Anda di halaman 1dari 2

2.

Jelaskan siklus plasmodium sampai menyebabkan terjadinya malaria

Plasmodium mengadakan proses skizogoni atau siklus aseksual (Gambar 1) di


dalam tubuh manusia. Sedangkan tempat Plasmodium melangsungkan proses
sporogoni atau siklus seksual (Gambar 1) terjadi di dalam tubuh nyamuk (Laksono,
2011).
a. Siklus Aseksual
Ketika nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi parasit malaria menggigit
manusia, sporozoit keluar dari kelenjar liur nyamuk dan masuk ke dalam darah.
Sporozoit melalui sirkulasi darah dan menetap di sel parenkim hati untuk
bermultiplikasi dan berkembang menjadi skizon jaringan (skizogoni). Bagian siklus ini
dikenal sebagai stadium intrahepatik atau pra-eritrosit/eksoeritrosit. Selanjutnya,
skizon jaringan akan pecah dan mengeluarkan banyak merozoit.

Sporozoit Manusia
Merozoit
Nyamuk

Sporozoit
Sel hati

Sel darah Zigot


merah
Gametosit betina
Unit gametosit

Gametosit jantan Gametosit jantan

Gambar 1. Siklus hidup Plasmodium (Hakim, 2011)

Merozoit-merozoit tersebut akan menginvasi sel-sel hati lainnya dan memasuki


peredaran darah untuk kemudian menginvasi eritrosit. Begitu merozoit memasuki
eritrosit, dimulailah bagian siklus yang dinamakan fase eritrosit. Pada Infeksi P.
falciparum dan P. malariae, skizon jaringan pecah serentak, sedangkan pada infeksi P.
vivax dan P. ovale, beberapa skizon jaringan tetap dalam keadaan laten untuk
menimbulkan relaps di kemudian hari. Merozoit di dalam eritrosit, berkembang
menjadi sel uninukleus yang disebut trofozoit cincin. Nukleus trofozoit cincin tersebut
kemudian membelah secara aseksual, membentuk skizon yang mempunyai beberapa
nukleus. Selanjutnya, skizon membelah dan membentuk merozoit mononukelus.
Eritrosit kemudian pecah dan melepaskan 624 merozoit ke sirkulasi. Penghancuran
eritrosit terjadi secara periodik sehingga menimbulkan gejala khas malaria, yaitu
demam diikuti menggigil. Sebagian besar merozoit masuk kembali ke eritrosit dan
mengulangi fase skizogoni. Sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina
yang siap dihisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh
nyamuk (stadium sporogoni) (Laksono, 2011).
b. Siklus seksual
Mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) yang terhisap oleh
vektor bersama darah penderita, akan mengalami proses perkawinan dalam tubuh
nyamuk. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi
ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan membentuk
sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor. Perubahan dari mikrogametosit
dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut
masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan
lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies Plasmodium adalah berbeda.
Jumlah sporozoit P. vivax dalam ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni
selama 8 -9 hari; sporozoit P. falciparum adalah 10 -12 butir dan siklus sporogoni
selama 10 hari, P. malariae adalah 6 -8 butir dan siklus sporogoni selama 26 -28 hari
(Hakim, 2011).

Hakim, L. 2011. Malaria: Epidemiologi dan Diagnosis. Aspirator. 3(2): 107-116

Laksono, R.D. 2011. Profilaksis Malaria di Perbatasan Indonesia- Timor Leste. Cermin
Dunia Kedokteran. 38(7): 503-507

Anda mungkin juga menyukai