Anda di halaman 1dari 5

ANALOGI LANGSUNG ANALOGI PERSONAL

An a l o g i
Analogi ini digunakan untk membandingkan suatu objek Analogi ini bergantung pada persepsi seseorang jika orang
dengan beberapa fungsi bangunan yang didesain, dimana tersebut berada dalam obyek yang didesain
analogi tersebut digunakan untuk menstimulasi ide desain.
Perbandingan tersebut digunakan untuk mengungkapkan
aspek dari permasalahan desain yang belum terpecahkan
konsep yang mengidentifikasi hubungan pada bagian riset proyek tersebut

sifat khas suatu benda dengan desain. ANALOGI SIMBOLIK ANALOGI FANTASI
merupakan suatu konsep desain yang Merupakan suatu pengibaratan dari sesuatu yang sudah
berdasarkan pada kemiripan satu hal dikenal secara umum.
dengan sesuatu yang lain, bisa berupa
bangunan lain, hal-hal yang terdapat di
alam, suasana, karakter, benda-benda
hasil buatan tangan atau pemikiran. jejak kaki terbuka tertutup
Kemiripan di antara keduanya menjadi
tangan
dasar terjadinya bentuk yang lain. Analogi ini mengibaratkan keadaan yang lebih indah atau
Desain yang baru mengambil sifat, pola, ideal untuk menciptakan sumber ide bagi pemecahan masalah

atau unsur sebuah desain benda


menjadi bentuk yang berbeda.

Fitri Febriyanti F 221 13 034


Architecture Concept
Identifikasi
POTENSI KAWASAN

Fitri Febriyanti F 221 13 034


Architecture Concept
Identifikasi
POTENSI KAWASAN

Potensi kawasan yang dapat di kembangkan dengan melihat aturan


pengembangan RTRW Kawasan Budidaya menjadikan
kawasan ini sebagai kawasan yang dapat dikembangkan dan
bisa dijadikan kawasan identifikasi kota palu

Fitri Febriyanti F 221 13 034


Architecture Concept
C onvention
enter

definisi
Convention adalah kegiatan
pertemuan, permusyawaratan
rapat atau perembukan

Center adalah pusat terpusat

Convention Center adalah wadah


penyelenggara kegiatan atau
petemuan secara terpusat pada
suatu tempat.

Menciptakan suatu kawasan yang akan menjadi identitas Kota Palu Studi banding :Kawasan Harrogate Convention Center
sehingga pemilihan Convention Center sebagai suatu kawasan
sangatlah tepat. Convention Center merupakan wadah bagi
Tujuan Pengadaan aktivitas pertemuan baik dari segi sosial maupun komersil sehingga
masyarakat pengguna dapat merasakan dan dapat memberikan
kemajuan diberbagai sektor khususnya pariwisata dan ekonomi
Kota Palu.

Fitri Febriyanti F 221 13 034


Architecture Concept
Perda Rtrw ATURAN PERENCANAAN
Sulteng
Pemanfaatan Kawasan Budidaya KLB Koefisien Lantai Bangunan
Pasal 85
Pola Pengelolaan Kawasan Budidaya Kawasan Peruntukan Industri meliputi seluruh wilayah yang sesuai dengan kriteria kawasan
Pasal 30 Pasal 17
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf b, terdapat di seluruh wilayah Propinsi Sulawesi Tengah.
(1). Pola pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna (1) Koefisien Lantai Banguinan (KLB) ditentukan atas dasar kepentingan
Pasal 86
pemamfaatan ruang dan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan pelestarian lingkungan/resapan air permukaan tanah dan
Kawasan Pariwisata meliputi seluruh wilayah yang sesuai dengan kriteria kawasan sebagaimana
memperhatikan sumber daya manusia untuk menyerasikan pemanfaatan ruang pencegahan terhadap bahaya kebakaran, kepentingan ekonomi,
dimaksud dalam Pasal 29 huruf c, tedapat di aseluruh wilayah Propinsi Sulawesi Tengah.
dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. fungsi bangunan, keselamatan dan kenyamanan umum.
(2). pengelolaan kawasan budidaya dilakukan secara seksama dan berdaya guna
sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan budidaya
dengan memperhatikan aspek-aspek teknis seperti daya dukung dan kesesuaian KDB Koefisien Dasar Bangunan (2) Ketentuan besarnya KLB sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Daerah atau
tanah, aspek sosial serta aspek-aspek keuangan seperti sinergi kegiatan-kegiatan sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan .
pelestarian fungsi lingkungan hidup
Pasal 16
(3). pengelolaan kawasan budidaya diselenggarakan untuk tercapainya: (1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) ditentukan atas dasar kepentingan pelestarian
a. Terwujudnya pemanfaatan ruang dan sember daya alam untuk kesejahteraan
masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup; dan
lingkungan/resapan air permukaan tanah dan pencegahan terhadap bahaya
kebakaran, kepentingan ekonomi, fungsi peruntukan, fungsi bangunan,
KDH Koefisien Daerah Hijau
b. Terhindarnya konflik pemanfaatan sember daya alam dengan pengertian keselamatan dan kenyamanan bangunan .
pemanfaatan ruang berdasarkan pada prioritas kegiatan yang memberikan (2) Ketentuan besarnya KDB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan Pasal 18
keuntungan
. besar pada masyarakat dengan Rencana Tata Ruang Daerah atau sesuai dengan ketentuan Per Undang (1) Koefisien Daerah Hijau (KDH) ditentukan atas dasar kepentingan
(4). Pola pengelolaan kawasan budidaya meliputi langkah-langkah pengelolaan undangan . pelestarian lingkungan/ resapan air permukaan tanah
kawasan budidaya dan pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan budidaya (3) Setiap bangunan umum, apabila tidak ditentukan lain, ditetapkan KDB (2) Ketentuan besarnya KDH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
maksimum 60 % (enam puluh perseratus). disesuaikan dengan rencana tata ruang daerah atau sesuai dengan
Arahan Pengelolaan Kawasan Budidaya (4) Setiap bangunan gedung yang dibangun dan dimanfaatkan harus memenuhi ketentuan Perundang undangan dan peraturan daerah
Pasal 54 kepadatan bangunan yang diatur dalam KDB sesuai yang ditetapkan untuk lokasi (3) Setiap bangunan umum, apabila tidak ditentukan lain, ditetapkan
Arahan Pengelolaan Kawasan Peruntukan Industri, sebagaimana dmaksud yang bersangkutan. KDH maksimum 30 % (tiga puluh perseratus).
dalam Pasal 43 ayat (5) yang dituliskan sebagai berikut adalah: Pasal 19
a. Pengembangan kawasan Industri diarahkan pada kawasan-kawasan yang (1) Ketinggian bangunan ditentukan sesuai dengan rencana tata ruang.
memungkinkan berjalannya aktivitas Industri; 1. Untuk kawasan yang dinilai (2) Untuk masing-masing lokasi yang belum dibuat tata ruangnya, ketinggian maksimum
tidak merusak dilakukan dengan tetap mempertahankan intensitas (limitasi)
kawasan, dengan upaya pengawasan/ monitoring dan pelaporan. 2. Untuk
Ketinggian Bangunan bangunan ditetapkan oleh Kepala Dinas dengan mempertimbangkan lebar jalan, fungsi
bangunan, keselamatan bangunan, serta keserasian dengan lingkungan.
kawasan yang merusak ( industri polutan) dilakukan penutupan aktifitas, (3) Ketinggian bangunan deret maksimum 4 (empat) lantai & selebihnya harus berjarak
pemindahan(relokasi), rehabilitasi apabila terjadi kerusakan dan penerbitan. dengan persil tetangga minimal 5 (lima) m2
b. Pengembang investasi dan kemudahan administrasi terutama penerapan
insentif dan disinsentif

Fitri Febriyanti F 221 13 034


Architecture Concept

Anda mungkin juga menyukai