Tugas Metododlogi Penelitian 3 Judul
Tugas Metododlogi Penelitian 3 Judul
Oleh :
Kelas 3A
TAHUN 2018
“STUDI TENTANG SANITASI RUMAH POTONG HEWAN DI
MUARA LABUH KABUPATEN SOLOK SELATAN 2019"
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan di RPH Kabupaten Solok Selatan
diperoleh gambaran bahwa kondisi sanitasinya masih banyak yang belum memenuhi
syarat diantaranya : sanitasi penyediaan air bersih, sanitasi limbah yang dihasilkan,
sanitasi pembuangan sampah, sanitasi jamban, minimnya pemakaian APD pada
karyawan dan sanitasi bangunan RPH. Hal ini didasari oleh asumsi penulis bahwa betapa
pentingnya sanitasi dasar RPH untuk melindungi petugas dan para pekerja serta pemilik
hewan dan para konsumen dari berbagai penularan penyakit. Dari hal-hal yang
dikemukakan diatas, penuli tertari untuk melakuakn penelitian tentang “Studi tentang
Sanitasi Rumah Potong Hewan Kabupaten Solok Selatan”
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam peneliian ini adalah bagaimana kondisi
sanitasi RPH di Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan Tahun 2019.
C. Tujuan Peneltian
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran tentang kondisi Sanitasi Rumah Potong Hewan Kabupaten
Solok Selatan Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran penyediaan air bersih di RPH Kabupaten Solok
Selatan.
b. Untuk mengetahui gambaran pembuangan tinja di RPH Kabupaten Solok
Selatan.
c. Untuk mengetahui gambaran pengelolaan sampah di RPH Kabupaten Solok
Selatan.
d. Untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah di RPH Kabupaten Solok
Selatan.
e. Untuk mengetahui gambaran sanitasi bangunan di RPH Kabupaten Solok
Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah :
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis dalam bidang sanitasi rumah
potong hewan.
2. Sebagai bahan masukan bagi pengelola atau petugas dalam upaya memelihara
fasilitas sanitasi dan meningkatkan kesehatan lingkungan di lokasi Rumah Potong
Hewan Kabupaten Solok Selatan.
3. Sebagai bahan bacaan bagi peneliti lainnya dan sebagai bahan perbandingan
dalam penelitian di masa yang akan datang di lokasi yang sama
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah Rumah Potong Hewan Kabupaten Solok Selatan.
Dalam hal ini adalah inspeksi sanitasi dasarnya yang hanya membahas Rumah Potong
Hewan Ternak bagi kaum muslimin seperti sapi, kerbau, kambing dan ayam, yang
meliputi penyediaan air bersih, pembuangan tinja, pengelolaan sampah, pengelolaan
air limbah dan sanitasi bangunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia
terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik,
kesehatan, dan kelangsungan hidup (Yula, 2006). Usaha peningkatan kesehatan
lingkungan yang umumnya dikenal dengan sebutan sanitasi merupakan salah satu
tindakan yang dimaksudkan untuk pemeliharaan kesehatan maupun pencegahan
penyakit pada lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2003).
Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan
sebagai penjagaan kesehatan (Echols dan Shadily, 2003). Ehler dan Steel dalam
Anwar (1999) mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang
ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi mata rantai penularan
penyakit. Sedangkan menurut Azawar (1990) mengungkapkan bahwa sanitasi
adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
B. Bangunan RPH
Produk peternakan asal hewan mempunyai sifat mudah rusak dan dapat
bertindak sebagai sumber penularan penyakit dari hewan ke manusia. Untuk itu
dalam merancang tata ruang RPH perlu diperhatikan untuk menghasilkan daging
yang sehat dan tidak membahayakan manusia bila dikonsumsi sehingga harus
memenuhi persyaratan kesehatan veteriner (Koswara, 1988).
2 Tata ruang RPH yang baik dan berkualitas biasanya dirancang berdasarkan
desain yang baik dan berada di lokasi yang tepat untuk memenuhi keperluan jangka
pendek maupun jangka panjang dan menjamin fungsinya secara normal. Secara garis
besar dari berbagai syarat bangunan dan perlengkapan yang diperlukan, maka RPH
dapat diterjemahkan dalam tata ruang sesuai dengan tipenya seperti pada gambar 2
sampai 5 (Lestari, 1993).
Perancangan bangun RPH berkualitas sebaiknya sesuai dengan standar yang
telah ditentukan dan sebaiknya sesuai dengan Instalasi Standar Internasional dan
menjamin produk sehat dan halal. RPH dengan standar internasional biasanya
dilengkapi dengan peralatan moderen dan canggih, rapi bersih dan sistematis,
menunjang perkembangan ruangan dan modular sistem. Produk sehat dan halal dapat
dijamin dengan RPH yang memiliki sarana untuk pemeriksaan kesehatan hewan
potong, memiliki sarana menjaga kebersihan, dan mematuhi kode etik dan tata cara
pemotongan hewan secara tepat. Selain itu juga harus bersahabat dengan alam, yaitu
lokasi sebaiknya di luar kota dan jauh dari pemukiman dan memiliki saluran
pembuangan dan pengolahan limbah yang sesuai dengan AMDAL (Lestari, 1993).
C. SNI RPH
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Populiasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh lingkungan dan karyawan RPH Kabupaten
Solok Selatan.
E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara checklist yaitu dengan
mengamati kondisi sanitasi RPH Kabupaten Solok Selatan.
F. Teknik Pengolahan Data
Data di olah dengan langkah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data (Editing)
2. Pemberian kode (Coding)
3. Entry
4. Cleaning
G. Analisis Data
Data dari penelitian ini dianalisa secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dinarasikan dalam bentuk tekstural untuk mengetahui gambaran dari masing-
masing variabel yang telah di observasi.
“ GAMBARAN PENERAPAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DALAM
PENGOLAHAN MAKANAN TRADISIONAL DI NAGARI PAKAN RABAA
KABUPATEN SOLOK SELATAN”
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Bagian ke
16, pasal 109 disebutkan bahwa setiap orang dan / badan hokum yang memproduksi,
mengolah, serta mendistribusikan makanan dan minuman yang diperlakukan sebagai
makanan dan minuman hasil teknologi rekayasa genetika yang diedarkan harus
menjamin agar aman bagi manusia, hewan yang dimakan manusia dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas yang menjadi rumusan masalah adalah bagaiman gambaran
hygiene sanitasi dalam pengolahan makanan tradisional di Nagari Pakan Rabaa
Kabupaten Solok Selatan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran hygiene sanitasi dalam pengolahan makanan
tradisional di Nagari Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan tradisional di
Nagari Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan.
b. Diketahuinya hygiene sanitasi peralatan pengolahan makanan tradisional
di Nagari Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak pengolahan
makanan tradisional dalam membuat kebijakan untuk menangani pengelolaan
makanan dan meningkatkan pengetahuan tentang prinsip-prinsip hygiene sanitasi
dalam pengolahan makanan.
2. Hasil yang diperoleh dapat menjadi perbandingan atau pendukung untuk
penelitian selanjutnya.
3. Penelitian ini sebagai pengembangan kemampuan peneliti sehingga dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dibangku perkuliahan.
E. Ruang Lingku Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada sanitasi tempat pengolahan makanan
dan peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan tradisional di Nagari
Pakan Rabaa Kabupaten Solok Selatan Tahun 2019.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Higiene
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan
cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya
mencuci tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk
melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk
melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan.
B. Pengertian Sanitasi
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan
minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai
dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman
tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi
makanan ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan,
mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan
merugikan pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan. Dalam
pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
1. Keadaan bahan makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian secara fisik serta
kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang mudah membusuk
atau rusak seperti daging, ikan, susu, telor, makanan dalam kaleng, buah, dsb.
Baham makanan yang baik kadang kala tidak mudah kita temui, karena jaringan
perjalanan makanan yang begirtu panjangdan melalui jarngan perdagangan yang
begitu luas. Salah satu upaya mendapatkan bahan makanan yang baika dalah
menghindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber tidak jelas
(liar) karena kurang dapat dipertanggung jawabkan secara kualitasnya.
2. Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh
masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan
penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya
dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan
adalah sebagai berikut:
– Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan
memenuhi syarat
– Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari
lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan pada
suhu yang dingin.
3. Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian Yaitu:
1. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan diolah,
tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai peranan yang
penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu kebersihan dapur dan
lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan diperhatikan. Dapur yang baik
harus memenuhi persyaratan sanitasi.
2. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang secara
langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari tahap
persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai penyajian. Dalam
proses pengolahan makanan, peran dari penjamah makanan sangatlah besar
peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai peluang untuk menularkan
penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan melalui penjamah makanan,
antara lain Staphylococcus aureus ditularkan melalui hidung dan tenggorokan,
kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan
melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam keadan
sehat dan terampil.
3. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan
makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan mengikui kaidah atau
prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau disebut GMP (good
manufacturing practice).
4. Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau
penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik
dari serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh,
kuat dan tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama
harus diatur shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.
5. Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada
suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu
dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan
dalam suhu -5 s/d -10C.
6. Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan
tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi
baik dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa
menjaga kesehatan dan kebersihan pakaiannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Disain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk melihat gambaran penerapan hygiene
sanitasi makanan dalam pengolahan makanan tradisional di Nagari Pakan Rabaa
Kabupaten Solok Selatan.
2. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Januari tahun 2019.
C. Objek Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
Jadi sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat
hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit. Tempat-tempat
umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan
kegiatan tetap yang diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau
perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat (Adriyani, 2005).
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya dengan
tempat-tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial, belajar
maupun melakukan aktifitas lainnya. Jadi sanitasi tempat-tempat umum sangatlah
penting dijaga sanitasinya agar tidak menimbulkan berbagai masalah
kesehatan,misalnya menimbulkan penyakit berbasis lingkungan.
Dari hasil survey awal peneliti lakukan, peneliti menemukan beberapa masalah
pada obyek wisata Hot Waterboom Sapan Maluluang Kabupaten Solok Selatan,
permasalahan yang ada antara lain: masih banyak sampah dari pengunjung yang
berserakkan di area obyek wisata Hot Waterboom Sapan Maluluang Kabupaten
Solok Selatan, dan tempat sampah masih kurang. Kemudian terlihat sampah yang
telah dikumpulkan disuatu tempat dibakar, pengelolaan limbah yang kurang baik
dan air kolam yang jarang diganti.
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam peneliian ini adalah bagaimana gambaran
kondisi sanitasi Hot Waterboom Sapan Maluluang Kabupaten Solok Selatan
Tahun 2019.
C. Tujuan Peneltian
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran tentang gambaran kondisi Sanitasi Hot Waterboom Sapan
Maluluang Kabupaten Solok Selatan Tahun 2019.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran penyediaan tempat sampah di Hot Waterboom
Sapan Maluluang Kabupaten Solok Selatan.
b. Untuk mengetahui gambaran pembuangan limbah di Hot Waterboom Sapan
Maluluang Kabupaten Solok Selatan.
c. Untuk mengetahui gambaran penyediaan air bersih di Hot Waterboom Sapan
Maluluang Kabupaten Solok Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah :
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis dalam bidang sanitasi tempat
wisata.
2. Sebagai bahan masukan bagi pengelola atau petugas dalam upaya memelihara
fasilitas sanitasi dan meningkatkan kesehatan lingkungan di lokasi Hot
Waterboom Sapan Maluluang Kabupaten Solok Selatan.
3. Sebagai bahan bacaan bagi peneliti lainnya dan sebagai bahan perbandingan
dalam penelitian di masa yang akan datang di lokasi yang sama
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah Hot Waterboom Sapan Maluluang
Kabupaten Solok Selatan. Dalam hal ini adalah inspeksi sanitasi dasarnya yang
hanya membahas gambaran sanitasi tempat wisata yaitu dari segi pengelolaan
sampah, pengelolaan limbah dan penyediaan air bersih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitasi
Sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu usaha yang
mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia
terutama terhadap hal-hal yang mempengaruhi efek, merusak perkembangan fisik,
kesehatan, dan kelangsungan hidup (Yula, 2006). Usaha peningkatan kesehatan
lingkungan yang umumnya dikenal dengan sebutan sanitasi merupakan salah satu
tindakan yang dimaksudkan untuk pemeliharaan kesehatan maupun pencegahan
penyakit pada lingkungan fisik, sosial, ekonomi, budaya dan sebagainya
(Notoatmodjo, 2003).
Sanitasi dalam bahasa Inggris berasal dari kata sanitation yang diartikan
sebagai penjagaan kesehatan (Echols dan Shadily, 2003). Ehler dan Steel dalam
Anwar (1999) mengemukakan bahwa sanitasi adalah usaha-usaha pengawasan yang
ditujukan terhadap faktor lingkungan yang dapat menjadi mata rantai penularan
penyakit. Sedangkan menurut Azawar (1990) mengungkapkan bahwa sanitasi
adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan pada pengawasan teknik
terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin
mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
C. Populiasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh lingkungan dan masyarakat di sekitar Hot
Waterboom Sapan Maluluang Kabupaten Solok Selatan.
E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara checklist yaitu
dengan mengamati kondisi sanitasi Hot Waterboom Sapan Maluluang Kabupaten Solok
Selatan.
F. Teknik Pengolahan Data
Data di olah dengan langkah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan data (Editing)
2. Pemberian kode (Coding)
3. Entry
4. Cleaning
G. Analisis Data
Data dari penelitian ini dianalisa secara manual dan disajikan dalam bentuk tabel
kemudian dinarasikan dalam bentuk tekstural untuk mengetahui gambaran dari masing-
masing variabel yang telah di observasi.