Anda di halaman 1dari 149

Pelatihan

Ketrampilan
Teknik Bedah Dasar
Pendahuluan
 Ketrampilan yang diberikan pada
pelatihan ini bukan merupakan satu-
satunya teknik bedah yang ada.
 Pelatihan ini diberikan suatu teknik
bedah yang lebih mengutamakan segi
keamanan dari tim bedah dan juga
pasien.
 Pembedahan yang aman lebih baik dari
pada pembedahan yang cepat tetapi
memiliki resiko mencederai pelaksana
pembedahan..
Pendahuluan
 Penguasaan teknik bedah dapat dinilai
dari:
 Efisiensi tenaga dan gerakan
 Gerakan-gerakan yang luwes dan wajar
 Bagi peserta yang sudah terbiasa
dengan gerakan yang kurang benar
diharapkan selama kursus dapat diubah
menjadi gerakan yang benar.
 Setelah menjalani kursus ini harus
ditindaklanjuti dengan pemahiran di
institusi masing-masing yang menjadi
tanggung jawab dari para instruktur
setempat.
Pelatihan ini terdiri dari:

 Pengenalan instrumen
 Teknik menyimpul
 Teknik insisi dan penjahitan
 Hemostasis dan diseksi tajam
 Penanganan cedera usus (anastomosis)
 Penanganan cedera vaskuler (patching
& anastomosis)
 Penanganan cedera traktus urinarius
(ureter & vesika urinaria) ureter
Pengenalan Instrumen

 Pisau
 Pinset
 Hemostat
 Gunting
 Pemegang
jarum (needle
holder)
Correct Table Height

Operate at
level at which
forearm is
approximately
horizontal
Sebagaimana biasanya pada setiap
pelatihan ketrampilan, peserta
kursus merupakan penilai yang
terbaik, oleh karena itu apabila
belum merasa mendapat
ketrampilan yang diajarkan,
manfaatkan keberadaan instruktur.
Pisau

Jenis pisau :
1. Pisau yang gagang dan matanya
disposable
2. Pisau yang matanya disposable
dengan gagang reusable
3. Pisau yang gagang dan matanya
merupakan suatu kesatuan dan
reusable
“Pada Pelatihan ini dipakai No. 2
Pisau Reusable
Perbedaan antara dua
macam mata pisau
SCALPEL BISTOURI
 Dipegang seperti  Dipegang seperti
memegang pisau dapur
memegang pena
 Tekanan jari telunjuk
merupakan penentu  Pisau mengarah
kedalaman insisi ke vertical karena
 Dua jari (telunjuk dan ibu yang menyayat
jari) tangan lainnya dapat adalah ujung
dipakai untuk fiksasi kulit mata pisau
atau counter traksi
 Pisau lebih mengarah ke  Kelingking tangan
horizontal, karena bagian yang sama
yang menyayat adalah merupakan alat
perut pisau. fiksasi
Cara Pasang Mata Pisau
Cara Memegang & Fiksasi
Handling Instrument
Handling Instrument
Posisi Pisau terhadap
Permukaan
Posisi Pisau terhadap
Permukaan
Insisi Linear (Video)
Insisi Linear (Video)

Menyayat kontinyu Menyayat seperti gergaji


Pinset (1)

 Pinset ada yang bergigi dan tidak


bergigi
 Penggunaanya tergantung dari jenis
jaringan yang akan dipegang
dengan pinset bergigi sedangkan
usus dengan pinset tanpa gigi
Pinset (2)

 Pinset harus dipakai dengan prinsip


memegang sumpit, dimana pinset
itu harus merupakan perpanjangan
dari jari telunjuk dan ibu jari
 Pinset merupakan suatu alat yang
serbaguna dan biasanya dipegang
oleh tangan kiri
Pinset (3)

 Selama melakukan pembedahan


sebaiknya pinset tidak dilepas dan
kemudian diambil kembali tetapi
biasakanlah”menyimpan” pinset di
tangan kiri dengan menjepitnya
dengan menggunakan jari manis
dan kelingking, sehingga ibu jari
telunjuk dan jari tengah bebas
bekerja (lihat gambar).
Handling Instrument
Handling Instrument
Handling Instrument
(video)

Pinset Bergigi Pinset Tak Bergigi


Handling Instrument
Hemostat
 Dikenal 2 macam yaitu:
 Bergigi (Kocher)
 Tidak bergigi (Pean)

 Keduanya dapat berbentuk

lurus atau bengkok. Diajarkan


cara membuka klem dengan
tangan kanan dan tangan kiri
Membuka Klem
(Apabila mempergunakan hemostat yang bengkok maka
ujungnya harus menuju ke permukaan)

KANAN KIRI
 Jari tidak boleh  Jari tidak

masuk lebih dari dimasukkan ke


satu phalanx dalam lubang
pegangan
 Gerakan
 Gerakan pembuka
pembuka
merupakan merupakan gerakan
gerakan yang yang berlawanan
berlawanan dari dari ibu jari dan jari
ibu jari dan jari manis
tengah
Handling Instrument
Handling Instrument
Gunting

 Jenis gunting:
 Kasar dan halus
 Lurus dan bengkok

 Kedua ujungnya tajam

atau tumpul
Gunting
 Memegang gunting jari juga tidak boleh
masuk lebih dari satu phalanx.
 Pada saat memotong benang dengan
memakai gunting kasar, gunting harus
dimiringkan sedemikian rupa sehingga
dapat terlihat panjang benang yang
ditinggal.
 Apabila menggunakan gunting yang
bengkok, maka posisi harus sedemikian
rupa sehingga ujungnya harus tetap
terlihat.
Handling Instrument
Gunting
Gunting (Video)

Benar Salah
Gunting (Video)
3 Gerakan Gunting
untuk Diseksi

1. Gerakan menggunting
2. Gerakan membuka
3. Gerakan mendorong
sambil mengunting
Diseksi (Video)

Diseksi Diseksi Diseksi


Menggunting Membuka Pisau
Needle Holder
 Jarum TIDAK BOLEH DIPEGANG
DENGAN JARI.
 Jarum dipegang pada sepertiga pangkal,
kurang lebih 1-2 mm dari ujung needle
holder.
 Posisi needle holder dapat berada
dalam:
 PRONASI pada waktu menusuk dan
mengambil jarum
 MID POSITION pada waktu pengambilan
jarum siap pakai
 SUPINASI tidak dianjurkan dipakai untuk
pengambilan jarum
Needle Holder-Jarum
Needle Holder-Jarum
Needle Holder-Jarum
(video)

Benar Terlalu pangkal Terlalu Ujung


Needle Holder (Benar)
Needle Holder (Salah)
Handling Instrument
(Mid posisi)
Handling Instrument
(Supinasi)
Handling Instrument
(Pronasi)
Needle Holder
 Diajarkan cara memutar jarum dan posisi
forehand ke posisi backhand
 Dengan memakai pincet di tangan kiri,
dan needle holder tangan kanan
 Dengan cara memutar tangan kiri ke
arah supinasi dan tangan kanan ke arah
pronasi dan cara sebaliknya jika ingin
memutar jarum dari posisi backhand ke
forehand.
 “Pergerakan ini merupakan gerakan
pergelangan tangan tanpa
mengikutsertakan siku”
Needle Holder

 
Needle Holder

 Perhatikan Alur
Mekanik Needle
Holder, agar saat
mengikat dengan
benang tidak
tersangkut
Permukaan
Needle Holder-Jarum
Permukaan
Hemostat-Jarum
Needle Holder-
Cara Menjahit
Jarum-Cara Menusukkan

 
Benar Salah
Jarum-Cara Menusukkan

Jarak Luka Dekat Jarak Luka Jauh


Teknik Menyimpul
Simpul yang diajarkan

1. Reef knot
2. Surgeon’s knot
3. Deep Tying
4. Slip knot
Indikasi simpul

Semua simpul memakai Reef knot,


kecuali:
 Ada regangan: Surgeon’s knot

 Simpul di dalam (Deep Tying) :

 Reef knot
 Slip knot & Harus diakhiri reef knot

 Sebaiknya tidak menggunakan


instrumen
Indikasi Penyimpulan

 Reef Knot dapat dikerjakan


setiap waktu apabila tidak ada
regangan
 Surgeon’s Knot dipakai kalau
ada regangan
 Reef knot & Slip Knot dapat
dipakai untuk penyimpulan
dalam
Beberapa hal mengenai
menyimpul yang harus diingat

 Semua simpul
 Terdiri dari 2 macam gerakan
 Gerakan simpul ke 1 harus sama dengan 3, 5, 7
dst.
 Gerakan simpul ke 2 harus sama dengan 4, 6, 8
dst.
 Simpul 1 : Benang harus ditarik berlawanan arah
dengan arah datangnya benang
 Simpul 2 : Setelah simpul pertama kedua tangan
harus menyilang

 Kecuali Slip knot : 1 macam gerakan


 Gerakan simpul 1 sama dengan 2, 3, 4, 5 dst
Reef Knot

 Merupakan simpul dasar dan harus


dikuasai dengan benar.
 Dapat dikerjakan dengan :
 Satu tangan
 Dua tangan
 Instrumen
Reef Knot (lanjutan)
 Satu tangan
 Simpul 1 : jari telunjuk
 Simpul 2 : jari tengah

 Dua tangan
 Simpul 1 : jari telunjuk (tangan kanan)
 Simpul 2 : jari telunjuk (tangan kiri )
atau
 Simpul 1 : jari tengah (tangan kanan)
 Simpul 2 : jari tengah (tangan kiri)
Reef Knot (lanjutan)
Dengan instrumen
1. Pengambilan benang dari atas

benang ditarik ke bawah

2. Pengambilan benang dari bawah

benang ditarik ke atas

Catatan:
Pengambilan dari dalam
Reef Knot (lanjutan)
Terdapat 3 gerakan dasar:
1. Gerakan 1 : jari telunjuk tangan terjauh
2. Gerakan 2 : jari tengah tangan terdekat
3. Gerakan 3 : ibu jari bertemu dengan
telunjuk (TIDAK DIAJARKAN)

 Simpul 1 : Benang harus ditarik


berlawanan arah dengan arah
datangnya benang
 Simpul 2 : Setelah simpul pertama
kedua tangan harus menyilang
Gerakan 1:
Telunjuk tangan terjauh
Step 1
Gerakan 1:
Telunjuk tangan terjauh
Step 2
Gerakan 1:
Telunjuk tangan terjauh
Step 3
Gerakan 1:
Telunjuk tangan terjauh
Step 4
Gerakan 2:
Jari tengah tangan terdekat
Step 1
Gerakan 2:
Jari tengah tangan terdekat
Step 2
Gerakan 2:
Jari tengah tangan terdekat
Step 3
Gerakan 2:
Jari tengah tangan terdekat
Step 4
Reef Knot (lanjutan)

Satu tangan
1. Gerakan 1 + gerakan 2 atau
2. Gerakan 2 + gerakan 1
Dua tangan
1. Gerakan 1 yang dikerjakan oleh kedua
tangan bergantian atau
2. Gerakan 2 yang dikerjakan oleh kedua
tangan bergantian
3. Gerakan 3 dikerjakan oleh kedua
tangan bergantian (TIDAK
DIAJARKAN)
Reef Knot
Standard Square Knot
(“Secure”)
Reef Knot (lanjutan)
Dengan instrumen
1. Pengambilan benang dari atas

benang ditarik ke bawah

2. Pengambilan benang dari bawah

benang ditarik ke atas

Catatan:
Pengambilan dari dalam
Surgeon’s knot

1. Dapat dilakukan dengan

 Satu tangan
 Dua tangan
 Instrumen

2. Perbedaan dengan Reef knot


 Hanya pada benang yang
dilingkarkan dua kali.
Surgeon’s knot (lanjutan)

Dapat dibuat dengan 2 cara :


1. SATU TANGAN : Gerakan 1
atau 2 dilakukan 2 kali.
2. DUA TANGAN : Gerakan 1
DAN 2 dilakukan bersamaan
oleh kedua tangan.
Deep Tying

Perbedaan dengan Reef Knot:


 Pada pengencangan simpul

 Benang tidak boleh ditarik ke atas


 Harus didorong ke bawah
menggunakan jari telunjuk.
Deep Tie Technique
Step 1
Deep Tie Technique
Step 2
Deep Tie Technique
Step 3
Deep Tie Technique
Step 4
Deep Tie Technique
Step 5
Deep Tie Technique
Step 6
Deep Tie Technique
Step 7
Deep Tie Technique
Step 8
Slip knot
Terdiri atas :
1. 2 kali gerakan yang sama (dengan
telunjuk atau jari tengah) ATAU
Gerakan reef knot yang ditarik ke
arah yang sama (tanpa
penyilangan)
2. Harus diakhiri dengan reef knot
Jadi terdapat 4 gerakan
Slip Knot
Surgeon Knot
Knot Tying
Instrument Tie Technique
Step 1
Instrument Tie Technique
Step 2
Instrument Tie Technique
Step 3
Instrument Tie Technique
Step 4
Instrument Tie Technique
Step 5
Instrument Tie Technique
Step 6
Jumlah Simpul (“Secure”)

Dianjurkan
1. Tiga kali: Benang biasa
 Reef knot + gerakan 3=1
2. Tujuh kali: Benang
monofilamment
Teknik Insisi dan
Penjahitan pada Kulit
2 Macam Insisi

1. Insisi Linear
2. Insisi Elips
Insisi Linear
 Dianjurkan pada penutupannya dimulai
di tengah dan dilanjutkan setiap
pertengahan dari incisi yang tersisa.
 Arah jarum yang tegak lurus dengan
permukaan kulit dan juga tegak lurus
sayatan kulit
 Jarak masuk dan keluarnya jarum dari
tepi sayatan sama dengan dalamnya
jaringan yang diambil (x) dan jarak antar
jahitan sama dengan dua kali jarak
tersebut (2)
Suturing Technique
Suturing Technique
Suturing Technique
Suturing Technique

Terlalu Dangkal

Terlalu Dalam

Tidak Proporsional
Suturing Technique

Terlalu Longgar Terlalu kuat  Menyayat


Hasil Penjahitan

Eversi-Benar Inversi-Salah
Interrupted Technique
Interrupted Technique
(Benar)
Interrupted Technique
(Salah)
Interrupted Technique
(Koreksi Dog Ear)
Interrupted Technique
Step 1 (Linear Incision)
Interrupted Technique
Step 1 (Linear Incision)
Interrupted Technique
(Salah)

Jarak Tidak Sama

Tidak Sejajar

Tidak Seragam
Interrupted Technique
(Salah)

Simpul Tidak Sesisi

Terlalu Jarang

Terlalu Rapat
Insisi Elips
 Pada pembuatannya tentukan lebih
dulu lebar dan incisi sesuai dengan
lesi, kemudian panjang insisi harus
≥ 3x lebar.
Insisi Elips
Cara Menutup Insisi Elips:
 Tidak boleh dimulai dari tengah
tetapi harus dari kedua ujung insisi
 Berakhir di tengah

 Jahitan tidak boleh sekaligus tetapi


harus dua kali karena arah jarum
harus tegak lurus dengan tepi insisi
 Untuk menghindari regangan dapat
dikerjakan teknik “undermining”
Insisi Elips (Undermining)
Interrupted Technique
(Ellipse Incision)
Interrupted Technique-Angkat
Jahitan (Linear Incision)-1
Interrupted Technique-Angkat
Jahitan (Linear Incision)-2
Interrupted Technique

Benar
Salah
Continuous Technique
Continuous Technique
Syarat :
1. Harus dengan asisten yang tugasnya
hanya melepas & memegang benang,
BUKAN mengencangkan jahitan.
2. Selama penjahitan benang tidak boleh
kendor.
3. Jarum diambil siap pakai (Midposisi)
Catatan: Angkat jahitan lebih lama
daripada interrupted
Mattress Technique
Mattress Technique
Mattress Technique
Langkah-langkah :
1. Jarum masuk tegak lurus permukaan
kulit.
2. Jarum diambil siap pakai (midposisi).
3. Jarum diputar dari “forehand” menjadi
“backhand”.
4. Benang ditarik.
5. Jarum dikembalikan backhand dalam
satu bidang (vertical mattress) atau
Dalam bidang yang sejajar dengan
bidang pertama (horizontal mattress).
6. Disimpul dengan reef knot
Jahitan Mattress

 Vertical mattress berfungsi untuk


menyamakan permukaan sayatan
 Horizontal mattress untuk
aproksimasi tanpa mengganggu
sesuatu struktur yang berjalan
sejajar dengan luka sayatan,
seperti pembuluh darah, nerve dll.
Mattress Technique
Interlocking
 Penutupan luka
memerlukan
hemostasis yang
baik
 Apakah jahitan
interlocking yang
dimaksud untuk
menutup luka
sekaligus
hemostasis?
Subcuticular Technique
Dilakukan untuk tujuan KOSMETIK,
sehingga harus dilaksanakan dengan
benar :
1. Simpul pertama di subkutis (absorbable).

2. Pengambilan subkutis harus sama


dalam dari permukaan kulit.
3. Keluar masuknya jarum harus sejajar
dari sisi luka berseberangan.
4. Diselesaikan tanpa simpul (dengan
penjahitan bentuk Z dimana jarum
dimasukkan kembali pada lubang yang
sama)
Subcuticular Technique

Jaringan Sedikit
Benar
Terjahit-Salah
Subcuticular Technique

Aposisi Jahitan Benar Aposisi Jahitan Salah


Subcuticular Technique

Benang Absorbable
Subcuticular Technique
Subcuticular Technique
(Video)

Benang Nonabsorbable
Hemostasis

Cara mengikat
1. Dengan klem  pembuluh
darah kecil dgn jaringan
sekitarnya (pedicle technique)
2. Tanpa klem: pembuluh besar
yang dapat dibebaskan tanpa
mencederainya
3 Gerakan Gunting untuk
Diseksi

 Gerakan menggunting
 Gerakan membuka

 Gerakan mendorong sambil


mengunting
Diseksi (Video)

Diseksi Menggunting

Diseksi Membuka

Biopsi
Anastomosis
Syarat:
1. Tidak ada regangan.
2. Aposisi yang baik.
3. Vaskularisasi yang cukup.
4. Tehnik jahitan yang sempurna :
• Extramucosal
• Jarak jahitan 4 mm.
• Serosa harus bertemu dengan serosa
(inversi)
5. Pengamanan & pencegahan distensi.
End-To-End Anastomosis
Extra Mucosal Layer
End-To-Side Anastomosis
Extra Mucosal Layer
Using Vertical Mattress Technique
Vascular Vein Patch
Vascular End-To-End
Anastomosis - Step 1
Anastomosis end to end pada pembuluh
darah diameter kecil
(dengan membuat sayatan miring)
Anastomosis end to end pada
pembuluh darah yang tidak dapat
diputar
Anastomosis end to end
pada pembuluh darah kecil & Ureter
(Spatulasi)
Anatomi
Anatomi
KOMPETENSI ?

IF YOU CAN DO IT

PROPERLY
YOU ARE ALLOWED TO
DO IT !

Anda mungkin juga menyukai