Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN SISTEM IMUNITAS UNTUK PENGENDALIAN

PENYAKIT PADA IKAN DAN UDANG

Inem Ode
Staf Pengajar FPIK UNIDAR-Ambon, e-mail: -

ABSTRAK

Setiap adanya infeksi mikroorganisme baik bakteri, virus dan parasit maupun
jamur ke dalam tubuh, maka ikan atau udang akan memberikan respon dengan
sistem pertahanan tubuh. Pada ikan sistem pertahanan tubuh terdiri dari Sistem
pertahanan innate atau sistem pertahanan bawaan /alami yang bereaksi pada
semua bahan yang asing bagi tubuh seperti kolonisasi dan infeksi oleh organisme
patogen. Sistem pertahanan ini juga disebut sistem pertahanan non spesifik dan
Sistem pertahanan dapatan atau yang diinduksi (Acruired) yaitu sistem
pertahanan yang akan berfungsi dengan baik harus diinduksi antara lain dengan
lain dengan pemaparan pada patogen atau produk-produk yang berasal dari
patogen (misalnya : LPS dan vaksin). Berbeda dengan ikan, pada udang tidak
mempunyai antibodi oleh karena itu pertahanannya tertumpu pada sistem
kekebalan alami.

Kata Kunci: Sistem kekebalan, imunitas.

I. PENDAHULUAN Ikan telah diketahui lebih mengandalkan


Sistem Imunitas atau kekebalan adalah mekanisme sistem kekebalan non-spesifiknya
Mekanisme pertahanan diri terhadap partikel /alamiah /bawaan (innate immune system) dari
asing / Patogen. Setiap adanya infeksi pada sistem kekebalan spesifiknya (Anderson,
mikroorganisme baik bakteri, virus dan 1992). Pertahanan non-spesifik merupakan
parasit/jamur ke dalam tubuh, maka ikan atau sistem pertahanan tubuh yang sangat penting
udang akan memberikan respon dengan sistem pada sistem kekebalan tubuh ikan. Pada ikan,
pertahanan tubuh. respon imun baru terbentuk secara sempurna
Pada ikan Sistem kekebalan tubuh terdiri manakala ikan telah dewasa. Ikan-ikan muda
dari : tidak mempunyai respon imun spesifik yang
 Sistem pertahanan innate atau sistem sempurna (Ellis, 1999) dan bergantung pada
pertahanan bawaan /alami yang bereaksi respon selular non-spesifik untuk bertahan dari
pada semua bahan yang asing bagi tubuh serangan infeksi mikroba. Pertahanan non-
seperti kolonisasi dan infeksi oleh spesifik merupakan pertahanan utama pada
organisme patogen. Sistem pertahanan ini ikan stadia benih dan ikan muda (Vadstein,
juga disebut sistem pertahanan non spesifik 1997).
 Sistem pertahanan dapatan atau yang Sebagaian besar sistem pertahanan tubuh
diinduksi (Acruired) yaitu sistem pada ikan berupa protein seperti antibodi,
pertahanan yang akan berfungsi dengan Mayor Histocompatability Complex (MHC),
baik harus diinduksi antara lain dengan protein reseptor baik sel B atau sel T dan lain-
pemaparan pada patogen atau produk- lainnya. Protein-protein dalam komponen
produk yang berasal dari patogen (misalnya sistem pertahanan tubuh ikan dikode dengan
: LPS dan vaksin). Sistem pertahanan ini suatu gen yang terletak pada DNA inti atau
juga disebut pertahanan spesifik yang hanya DNA kromosomal. Gen-gen tersebut akan
bereaksi pada antigen tertentu. diaktifkan ketika sel mendapatkan rangsangan
berupa infeksi mikroorganisme, untuk
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 6 Edisi 2 (Oktober 2013)

disintesis menjadi mRNA yang mengkode Meskipun memiliki perlindungan fisik,


protein-protein yeng berhubungan dengan antigen dapat masuk melalui permukaan epitel
sistem pertahanan tubuh. Kemudian protein- yang rusak, insang (terutama sesudah
protein tersebut akan bekerja sesuai dengan terjadinya stress osmotik), organ linea lateralis
perannya masing-masing untuk mendegradasi dan saluran pencernaan. Jika patogen telah
antigen yang masuk. Ketika antigen telah masuk ke dalam tubuh, maka beragam respon
didegradasi oleh protein sistem pertahanan pertahanan non-spesifik dan adaptif akan
tubuh tadi, gen-gen tersebut akan menghadangnya, respon tersebut berasal dari
dinonaktifkan sehingga sintesis mRNA yang lisozim, komplemen, transferin, lektin, tripsin,
mengkode protein dihentikan (di dalam lapisan sel-sel epitel kulit, insang dan
(http://id.wikipedia.org/immunity). intestinum), makroglobulin, precipitin, serum
Udang, sama dengan invertebrate lainnya amyloid A (SAA), dan serum amyloid P (SAP)
tidak mempunyai antibodi oleh karena itu (Ellis, 1999).
pertahanannya tertumpu pada sistem Pertahanan non-spesifik utama lainnya
kekebalan alami, yang kemampuannya hanya yaitu berupa sel-sel fagositik, yang utamanya
mengenali benda-benda asing dan terdiri dari monosit (prekursor-prekursor
meresponnya dengan melawan dan merusak makrofag), makrofag dan granulosit (leukosit
mikroorganisma penyerang. granular : neutropil, basofil dan eosinofil)
(Robersen,1999). Monosit mengalami sirkulasi,
II. SISTEM KEKEBALAN PADA IKAN adapun makrofag terikat pada jaringan.
2.1. Komponen sistem Imun non Spesifik Aktivitasnya antara lain yaitu opsonisasi
Sistem imun non-spesifik ikan antara antigen. Untuk menjalankan aktivitasnya,
lain terdiri dari penghalang fisik terhadap monosit memerlukan hadirnya reseptor Fc
infeksi, pertahanan humoral dan sel-sel untuk mengikat antibodi. Granulosit sendiri
fagositik (leukosit granulosit dan agranulosit). jika pada mamalia tersusun atas neutrofil,
Ikan teleostei memiliki sejumlah penghalang eosinofil dan basofil. Pada ikan teleostei,
fisik terhadap infeksi antara lain kulit dan meskipun komponen granulosit sama tetapi
mukus. Mukus memiliki kemampuan asidofil dan basofil jumlahnya sangat rendah
menghambat kolonisasi mikroorganisma pada dan tidak mengalami sirkulasi. Jumlah
kulit, insang dan mukosa. Mukus ikan neutrofil, basofil dan asidofil sangat bervariasi
mengandung imunoglobulin (IgM) alami, diantara spesies ikan. Pada ikan salmonid,
bukan sebagai respon dari pemaparan terhadap neutrofil predominan, sedangkan asidofil dan
antigen. Imunoglobulin (antibodi) tersebut basofil jumlahnya sangat rendah atau bahkan
dapat menghancurkan patogen yang tidak ada. Pada ikan cyprinus carpio hanya
menginvasi (Irianto, 2005). Adapun sisik dan neutrofil saja yang jumlahnya melimpah yaitu
kulit merupakan pelindung fisik yang sekitar 8% sedangkan basofil dan heterofil
melindungi ikan dari kemungkinan luka dan hanya 1% saja. Adapun pada plaice
sangat penting perannya dalam mengendalikan (Pleuronectes platessa) dan Anguilla spp., hanya
osmolaritas tubuh. Kerusakan sisik atau kulit dijumpai neutrofil saja (Irianto, 2005).
akan mempermudah patogen menginfeksi Sel-sel fagosit akan mengenali dan
inang. Mukus selain sebagai pelindung fisik menelan partikel-partikel antigenik, termasuk
juga pelindung kimiawi karena mengandung bakteri dan sel-sel inang yang rusak melalui
lisozim, komplemen, protein-protein tiga tahapan proses yaitu pelekatan, fagositosis
komplemen dan protease mirip tripsin yang dan pencernaan. Pelekatan pada permukaan
dapat merusak sel-sel bakteri Gram negatif. sel bersifat selektif dan sel-sel inang yang sehat
Lisozim dapat menghancurkan dinding sel tidak akan ditelan karena adanya mekanisme
bakteri (peptidoglikan), komplemen akan pengecualian tipe I MHC (MHC Type I
menyerang pada lapisan ganda lipid (lipid exclusion mechanism) meskipun identifikasi
bilayer) pada dinding sel, protein reaktif-C gen-gen MHC terbatas pada beberapa spesies
mengaktivasi komplemen, sedangkan anti saja.
protease akan menetralisasi eksotoksin.

42
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 6 Edisi 2 (Oktober 2013)

diterima dengan mengadakan proliferasi


menjadi sel B memori dan sel-sel plasma. Sel B
memori akan mengingat epitop yang pernah
diterima dengan membentuk reseptor khusus
yang secara spesifik mengenali epitop tersebut
sehingga ketika epitop yang sama masuk ke
dalam tubuh, dengan cepat akan dikenali oleh
sel B dan dengan segera akan direspon.
Sedangkan sel-sel plasma bertanggung jawab
terhadap sintesis antibody (protein
Gambar 1. Morfologi sel-sel fagosit immunoglobulin) yang bertugas
menghancurkan antigen sasarannya bersama
Inflamasi merupakan suatu respon sel T killer (Kropshofer and Vogt, 2007).
seluler non-spesifik terhadap invasi patogen Antigen yang semula ditangkap dan
atau toksin. Inflamasi ditandai dengan rasa diproses oleh APC (lihat gambar 2),
sakit, pembengkakan, kulit memerah dipersentasekan ke reseptor pada sel Tc dan Th
(peradangan), suhu tubuh naik, atau masing-masing dalam hubungan dengan MHC
kehilangan fungsi-fungsi fisiologis. Hal kelas I dan II. APC tersebut memproduksi dan
tersebut merupakan respon protektif awal melepas sitokin yang merangsang sel T untuk
tubuh dalam upaya menghalangi patogen dan berproliferasi dan berdiferensiasi. Aktifasi sel
menghancurkannya (Galindo dan Hosokawa, T oleh antigen spesifik menghasilkan sel T
2004). memori yang dapat memberikan respon
Ikan hanya mensintesis satu kelas sekunder terhadap antigen yang sama. Sel T
imunoglobulin (IgM). Pada ikan teleostei IgM memori merupakan sel yang dapat hidup lama
serum bersifat tetramerik dan pada ikan-ikan dalam keadaan istirahat dan dapat diaktifkan
bertulang rawan bersifat penta merik. IgM monosit/makrofag (Subowo, 1993).
lebih efisien dibandingkan dengan IgG dalam
aktivasi komplemen, opsonisasi, netralisasi
virus dan aglutinasi. IgM dijumpai pada mukus
ikan dan merupakan imunitas yang dimediasi
oleh sel. Sel-sel sitotoksik T membantu
membunuh sel-sel yang terinfeksi viral serta
sel-sel abnormal (Lichtman dan Abul, 2005).

2.2. Mekanisme sistem kekebalan spesifik


Antibody akan disintesis ketika ada
respon dari luar berupa antigen yang kemudian
dipresentasikan oleh sel-sel yang bertugas
mempresentasikan antigen (Antigen presenting
cells, APCs), antara lain makrofag, sel-sel
dendrit dan lymphocyte B (sel B). APCs akan
mempresentasikan epitop (determinan antigen)
kepada sel T helper melalui molekul MHC
(Major histocompatibility comnplex) kelas II. Gambar 2. Respon Imun specific melalui aktivitas
Sel T akan menerima epitop-epitop tersebut seluler dan humoral.
menggunakan reseptor yang disebut TCR (T-
Cell receptor). Setelah menerima kiriman epitop Sel Th yang dirangsang melepas sitokin
dari APCs, sel T helper kemudian meresponnya yang kemudian mengaktifkan sel B dalam 3
dengan mensekresi sitokin. Sitokin (seperti tingkatan : aktivasi, proliferasi dan diferensiasi
interleukin) tersebut selanjutnya diterima oleh menjadi sel plasma yang akan memproduksi
sel B dan sel B akan merespon signal yang imunoglobulin (Ig). Sel B yang diaktifkan
selanjutnya memproduksi Ig, sementara itu sel

43

Anda mungkin juga menyukai