Anda di halaman 1dari 2

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATALAKSANA KLINIS
RSPP BETUN
MALAKA
2018

HEMATEMESIS MELENA
ICD 10: K 92
1. Pengertian (Definisi) Hematemesis adalah muntah darah kehitaman yang
merupakan adanya indikasi adanya perdarahan saluran
cerna bagian atas atau proksimal ligamentum Treitz.
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), terutama
dari duodenum dapat pula bermanifestasi dalam bentuk
keluarnya darah segar per anum bila perdarahannya
banyak. Melena (feses berwarna hitam) biasa berasal dari
perdarahan SCBA, walaupun perdarahan usus halus dan
bagian proksimal kolon dapat juga bermanifestasi dalam
bentuk melena
2. Anamnesis 1. Kapan, Jumlah, warna, perdarahan
2. Riwayat konsumsi NSAID jangka panjang atau
antikoagulan
3. Riwayat merokok, pecandu alkohol
4. Riwayat muntah, usaha untuk terjadinya muntah, batuk
5. Keluhan lain seperti mual, kembung, nyeri abdomen, dll
6. Riwayat perdarahan sebelumnya
3. Pemeriksaan Fisik 1. Tekanan darah dan nadi posisi berbaring
2. Perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi
3. Ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral dingin)
4. Bising usus yang meningkat
5. Kondisi pernapasan
6. Produksi urine
7. Stigmata penyakit hati kronis (ikterus, spider nevi, asites,
splenomegali, eritema palmaris, edema tungkai)
8. Colok dubur
4. Kriteria Diagnosis 1. Muntah darah
2. BAB hitam
3. Nyeri epigastrium
5. Diagnosis Kerja Hematemesis Melena (ICD 10: K 92)
6. Diagnosis Banding 1. Hemoptoe
2. Hematoschezia
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium : DL, serum elektrolit, SGOT, SGPT, Ur,
Cr
2. EKG
3. Petanda virus hepatitis
8. Tata Laksana 1. Stabilisasi hemodinamik : terapi cairan menggunakan
cairan kristaloid
2. PPI : PPI dosis tinggi bolus (Lansoprazole 60 mg bolus)
lanjut drip 6 mg/jam pada pasien non variceal (IA)
3. Injeksi vitamin K 3x1 ampul dengan gangguan
hati/sirosis (IIB)
4. Terapi antibiotik diberikan ceftriaxon 1x1 gram pada
penyakit hati kronis dengan perdarahan saluran cerna
atas (IA)
9. Edukasi 1. Menjelaskan tentang penyebab, perjalanan penyakit dan
penatalaksanaan pengobatan
2. Menghindari faktor resiko dan menganjurkan perubahan
gaya hidup yang tidak baik untuk kesehatan pencernaan
3. Pasien dengan perdarahan ulkus yang telah sembuh
dengan H. Pylori tes (-), perlu mendapatkan ppi ketika
menggunakan NSAID, aspirin, atau COX-2 inhibitor
4. Stop NSAID dan aspirin harus distop ketika perdarahan
ulkus terjadi

10. Prognosis Ad vitam : dubia


Ad sanationam : dubia
Ad fungsionam : dubia
11. Tingkat Evidens I
12. Tingkat Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis dr. Lailatul Fitriyah, Sp.PD
14. Indikator Berdasarkan skor Rockall, kita dapat menghitung risiko
perdarahan berulang. Sebanyak 10-20% pasien dapat
terjadi perdarahan berulang setelah terapi.
15. Kepustakaan 1. Adi P. Pengelolaan Perdarahan Saluran
Cerna Bagian Atas. Dalam Alwi I, Setiati S, Setiyohadi
B, Simadibrata M, Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I Edisi V. Jakarta : Interna Publishing;
2010:447-452.
2. Cirrhosis and its Complications, Peptic
Ulcer Disease and Related Disorders. Dalam : Fauci A,
Kasper DL, Longo D, Braunwald E, Hauser S, Jameson
J, Loscalzo J, editors. Harrison‘s Principles of Internal
Medicine. 19th ed. United States of America; The
McGraw-Hill Companies. 2015. 
3. Stephens JR, Hare NC, Warshow U,
Hamad N, Fellows HJ, Pritchard C, Thatcher P, Jackson
L, Michell N, Murray IA, Hyder Hussaini S, Dalton HR.
Management of minor upper gastrointestinal
heaemorrhage in the community using G;asgow-
Bllatchford Scor. Eur J Gastroenterol Hepatol. 2009;
21(12):1340-6.
4. Zuccaro G Jr. Management of the adult
patient with acute lower gastrointestinal bleeding.
American College of Gastroenterology. Practice
Parameters Committee. Am J Gastroenterol.
1998;93(8):1204.
5. Scottish Intercollegiate Guidelines
Network (SIGN). Management of acute upper and lower
gastrointestinal bleeding. A national clinical guideline.
SIGN publication; no. 105. Edinburgh (Scotland) :
Scottish Intercollegiate Guidelines Network (SIGN) ;
2008.
6. Gralnek I, Dumonceau J-M, Kuipers E,
Lanas A, Sanders D, Kurien M, et al. Diagnosis and
management of nonvariceal upper gastrointestinal
hemorrhage: European Society of Gastrointestinal
Endoscopy (ESGE) Guideline. Endoscopy [Internet].
2015;47(10):a1–46.

Anda mungkin juga menyukai