Anda di halaman 1dari 4

Air bawah tanah atau air dalam tanah sebenarnya sama halnya dengan darah dalam tubuh

manusia. Setiap ujung tubuh manusia, kecuali rambut dan kuku pasti ada kandungan darah.
Walaupun demikian tidak berarti setiap bagian tubuh merupakan sumber darah atau tempat
darah mengalir. Contoh, sekalipun tubuh kita dibagian bawah (kaki) apabila kena pisau atau paku,
tentu keluar darah, namun bukan berarti disitu sumber atau aliran darah (yang disebut nadi).
Tetapi jika kebetulan yang kena pisau atau paku adalah diurat nadi,walaupun luka kecil tubuh bisa
kehabisan darah dan jika hal itu tidak segera di tangani secara medis, akan menyebabkan
kematian.
Demikian halnya dengan air dalam tanah. Setiap bagian tanah dimanapun dan sebenarnya
kapanpun, jika kita menemukan “urat nadi” sumber air atau aliran air dalam tanah, walaupun
musim kemarau air tidak akan habis, walaupun mungkin kapasitas air akan berkurang.
Itulah yang saya katakan bahwa “Air bawah tanah mudah dan murah”. Mudah karena dimana ada
tanah, disitu ada air, walaupun harus dicari. Murah, karena tidak harus mengeluarkan uang yang
banyak untuk mendapatkan air, ”sumber hidup” kecuali dengan bor ataupun mesin pompo air.
Walaupun dengan bor dan mesin penghisap air atau pompa air masih lebih murah. Dan
ketersedianya air dapat dijamin. Tidak tergantung kepada “orang lain” atau lembaga, yang
birokarasinya panjang dan unjungnya juga uang.
Akhirnya, bagaimana untuk mendapatkan Air bawah tanah yang mudah dan murah? Melalui
tulisan ini, saya akan kemukanan beberapaa hal yang merupakan pengalaman dan ketrampilan
saya, yang mungkin juga sudah dimiliki oleh banyak orang, sebab hal ini sebernarnya bukan hal
yang baru. Namun tidak ada salahnya Bapak/ ibu/ sdr dapat mencobanya.

B.MUDAH DAN MURAH


Mudah dalam mendapat air dan murah harganya karena, peralatan untuk mendapatkan sumber
air dalam tanah, saya hanya memakai 2 (dua) potong lidi, dan kedua tangan, lalu berjalan mencari
lokasi dimana sumur akan digali atau dibor. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Siapkan 2 Lidi, karet gelang, benang atau kawat. Kedua lidi dipotong sama panjang, dan ikat
ujungnya dengan karet gelang, kawat atau benang. (Tidak ada lidi bisa dengan kayu, ranting atau
tembaga).
2.Pangkal kedua lidi dipegang dengan kedua tangan terbuka. Letakkan pada antara ibu jari dengan
telunjuk kemudian digenggam dengan rilek sambil dirorong kerapat. Kedua tangan dipinggang.
3.Letakan kedua tangan yang telah memegang lidi tersebut pada pinggang. Arah ujung lidi yang
telah diikat pada posisi datar di depan perut. (Lihat Gambar )
4.Berjalan maju maupun mundur, dengan posisi lidi tetap dipegang dengan posisi mendatar.

5.Pusatkan perhatian pada tanah yang dilalui, sambil merasakan getaran ujung kedua lidi yang ikat
dengan karet gelang, kawat atau tali lainnya.
6.Apabila ada tarikan ke bawah atau ke atas pada ujung lidi, maka itu tandanya dibawah tanah
yang dilalui ada aliran atau sumber air. Maka untuk memastikannya, coba mundur satu atau dua
langkah dan maju dua langkah sambil tetap memegang ujung lidi. Jika ada tanda-tanda mata air,
maka jika kita berjalan satu atau dua langkah ke belakang, ujung lidi akan turun, dan sebaliknya
jika kita bergerak maju, maka ujung lidi akan bergerak ke atas.
7.Jika benar tanda-tanda itu semakin kuat, yaitu dengan tarikan ke bawah atau ke atas pada ujung
lidi, berarti ada sumber air atau aliran air bawah tanah. (tandai atau berilah garis dimana tanah
dilalui, persis di bawah lidi yang naik atau turun).

8.Langkah berikutnya, cari dari arah yang berlawanan. (Gerakan sama dengan point 4 s/d 6). Cari
sampai menemukan hal yang serupa, dengan berpindah-pindah tempat, namun tetap arah
berlawanan dengan yang telah ditandai. Jika tidak ditemukan atau tidak ada tanda-tanda,
usahakan cari tempat yang lain, karena sumber air itu hanya satu arah.
9.Jika langkah ke 8 (delapan) ada tanda-tanda seperti pada point 7, maka lakukan hal yang sama
dengan langkah-langkah pada point 7, dan tandai dengan garis. (Pada akhirnya kedua garis untuk
tanda adanya suber air bawah tanah tersebut akan bertemu). Lihat gambar disamping!

10.Pusatkan pada pertemuan kedua garis tersebut dan lakukan hal yang sama seperti pont 7
secara berulang-ulang, dan dari posisi yang berbeda ikuti garis-garis tersebut. Baik juga jika
gerakan melingkar dari pertemuan kedua garis tersebut untuk mengetahui berapa banyak dan
besarnya aliran air dalam tanah. Bisa jadi ada dua atau tiga sumber pada tempat tersebut.

C.MENGETAHUI KEDALAMAN SUMBER AIR


Untuk mengetahui kedalaman sumber air bawah tanah tersebut, dengan berdiri pada pertemuan
garis atau pertemuan sumber air yang telah dideteksi sebelumnya. Caranya adalah sebagai berikut:
1.Berdiri pada pertemuan garis atau pertemuan sumber air dengan posisi lidi tetap dipegang dan
ditempelkan pada kedua pinggang dengan posisi mendatar. Ujung kedua lidi pastikan dengan
posisi mendatar menghadap ke depan. Jika benar disitu telah ditemukan sumber air, maka gerakan
lidi akan ke atas. Semakin besar dan dangkalnya sumber air, maka gerakan ke atas dari ujung lidi
akan semakin keras atau cepat ke atas.
2.Hitunglah dengan hitungan: satu, dua, tiga dan seterusnya sampai posisi ujung lidi berdiri tegak
persis di muda atau wajah kita, atau posisi lidi tegak lurus. Sampai hitungan ke berapa, lidi
tersebut pada pososi tegak lurus. Misalnya : “10” (sepuluh), maka kalikan dengan 1 Meter panjang.
( 10 X 1 Meter= 10 Meter)maka akan dapat diperkirakan bahwa kedalaman sumber air bawah
tanah tersebut kira-kira 10 Meter. Jika masih ragu-ragu, cobalah sekali lagi dengan langkah yang
sama seperti ke 1.
3.Tanda pada pertemuan sumber air yang telah diukur kedalaman tersebut dengan kayu berdiri
tegak, supaya nanti pada waktu menggali atau mengebor tidak tidak salah tempat . Jika kurang
percaya, coba pada lain hari dengan cara yang sama. Maka akan didapatkan hal yang sama. Bukan
hanya pada hari lain, pada bulan atau tahun berikut pun tidak akan berubah posisi sumber air
tersebut. Bahkan pada musim kemarau pun sumber air pada tempat tersebut tidak berubah.

D.SUMUR BOR ATAU GALI BIASA.


Cara mendapatkan sumber air seperti yang telah saya jelaskan diatas, berlaku untuk sumur di gali
manual ataupun dengan mesin bor. Memang membuat sumur dengan menggali secara manual
kelihatan lebih mudah, karena dia meter lebih luas. Namun jangan kuatir dengan hasil temuan ini,
walaupun akan dibor , sumber air yang telah ditemukan tadi sebenarnya seperti pertemuan dua
garis. Pada titik tersebut sebagai pedoman bahwa disitu pusat atau bertemunnya dua mata air.
Maka setelah ditemukan sumber air yaitu peremuan kedua garis yang menandai adanya
pertemuan dua mata air harus diberi tanda, dipatok atau diberi “anjir” supaya dalam penggalian
tepat. Apalagi jika menggali dengan mesin bor yang diameternya hanya 2 s/d 4 in.
Bagaimana dengan memakai daun ataupun alat yang lain? Apakah mengalami kesulitan dalam
mendapatkan mata air? Tentu tidak, hanya untuk memastikan sumber air ataupun hanya resapan
ataupun genangan air dalam tanah tidak bisa dibedakan. Apalagi untuk mengujinya hanya pada
tempat terebut dan tidak bisa dicari arah sumber air sampai ke mana. Akan mengalami kusulitan
jika akan membuat sumur pada tempat yang telah ditemukan dengan cara tersebut (daun, atau
alat yang lain) dengan bor, karena tidak ada kepastian sumber air apalagi bertemunya dua sumber
air di bawah tanah. Maka tidak heran jika air sumbur banyak jika musim penghujan dan akan
kering pada musim kemarau. Itu berarti bukan sumber atau aliran air, tetapi resapan, genangan
atau hanya satu jalur atau sumber saja.
Maaf, hanya selisih 10 sampai 20 Cm saja akan menentukan banyak sedikitnya air yang didapatkan
dari menggali, apalagi mengebor. Ada air, tetapi tidak banyak, karena hanya resapan dari sumber
air yang ada disebelahnya.

E.PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai