PENDAHULUAN
Abses hepar adalah bentuk infeksi pada hepar yang disebabkan karena infeksi bakteri,
parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari system gastrointestinal yang ditandai
dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus di dalam parenkim hati. Dan sering
timbul sebagai komplikasi dari peradangan akut saluran empedu.
Bakteri ini bisa sampai ke hati melalui kandung kemih yang terinfeksi, luka tusuk atau
luka tembus, infeksi didalam dan infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran
darah. Gejalanya berkurangnya nafsu makan, mual dan serta bisa terjadi nyeri perut.
Pada umumnya abses hepar dibagi dua yaitu abses hati amebik (AHA) dan abses hati
pyogenik (AHP). AHA merupakan komplikasi amebiasis ekstraintestinal yang sering dijumpai di
daerah tropik/ subtropik, termasuk Indonesia. Abses hepar pyogenik (AHP) dikenal juga sebagai
hepatic abses.
Bakteri patogen melalui arteri hepatica atau melalui sirkulasi vena porta masuk ke dalam
hati, sehingga terjadi bakteremia sistemik, ataupun menyebabkan komplikasi infeksi
intraabdominal seperti divertikulitis, peritonitis dan infeksi post operasi.
Abses hepar masih merupakan masalah kesehatan dan sosial pada beberapa negara
berkembang. Prevalensi yang tinggi sangat erat hubungannya dengan sanitasi yang buruk, status
ekonomi yang rendah serta gizi yang buruk. Meningkatnya arus urbanisasi menyebabkan
bertambahnya kasus abses hepar didaerah perkotaan. Di negara yang sedang berkembang abses
hepar amebik lebih sering didapatkan secara endemik dibanding dengan abses hati piogenik.
Dalam beberapa decade terakhir ini telah banyak perubahan mengenai aspek epidemiologi,
etiologi, bakteriologi, cara diagnostic maupun mengenai pengelolaan serta prognosisnya.
BAB 2
ISI
Definisi
Abses hepar merupakan infeksi pada hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit,
jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari system GIT, ditandai dengan proses supurasi
dengan pembentukan pus, terdiri dari jaringan hati nektrotik, sel inflamasi, sel darah dalam
parenkim hati. Organisme mencapai hati melalui satu jalur berikut :
Abses hepar timbul pada keadaan defisiensi imun (lanjut usia, imunosupresi, kemoterapi
kanker disertai kegagalan sumsum tulang).
Prevalensi
Prevalensi abses piogenik sukar ditetapkan. Dahulu hanya dapat dikenal setelah autopsi.
Sekarang dengan peralatan yang lebih canggih seperti USG, CT scan dan MRI lebih mudah
untuk membuat diagnosisnya. Prevalensi autopsy berkisar antara 0,29-1,47%, sedangkan di rumh
sakit didapakat antara 0,008-0,016%. Sedangkan pada Negara maju seperti Amerika
prevalensinya sangat berbeda dibanding dengan negara-negara berkembang. Menurut
penyebabnya abses hepar pada negara maju dapat dirata-ratakan sebagai berikut:
1. Abses hepar piogenik, disebabkan oleh lebih dari satu mikrobakteri, 80 % pada
negara maju.
2. Amebiasis hati, penyebab utamanya entamoeba hystolitica, 10 % dari seluruh kasus
abses hepar
3. Fungal abses, paling sering disebabkan oleh spesies candida, kurang dari 10 %
kasus abses hepar
Perbandingan jumlah penderita abses hepar menurut jenis kelamin adalah pria lebih
banyak yang terinfeksi dibandingkan wanita dan menurut prevalensi jumlah
penderita paling banyak pada usia decade keempat sampai kelima.
Etiologi dan Patogenesis
Abses hepar terbagi 2 secara umum, yaitu abses hepar amebic (AHA) dan abses hati
piogenik (AHP).
AHA merupakan salah satu komplikasi amebiasis ekstraintestinal, paling sering terjadi di
daerah tropis/subtropik. AHA lebih sering terjadi endemic di negara berkembang dibanding
AHP. AHA terutama disebabkan oleh E. Histolytica.
AHP tersebar di seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis dengan sanitasi buruk.
Etiologi AHP adalah enterobactericeae, microaerophilic streptococci, anaerobic streptococci,
klebsiella pneumonia, S. aureus, candida albicans, aspergillus, S. typhii, yersinia enterolitica dan
fungal.
Pada era pre-antibiotik, AHP terjadi akibat komplikasi apendisitis. Bakteri patogen melalui
arteri hepatica atau sirkulasi vena porta masuk kedalam hati, sehingga terjadi bakterimia
sistemik, atau menyebabkan komplikasi infeksi intraabdominal (diverticulitis, peritonitis dan
infeksi post operasi).
Sedangkan saat era antibiotik, terjadi peningkatan insidensi AHP akibat komplikasi dari
system biliaris (kolangitis, kolesistitis). Hal ini karena makin tinggi angka harapan hidup dan
makin banyak pula orang lanjut usia dikenai penyakit sistem biliaris ini. AHP juga bisa akibat
trauma, luka tusuk/ tumpul, dan kriptogenik.
Abses hepar piogenik dapat terjadi melalui infeksi yang berasal dari :