Pendahuluan
Kemajuan teknologi semakin pesat membuat akses informasi yang beredar kian cepat.
Sekarang masyarakat semakin cerdas memilih dan menentukan pilihan. Salah satu dari itu adalah
masalah kesehatan yang saat ini informasinya sangat banyak sehingga membuat masyarakat
semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan. Sehingga masyarakat saat ini juga
cerdas dalam mengidentifikasi sikap atau etika para pekerja medis atau dokter.
Di dalam kedoktern juga terdapat etika yang harus dipatuhi, yaitu bioetika atau yang
disebut juga dengan tika biomedis. Penerapan bioetik merupakan sebuah pengetahuan yang harus
dikuasai oleh seorang dokter yang masuk didalam dunia medis, karna kaidah bioetik adalah
sebuah panduan dasar yang standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap dan
Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk menamba wawasan baik yang berkerja
dibidang medis maupun non medis, termasuk juga pasien. Sehingga terjalin kepercayaan
komunikasi dan hubungan baik antara pasien dan dokter serta tertampil dalam melakukan dan
menerapkan kaidah dasar bioetik terhadap masalah dan pengambilan keputusan klinik.
II. Pembahasan
Prinsip-prinsip dasar etika atau yang disebut dengan kaidah dasar bioetik adalah suatu
aksioma yang digunakan untuk mempermudah penalaran atau pemikiran tentang etika. Prinsip-
prinsip itu harus dilakukan bersamaan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang disebut dengan
prinsip yang lebih spesifik. Tetapi ada beberapa kasus, yang disebabkan karena bedanya konsisi,
satu prinsip tersebut menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dimana aka nada prinsip lain
Di dalam kaidah dasar bioetik ini terkandung prinsip-prinsip dasar bioetik yang harus selalu
menjadi perhatian. Empat prinsip etik tersebut adalah beneficence, non-maleficence, autonomy,
dan justice. Prinsip-prinsip dasar bioetik ini dapat diterima di seluruh budaya, tetapi setiap
budaya dengan kebudayaan yang lain memiliki banyak varian yang berbeda.
Beneficence
Beneficence adalah salah satu prinsip bioetik dimana seorang dokter melakukan suatu
tindakan yang dilakukan untuk kepentingan pasiennya, yang dilakukan untuk membantu dalam
mencegah dan menghilangkan suatu hal yang berbahaya dengan kesehatan pasien tersebut atau
hanya sekedar mengobati masalah-masalah kesehatan yang sederhana yang dialami oleh pasien.
Secara spesifik, beneficence dapat diartikan bahwa seorang dokter mau tidak mau mau harus
berbuat baik kepada pasien dan keluarga pasien. Selain itu dokter harus menghormati martabat
pasien, dan harus berusaha sebaik mungkin agar pasien tidak berada dalam kondisi yang
berbahaya. Seorang dokter harus mengambil langkah atau tindakan yang berdampak lebih baik
kepuasan maksimal.
Contoh umum yang berkaitan dengan prinsip beneficence yang harus dilakukan oleh
seorang dokter adalah menjelaskan penyakit-penyakit pasien; berkomunikasi yang baik dengan
pasien dan keluarga pasien; memberikan suatu resep dimana terdiri dari obat-obat generik dan
bukan polifarmasi, serta memberikan penjelasan tentang efek samping obat tersebut, tentang
kapan waktu yang tepat untuk menggunakan obat tersebut; meminimalisasi akibat buruk; dan
lain sebagainya.
Non-maleficence
Non-maleficence adalah salah satu prinsip bioetik dimana seorang dokter tidak boleh
melakukan suatu tindakan atau perbuatan yang mengakibatkan kondisi pasiennya semakin
memburuk. Dokter harus memilih dan melakukan tindakan yang memilik risiko paling kecil
terhadap kondisi kesahatan pasien. “Do no harm” merupakan poin penting dalam prinsip non-
maleficence. Prinsip non-maleficence ini diterapkan pada kasus-kasus yang sifat nya gawat atau
darurat.
Contoh umum dari prinsip non-maleficence ini adalah menolong pasien emergensi;
menolong pasien yang luka; tidak membunuh pasien; tidak memandang pasien sebagai sebagai
obyek percobaan; tidak membahayakan pasien karena kelalaian; tidak melakukan white collar
Autonomy
Dalam prinsip dasar bioetik yang disebut dengan autonomy, seorang dokter memiliki
kewajiban untuk menghormati martabat dan hak pasien, terutama tentang hak pasien untuk
kehendak sendiri dari pasien. Pasien memiliki hak untuk berpikir secara logis dan membuat
keputusan tentang kesehatannya sesuai dengan keinginannya sendiri. Pasien mendapatkan hak
untuk dihormati dan didengarkan pendapatnya, dokter tidak bisa memaksakan suatu tindakan
atau pengobatan terhadap pasien bila pasien tersebut memiliki pendapat yang bertentangan
Autonomy hanya berlaku pada orang yang sudah dewasa dengan usia di atas 21 tahun,
anak-anak dan remaja masih dalam pengawasan dan hak orang tua. Selain itu autonomy hanya
berlaku pada orang yang memiliki kesadaran penuh dan tidak memiliki kelainan mental, jika
seorang tersebut tidak sadar penuh dan memiliki kelainan mental, dapat meminta pertimbangan
untuk mengambil keputusan sendiri atau memiliki kemandirian untuk mengatur urusannya
sendiri. Menurut Immanuel Kant, autonomy adalah syarat untuk perilaku moral. Supaya
perbuatan atau tindakan dapat dianggap memiliki sikap moral yang dinilai dari baik dan
buruknya tindakan tersebut, perlulah perbuatan tersebut disertai dengan tindakan atau perilaku
yang didasari dengan autonomy atau kehendak manusia. Selain itu John Stuart Mill juga
berpendapat tentang arti dari autonomy. Menurut beliau, autonomy adalah ideal, cita-cita, atau
keinginan bagi perbuatan dan pemikiran manusia. Manusia perorangan itu sendirilah yang harus
bisa memilih apa yang harus dilakukan dan harus bisa mengatur hidupnya sendiri.
Consent berarti suatu tindakan yang diberikan tanpa adanya paksaan oleh orang yang
memiliki pengetahuan yang cukup tentang keputusan yang ia berikan. Consent menerapkan
bahwa setiap manusia dewasa memiliki hak untuk menentukan dan berpendapat tentang apa saja
Informed Consent adalah izin atau pernyataan yang mengatakan setuju dari pasien
yang diberikan secara bebas tanpa paksaan, dalam keadaan sadar penuh, dan rasional.Dalam
informed consent, pasien harus terlebih dahulu memahami dan menerima informasi secara utuh
dengan akurat tentang kondisi kesehatan mereka, jenis tindakan medik yang diusulkan, risiko,
dan juga manfaat dari tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien itu.Informasi yang
disampaikan oleh dokter kepda pasien, harus sesuai dengan bahasa yang digunakan pasien, tidak
informed consent, pasien atau keluarga pasien menyetujui suatu tindakan medis secara tertulis.
Informed consent biasanya digunakan untuk tindakan medis yang berhubungan dengan adanya
tindakan operasi atau pembedahan. Entah untuk penerimaan atau penolakan tindakan operasi
Justice
Justice atau keadilan adalah prinsip yang terkandung juga dalam bioetik. Justice
adalah suatu prinsip dimana seorang dokter diwajibkan untuk memberikan perlakuan yang adil
untuk semua pasiennya. Dalam hal ini dokter tidak dibolehkan untuk membeda-bedakan pasien
berdasarkan tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial yang dimiliki oleh pasien tersebut.
Untuk melakukan tindakan yang adil diperlukan nilai moral keadilan agar adanya kesamaan
dalam perlakuan kepada pasien.5 Contoh dari justice adalah dokter harus bisa menghargai hak-
hak pasien.
Pembahasan Kasus
Pada scenario D tertulis “Seorang pasien anak laki-laki berusia 10 tahun dirawat di
sebuah rumah sakit dengan penyakit kanker stadium lanjut. Pasien tersebut dirawat untuk
pengobatan lebih lanjut. Orangtua pasien bukanlah orang kaya, tetapi orangtuanya ingin terapi
anaknya tetap berlanjut. Dokter tidak yakin obat obat yang diberikan dapat membantu. Karena
berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya pada penyakit ini, pasien tetap meninggal
walaupun telah diterapi dengan kemoterapi. Akhirnya dokter memutuskan untuk menjelaskan
kepada orang tua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh
sangat kecil walau di terapi dengan obat obatan, tetapi dokter tidak mengatakan kepada orang tua
Dari skenario D , tindakan dokter sesuai dengan kaidah dasar bioetik yaitu Justice . Dalam kasus
ini dokter memberi perlakuan sama kepada pasien untuk kebahagiaan pasien dan keluarga.
Karena digambarkan dokter tersebut tidak membeda-bedakan pasien yang ada, dimana dokter
tersebut mau melayani dan mengobati pasien siapapun pasien tersebut dan apapun kondisi
keuangan yang dimiliki oleh pasien tersebut. Di sisi lain, dokter tersebut mau menerima dan
Selain itu juga dokter tersebut mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang
telah ia lakukan. Maksud dari itu adalah dokter tersebut sebelum mengambil keputusan akhir dia
menjelaskan kepada keluarga kondisi yang sesungguhnya. Sehingga dokter menyerahkan segala
keputusan kepada keluarga. Kemudian, jika keluarga merasa ragu maka keputusan dokter yang
akan diambil. Namun, dalam kasus ini keluarga mengambil keputusan sediri dan dokter tidak
Dari skenario yang ada, dapat disimpulkan bahwa dokter telah melakukan tindakan yang
sesuai dengan kaidah dasar bioetik, baik prinsip beneficence, autonomy, dan justice. Dengan
prinsip yang paling menonjol adalah Justice, dimana kita dapat melihat bahwa dokter memberi
perlakuan yang sama kepada pasien untuk kebahagian pasien dan keluarga pasien tanpa melihat