PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nodul thyroid sangat sering ditemukan, dengan angka kejadian berkisar antara 4-8%
setiap tahunnya. Menurut data WHO 2004, angka kejadiancarcinoma thyroid sebesar 1,5%
dari keganasan seluruh tubuh. Carcinomathyroid ini merupakan penyakit keganasan tersering
yang ditemukan pada sistemendokrin, yaitu 90% dari seluruh carcinoma endokrin.
mikroskopiknya, yakni papiler, folikular, meduler, dan anaplastik. Tipe papiler, folikular, dan
anaplastik berasal dari epitel folikel thyroid, sedangkan tipemeduler berasal dari sel-sel
sekretoir, yaitu kalsitonin dan parafolikular (sel C). Campuran antara carcinoma papiler dan
folikular dapat juga terjadi, tetapibersifat persis menyerupai carcinoma papiler murni. Selain
carcinoma, keganasan komponen non epitelial dan metastasis dari organ lain juga
Pada daerah endemik insidensi carcinoma thyroid folikuler dan anaplastiklebih sering,
terutama pada usia lanjut. Sedangkan di daerah yang kaya akanyodium, tipe papiler lebih
menonjol. Golongan umur terutama pada usia 7-20 tahun dan 40-65 tahun, dimana wanita
menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar. Pertanda awal dari carcinoma
thyroid biasanya adalah benjolan yang tidak terasa nyeri di leher. Selain itu gambaran klinis
lain yang sering ditemukan berupa nodul tunggal (70- 75%), sesak nafas, perubahan suara,
Sebagian besar nodul thyroid bersifat jinak dan biasanya carcinoma thyroid bisa
disembuhkan, namun tidak ada gambaran klinis yang khas untuk menyatakan suatu nodul
1
thyroid ganas sehingga perlu multi modalitas pemeriksaan agar tidak terjadi keterlambatan
obat-obatan, dan radioterapi. American Cancer Society memperkirakan bahwa sekitar 17.000
kasus baru muncul setiap tahunnya di Amerika Serikat dan sekitar 1.300 diantaranya
mengakibatkan kematian. Tetapi dengan pengobatan yang adekuat, sekitar 190.000 penderita
tetap dapat hidup normal dan beberapa dapat bertahan lebih dari 40 tahun.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Thyroid merupakan kelenjar hormon; tak mempunyai ductus dan t.d 2 lobus (kanan –
kiri) yg dihubungkan oleh isthmus (jembatan) yg terletak di depan trachea tepat di bawah
cartilago cricoidea.
Secara embriologi kelenjar thyroid mulanya merupakan tonjolan dr dinding dpn bag
tengah dari farings. Tonjolannya disebut pharyngeal pouch yaitu antara arcus brachialis 1 &
2 pd umur janin ± 4 minggu. Tonjolan ini selanjutnya akan hilang. Akan tetapi pada
foramen caecum pada pangkal lidah yg menonjol ke bawah bila kelenjar thyroid mencapai
kematangan di dalam pertumbuhannya, maka kelenjar tiroid ini dapat ditemukan di depan
vertebra cervicalis 5, 6, & 7. Sisa-sisa kelenjar thyroid ini juga masih sering ditemukan di
pangkal lidah (duct.thyroglossus/ lingua thyroid) dan pd bagian leher yang lain. Pada keadaan
normal beratnya 25 – 40 gram (dewasa). Besar & beratnya bervariasi tergantung usia & jenis
1. A. Thyroidea Superior
2. A. Thyroidea Inferior
Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima cabang langsung dari aorta atau
A.anonyma. Arteri-arteri ini saling bercabangan & berhubungan 1 dg yg lain A. thyroidea sup
& inf sering anastomose di bag post & anastomose ini menuntun kita ke lokasi dari kel.
parathyroidea (2 lobus)
3
3 pasang vena utama:
1. V. thyroidea superior
2. V. thyroidea medialis
Umumnya vena-vena tsbt berjalan meliputi kel thyroid sebelah anterior dan juga
Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal lalu menuju
ke kelenjar limfe yg dalam sekitar v. Jugularis. Dari sekitar v.jugularis ini diteruskan ke
N. laryngea sup & inf sering cedera waktu operasi, akibatnya = pita suara terganggu
(stridor/ serak)
Nodul thyroid merupakan neoplasia endokrin yang paling sering ditemukan di klinik.
Di kepustakaan, selain istilah nodul thyroid sering digunakan pula istilah adenoma thyroid.
Istilah adenoma mempunyai arti yang lebih spesifik yaitu suatu pertumbuhan jinak jaringan
baru dari struktur kelenjar sedangkan istilah nodul tidak spesifik karena dapat berupa kista,
karsinoma, lobul dari jaringan normal, atau lesi fokal lain yang berbeda dari jaringan normal.
4
Tabel 1. Klasifikasi nodul thyroid berdasarkan etiologinya
(koloid sederhana)
nekrotik)
papilla
unilateral (jarang)
2.2.2 Prevalensi
tertentu dan sensitivitas dari tekhnik deteksi; prevalensi nodul tiroid meningkat sesuai dengan
umur, keterpajanan terhadap radiasi pengion iodium. Di amerika serikat prevalensi nodul
tiroid soliter sekitar 4-7% dari penduduk dewasa, 3-4 kali lebih sering pada wanita
dibandingkan pria.
5
2.2.3 Patogenesis
dalam patogenesis nodul tiroid. Namun masih belum dimengerti sepenuhnya proses
respons terhadap suatu rangsangan. Faktor herediter tampaknya tidak memegang peranan
penting. Nodul tiroid ditemukan 4 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pria, walaupun
tidak ada bukti kuat keterkaitan antara estrogen dengan pertumbuhan sel. Adenoma tiroid
tumbuh perlahan dan menetap selama bertahun-tahun; hal ini mungkin terkait dengan
kenyataan bahwa sel tiroid dewasa biasanya membelah setiap delapan tahun. Kehamilan
cenderung menyebabkan nodul bertambah besar dan menimbulkan pertumbuhan nodul baru.
mendadak serta keluhan nyeri. Pada waktu terjadi perdarahan ke dalam adenoma, bisa timbul
Di klinik perlu dibedakan nodul tiroid jinak dari nodul ganas yang memiliki
Konsistensi keras dan sukar digerakkan, walaupun nodul ganas dapat mengalami
Sebaliknya nodul dengan konsistensi lunak lebih sering jinak, walaupun nodul yang
berlangsung lama;
6
Infiltrasi nodul ke jaringan sekitarnya merupakan pertanda keganasan, walaupun nodul
20% nodul soliter bersifat ganas sedangkan nodul multpiel jarang yang ganas, tetapi nodul
Nodul yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar perlu dicurigai ganas.
Nodul dicurigai ganas bila disertai dengan pembesaran kelenjar getah bening regional atau
2.2.5 Diagnostik
Dewasa ini tersedia berbagai modalitas diagnostik untuk mengevaluasi nodul tiroid
seperti biopsi aspirasi jarum halus (BAJAH; Fine Needle Aspiration Biopsy =FNAB),
ultrasonografi, sidik tiroid (sintigrafi; thyroid scan), dan CT (Computed Tomography) scan
atau MRI (Magnetic Resonance Imaging), serta penentuan status fungsi melalui pemeriksaan
Sebagian besar ahli endokrin sepakat menggunakan biopsi aspirasi jarum halus
sebagai langkah diagnostik awal dalam pengelolaan nodul tiroid, dengan catatan harus
dilakukan oleh operator dan dinilai leh ahli sitologi yang berpengalaman.
2.2.5.2 Ultrasonografi
merupakan modalitas yang andal dalam menetukan ukuran dan volume kelenjar tiroid serta
dapat membedakan apakah nodul tersebut bersifat kistik, padat atau campuran kistik-padat.
Ultrasonografi juga digunakan sebagai penuntun biopsi. Sekitar 20-40% nodul yang secara
klinis soliter, ternyata multipel pada gambaran ultrsonogram. Namun demikian belum
diketahui pasti apakah multinodularitas tersebut (seringkali berukuran < 1 cm) memiliki
7
makna yang sama dengan struma multinoduler pada pemeriksaan klinik atau sidik tiroid.
Gambaran ultrasonogram dengan karakteristik dan risiko kemungkinan ganas adalah apabila
vaskular pada nodul(melalui pemeriksaan dengan tekhnik Doppler), serta bila ditemukan
Sidik tiroid (sintigrafi tiroid; thyroid scan) merupakan pencitraan isotopik yang akan
Seperti halnya ultrasonografi, CT scan atau MRI merupakan pencitraan anatomi dan
Penentuan kadar hormon tiroid dan TSHs diperlukan untuk mengetahui fungsi tiroid.
8
Gambar 2.2 CT-Scan Tyroid Adenoma (Mediastinal)
9
2.2.6 Pengelolaan Nodul Tiroid
Terapi supresi dengan hormon tiroid (levotiroksin) merupakan pilihan yang paling
denaturasi protein dan nekrosis koagulatif pada jaringan tiroid dan infark hemoragik akibat
trombosis vaskular; akan terjadi juga penurunan aktifitas enzim pada sel-sel yang masih
Terapi dengan iodium radioaktif (I-131) dilakukan pada nodul tiroid autonom atau
nodul panas (fungsional) baik yang dalam keadaan eutiroid maupun hipertiroid.
2.2.6.4 Pembedahan
Melalui tindakan bedah dapat dilkukan dekompresi terhadap jaringan vital di sekitar
dapat dilakukan pada nodul jinak, sedangkan berapa luas tiroidektomi yang akan dilakukan
pada nodul ganas tergantung pada jenis histologi dan tingkat risiko prognostik.
2.3.1 Prevalensi
Angka kekerapan keganasan pada nodul tiroid berkisar 5-10%. Prevalensi keganasan
pada multinodular tidak jauh berbeda. Gharib H dalam laporannya mendapatkan angka 4,1%
dan 4,7% masing-masing prevalensi untuk nodul tunggal dan multipel. Bila dilihat dari jenis
10
karsinomanya, kurang lebih 90% jenis karsinoma papilare dan folikulare, 5-9% jenis
karsinoma medulare, 1-2% jenis karsinoma anaplastik, 1-3% jenis lainnya. Anak-anak usia
dibawah 20 tahun dengan nodul tiroid dingin mempunyai risiko keganasan 2 kali lebih besar
prevalensi keganasan lebih tinggi, juga mempunyai tingkat agresivitas penyakit yang lebih
berat, yang terlihat dan seringnya kejadian jenis karsinoma tiroid tidak berdiferensiasi.
2.3.2 Klasifikasi
Tumor epitelial
Ganas: Karsinoma
varian)
Karsinoma Medulare
Sarkoma
Neoplasma Miselaneus
11
2. Tingkat keganasan. Untuk kepentingan praktis, karsinoma tiroid dibagi atas 3 kategori,
yaitu:
a. Karsinoma papilare
b. Karsinoma medulare
c. Limfoma maligna
2.3.2.1 Anamnesis
Sebagian besar keganasan tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali
keganasan jenis anaplastik yang sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu.
Sebagian kecil pasien, khususnya pasien dengan nodul tiroid yang besar, mengeluh
adanya gejala penekanan pada esofagus dan trakea. Biasanya nodul tiroid tidak disertai
rasa nyeri, kecuali timbul perdarahan ke dalam nodul atau bila kelainannya tiroiditis
akut/subakut. Keluhan lain pada keganasan yang mungkin ada ialah suara serak.
Dalam hal riwayat kesehatan, banyak faktor yang perlu ditanyakan, apakah ke arah
ganas atau tidak. Seperi misalnya usia pasien saat pertama kali nodul tiroid ditemukan,
12
riwayat radiasi pengion saat usia anak-anak, jenis kelamin pria, meskipun prevalensi
nodul tiroid lebih rendah, tetapi kecendrungan menjadi ganas lebih tinggi dibandingkan
pada wanita. Respons terhadap pengobatan dengan hormon tiroid juga dapat digunakan
Riwayat karsinoma tiroid medulare dalam keluarga, penting untuk evaluasi nodul
ke arah ganas atau jinak. Sebagian pasien dengan karsinoma tiroid medulare herediter
juga memilki penyakit lain yang tergabung dalam MEN (Multiple Endocrine Neoplasia)
2A atau MEN2B.
Pertumbuhan nodul yang cepat merupakan salah satu tanda keganasan tiroid, terutama
jenis karsinoma tiroid yang tidak berdiferensiasi (anaplastik). Tanda lainnnya ialah
konsistensi nodul keras dan melekat ke jaringan sekitar, serta terdapat pembesaran
kelanjar getah bening di daerah leher. Pada tiroiditis, perabaan nodul nyeri dan kadang-
kadang berfluktuasi karena ada abses/pus. Sedangkan jenis nodul tiroid lainnya biasanya
Pemeriksaan sitologi dari BAJAH nodul tiroid merupakan langkah pertama yang
harus dilakukan dalam proses diagnosis. Jenis karsinoma yang dapat segera
13
Laboratorium
Keganasan tiroid bisa terjadi pada keadaan fungsi tiroid yang normal, hiper maupun
hipotiroid. Pemeriksaan kadar tiroid serum untuk keganasan tiroid cukup sensitif
tetapi tidak spesifik, karena peningkatan kadar tiroglobulin juga ditemukan pada
Pencitraan
Pencitraan pada nodul tiroid tidak dapat menentukan jinak atau ganas, tetapi dapat
membantu mengarahkan dengan nodul tiroid tersebut cenderung jinak atau ganas.
Modalitas pencitraan yang sering digunakan pada nodul tiroid ialah sidik (sintigrafi)
nodul dingin, sehingga dikatakan tidak spesifik dan tidak diagnostik. Sintigrafi tiroid
dapat dilakukan dengan menggunakan 2 macam isotop, yaitu iodium radioaktif (123-I)
USG pada evaluasi awal nodul tiroid dilakukan untuk menentukan ukuran dan
jumlah nodul, meski sebenarnya USG tidak dapat membedakan nodul jinak dari yang
ganas. USG pada nodul tiroid yang dingin sebagian basar akan menghasilkan
gambaran solid, campuran solid-kistik dan sedikit kista simpel. USG juga dikerjakan
untuk menentukan multinodularitas yang tidak teraba dengan palpasi, khususnya pada
individu dengan riwayat radiasi pengion pada daerah kepala dan leher. Nodul soliter
atau multipel yang lebih dari kecil dari 1 cm yang hanya terdeteksi dengan USG
umumnya jinak dan tidak diperlukan pemeriksaan lanjutan lain kecuali evaluasi USG
14
Modalitas pencitraan lain seperti computed tomographic scanning (CT Scan)
diagnosis.
Salah satu cara meminimalisasi hasil negatif palsu pada BAJAH ialah dengan
terapi supresi TSH dengan tiroksin ialah menekan sekresi TSH dari hipofisis sampai
2.3.4.1 Operasi
tumor dan jaringan tiroid yang sehat, merupakan prosedur awal pada hampir sebagian besar
15
pasien karsinoma tiroid berdiferensiasi. Bila ditemukan metastasis kelanjar Getah Bening
Beberapa pertimbangan dan keuntungan pilihan prosedur operasi ini adalah sebagai
berikut:
Fokus-fokus karsinoma papilare ditemukan di kedua lobus tiroid pada 60-85% pasien
Pada jaringan tiroid sehat dan ganas yang tertinggal setelah operasi, selanjutnya diberikan
terapi ablasi iodium radioaktif 131-I. Dosis 131-I berkisar 80mCi dianjurkan untuk diberikan
pada keadaan tersebut, mengingat adanya uptake spesifik iodium ke dalam sel folikulare,
Ada 3 alasan terapi ablasi pada jaringan sisa setelah operasi, yaitu:
Terapi ablasi iodium radioaktif umumnya tidak direkomendasikan pada pasien dengan
tumor primer soliter diameter kurang dari 1 cm, kecuali ditemukan adanya invasi ekstratiroid
atau metastasis.
16
2.3.4.3 Terapi Supresi L-Tiroksin
Supresi terhadap TSH pada karsinoma tiroid pasca operasi dipertimbangkan karena
adanya reseptor TSH di sel-sel karsinoma tiroid, sehingga bila tidak ditekan, TSH tersebut
Age: pria < 41 tahun, wanita < 51 tahun/pria > 40 tahun, wanita > 50 tahun.
Extent: papilare intratiroid atau folikulare dengan invasi kapsul minimal papilare
Size: 5 cm /> 5 cm. Risiko Rendah: 1). Setiap usia risiko rendah tanpa metastasis, 2). Usia
risiko tinggi tanpa meta dan dengan ekstensi, dan ukuran tumor resiko rendah. Risiko
Tinggi: 1). Setiap pasien dengan metastasis, atau 2). Usia resiko tinggi dengan salah satu
Skor prognostik: 0,05 x usia (tahun) (kecuali usia < 40 tahun = 0), +1 (grade 2) atau +3
(grade 3 atau 4), +1 (jika ekstratiroidial) atau +3 (jika metastasis jauh), + 0,2 x ukuran tumor
dalam cm (diameter maksimum). Skala skor prognostik: 0-11.65, median 2.6. kategori risiko:
17
Skor prognostik: 3.1 (usia < 39 tahun) atau 0.08 x usia (jika usia > 40 tahun), + 0.3 x ukuran
tumor dalam cm, +1 (jika diangkat tidak komplit), +1 (jika invasi lokal), +3 (jika metastasis
Tabel 2.1 Angka Kelangsungan Hidup Pasien Karsinoma Tiroid Berdiferensiasi berdasarkan
18
BAB III
KESIMPULAN
Carcinoma thyroid adalah suatu penyakit dimana sel maligna (carcinoma) terbentuk di
jaringan kelenjar thyroid. Carcinoma thyroid dibagi menjadi carcinoma papilare, carcinoma
folikuler, carcinoma medulare, carcinoma anaplastik, limfoma thyroid primer, dan sarkoma
thyroid primer. Setiap tahunnyakasus baru carcinoma thyroid sekitar 1% dari diagnosa kasus
baru, dengan carcinoma papilare merupakan keganasan tersering, yakni 80% dari
belum diketahui secara pasti, namun diduga hal ini disebabkan oleh adanya mutasi pada gen
jaringan thyroid.
berkaitan dengan faktor resiko), pemeriksaan fisik (terutama melalui inspeksi dan palpasi),
tumor marker). Pemeriksaan radiologi pada carcinoma thyroid dapat dilakukan melalui USG,
MRI dan scintigrafi. USG merupakan pemeriksaan radiologi yang paling sering digunakan
dalam pemeriksaan thyroid, karena murah, mudah digunakan, dan tidak memiliki efek
radiasi.
kemoterapi. Pemilihan jenis terapi ini ditentukan berdasar jenis dan stadiumklinisnya.
Prognosa carcinoma thyroid dipengaruhi beberapa faktor, yakni karakteristik tumor (ukuran
tumor, jumlah tumor, invasi tumor lokal, metastase regional maupun metastase jauh) dan
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, editor. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-dua. Jakarta:
3. Safitri A, editor. Lecture notes: Radiologi. Edisi ke-dua. Terjemahan Patel PR. Lecture
obesity ad respiratory function in men and women in the EPIC-Norfolk Study, United
5. Sapan AZ, Nassir A, Azis T. Invaginasi (serial online) 1987 (diakses 26 Mar 2012); 43.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/14_Invaginasi.pdf/14_Invaginasi.html
20