Proyek dan juga kepada Perum Astek untuk
diurus dan diselesaikan pertangungan asuransinya.
SU-22
PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN
22.1. Pemborong didalam melaksanakan pekerjaan ini supaya
mengutamakan penggunaan bahan-bahan produksi dalam negeri.
22.2. Semua bahan-bahan bangunan yang akan digunakan untuk
pekerjaan ini, sebelum digunakan harus ditunjukkan dulu contoh
bahannya untuk mendapatkan persetujuan pemakaian dari
Pengawas Teknik Lapangan dan Pemimpin Bagian Proyek dan
semua bahan bangunan yang digunakan harus berkualitas baik.
22.3. Semua bahan bangunan yang telah dinyatakan Tidak Dapat Dipakai
atau Ditolak Pemakaiannya oleh Pemimpin Bagian Proyek atau
Pengawas Teknik Lapangan, maka Pemborong harus segera
menyingkirkannya dari lokasi pekerjaan dalam waktu 1 x 24 jam.
Bilamana Pemborong mengabaikan Perintah Penyingkiran Bahan
Bangunan yang disengketakan oleh Pemimpin Bagian Proyek
maupun pengawas Teknik Lapangan, maka bahan bangunan
tersebut akan disita, tanpa memberitahukan kepada Pemborong
lebih dulu dan ini merupakan resiko Pemborong.
22.4. Bilamana Pemborong setelah diperingatkan, tetap melanjutkan
pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan
SU-23
RESIKO KENAIKAN HARGA DAN FORCE-MAJEURE
23.1. Selama Pemborong melaksanakan pekerjaan ini, Pemborong tidak
dapat mengajukan klaim atau tuntutan kepada Pemberi Tugas,
bilamana terjadi atau timbul adanya kenaikan harga bahan-bahan
bangunan, upah tenaga kerja, sewa alat-alat kerja dan lain
sebagainya.
SU-24
PAPAN NAMA PENGENAL PROYEK
Pada tempat atau lokasi pekerjaan supaya dipasang papan nama pengenal
proyek. Ketentuan papan nama pengenal proyek tersebut, sebagai berikut :
24.1. Papan nama pengenal proyek dibuat dari bahan kayu dan seng,
berukuran 1,00 x 2,00 meter, dengan tinggi terendah 1,70 meter.
24.2. Cat dasar papan nama pengenal proyek warna putih.
24.3. Model huruf balok warna hitam.
24.4. Kakai papan nama pengenal proyek, supaya dibuat 2 (dua) buah.
24.5. Pembuatan papan nama pengenal proyek harus baik, rajin, dan
kokoh.
24.6. Dipasang pada tempat yang mudah dilihat umum.
Contoh :
SU-25
BENTUK KONTRAK
25.1. Bentuk kontrak pekerjaan ini adalah menggunakan unit price.
25.2. Di dalam kontrak unit price ini harga satuan pekerjaan bersifat
mengikat, sedangkan volume yang diberikan oleh panitia adalah
sesuai estimasi saja dan tidak mengikat selama masa pelaksanaan.
Para penawar harus menawar dengan pedoman volume yang
diberikan oleh panitia dan tidak boleh merubah volume tersebut.
25.3. Harga satuan pekerjaan dalam kontrak unit price ini harus sudah
termasuk (memperhitungkan) ongkos (biaya) pelaksanaan pekerjaan
(biaya langsung), ovehead, resiko, pajak-pajak (diluar PPN), profit,
antara lain sebagai berikut :
a. Pembayaran sewa atau tanah untuk ganti rugi tanaman diluar
tempat pekerjaan (untuk tempat buangan, tempat pengambilan
jalan masuk, dan tempat buangan hasil galian/kerukan).
b. Harga material dan angkutan material sampai lokasi pekerjaan.
c. Biaya operasi alat yang digunakan (upah operator, bahan bakar,
pelumas serta perawatan alat dan penyusutan).
d. Sewa rumah untuk akomodasi staf pelaksana.
e. Administrasi Bank.
f. Pengadaan air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan dan
pengadaan air minum untuk tenaga pelaksana.
g. Pembersihan lapangan selama pelaksanaan pekerjaan sampai
waktu penyerahan pekerjaan selesai.
SU-26
LAIN-LAIN
26.1. Hal -hal yang belum tercantum dan diuraikan dalam Rencana Kerja
dan Syarat-syarat ini, akan dijelaskan dalam rapat Pemberian
Penjelasan Pekejaan, semua penjelasan yang diberikan berikut
penambahan, pengurangan, atau perubahan-perubahan yang ada,
akan dimuat dalam risalah Berita Acara Pemberian Penjelasan
Pekerjaan dan merupakan ketentuan yang mengikat disamping RKS
dan gambar-gambar bestek yang ada.
26.2. Daftar analisa yang dipakai untuk menghitung harga satuan
pekerjaan pada pekerjaan ini, harus berdasarkan pada analisa BOW
yang ada, atau akan ditentukan lain sesuai dengan penjelasan yang
diberikan. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang analisa pekerjaannya
tidak ada pada buku BOW tersebut, maka untuk ini Pemborong
diberi kebebasan untuk membuat analisa sendiri, sepanjang harga
BAB II
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI
Pasal 03 : PELAPORAN
3.1. Pemborong diwajibkan membuat Laporan Harian dan Laporan
Mingguan, dan Laporan Bulanan, yang menunjukkan Prestasi
Kemajuan Fisik Pekerjaan kepada pemberi Tugas, yang diketahui
Pasal 04 : DOKUMENTASI
4.1. Sebelum pekerjaan dimulai kegiatannya, maka keadaan lapangan
atau tempat dimana pekerjaan akan dilaksanakan yang masih
dalam keadaan fisik 0% atau keadaan yang masih asli sebelum
proyek ada, supaya diambil gambar foto atau dipotret. Pemotretan
supaya dipilih pada tempat-tempat yang dianggap penting
menurut pertimbangan dan petunjuk Pengawas Teknik Lapangan.
4.2. Penganbilan foto proyek, supaya diusahakan pada tempat atau
titik pemotretan yang tetap atau setiap jarak 100 meter dari dua
titik berlawanan, sehingga nantinya akan tampak dan diketahui
jelas perubahan-perubahan dan perkembangan-perkembangan
yang terjadi selama terselenggaranya pelaksanaan proyek.
Ukuran foto 5 R berwarna.
Disamping itu pemborong juga harus membuat dan menyerahkan
foto proyek ukuran 10R untuk keadaa fisik proyek 0% dan 100%
masing-masing sebanyak 2(dua) buah.
Semarang,…………………………...
BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
BANGUNAN PELABUHAN
Pasal : 1
PENDAHULUAN
1.1. Syarat-syarat pelaksanaan teknik sifatnya adalah pelengkap dari pada
Rencana Kerja dan syarat umum bagi Pelaksanaan Pembangunan Dermaga
Kapal Barang Kendal dengan sasaran menjelaskan, apa yang tertera pada
Gambar Pokok.
Kedua berkas ini, yakni Rencana Kerja dan Syarat Umum serta Rencana
Kerja dan Syarat Teknik bersama-sama merupakan satu berkas yang tidak
dapat dipisahkan dan bersama disebut Rencana Kerja dan Syarat-syarat bagi
Bangunan Pelabuhan (RKS _ Bangunan Pelabuhan )
1.2. Manakala ada perbedaan di antara apa yang diciptakan pada Gambar Pokok
dan pada RKS, maka pada dasarnya apa yang ditetapkan pada RKS yang
dianggap berlaku, kecuali bila ditetapkan lain oleh Direksi.
1.3. Dalam hal terdapat perbedaan seperti dimaksudkan pada ayat 1.2. di atas,
Pemborong, Kuasanya atau Pelaksana wajib segera memberi tahukannya pada
Direksi.
1.4. Semua pekerjaan yang menyangkut Pelaksanaan Teknis harus dilaksanakan
mengikuti dan memenuhi persyaratan yang tercantum dalam Normalisasi
Indonesia (N.I), Standar Industri Indonesia(S.I.I) dan Peraturan-Peraturan
Nasional maupun Peraturan-Peraturan setempat lainnya yang berlaku atas
jenis pekerjaan yang bersangkutan.
Untuk pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut di atas,
diberlakukan Standar International(ISO) yang berlaku atas pekerjaan tersebut
atau standar Persyaratan Teknis dari negara asal bahan/pekerjaan yang
bersangkutan.
1.5. Bila tidak ditentukan lain, maka merek dagang dari bahan yang disebabkan
dalam RKS ini semata-mata dimaksudkan untuk perbandingan, terutama
dalam mutu, bentuk, jenis dan sebagainya dan tidak diartikan sebagai
persyaratan yang mengikat.
Pemborong dapat mengusulkan merk dagang lain yang setaraf dalam hal
mutu, bentuk, jenis dan sebaginya untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Dalam hal ini disebabkan lebih dari satu merk dagang untuk jenis
bahan/pekerjaan yang sama, maka Pemborong dapat menyediakan salah satu
dari padanya dengan persetujuan Direksi.
Apabila dalam pekerjaan ini Pemilik dan Direksi akan mempekerjakan
Pemborong-Pemborong lain untuk melaksanakan pekerjaan lain yang sifatnya
khusus di lokasi yang sama, maka Pemborong harus memberikan kesempatan
yang diperlukan Pemborong lain tersebut untuk melaksanakan hingga selesai.
1.6. Pemborong harus sudah memperhatikan dalam penawarannya semua biaya-
biaya serta penjadwalan sehubungan dengan hal tersebut. Pemborong harus
mengadakan koordinasi dengan Pemborong lain tersebut agar pekerjaan
berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dalam penawaran.
Pasal : 2
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Bangunan Pelabuhan tersusun atas unsur-unsur sebagai berikut :
2.1. Dermaga Tambat
2.2. Revetment
2.3. Breakwater
2.4. Pengerukan
Pasal : 3
LISTRIK DAN AIR KERJA
3.1. Bila perlu Pemborong harus menyediakan sumber daya listrik sementara
untuk penerangan sementara yang cukup dengan cara memasang generator
atau dari sumber lain atas biaya Pemborong untuk dipergunakan selama
pekerjaan berlangsung.
3.2. Pemborong harus menyediakan air kerja sendiri dari sumber air terdekat atau
dengan cara mengangkut menggunakan truk tangki.
Pasal : 4
PENGANGKUTAN BAHAN-BAHAN
4.1. Pemborong harus memperhitungkan dan membuat jalan masuk untuk
mengangkut bahan-bahan sampai ke tempat pekerjaan, bila ternyata belum
tersedia jalan masuk sampai ke tempat pekerjaan tersebut.
4.2. Pemborong harus menjaga agar pengangkutan bahan-bahan, alat-alat kerja,
perlengkapan kerja dan sebagainya tidak merusak jalan-jalan, gorong-gorong
dan sebagainya yang dilaluinya.
Semua kerusakan yang terjadi akibat pengangkutan bahan-bahan harus
diperbaiki atas tanggungan Pemborong.
Pasal : 5
CONTOH-CONTOH BAHAN
Pasal : 6
KONSTRUKSI JENIS LAIN
Kecuali ditentukan lain, Pemborong boleh mengesahkan konstruksi jenis lain
berdasarkan keadaan dan data yang ada dengan persyaratan kemampuan yang
setara dengan persyaratan yang diminta.
Untuk hal ini Pemborong harus dapat membuktikan, bahwa secara teknis
(perhitungan, brosur, peralatan), waktu (cara pelaksanaan) dan biaya ( analisis
harga satuan), usulan konstruki jenis lain tersebut lebih menguntungkan.
Pasal : 7
PENGUKURAN DAN PEMATOKAN
7.1. Semua titik ukur yang berhubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada
ukuran setempat, yaitu titik ukur yang ada di lapangan pekerjaan seperti
yang direncanakan dalam gambar yang disetujui direksi.
7.2. Pengukuran dan Pematokan untuk menentukan batas-batas, peil dan
kemiringan lahan terhadap daerah sekitarnya sesuai petunjuk dan persetujuan
Direksi.
Pasal : 8
PEMBERSIHAN DAN PENEBANGAN
8.1. Seluruh lahan pembangunan harus dibersihkan dari pohon, semak-semak,
rumput, sampah, bahan-bahan lain yang mengganggu dan akar-akar pohan,
kecuali dinyatakan oleh Direksi.
8.2. Pada waktu pembersihan dan penimbangan Pemborong harus menjaga supaya
tidak mengganggu / merusak tanda-tanda atau patok-patok pengukuran.
Kerusakan-kerusakan yang terjadi selama pembersihan dan penebangan harus
segara diperbaiki oleh dan atas tanggungan Pemborong dengan persetujuan
Direksi.
8.3. Pembersihan dan Penebangan di luar daerah pengukuran yang telah disetujui
oleh Direksi tidak diberikan pembayaran.
8.4. Pemborong wajib membuang / menyingkirkan bahan-bahan yang tidak
diinginkan / dipakai dalam pekerjaan ini ke tempat lain atas biaya
Pemborong.
Pasal : 9
PEKERJAAN PENGGALIAN
9.1. Pekerjaan penggalian meliputi galian kolam pelabuhan, saluran pembuangan
(drainase) serta pekerjaan yang berhubungan dengan itu dan sesuai Gambar
Pokok.
9.2. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai kedalaman yang diperlukan
untuk pondasi, dinding, lantai dan lain-lain sesuai Gambar Pokok dan
disetujui Direksi.
9.3. Penggalian mencakup pemindahan tanah serta bahan lain yang dijumpai
dalam pengerjaannya.
9.4. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk dapat
memasang dan memindahkan rangka cetakan beton yang diperlukan serta
pembersihan.
9.5. Bila ternyata dijumpai keadaan yang tidak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar, maka penggalian harus ditambah / diubah
sesuai petunjuk Direksi dan untuk pekerjaan ini akan dinilai sebagai
pekerjaan tambahan.
9.6. Bila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi hingga
melebihi dari yang diperlihatkan dalam gambar atau petunjuk Direksi maka
kelebihan penggalian tersebut harus diurug kembali dengan pasir yang
dipadatkan sebagai tambahan.
9.7. Hasil kupasan lapisan tahah atas daerah pembangunan yang dapat dipakai
kembali harus ditimbun di tempat yang ditunjuk Direksi, untuk selanjutnya
dipergunakan dalam pekerjaaan landscaping.
Pasal : 10
PEKERJAAN PENIMBUNAN
10.1. Pekerjaan penimbunan meliputi pekerjaan penimbunan kembali bekas
saluran drainase, dan pekerjaan penimbunan lainnya sesuai Gambar Pokok.
Pasal : 11
PENGGUNAAN BAHAN TIMBUNAN
11.1. Bahan untuk penimbunan dapat berupa tanah hasil galian pada kolam
pelabuhan yang sesuai untuk keperluan itu dan telah disetujui oleh Direksi.
11.2. Bahan untuk penimbunan harus dalam keadaan kompak dan kering.
Pasal : 12
PEKERJAAN BANGUNAN PANTAI
13.1. Bahan yang digunakan untuk perlindungan pantai adalah sheetpile beton
produksi dari WIKA dengan ukuran yang telah ditentukan sesuai Gambar
Rencana.
13.2. Sambungan antar sheetpile agar dilakukan dengan teliti dan diawasi
dengan ketat supaya tidak terjadi rongga yang memungkinkan bahan
timbunan atau air dapat keluar/ meresap.
13.3. Bilamana diperlukan, bagian atas sheetpile bisa diberi pelindung dari
bahan tertentu untuk mencegah geseran dan sebagai ikatan antar sheetpile.
13.4. Untuk kemudahan pelaksanaan pemancangan, sheetpile bisa
disimpan/ditumpuk dekat dengan lokasi pemancangan.
Pasal : 13
PEMECAH GELOMBANG
14.1 Batu kali yang digunakan harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat
/ retak.
14.2. Batu kali yang akan digunakan untuk pemecah gelombang harus dietujui
oleh Direksi.
14.3. Pemasangan lapisan-lapisan pemecah gelombang harus dilakukan dengan
hati-hati dan diawasi dengan ketat agar tidak terjadi longsoran karena
pengaruh gelombang.
14.4. Pekerjaan pemecah gelombang harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran
dan bentuk yang ditunjukkkan dalam Gambar Pokok.
14.5. Permukaan lapisan teratas pemecah gelombang harus dibuat rata untuk
lalu lintas loader dan kendaraan lain .
Pasal : 14
BETON COR DI TEMPAT
15.1. Besi penulangan beton yang akan digunakan harus bebas dari karat atau
kotoran lain.
Pasal : 15
SEMEN
Semen yang digunakan adalah portland cement type II yang memenuhi syarat NI-
8, misal semen Nusantara / sejenis. Untuk beton mutu K.300 jumlah semen yang
dipakai dalam setiap campuran harus memenuhi syarat minimum yang ditentukan
dalan PBI-71 ( Tabel 4.3.4 ) yaitu 400 kg/m3 beton dengan faktor air semen
maksimum 0,52.
Pasal : 16
AGREGAT
Secara umum agregat-agregat yang harus memenuhi syarat seperti tercantum
dalam PBI-71 atau NI-2
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai aggregat halus.
Semua jenis agregat akan diuji dahulu oleh Direksi, untuk menentukan apakaH
pasir yang akan dihasilkan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalan
spesifikasi ini.
Pasal : 17
AIR
Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak beton dan baja tulangan.
Dalam hal ini sebaiknya dpakai air bersih yang dapat dipakai sebagai air minum.
Kontraktor harus melakukan pengujian secara teratur terhadap air yang diambil
dari sumbernya dalam pola dan kekerapan ujian yang disetujui Direksi, dan harus
menyerahkan catatan hasil setiap pengujian air tersebut kepada Direksi.
Pasal : 18
BAJA TULANGAN
Semua baja beton harus dalam keadaan baik dan dengan tingkat mutu serta ukuran
yang memenuhi standar Indonesia untuk beton PBI (NI-2) yaiu U24 serta harus
disetujui Direksi.
Diameter tulangan berkisar antara 8 sampai 20 mm buatan PT. Krakatau Steel.
Pemborong harus melengkapi semua baja beton yang digunakan dengan sertifikat
pengujian dari pabrik, untuk mendapatkan persetujuan pemakaiannya dari Direksi.
Pasal : 19
PENGUJIAN BETON
Adalah tanggung jawab Pemborong untuk menjamin agar semua bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang telah memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam spesifikasi ini. Oleh karena itu pemborong harus
melakukan pengujian yang sesuai dengan standar yang ditentukan atas biaya
sendiri.
Catatan-catatan lengkap dari hasil pengujian tersebut harus tersedia dan disimpan
dengan baik oleh pemborong dan apabila diminta oleh Direksi setiap saat
Pemborong harus dapat menunjukkannya.
Sekalipun sertifikat-sertifikat pengujian analisis bahan telah dibuat, Direksi atas
pertimbangannya sendiri dapat melakukan pengujian ulang setelah bahan-bahan
yang dimaksud dikirim ke pabrik atau lokasi, untuk menjamin agar bahan-bahan
tersebut sesuai syarat yang ditemtukan.
Pasal : 20
MUTU BETON
Beton yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah beton kelas I dengan mutu
K.300 menurut standar Indonesia untuk beton, PBI ( NI-2).
Kontraktor harus menyiapkan campuran percobaan sepenuhnya sesuai persyaratan
dan diuji sesuai peraturan Standar Indonesia yang relevan.
Pasal : 21
PEMBUATAN DAN PEMASANGAN TULANGAN
24.1. Penekukan / Pembengkokan
Penekukan menggunakan roller yang dapat berputar secara bebas.
Kecuali kalau dijelaskan secara khusus dalam gambar, tulagan beton harus
dibentuk dengan teliti sesuai standar PBI.
24.2. Pembuatan
Baja beton harus dipotong dari batang-batang baja yang lurus, bebas uliran,
bengkok atau kerusakan / cacat lain.
Semua baja beton harus disediakan sebanyak yang dinyatakan didalam
gambar-gambar.
Kecuali bilamana ditunjukkan pada gambar penyambungan baja beton
harus mendapat ijin terlebih dahulu dari Direksi.
Pasal : 22
BETON DEKKING
Beton Dekking harus sesuai persyaratan PBI, tebal dekking dari permukaan beton
harus dibuat minimal 4 cm.
Pasal : 23
PERMUKAAN BETON
26.1. Perbaikan Permukaan Beton
Semua permukaan beton, setelah semua tahapan pekerjaan selesai harus
bebas dari kekosongan, keropos, cacat besar dan cekungan.
Bila terdapat kerusakan atau keretakan bekas-bekas acian, kekosongan atau
cacat permukaan, Pemborong harus memberi tahu Direksi.
Tak ada pekerjaan perbaikan sebelum kondisi struktur diperiksa dahulu oleh
Direksi.
Perbaikan hanya dilakukan setelah ada persetujuan Direksi.
26.2. Apabila cacat permukaan beton, noda minyak, gemuk (grease) dan semua
bahan yang mungkin dapat mengototri permukaan beton harus dibersihkan
sebagai berikut :
- Bersihkan minyak dan gemuk dengan menggunakan air detergents dan
kemudian disikat.
- Noktah-noktah atau garis-garis pada permukaan beton dapat digosok
tanpa merusak texture permukaan beton.
- Grouting dapat dikerjakan dengan campuran semen dan pasir dengan
perbandingan 1 : 1.5 setelah permukaan beton mengeras.
26.3. Permukaan dari struktur pelat harus ditambahkan minimum 6 mm dari
elevasi yang disyaratkan apabila hendak dipasang struktur penutur atau
pelindung pelat. Sebelum menempatkan struktur penutup, permukaan pelat
harus dibasahi tetapi harus diusahakan tidak ada genangan air di atas
permukaan pelat tersebut.
26.4. Apabila dikehendaki bahwa permukaan pelat tidak ditutup (topping) pada
hari yang bersamaan setelah pengecoran dan sebelum campuran mengeras,
maka kelebihan bahan, air atau mineral asing supaya disingkirkan dari
permukaan dengan menggunakan sapu atau sejenisnya yang akan
mengeluarkan kerangka kecil atau lebihan tersebut sehingga lapisan
permukaan rata. Struktur penutup hanya dapat diletakkan 2 jam setelah
campuran beton ditempatkan pada posisi sebagaimana yang direncanakan.
Pasal :24
BEKISTING (FORMWORK)
28.1. Bekisting (formwork) adalah suatu material yang dipakai untuk
membentuk struktur bangunan di tempat sesuai dengan bentuk dan
Pasal : 25
BATU KALI
Batu kali yang dipergunakan untuk pemecah gelombang harus dibuat dari batu
pecah yang bersih, kering, kuat awet dan bebas dari bahan lain yang mengganggu
serta memenuhi persyaratan berikut :
- Keausan pada 500 putaran maksimum 40% (PB.0206 - 76 Manual
Pemeriksaan Bahan Jalan )
- Kelakatan dengan aspal minimum 95% (PB.0205 - 76 MPBJ)
- Penyerapan air maksimum 3% (PB.0202 - 76 MPBJ).
- Bersih bahan-bahan organik
- Indeks kepipihan / kelonjongan butiran tertahan 9.5 mm atau 3/8 "
maksimum 25% (British Standard 812)
- Berat jenis curah (bulk) minimum 2.5 ; khusus untuk terak (PB.0202 -76
MPB)
- Bagian yang lunak (AASHTO T - 189) ; maksimum 5%.
- Jumlah berat butiran tertahan saringan No.4 yang mempunyai paling
sedikit dua bidang pecah minimum 50%.
BAB VII
RENCANA ANGGARAN BIAYA
II. MATERIAL
1 Portland Cement Zak 28,.000,00
2 Besi beton btg 58,000,00
3 Kawat beton kg 6,500,00
4 Multipleks Lbr 70,000,00
5 Kayu bekististing m3 5,250,000,00
6 Paku kg 6,000.00
7 Balok perancah m3 1,150,000.00
8 Pasir beton m3 85,000
9 Batu belah m3 68,000.00
10 Batu pecah m3 90,000.00
11 Sheet pile beton WIKA Btg
III. Alat
1 Dump truck jam 46,000.00
Volume pelat:
3
A 0,25 x 3 x 3 = m3 2742,75
3
2,25 m
3
Jumlah pelat = 23 x 53 = 1219 buah
Volume pelat:
1
B 0,25 x 3 x 1 =
3 0.75 m3 m3 96,75
Jumlah pelat = 53 x 2 + 23 = 129 buah
C Volume pelat:
1
0,25 x 1 x 1 = m3 0,5
1 0,25 m3
Jumlah pelat = 2 buah
b. Balok
- balok 30 x 50
Volume balok :
0,3x0,5x(160x24+71x55) = 1161,75 m3
- balok 35 x 70
Volume balok: m3 1161,75
3
0,35x0,7x160x2=82,88 m
c. Poer
Volume poer A : 0,6 m m3 29,376
3 1,2 m
1,7x1,2x0,6 =1,224 m
1,7 m
Jumlah poer = 24 buah
Volume poer B : 0,6 m m3 2205,648
3
1,7x1,7x0,6 =1,734 m 1,7 m
1,7 m
Jumlah poer = 53x24 = 1272 buah
e. Boulder
Jumlah boulder = 8 x 2 = 16 buah buah 16
3. PEKERJAAN PONDASI
Panjang 1 tiang pancang = 37,5 meter
Jumlah tiang pancang = 4x53x24+24 = 5136 buah
4. PEKERJAAN TURAP BETON m’ 192600
Panjang turap beton = 14 meter
Lebar turap (B) = 500 mm = 0,5 m
5. PEKERJAAN BREAKWATER m3 116184,88
C B A
175 125 150 200
I
II A
III B
IV C
L alas = 88404,61
Volume pengerukan :
V = ½ x88404,61x6,5 = 287314,98 m3
- Alur pelayaran m3 12517,69
1,6
L alas = 15647,306
Volume pengerukan :
V = ½ x15647,306x1,6 = 12517,69 m3
d Ls Pengukuran 9,275.00
Kertas echosounder rol 25.000 120.00 3000.00
Theodolith hari 30.000 50.00 1500.00
Waterpas hari 30.000 40.00 1200.00
Juru ukur hari 40.000 30.00 1200.00
Pembantu juru ukur hari 40.000 20.00 800.00
Pekerja hari 90.000 17.50 1575.00
II. BREAKWATER
a m3 Pemuatan dan transportasi tetrapod
dari pelabuhan ke lokasi 27.34
Excavator jam 0.039 130.00 5.07
Boat penarik jam 0.039 160.00 6.24
Tongkang jam 0.039 150.00 5.85
Mandor hari 0.05 23.00 1.15
Pekerja hari 0.516 17.50 9.03
c m3 Breakwater 236.03
tetrapod m3 1.300 150.00 195.00
V. DERMAGA
a m3 Beton 1:2:3 1,770.57
Portland cement zak 68.000 22.50 1530.00
Batu pecah m3 0.820 52.00 42.64
Pasir m3 0.54 80.00 43.20
Concrete mixer jam 0.741 15.00 11.12
Concrete vibrator jam 0.741 10.00 7.41
Mandor hari 0.300 23.00 6.90
Pekerja hari 6.000 17.50 105.00
Tukang batu hari 1.000 22.00 22.00
Kepala tukang batu hari 0.100 23.00 2.30
b kg Pembesian 1,514.40
Besi beton btg 125.000 10.00 1250.00
c m2 Cetakan 34.28
Kayu begisting m3 0.040 400.00 16.00
Paku kg 0.400 6.00 2.40
Mandor hari 0.010 23.00 0.23
Pekerja hari 0.200 17.50 3.50
Tukang kayu hari 0.500 22.00 11.00
Kepala tukang kayu hari 0.050 23.00 1.15
d m2 Bongkar cetakan
1/5 x 1/3 x 1/10 x 158.80 3,176.00
d m2 Perancah 133.88
Balok perancah m3 0.100 1,150.00 115.00
Paku kg 0.500 6.00 3.00
Mandor hari 0.010 23.00 0.23
Pekerja hari 0.200 17.50 3.50
Tukang kayu hari 0.500 22.00 11.00
Kepala tukang kayu hari 0.050 23.00 1.15
b m3 Fender 41965.50
Fender bh 1.000 12,265.50 12265.50
Mandor hari 0.150 23.00 3,450.00
Pekerja hari 1.500 17.50 26,250.00
II. BREAKWATER
1 Breakwater sisi barat m3 116,184.88 236030.00 27423117226.40
2 Breakwater sisi timur m3 116,184.88 236030.00 27423117226.40
V. DERMAGA
A. Pondasi
1 Tiang pancang 40x40 WIKA m' 192,600.00 110000.00 21186000000.00
2 Pemancangan tiang pancang m' 192,600.00 156370.00 30116862000.00
B. Beton bertulang
1 Poer/pile cap m3 2,235.02 3247780.38 7258854093.73
2 Balok m3 1,244.63 3553925.38 4423322139.49
3 Pelat lantai m3 2840.00 3110560.38 8833991465.00
(Terbilang : Seratus tiga puluh empat milyar tujuh ratus sembilan puluh delapan
juta tiga ratus dua puluh empat ribu rupiah.)
8.1 KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan ini dapat disimpulkan bahwa:
• Dermaga kapal barang yang akan dibangun di Kabupaten Kendal
direncanakan bisa untuk berlabuh kapal sampai dengan 5000 dwt. Jenis
dermaga yang digunakan adalah bentuk jetty dengan dua tambatan. Ukuran
dermaga 160 x 71 m2.
• Karena letak tanah kerasnya cukup dalam maka dermaga ini didukung oleh
kelompok tiang pancang tanpa menggunakan kolom.
• Struktur dermaga diberi dilatasi setiap 40 m panjang dermaga.
• Proyek pembangunan dermaga kapal barang ini termasuk dalam proyek besar.
Proyek pembangunan ini memerlukan 2 tahun anggaran (64 minggu).
• Pelaksanaan proyek tersebut memerlukan biaya yang sangat besar, yaitu
sebesar Rp. 134798324000.00
• Pembangunan proyek ini membutuhkan efisiensi waktu, tenaga dan biaya
yang tinggi.
8.2 SARAN
Untuk mendukung perencanaan yang lebih baik lagi maka kami berikan
saran-saran sebagai berikut :
• Perlu diadakan penelitian berkaitan dengan tingkat sedimentasi di lokasi
proyek sehingga perencanaan dermaga bisa dibuat lebih baik lagi.
• Pemerintah setempat meningkatkan layanan dan hubungan dagang dengan
investor dalam maupun luar negeri.
• Prediksi jumlah kapal didekati dengan lebih akurat lagi.