Anda di halaman 1dari 8

Arsitektur Mesir Purba

Sepanjang Sejarah Mesir Purba, terbagi dalam 6 jaman – jaman kerajaan, atau kurang lebih
31 dinasti firaun-Firaun. Dan gaya arsitektur yang berkembang di zaman ini tidak memakan
waktu yang singkat tetapi memakan waktu beratus – ratus tahun. Perkembangan arsitektur
di peradaban Mesir Purba tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan dan kepercayaan kaum
Mesir Purba.

Budaya dan arsitektur masyarakat


Sebagian Besar masyarakat mesir purba hidup sebagai petani. Karena daratan
lembah sungai Nil memiliki tanah yang subur. Akan tetapi kegiatan bertani ini sangat
dipengaruhi oleh pasang surut air sungai Nil. Disaat musim pasang datang dan mereka tidak
bisa memanfaatkan tanah mereka untuk bertani, maka waktu dan tenaga mereka dipakai
untuk membangun di bidang lain misalnya di bidang arsitektur.
Proyek pembangunan dikelola dan dinai oleh pemerintah untuk kepentingan religious.
Sebagai bentuk peringatan terhadap kekuasaan Firaun. Bangsa Mesir purba sudah mampu
membangun struktur batu dengan peralatan sederhana namun efektif, dengan tingkat akurasi
dan presisi yang tinggi.
Kediaman rumah tinggal mereka terbuat dari tanah liat yang di desain untuk menjaga
udara tetap dingin di siang hari. Bangsa mesir purba sangat menghargai penampilan dan
kebersihan. Jadi dampaknya juga terlihat pada bangunan rumah tinggal mereka yang
temboknya dicat warna putih dan beberapa juga ditutupi dengan hiasan berupa linen yang
diberi warna.
Kediaman masyarakat baik dari kalangan kaya maupun biasa terbuat dari bahan baku
batu bata dan kayu yang mudah hancur. Oleh karena itu tidak ada satupun peninggalan
kediaman rumah mereka yang terselamatkan. Perbedaannya masyarakan biasa memiliki
rumah yang sederhana sedangkan kaum kaya memiliki kediaman dengan struktur rumit.
Seperti istana dengan hiasan dengan pemandangan yang indah. Sedangkan struktur penting
seperti kuil atau makam dibuat dari batu agar dapat bertahan lama.

Kepercayaan
Kaum Mesir Purba percaya akan kekuatan gaib dan adanya kehidupan setelah
kematian. Kehidupan mereka juga tergantung pada kekuasaan Firaun yang tidak bisa
dipisahkan sebagai manusia, pendeta dan wakil tertinggi. Masyarakat mesir percaya bahwa
manusia terdiri dari bagian fisik dan spiritual. Jadi setelah kematian aspek spiritual mereka
akan lepas dari tubuh dan mencari tubuh fisik mereka dalam bentuk lain seperti patung
sebagai tempat terakhir untuk pulang. Oleh karena itu masyarakat Mesir Purba menyembah
patung- patung yang di letakan di ruang di tengah sebuah kuil atau menyembah patung
dirumah mereka.

Patung firaun

Adat pemakaman Mesir purba cukup unik. Karena percaya dengan adanya kehidupan
setelah kematian, mereka mengawetkan tubuh mayat melalui mumifikasi. Dan mayat yang
sudah dimumifikasi diletakkan kedalam sebuah peti berbentuk perahu yang melambangkan
eratnya sungai dengan kehiduoan manusia. Usaha pertama mereka menciptakan sebuah
kuburan yaitu berupa Mastaba.
Bentuk mastaba sederhana. Yaitu terbuat dari tumpukan batu – batu kali atau batu – batu
gunung. Mastaba memiliki struktur persegi panjang dengan atap datar yang dibangun untuk
menutupi ruang bawah tanah untuk menyimpan mayat. Dari bentuk mastaba yang
sederhana ini seiring dengan berjalannya dinasti berkembang menjadi piramida tangga
yang tidak lain adalah tumpukan – tumpukan mastaba. Contoh mastaba yang tertua dan
terkenal adalah Mastaba Firaun Aha dari dinasti ke II yang terletak di Sakhara.
Bentuk mastaba ini semakin lama semakin berkembang dan menjadi bentuk pyramid
– pyramid raksasa yang lebih layak untuk tempat persemayaman seorang Firaun. Dan proses
berkembangnya bentuk mastaba menjadi bentuk pyramid ini memakan waktu yang tidak
singkat, yaitu sampai beratus – ratus tahun.

Pyramid

Terdapat perbedaan pula antara penguburan orang Mesir biasa dan orang Mesir kaya. Orang
mesir kaya biasanya dikuburkan dengan jumlah barang mewah yang lebih banyak. Tradisi
penguburan barang mewah dan barang – barang sebagai bekal almarhum juga berlaku pada
semua tanpa memandang status sosial. Pada permulaan kerajaan baru, Buku kematian
disertakan dalam kuburan mereka bersama dengan patung Shabti, patung yang dipercaya
akan membantu pekerjaan mereka di akhirat. Dan setelah pemakaman, kerabat yang masih
hidup diharapkan untuk sesekali membawa makanan ke dalam makam dan membacakan
doa atas nama almarhum.
Bangunan Kuil terbagi dalam 2 type. Yaitu tipe Cult- Temple yang fungsinya sebagai
tempat peribadatan dan pemujaan langsung ke dewa.
Cult- Temple

Dan tipe kedua yaitu Mortuary – temples yang dibangun untuk mengabadikan dan memuja
seorang Firaun yang meninggal.

Mortuary – temples

Bangunan kuil terdiri dari entrance hall yang terdiri dari tiang – tiang, Court atau halaman
dalam, lalu berikutnya alas hypostyle hall baru setelah itu ada ruang suci dan beberapa kapel
yang semuanya dikelilingi oleh dinding tinggi dengan lubang – lubang cahaya dari atas.
Namun semakin lama, peran firaun sebagai perantara spiritual mulai berkurang
seiring dengan munculnya kebiasaan untuk memuja langsung Tuhan, tanpa perantara. Di
sisi lain, para imam mengembangkan system ramalan (oracle) untuk mengomunikasikan
langsung keinginan dewa kepada masyarakat.

Seni
Bangsa Mesir Purba sudah mulai menganal seni. Mulai dari ukiran ukiran juga
mengenal musik dengan instrument musik yang biasa digunakan dalam acara pemakaman.
Selama 3500 tahun seniman mengikuti bentuk artistic dan ikonografi yang
dikembangkan pada masa kerajaan lama. Terdapat aliran ketat yang haru sdiikutin sehingga
bentuk aliran ini tidak mudah berubah dan tidak terpengaruh oleh aliran lain. Standard artistik
pada masa itu antara lain :
 Garis – garis sederhana
 Bentuk, area, warna yang datar mengkombinasi dengan karakteristik figure yang tidak
memiliki kedalaman spasial
 Menciptakan rasa keteraturan dan keseimbangan dalam komposisinya
Perpaduan antara gambar dan tulisan dapat terjalin dengan baik di tembok makam
maupun kuil, peti mati dan patung.
Bahan yang mereka pakai untuk memahat biasanya adalah :
 batu kayu sebagai bahan dasar untuk memahat.
 Cat yang di dapat dari mineral seperti biji (merah dan kuning), bijih perunggu (biru dan hijau),
jelaga, atau arang (hitam) dan batu kapur (putih).
 Cat dapat dicampur dengan gum arab sebagai pengikat dan ditekan.

Ukiran di mastaba ptah hotep

CONTOH KARYA ARSITEKTUR


Piramid Zoser
Ini adalah pyramid besar pertama. Pyramid ini dibangun selama dinasti ke-3, pada periode
dinasti pertama. Arsiteknya yang bernama Imphotep merancang bangunan ini
untuk menjadi makam firaun Zoser (2649-2575 SM). Tinggi bangunan ini mencapai 62
meter.

Piramid Gizeh

Piramida Agung Giza adalah piramida tertua dan terbesar dari tiga piramida yang ada di
Nekropolis Giza dan merupakan satu-satunya bangunan yang masih menjadi bagian
dari Tujuh Keajaiban Dunia. Dipercaya bahwa piramida ini dibangun sebagai makam
untuk firaun dinasti keempat Mesir, Khufu. dan dibangun selama lebih dari 20 tahun dan
diperkirakan berlangsung pada sekitar tahun 2560 SM.. Piramida ini kadang-kadang
disebut sebagai Piramida Khufu

Sphinx
Sphinx patung singa berkepala manusia diyakini merupakan kepala Khufu. Memiliki
panjang 3 meter dan tinggi 20 meter. Melambangkan watak gagah laksana singa dan
kepribadian lembut laksana manusia.

Obelisk

Obelisk adalah monumen tinggi, ramping bersisi empat yang dimahkotai kemuncak
berbentuk piramida. Obelisk pada masa Mesir purba biasanya terbuat dari monolit atau batu
tunggal. Tang tingginya sekitar 9 sampai 10 kali ukuran bidang dasar dan di keempat sisinya
ditulisi dengan huruf hieroglyph.
Pada dasarnya pembuatan obelisk adalah untuk pemujaan dewa matahari.
Kuil Abu Simbel

Abu Simbel adalah kuil termegah peninggalan Mesir Kuno di masa pemerintahan Firaun
Ramses II pada masa jaman kerajaan baru dan jaman kerajaan Ptolemeus. Dibangun
dengan desain dan konstruksi yang istimewa. Membentang menembus perut bukit, di Sungai
Nil. Kuil ini dibangun pada tahun 1301 SM.

Anda mungkin juga menyukai