Namun apabila tubuh kita tidak berhasil memberantasnya, infeksi HPV dengan jenis tertentu
berpotensi menyebabkan kanker serviks. Karena itu, para wanita dianjurkan untuk selalu
memeriksakan kesehatannya serta menjalani vaksin pencegah HPV.
Jika infeksi HPV sampai pada tahap menimbulkan gejala, indikasi utama adalah tumbuhnya
kutil. Jenis kutil terbagi ke dalam 5 kategori, yaitu:
Gejala kutil
Pada umumnya, bentuk kutil menonjol ke atas seperti bulatan yang memiliki permukaan
kasar. Selain menyerupai bulatan kasar, ada juga yang tampak memanjang dan tipis. Kutil
juga dapat berkembang di telapak kaki yang berlubang di tengah yang di sekitarnya
dikelilingi kulit yang mengeras.
Diameter kutil bisa berkisar antara 0,1 hingga 1 sentimeter. Kutil bisaterdapat di tangan atau
dibawah permukaan kaki. Meskipun begitu, kutil bisa muncul di permukaan kulit mana pun.
Kutil merupakan kondisi yang tidak bersifat kanker. Tampilannya mungkin akan susah
dibedakan dengan beberapa kondisi kulit lainnya. Oleh karena itu, kunjungi dokter agar bisa
dilihat dan ditangani.
Pengobatan kutil
Meski sebagian besar kasus kutil bisa membaik dengan sendirinya, namun
langkah pengobatan tetap perlu dilakukan, terutama jika kutil telah menyebar ke bagian tubuh
yang lain, mulai menimbulkan rasa sakit, dan menyebabkan pendarahan.
Sebagian besar kutil dapat hilang dengan sendirinya tanpa harus diobati, namun ini bisa
memakan waktu hingga beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.
Ada baiknya kita mencoba menangani kutil di rumah dengan cara mengoleskan salepatau
plester yang mengandung asam salisilat yang bisa dibeli tanpa resep dokter untuk
mempercepat proses penyembuhan.Sedangkan metode penghilangan kutil dengan cara
menempelkan pita perekat pada kutil hingga kini belum terbukti keberhasilannya.
Jika kutil tidak kunjung sembuh setelah diobati sendiri, disarankan untuk menemui dokter
untuk mendapatkan pengobatan. Metode pengobatan kutil yang biasanya dilakukan oleh
dokter bisa bermacam-macam, mulai dari pemberian krim kulit dengan kandungan zat yang
lebih kuat, cryotherapy atau pembekuan area kulit yang sakit dengan nitrogen, hingga
menggunakan terapi laser.
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri
berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia
berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang
aktif secara seksual.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang
paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar
masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi pendarahan, belum berarti Anda
menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera
tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai terdapat kanker serviks, rujukan menemui dokter
spesialis akan diberikan.
Kanker Serviks
Sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, semakin muda usia wanita yang terserang kanker
serviks, yaitu kisaran usia 21-22 tahun di tahun 2000 dan mencapai usia di bawah 20 tahun
pada tahun 2012. Penelitian WHO menyingkapkan kurangnya tindakan skrining penyakit
kanker di Indonesia. Khususnya untuk skrining kanker serviks yaitu sitologi serviks dan
ulasan asam asetat, secara umum belum tersedia di pusat kesehatan primer pada tahun 2014.
Ini ikut berpengaruh pada jumlah kematian kanker serviks di Indonesia yang tergolong tinggi
karena sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis. Biasanya, kanker
sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang memeriksakan kondisinya.
Inilah penyebab pengobatan yang dilakukan menjadi semakin sulit.
Kondom bisa melindungi Anda dari HPV saat berhubungan seks, tapi tidak selalu sempurna
dalam mencegah terjadinya infeksi. Saat terinfeksi HPV, sistem kekebalan tubuh wanita
mencegah virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV bisa bertahan
selama bertahun-tahun. Hal ini mengakibatkan sel-sel yang berada di permukaan leher rahim
berubah menjadi sel kanker.
Vaksin untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker sudah tersedia.
Vaksinasi HPV yang saat ini ada adalah vaksin bivalen untuk HPV 16 dan 18; vaksin
kuadrivalen untuk HPV 6, 11, 16 dan 18; atau vaksin nonavalen untuk 9 jenis HPV yaitu 4
jenis ditambah 31,33, 45, 52, dan 58.
Screening untuk kanker serviks juga dikenal dengan sebutan pap smear atau tes smear. Pap
smear berguna untuk mendeteksi jika ada sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi
sel kanker. Saat melakukan pap smear, sampel sel diambil dari leher rahim dan diperiksa di
bawah mikroskop.
Screening serviks bukanlah tes untuk mendiagnosis kanker serviks. Tes ini berguna untuk
memeriksa kesehatan sel-sel di leher rahim dan mendeteksi jika ada sel yang abnormal.
Dengan deteksi dan pengangkatan sel-sel abnormal, kanker serviks dapat dicegah secara
maksimal. Pada kebanyakan wanita, tes akan menunjukkan hasil yang normal. Tapi sekitar 5
persen tes menunjukkan adanya perubahan abnormal pada sel leher rahim.
Perubahan ini kebanyakan tidak berujung kepada kanker, dan sel-sel abnormal masih
mungkin bisa kembali normal dengan sendirinya. Tapi, pada beberapa kasus tertentu, sel-sel
yang bersifat abnormal perlu diangkat karena berpotensi berubah menjadi kanker.
Hasil tes smear yang abnormal tidak berarti seseorang menderita kanker serviks. Kebanyakan
hasil abnormal disebabkan oleh infeksi atau adanya sel berisiko kanker yang bisa ditangani
dengan mudah. Disarankan pada wanita yang telah aktif secara seksual dan berusia 25-49
tahun diperiksa setiap tiga tahun sekali. Sedangkan wanita berusia 50-64 tahun dapat
diperiksa setiap lima tahun sekali. Hubungi dokter untuk mencari tahu lebih banyak tentang
pemeriksaan ini.
Stadium 4 – 20 persen
Tidak ada satu cara khusus untuk melakukan pencegahan terhadap kanker serviks. Tapi
masih ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena kanker ini.
Gejala kanker serviks tidak selalu bisa terlihat dengan jelas, bahkan ada kemungkinan gejala
tidak muncul sama sekali. Sering kali, kemunculan gejala terjadi saat kanker sudah memasuki
stadium akhir. Oleh karena itu, melakukan pap smear secara rutin sangat penting untuk
‘menangkap’ sel pra-kanker dan mencegah perkembangan kanker serviks.
Perubahan siklus menstruasi tanpa diketahui penyebabnya, misalnya menstruasi yang lebih
dari 7 hari untuk 3 bulan atau lebih, atau pendarahan dalam jumlah yang sangat banyak.
Rasa nyeri pada punggung atau pinggang, ini disebabkan karena terjadi pembengkakan pada
ginjal. Kondisi ini disebut sebagai hidronefrosis.
Jika Anda mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera
menemui dokter. Terutama mengenai pendarahan yang tidak normal pada vagina yang bisa
disebabkan oleh banyak hal. Tapi, gejala ini harus diperiksa oleh dokter untuk memahami
penyebabnya.
Infeksi HPV
Tindakan pencegahan primer atau yang terpenting untuk mencegah terjadinya kanker serviks
adalah dengan melakukan vaksinasi HPV. Vaksinasi HPV membuat tubuh membentuk
antibodi terhadap virus HPV, sehingga virus yang masuk akan mati dan tidak sampai
menimbulkan kanker serviks.
Vaksin HPV adalah vaksin inaktif (berisi protein serupa struktur cangkang virus HPV yang
tidak mengandung DNA virus). Sehingga, vaksin ini sangat aman dan tidak mungkin
menginfeksi manusia. Setelah disuntikkan, vaksin HPV akan merangsang pembentukan
respon imun di dalam tubuh, sehingga menciptakan perlindungan terhadap kanker serviks.
Jika tujuannya adalah untuk pencegahan kanker serviks, salah satu dari dua vaksin ini dapat
digunakan, karena baik Bivalent dan Quadrivalent sama-sama bermanfaat melawan kanker
serviks yang disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18.
Vaksin HPV Quadrivalent bisa diberikan untuk perempuan berusia 9-45 tahun dan laki-laki
berusia 9-26 tahun. Sedangkan vaksin HPV Bivalent bisa diberikan kepada perempuan
berusia 9-25 tahun.
Vaksin Quadrivalent, diberikan sebanyak 3 dosis masing-masing pada jadwal bulan 0, 2, dan
6.
Vaksin Bivalent, diberikan sebanyak 3 dosis pada bulan 0, 1, dan 6.
Vaksinasi HPV dianjurkan dilakukan sedini mungkin pada usia remaja, 9 hingga 13 atau 14
tahun. Rentang usia ini dinilai efektif karena pada masa inilah tubuh memberikan proteksi
respon imun yang lebih baik dibanding usia di atasnya. Hal ini pula yang mendasari bahwa
pemberian vaksin HPV pada rentang usia ini cukup diberikan 2 dosis pada bulan 0,6 atau
0,12.
Namun bagi Anda sudah berhubungan seksual, tentunya Anda masih bisa mendapatkan
vaksinasi HPV. Hal ini masih merupakan cara terbaik untuk melindungi diri dari virus yang
mungkin belum berkembang pada Anda.
Penyebaran kanker serviks juga dapat dicegah dengan tindakan pencegahan sekunder yaitu
melalui deteksi dini dengan melakukan tes pap smear. Tes ini dianjurkan untuk dilakukan
setahun sekali bagi para perempuan yang sudah pernah berhubungan seksual. Bagi
perempuan yang sedang hamil juga dapat melakukan tes pap smear karena prosedur tersebut
aman
Efek samping yang mungkin dapat terjadi setelah penyuntikan vaksin HPV adalah sebagai
berikut: