ABSTRAK
Penelitian analisis sosial ekonomi dan produktivitas kerja peternak sapi Bali di Sulawesi
Tenggara ingin mengkaji: (1) Kontribusi pendapatan usaha ternak sapi terhadap total pendapatan
rumahtangga peternak; (2) Alokasi waktu kerja peternak; (3) Produktivitas kerja peternak dan (4)
Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi produktivitas kerja peternak sapi Bali di Sulawesi
Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Muna. Masing-
masing kabupaten dipilih 3 kecamatan secara stratified random sampling dengan kriteria tertentu dan
responden masing-masing strata kecamatan sebanyak 30 orang dilakukan secara simple random
sampling, sehingga secara keseluruhan responden diambil sebanyak 180 orang. Data-data yang
menunjukkan karakteristik sosial ekonomi peternak akan ditabulasi menjadi niai-nilai persentase,
dianalisis dan dijabarkan secara deskriptif. Hasil penelitian ini disimpulkan: (1) Kontribusi pendapatan
peternak Sulawesi Tenggara setiap bulan dari usaha ternak sapi Bali mencapai 38% dibandingkan
dengan total pendapatan rumah tangga peternak. (2) Rata-rata alokasi waktu kerja peternak di lokasi
penelitian tersedia 1,8 HOK tetapi hanya dimanfaatkan 0.93 HOK (51,7%), sedangkan alokasi waktu
luang yang belum dimanfaatkan sebanyak 0,87 HOK (48,3%). (3) Rata-rata produktivitas kerja peternak
sapi di Sulawesi Tenggara adalah Rp.12.038 per HOK, rata-rata kontribusi pendapatan pada usaha
ternak mencapai kisaran Rp.288.314 per bulan atau Rp.12.944 per hari. (4) Faktor sosial ekonomi yang
berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja peternak adalah skala usaha kepemilikan ternak, alokasi
waktu kerja pemeliharaan ternak, jumlah tenaga kerja keluarga yang terlibat dan besarnya pendapatan
setiap bulan yang bersumber dari usaha ternak sapi.
Kata kunci: Produktivitas, pendapatan, sosial ekonomi, sapi Bali
ABSTRACT
Study the analysis of social economy and the labor productivity of Bali cattle breeder at South
East Sulawesi was aimed to examine: (1) cattle business revenue contribution to total household income
of breeder, (2) the time allocation of the breeder, (3) labor productivity of breeder and (4) social-
economy factors that influence the labor productivity of Bali cattle breeder at South East Sulawesi. This
study carried out at South East Konawe and Muna Regency. Three districts were selected from each
regency based on stratified random sampling with certain criteria and respondents from each stratum
regency as 30 people based on simple random sampling, so that the overall respondents taken as 180
people. The data show the social-economy characteristics of breeder would be tabulated into values
percentages, analyzed and described descriptively. The results of this study showed: (1) Contributions of
South East Sulawesi Breeder income every month from Bali cattle business reached 38% compared with
total income of breeder households. (2) Average allocation of breeder working time in the study sites are
available1.8 HOK but only utilized 0.93 HOK (51.7%), while the allocation of free time which has not
been used as much as 0.87 HOK (48.3%). (3) Average of labor productivity of cattle breeder in the
South East Sulawesi is Rp.12.038 HOK-1, the average of revenue contribution in the range of livestock
business was Rp.288.314 month-1 or Rp.12.944 day-1. (4) Social and economy factors that influence
positively on the productivity of breeder were scale of livestock ownership, allocation of work time of
cattle raising, the amount of family labor involved and the amount of each month income that was
sourced from cattle business.
Key words: Productivity, income, socio-economic, Bali cattle
PENDAHULUAN
iii
2
METODE PENELITIAN
Materi penelitian ini adalah petani peternak sapi Bali di Kabupaten Konawe
Selatan dan Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan
bulan Juli sampai September tahun 2013.
Penentuan lokasi kabupaten dilakukan secara purposive sampling, yaitu di
Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Muna. Masing-masing kabupaten dipilih 3
3
kecamatan secara stratified random sampling berdasarkan jumlah populasi sapi Bali
yang tertinggi, sedang dan rendah. Jumlah responden dari masing-masing strata
kecamatan diambil sebanyak 30 orang yang dilakukan secara simple random sampling
dengan menggunakan nomor acak (random number), sehingga secara keseluruhan
responden yang diambil dari 2 kabupaten dan 6 kecamatan adalah 180 orang.
Batasan operasional variabel yang diamati dalam penelitian meliputi: (1) Jenis
kegiatan memelihara sapi Bali meliputi mencari pakan, memberi pakan, memberi
minum, membersihkan kandang, menggembalakan sapi, mengandangkan.
(2) Produktivitas kerja peternak adalah pendapatan yang dihasilkan peternak dalam
memelihara sapi dengan curahan kerja sebesar 1 HOK (Rp HOK -1). (3) Alokasi waktu
kerja, yaitu jumlah jam kerja peternak dalam memelihara sapi yang diukur dalam
satuan hari orang kerja (HOK). Satu hari kerja setara pria (JKSP) = 8 jam kerja.
(4) Karakteristik sosial ekonomi rumahtangga peternak meliputi: lama usaha beternak
(tahun), jumlah kepemilikan sapi dalam satuan ekor, jumlah tenaga kerja yang terlibat,
alokasi waktu kerja usahaternak dalam satuan HOK, tingkat ekonomi rumahtangga
yang diukur dari besarnya pendapatan keluarga (Rp bulan-1).
Data-data yang menunjukkan karakteristik sosial ekonomi peternak akan
ditabulasi menjadi niai-nilai persentase dan dijabarkan secara deskriptif. Data variabel
pendapatan akan dianalisis dengan rumus π = TR – TC (Soekartawi, 2005; Soeharno,
2009); π adalah pendapatan rumah tangga peternak, TR adalah total penerimaan dan
TC adalah total biaya produksi. Kontribusi usaha ternak sapi terhadap total pendapatan
Pt
rumah tangga dihitung menurut Tulle (2005) yaitu : Kt= x 100%
Pt +tn
keterangan: Kt = kontribusi pendapatan sapi Bali terhadap pendapatan rumah tangga (%),
Pt = pendapatan usaha sapi Bali (Rp bulan -1), tn = pendapatan non usaha sapi
Bali (Rp bulan-1).
Produktivitas kerja peternak adalah output per labor yang merupakan
perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan sumberdaya tenaga kerja
(input) per satuan waktu dianalisis dengan rumus: Y/L (output per worker) menurut
Hayami dan Ruttan (1974); Sinungan (2008).
Analisis tujuan keempat faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi
produktivitas kerja peternak sapi Bali, akan diestimasi dan dianalisis sesuai kebutuhan
dengan analisis regresi berganda (Rianse dan Abdi, 2008; Sugiyono, 2007 & 2008;
Widarjono, 2007; Gujarati, 2006). Soft ware pendukung adalah program SPSS dan
Eviews.
Pr = α + β1X1 + β2X2 + βnXn + e
Keterangan:
Pr = Variabel dependen produktivitas kerja peternak (Rp HOK-1)
α = Kostanta atau intersep
β1-βn = Koefisien regresi masing-masing variabel
X1 - Xn = Variabel independen yang mempengaruhi
e = Tingkat kesalahan
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga peternak yang paling tinggi
berasal dari hasil usahatani dengan rata-rata sebanyak Rp.7.515.592 tahun-1 atau
Rp.626.299 bulan-1, sedangkan pedapatan yang bersumber dari usahaternak sapi rata-
rata Rp.4.695.768 tahun-1 atau Rp. 388.314 bulan-1. Rata-rata total pendapatan peternak
setiap bulan mencapai Rp.1.014.613, yang secara rinci disajikan pada Gambar 3. Hasil
penelitian ini mendekati hasil penelitian Sani (2011) bahwa rata-rata penadapatan
peternak sapi di Kabupaten Konawe Selatan mencapai Rp. 4.176.385 tahun -1 atau Rp.
348.032 bulan-1 dan pendapatan dari hasil usahatani rata-rata mencapai Rp.7.664.464
tahun-1 atau Rp.638.705 bulan-1.
0.27
0.18
0.08
Mencari pakan Memberi pakan & minum Menggembalakan ternak Mengandangkan ternak
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kegiatan peternak sapi meliputi: mencari
pakan, memberi pakan, memberi minum, menggembalakan ternak, membersihkan
kandang dan mengandangkan sapi. Alokasi waktu kerja yang dihitung berdasarkan jam
kerja HOK dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Jenis kegiatan dan alokasi waktu kerja peternak sapi di lokasi penelitian
12,944 12,038
Produktivitas tenaga kerja keluarga dalam pemeliharaan sapi Bali adalah total
penerimaan atau total nilai output usahaternak sapi untuk setiap HOK dari penggunaan
sumberdaya tenaga kerja keluarga (input). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
rata pendapatan setiap rumahtangga peternak sapi di Sulawesi Tenggara mencapai
Rp.1.014.613 setiap bulan, dan kontribusi pendapatan dari usahaternak sapi adalah
Rp. 388.314 setiap bulan atau pendapatan setiap hari Rp.12.944. Jadi rata-rata
produktivitas kerja peternak sapi adalah Rp.12.038 per HOK sebagaimana tersaji pada
Gambar 6.
produktivitas kerja pada usahaternak sapi akan bertambah Rp.6.431 per HOK. Temuan
ini berarti pula bahwa jika jumlah tenaga kerja yang terlibat bertambah 1 orang, maka
akan meningkatkan produktivitas kerja pada usahaternak sapi sebesar Rp.471 per
HOK.
Hasil ini didukung Djaafar (2007) bahwa keberadaan tenaga kerja keluarga
berkorelasi positif tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembangan
usahaternak sapi potong, pembibitan maupun penggemukan. Hartono (2005) bahwa
jumlah anggota keluarga usia produktif berkorelasi positif terhadap curahan kerja
keluarga di usahaternak. Semakin banyak jumlah anggota keluarga usia produktif,
maka curahan tenaga kerja keluarga di usahaternak sapi perah semakin meningkat.
Variabel independen pendapatan peternak yang bersumber dari usahaternak
berkorelasi positif terhadap produktivitas kerja pada pemeliharaan sapi. Temuan ini
berarti bahwa jika pendapatan peternak bertambah Rp.10.000 per bulan, maka akan
meningkatkan produktivitas kerja peternak sapi sebesar Rp.200 per HOK.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil capaian pelaksanaan penelitian ini, maka dirumuskan
kesimpulan: (1) Kontribusi pendapatan peternak Sulawesi Tenggara setiap bulan dari
usaha ternak sapi Bali mencapai 38% dibandingkan dengan total pendapatan rumah
tangga peternak dari semua jenis usaha yang digelutinya; (2) Alokasi waktu kerja
peternak di lokasi penelitian hanya dimanfaatkan sebesar 0.93 HOK (51,7%),
sedangkan alokasi waktu luang yang belum dimanfaatkan sebanyak 0,87 HOK
(48,3%). (3) Rata-rata produktivitas kerja peternak sapi di Sulawesi Tenggara adalah
Rp.12.038 per HOK, rata-rata kontribusi pendapatan pada usahaternak mencapai
kisaran Rp.288.314 per bulan atau Rp.12.944 per hari; (4) Faktor sosial ekonomi yang
berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja peternak sapi Bali adalah skala usaha
kepemilikan ternak, alokasi waktu kerja pemeliharaan ternak, jumlah tenaga kerja
keluarga yang terlibat dan besarnya pendapatan setiap bulan yang bersumber dari
usaha ternak sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Bachruddin, Z. 2006. Sistem Pertanian Terpadu Berbasis Peternakan. Peluang dan Kendala.
Orasi dan Kuliah Umum pada Program S2 dan S3 Sekolah Pascasarjana Fakultas
Peternakan UGM, Yogyakarta.
BPS Konsel. 2012. Kabupaten Konawe Selatan dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Andoolo.
BPS Muna. 2012. Kabupaten Muna dalam Angka. Badan Pusat Statistik, Raha.
BPS Sultra. 2012. Sulawesi Tenggara dalam Angka. Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi
Tenggara, Kendari.
Darmawi, D. 2000. Kontribusi usaha pemeliharaan sapi potong terhadap ekonomi rumah
tangga petani di Kecamatan Koto Baru. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan. Vol. 3 (03).
Fapet Universitas Jambi, Jambi.
Djaafar, S. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Strategi Pengembangan Usahaternak
Sapi Potong Rakyat di Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Tesis. Fakultas
Peternakan, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Gujarati, Damodar N. 2006. Essensial Econometrics. McGraw-Hill, New York. USA.
12
Hartono, B. 2005. Curahan Tenaga Kerja Keluarga di Usaha Ternak Sapi Perah Kasus di Desa
Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur. Buletin Peternakan.
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hayami, Y., and Vernon W. Ruttan. 1974. Agricultural Developmentan Internasional
Perspective. The Johns Hopkins Press, Baltimore and London.
Ngadiyono, N. 2004. Pengembangan sapi potong dalam rangka penyediaan daging di
Indonesia. PidatoPengukuhan Jabatan Guru Besar. Fakultas Peternakan Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Rianse, U. dan Abdi. 2008. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Teori dan Aplikasi.
Alfabeta, Bandung.
Sani, L.A. 2011. Produktivitas tenaga kerja keluarga transmigran dan lokal pada pemeliharaan
sapi potong di Kabupaten Konawe Selatan. Jurnal Agriplus. Fakultas Pertanian
Unhalu, Kendari. Volume 21 (02) hlm. 08 – 17.
Sani, L.A., K. Agung Santosa., N. Ngadiyono. 2010. Curahan tenaga kerja transmigran dan
lokal pada pemeliharaan sapi potong di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi
Tenggara Buletin Peternakan. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta. Volume 34 (03)
hlm. 194 – 201.
Sinungan, 2008. Produktivitas, Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara, Jakarta.
Siswati, L. dan A. Mutahar, 2005. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha
keluarga transmigran peternak sapi di Kecamatan Pamenang Kabupaten Merangin.
Jurnal Peternakan. Vol. 2 (01). Fapet UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.
Soeharno. 2009. Teori Mikro Ekonomi. Penerbit: Andi, Yogyakarta.
Soekartawi. 2005. Agribisnis. Teori dan Aplikasinya. Grafindo Persada, Jakarta.
Sudarmanto, B., 2005. Produktivitas tenaga kerja keluarga dalam pemeliharaan sapi perah di
Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Tesis. Fakultas Peternakan, Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sugiyono, 2007. Statistika untuk Penelitian. Penerbit Alfa Beta, Bandung.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Penerbit Alfa Beta, Bandung.
Suratiyah, K. dan T. Wirdianingsih. 1999. Prospek Usahatani pada Lahan Pesisir di Desa Pleret
Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Agro Ekonomi. Vol. 4 (1) Juni
1999. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
Tulle, D.R. 2005. Analisis motivasi dan pendapatan pada usaha pemeliharaan ternak babi skala
rumah tangga di Kota Padang. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Widarjono, 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Penerbit
Eknonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.