Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06.pps
Pelatihan Ketrampilan Bedah Dasar 05.06.pps
Ketrampilan
Teknik Bedah Dasar
Pendahuluan
Ketrampilan yang diberikan pada
pelatihan ini bukan merupakan satu-
satunya teknik bedah yang ada.
Pelatihan ini diberikan suatu teknik
bedah yang lebih mengutamakan segi
keamanan dari tim bedah dan juga
pasien.
Pembedahan yang aman lebih baik dari
pada pembedahan yang cepat tetapi
memiliki resiko mencederai pelaksana
pembedahan..
Pendahuluan
Penguasaan teknik bedah dapat dinilai
dari:
Efisiensi tenaga dan gerakan
Gerakan-gerakan yang luwes dan wajar
Bagi peserta yang sudah terbiasa
dengan gerakan yang kurang benar
diharapkan selama kursus dapat diubah
menjadi gerakan yang benar.
Setelah menjalani kursus ini harus
ditindaklanjuti dengan pemahiran di
institusi masing-masing yang menjadi
tanggung jawab dari para instruktur
setempat.
Pelatihan ini terdiri dari:
Pengenalan instrumen
Teknik menyimpul
Teknik insisi dan penjahitan
Hemostasis dan diseksi tajam
Penanganan cedera usus (anastomosis)
Penanganan cedera vaskuler (patching
& anastomosis)
Penanganan cedera traktus urinarius
(ureter & vesika urinaria) ureter
Pengenalan Instrumen
Pisau
Pinset
Hemostat
Gunting
Pemegang
jarum (needle
holder)
Correct Table Height
Operate at
level at which
forearm is
approximately
horizontal
Sebagaimana biasanya pada setiap
pelatihan ketrampilan, peserta
kursus merupakan penilai yang
terbaik, oleh karena itu apabila
belum merasa mendapat
ketrampilan yang diajarkan,
manfaatkan keberadaan instruktur.
Pisau
Jenis pisau :
1. Pisau yang gagang dan matanya
disposable
2. Pisau yang matanya disposable
dengan gagang reusable
3. Pisau yang gagang dan matanya
merupakan suatu kesatuan dan
reusable
“Pada Pelatihan ini dipakai No. 2
Pisau Reusable
Perbedaan antara dua
macam mata pisau
SCALPEL BISTOURI
Dipegang seperti Dipegang seperti
memegang pisau dapur
memegang pena
Tekanan jari telunjuk
merupakan penentu Pisau mengarah
kedalaman insisi ke vertical karena
Dua jari (telunjuk dan ibu yang menyayat
jari) tangan lainnya dapat adalah ujung
dipakai untuk fiksasi kulit mata pisau
atau counter traksi
Pisau lebih mengarah ke Kelingking tangan
horizontal, karena bagian yang sama
yang menyayat adalah merupakan alat
perut pisau. fiksasi
Cara Pasang Mata Pisau
Cara Memegang & Fiksasi
Handling Instrument
Handling Instrument
Posisi Pisau terhadap
Permukaan
Posisi Pisau terhadap
Permukaan
Insisi Linear (Video)
Insisi Linear (Video)
KANAN KIRI
Jari tidak boleh Jari tidak
Jenis gunting:
Kasar dan halus
Lurus dan bengkok
atau tumpul
Gunting
Memegang gunting jari juga tidak boleh
masuk lebih dari satu phalanx.
Pada saat memotong benang dengan
memakai gunting kasar, gunting harus
dimiringkan sedemikian rupa sehingga
dapat terlihat panjang benang yang
ditinggal.
Apabila menggunakan gunting yang
bengkok, maka posisi harus sedemikian
rupa sehingga ujungnya harus tetap
terlihat.
Handling Instrument
Gunting
Gunting (Video)
Benar Salah
Gunting (Video)
3 Gerakan Gunting
untuk Diseksi
1. Gerakan menggunting
2. Gerakan membuka
3. Gerakan mendorong
sambil mengunting
Diseksi (Video)
Needle Holder
Perhatikan Alur
Mekanik Needle
Holder, agar saat
mengikat dengan
benang tidak
tersangkut
Permukaan
Needle Holder-Jarum
Permukaan
Hemostat-Jarum
Needle Holder-
Cara Menjahit
Jarum-Cara Menusukkan
Benar Salah
Jarum-Cara Menusukkan
1. Reef knot
2. Surgeon’s knot
3. Deep Tying
4. Slip knot
Indikasi simpul
Reef knot
Slip knot & Harus diakhiri reef knot
Semua simpul
Terdiri dari 2 macam gerakan
Gerakan simpul ke 1 harus sama dengan 3, 5, 7
dst.
Gerakan simpul ke 2 harus sama dengan 4, 6, 8
dst.
Simpul 1 : Benang harus ditarik berlawanan arah
dengan arah datangnya benang
Simpul 2 : Setelah simpul pertama kedua tangan
harus menyilang
Dua tangan
Simpul 1 : jari telunjuk (tangan kanan)
Simpul 2 : jari telunjuk (tangan kiri )
atau
Simpul 1 : jari tengah (tangan kanan)
Simpul 2 : jari tengah (tangan kiri)
Reef Knot (lanjutan)
Dengan instrumen
1. Pengambilan benang dari atas
Catatan:
Pengambilan dari dalam
Reef Knot (lanjutan)
Terdapat 3 gerakan dasar:
1. Gerakan 1 : jari telunjuk tangan terjauh
2. Gerakan 2 : jari tengah tangan terdekat
3. Gerakan 3 : ibu jari bertemu dengan
telunjuk (TIDAK DIAJARKAN)
Satu tangan
1. Gerakan 1 + gerakan 2 atau
2. Gerakan 2 + gerakan 1
Dua tangan
1. Gerakan 1 yang dikerjakan oleh kedua
tangan bergantian atau
2. Gerakan 2 yang dikerjakan oleh kedua
tangan bergantian
3. Gerakan 3 dikerjakan oleh kedua
tangan bergantian (TIDAK
DIAJARKAN)
Reef Knot
Standard Square Knot
(“Secure”)
Reef Knot (lanjutan)
Dengan instrumen
1. Pengambilan benang dari atas
Catatan:
Pengambilan dari dalam
Surgeon’s knot
Satu tangan
Dua tangan
Instrumen
Dianjurkan
1. Tiga kali: Benang biasa
Reef knot + gerakan 3=1
2. Tujuh kali: Benang
monofilamment
Teknik Insisi dan
Penjahitan pada Kulit
2 Macam Insisi
1. Insisi Linear
2. Insisi Elips
Insisi Linear
Dianjurkan pada penutupannya dimulai
di tengah dan dilanjutkan setiap
pertengahan dari incisi yang tersisa.
Arah jarum yang tegak lurus dengan
permukaan kulit dan juga tegak lurus
sayatan kulit
Jarak masuk dan keluarnya jarum dari
tepi sayatan sama dengan dalamnya
jaringan yang diambil (x) dan jarak antar
jahitan sama dengan dua kali jarak
tersebut (2)
Suturing Technique
Suturing Technique
Suturing Technique
Suturing Technique
Terlalu Dangkal
Terlalu Dalam
Tidak Proporsional
Suturing Technique
Eversi-Benar Inversi-Salah
Interrupted Technique
Interrupted Technique
(Benar)
Interrupted Technique
(Salah)
Interrupted Technique
(Koreksi Dog Ear)
Interrupted Technique
Step 1 (Linear Incision)
Interrupted Technique
Step 1 (Linear Incision)
Interrupted Technique
(Salah)
Tidak Sejajar
Tidak Seragam
Interrupted Technique
(Salah)
Terlalu Jarang
Terlalu Rapat
Insisi Elips
Pada pembuatannya tentukan lebih
dulu lebar dan incisi sesuai dengan
lesi, kemudian panjang insisi harus
≥ 3x lebar.
Insisi Elips
Cara Menutup Insisi Elips:
Tidak boleh dimulai dari tengah
tetapi harus dari kedua ujung insisi
Berakhir di tengah
Benar
Salah
Continuous Technique
Continuous Technique
Syarat :
1. Harus dengan asisten yang tugasnya
hanya melepas & memegang benang,
BUKAN mengencangkan jahitan.
2. Selama penjahitan benang tidak boleh
kendor.
3. Jarum diambil siap pakai (Midposisi)
Catatan: Angkat jahitan lebih lama
daripada interrupted
Mattress Technique
Mattress Technique
Mattress Technique
Langkah-langkah :
1. Jarum masuk tegak lurus permukaan
kulit.
2. Jarum diambil siap pakai (midposisi).
3. Jarum diputar dari “forehand” menjadi
“backhand”.
4. Benang ditarik.
5. Jarum dikembalikan backhand dalam
satu bidang (vertical mattress) atau
Dalam bidang yang sejajar dengan
bidang pertama (horizontal mattress).
6. Disimpul dengan reef knot
Jahitan Mattress
Jaringan Sedikit
Benar
Terjahit-Salah
Subcuticular Technique
Benang Absorbable
Subcuticular Technique
Subcuticular Technique
(Video)
Benang Nonabsorbable
Hemostasis
Cara mengikat
1. Dengan klem pembuluh
darah kecil dgn jaringan
sekitarnya (pedicle technique)
2. Tanpa klem: pembuluh besar
yang dapat dibebaskan tanpa
mencederainya
3 Gerakan Gunting untuk
Diseksi
Gerakan menggunting
Gerakan membuka
Diseksi Menggunting
Diseksi Membuka
Biopsi
Anastomosis
Syarat:
1. Tidak ada regangan.
2. Aposisi yang baik.
3. Vaskularisasi yang cukup.
4. Tehnik jahitan yang sempurna :
• Extramucosal
• Jarak jahitan 4 mm.
• Serosa harus bertemu dengan serosa
(inversi)
5. Pengamanan & pencegahan distensi.
End-To-End Anastomosis
Extra Mucosal Layer
End-To-Side Anastomosis
Extra Mucosal Layer
Using Vertical Mattress Technique
Vascular Vein Patch
Vascular End-To-End
Anastomosis - Step 1
Anastomosis end to end pada pembuluh
darah diameter kecil
(dengan membuat sayatan miring)
Anastomosis end to end pada
pembuluh darah yang tidak dapat
diputar
Anastomosis end to end
pada pembuluh darah kecil & Ureter
(Spatulasi)
Anatomi
Anatomi
KOMPETENSI ?
IF YOU CAN DO IT
PROPERLY
YOU ARE ALLOWED TO
DO IT !