Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-

masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai

pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian

baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak

kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang,

selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain

dalam memfasilitasi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur

seperti saling menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.

Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau

gambaran dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena

anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan

tidak dapat diulang setelah usia bertambah. Pada anak usia prasekolah, anak

mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik

tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalam

proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang

muncul.

Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakit

dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika
kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan

juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan.

Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai

kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat

dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga

mencapai keadaan keluarga yang optimal.

Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran

pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga

sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala

pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya

dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri.

Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif,

yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi anak, memnuhi kebutuhan

perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi

stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang

ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit,

dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.

1.2 TUJUAN

a. Tujuan Intruksional Umum :

Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga

dengan anak prasekolah.

b. Tujuan Instruksional Khusus :


1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia

prasekolah.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan

anak prasekolah.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia

prasekolah.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selama fase prasekolah.

6. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan

anak prasekolah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KELUARGA

1. DEFINISI KELUARGA

a) Friedman (1998)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai

peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

b) Sayekti (1994)

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar

perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup

bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah

sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,

dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.

c) Sumardjan (1993)

Keluarga adalah sekelompok manusia yang para warganya ter ikat

dengan jalur keturunan.

d) Burgess dan Locke (1992)

Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat

oleh perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan

dalam kasus keluarga luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan

cucu.
e) Reisner (1980)

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau

lebih yang masing masing mempunyai hubungan kekerabatan yang

terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek.

f) Sperdley dan Allender (1996)

Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal

barsama,sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan

dalam intelerasi social,peran dan tugas.

2. FUNGSI KELUARGA

Keluarga memiliki beberapa fungsi dan tugas keluarga yang dapat

dijalankan, fungsi keluarga adalah sebagai berikut : (Mubarak, 2011;76)

1. Fungsi biologis yaitu untuk meneruskan keturunan, memelihara dan


membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi psikologis, yaitu memberikan kasih sayang rasa nyaman bagi
keluarga.
3. Memberikan perhatian di antara keluarga, memberikan kedewasaan
kepribadian anggota keluarga, serta membrikan identitas pada keluarga.
4. Fungsi sosialisi, yaitu membina sosialisasi pada anak, membentuk norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan
meneruskan nilai-nilai budaya.
5. Fungsi ekonomi, yaitu mencari sumber-sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga di masa yang akan datang fungsi pendidikan, yaitu
menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan.
Ketrampilan, membentukan perilaku anak usia dengan bakat dan minat yang
milikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa, serta mendidikan anak
usia dengan tingkat perkembangannya.
Sebuah keluarga memiliki beberapa tugas dasar yang di dalamnya terdapat
delapan tugas pokok antara lain : (Mubarak, 2011;76)
1. Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam
keluarga.
3. Mengatur tugas masing-masing anggota susuai dengan kedudukannya.
4. Melakukan sosialisasi antaranggota keluarga agar timbul kekakraban dan
kehangatan para anggota keluarga.
5. Melakukan pengaturan jumlah anggota yang diinginkan.
6. Memelihara ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.

3. DIMENSI DASAR STRUKTUR KELUARGA

Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:

a) Pola dan proses komunikasi

Pola interaksi keluarga yang berfungsi:

1) Bersifat terbuka dan jujur

2) Selalu menyelesaikan konflik keluarga

3) Berpikiran positif

4) Tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri

b) Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan

posisi social yang diberikan.

c) Struktur kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu

untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku

orang lain kearah positif. Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan:

1) Legitimate power

2) Referent power

3) Reward power

4) Coercive power

5) Affective power

d) Nilai – nilai keluarga

Nilai merupakan suatu system, sikap dan kepercayaan yang secara sadar

atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai

keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma

dan peraturan.

Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat

berdasarkan system nilai dalam keluarga.

Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,

dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

4. PERAN PERAWAT KELUARGA

a) Perawat sebagai pendidik


b) Perawat sebagai koordinator

c) Perawat sebagai pelaksana

d) Perawat sebagai pengawas kesehatan

e) Perawat sebagai konsultan

f) Perawat sebagai kolaborasi

g) Perawat sebagai fasilitator

h) Perawat sebagai penemu kasus

i) Perawat sebagai modifikasi lingkungan

2.2 PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

1. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6

TAHUN)

a) Definisi tumbuh kembang pada anak

1) Pertumbuhan (Growth)

Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau

dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan

ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter)

(Soetjiningsih : 1998).

Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan

jumlah atau ukura\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya

peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi :

2004).

2) Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada

perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah

ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi

dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi

tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih :

1998).

b) Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah

1) Pertumbuhan

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun

prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun

hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan 22-24x/menit. TD

meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmHg. Berat badan anak

meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun

adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah

bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat panjang

lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada

ulang tahun kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan

penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah mencapai 90% dari

ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil

terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih

besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak.


Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6

tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.

2) Perkembangan

- Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan

semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.

- Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti

mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.

- Mulai memahami waktu.

- Penggunaan tangan primer terbentuk.

c) Perkembangan psikoseksual (Sigmund Freud)

Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk

pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi area yang menarik

dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan jenis

kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.

Negatif : Memegang genetalia

Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan

d) Perkembangan psikososial (Eric Ericson)

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah

inisiatif vs rasa bersalah. Perkembangan ini diperoleh dengan cara

mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi terhadap

lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi

lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya.

Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk


melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan

suatu prestasinya. Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak

tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak

kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali

ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap

jempol.

e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase

praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap

ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang

dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Prokonseptual ( 2- 4 tahun )

Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk

berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan

sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan

benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul kata-kata,

mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.

2) Intuitive thuoght ( 4-6 tahun )

Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir

timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang

dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang

dilakukan.
f) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase

prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk, benar dan salah

melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral.

Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1) Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan

2) Orientasi hukuman dan ketaatan

3) Anak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu

kebaikan.

2. TUGAS PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH

a) Personal / sosial

1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya, tetapi

mandiri

2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya

3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak

4) Keluarga merupakan kelompok utama

5) Kelompok meningkat kepentingannya

6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya

7) Agresif

b) Motorik

1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih

mudah
2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda

3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya

c) Bahasa dan kognitif

1) Egosentrik

2) Ketrampilan bahasa makin baik

3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan mengapa?

4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk

memahami, mengatasi masalah.

d) Ketakutan

1) Pengrusakan diri

2) Dikebiri

3) Gelap,Ketidaktahuan

4) Objek bayangan, tak dikenal.

3. TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA

PRASEKOLAH

a) Membantu anak untuk bersosialisasi

b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak

yang lain (tua) juga harus dipenuhi.

c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga

(keluarga lain dan lingkungan sekitar)

d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga


f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan

dan perkembangan anak.

4. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

TUMBUH KEMBANG

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu

dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi

oleh interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang

mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:

a) Genetika

1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

2) Keluarga : Ada keluarga yang cenderung mempunyai

tubuh gemuk atau perawakan pendek

3) Umur : Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja

merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan

dengan masa lainnya.

4) Jenis kelamin : Wanita akan mengalami pubertas lebih

dahulu dibandingkan laki-laki.

5) Kelainan kromosom : Dapat menyebabkan kegagalan

pertumbuhan, misalnya sindrom down.

b) Pengaruh hormon

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin

berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat.
Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan

somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu

kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna

untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

c) Faktor lingkungan

Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi

tiga, yaitu pranatal, kelahiran, dan pascanatal.

d) Faktor prenatal

1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin,

terutama selama trimester akhir kehamilan

2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat

menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot

3) Toksin, zat kimia, radiasi

4) Kelainan endokrin

5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks

6) Kelainan imunologi,

7) Psikologis ibu

e) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat

menyebabkan trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya

kerusakan jaringan otak.


f) Faktor pascanatal

Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap

TUMBANG anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal,

lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi,

lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan.

5. MASALAH-MASALAH PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

a) Masalah kesehatan

Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti;

diare, cacar air, difteri, dan campak.

b) Hubungan keluarga

Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan

kehadiran anggota keluarga baru (adik). Anak merasa tidak

diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering membuat olah

untuk mendapatkan perhatian orang tua.

c) Bahaya fisik

1) Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang

menghasilkan ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan

bekas fisik namunkecelakaan dianggap sebagai kegagalan dan anak

lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya

sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi

bisa berkembang menjadi masa malu.


2) Keracunan

Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang

dia lihat tanpa mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.

d) Bahaya Psikologis

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu

berprestasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang

bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami regresi, yaitu kembali ke

perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap

jempol.

e) Gangguan tidur

Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur

REM (rapid eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi

buruk biasanya akan benar-benar terbangun dan dapat mengingat

kembali mimpinya secara terperinci. Mimpi buruk yang terjadi

sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan

yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi

mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa

menunjukkan masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan

(termasuk cerita menakutkan atau film tentang kekerasan di televisi)

bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama sering

ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka

belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan.


Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah

tertidur anak setengah terbangun dengan kecemasan yang luar biasa.

Anak tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dialaminya. Tidur

sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur

anak bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam

hari dan tidur sambil berjalan biasanya berlangsung selama tidur

dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3 jam pertama setelah anak

tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik sampai

beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak

menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada

anak yang berumur 3-8 tahun.

Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan

berikut:

1) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.

2) Berikan cerita yang pendek.

3) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.

4) Gunakan lampu redup.

f) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)

Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak

berumur 2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan

pada umur 3-4 tahun. Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah

dapat melakukan buang air sendiri; melepas pakaian dalamnya sendiri,


membersihkan dan mengeringkan penis, vulva maupun anusnya

sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri.

Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun

masih mengompol pada malam hari. Cara terbaik untuk menghindari

masalah pelatihan buang air (toilet training) adalah dengan mengenali

kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah :

1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.

2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.

3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty

Chair (pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban,

kakus).

4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.

6. BIMBINGAN ANAK SELAMA FASE PRASEKOLAH

a) Usia 3 tahun

1) Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam

hubungan yang lebih luas.

2) Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau

TK (Taman Kanak-Kanak).

3) Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.

4) Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak

sedang ragu/bimbang.
5) Perubahan pada anak usia 3.5 tahun : anak akan menjadi kurang

koordinasi, gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku,

seperti bicara gagap.

6) Orang tua harus memberikan perhatian yang ekstra sebagai refleksi

dari kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih

sayang orang tua.

7) Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada

usia 3 tahun akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada

usia 4 tahun.

8) Antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan

anak.

9) Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk

mencegah cedera.

b) Usia 4 tahun

1) Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk

aktifitas motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang

mengejutkan.

2) Eksplorasi perasaan orang tua berkenaan dengan tingkah laku anak.

3) Masukkan anak ke TK

4) Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks

5) Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak

6) Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum

dilakukan diusia sebelumnya


c) Usia 5 tahun

1) Masa tenang pada anak

2) Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah

3) Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah

d) Usia 6 tahun

Pada usia ini anak sudah memasuki masa sekolah.

7. STIMULASI BERMAIN UNTUK TUMBUH KEMBANG ANAK

a) Definisi bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk

memperoleh kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin

kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial. Bermain

merupakan media yang baik untuk belajar karena bermain, anak akan

berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan

lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan

mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000)

b) Fungsi permainan pada anak

Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak,

antara lain:

1) Perkembangan sensori-motorik

2) Perkembangan intelektual

3) Perkembangan social

4) Perkembangan kreativitas
5) Perkembangan kesadaran diri

6) Perkembangan moral

7) Bermain sebagai terapi

c) Tujuan bermain

Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain

mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit

anak mengalami gangguan dalam tumbuh kembang

2) Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.

3) Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan

masalah. Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan

fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam

pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan

pada masalah dalam konteks permainannya, semakin lama ia

bermain dan semakin tertantang untuk dapat menyelesaikannya

dengan baik.

4) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan

dirawat di Rumh Sakit. Stress yang dialami anak di Rumah Sakit

tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga yang dialami orang

tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan anak

dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang

dialaminya di Rumah Sakit secara efektif.


d) Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (3-6

tahun)

Sejalan dengan tumbuh kembangnya anak prasekolah mempunyai

kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang daripada anak

usia toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian

juga kemampuan berbicara dan berhubungan sosial dengan temannya

semakin meningkat. Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai

adalah asosiatif play, dramatik play dan skill play. Anak melakukan

permainan bersama-sama dengan temannya dengan komunikasi yang

sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu

memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti

ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan

kemampuan motorik (skill play) banyak dipilih anak prasekolah.

Untuk itu jenis alat permainan yang diberikan pada anak, misal:

sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan permainan balok-

balok besar, dll.

8. KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

Sama halnya dengan anak usia toddler, anak prasekolah mengalami

pertumbuhan sedikit lambat. Kebutuhannya kalorinya adalah 85 kkal per

kg BB. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan

nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai

berikut:
a) Nafsu makan berkurang

b) Anak lebih tertarik pada aktifitas bermain dengan teman atau

lingkungannya daripada makan.

c) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.

d) Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk

belajar dan bersosialisasi dengan keluarga.

Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut:

a) Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan

anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau

melakukan aktivitas bermain yang lain.

b) Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan

berikan dengan frekuensi lebih sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari.

Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali dalam

sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara waktu makan

tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari.

c) Izinkan anak untuk membantu orang tua menyiapkan makanan dan

jangan terlalu banyak berharap anak dapat melakukannya dengan

tertib dan rapi.

d) Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru

tidak harus yang berharga mahal, yang penting memenuhi gizi

seimbang.
e) Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta

perasaannya saat makan bersama dan fasilitasi anak untuk

berinteraksi secara efektif dengan anda atau anggota keluarga yang

lain.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK
PRASEKOLAH

3.1 Konsep Pengkajian


Menurut Susanto, 2012 :
1. Data umum
a. Identitas : pada data ini yang perlu dikaji adalah tentang nama, usia,
pendidikan, pekerjaan, alamat, dan genogram.
b. Komposisi keluarga : dikaji tentang daftar anggota keluarga dan
genogram.
c. Tipe keluarga : pada tipe keluarga ini yang dikaji yaitu tentang jenis
keluarga beserta kendala atau masalah yang terjadi dengan tipe tersebut.
d. Suku bangsa : kaji identifikasi budaya suku bangsa terebut.
e. Agama : pada pengkajian ini yang perlu dikaji yaitu panutan keluarga
tersebut dan bagaimana keluarga tersebut menjalankan ibadahnya.
f. Status sosial ekonomi keluarga : pada status sosial ekonomi yang dikaji
yaitu tentang pekerjaan , tempat kerja, dan penghasilan setiap anggota
yang sudah bekerja, sumber penghasilan, berapa jumlah yang dihasilkan
oleh setiap anggota keluarga yang bekerja.
g. Aktivitas rekreasi kelurga : dimana pengkajian ini berisi tentang
kegiatan keluarga dalam mengisi waktu luang dan kapan keluarga pergi
bersama ketempat rekreasi.
2. Riwayat dan perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga saat ini, dan
komunikasi antar keluarga tersebut, apakah ada pertengkaran,
perdebatan dan sebagainya antar keluarga.
b. Tahap perkembangan keluarga yang berlaku yang belum terpenuhi :
Pada tahap ini yang dikaji adalah tugas perkembangan keluarga saat ini
yang belum belum dilaksanakan secara optimal oleh keluarga.
c. Riwayat keluarga inti
Pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga inti, dan apa latar
belakang sebelum menjalani sebuah kelurga.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
e. Pada tahap ini yang dikaji adalah bagaimana keaadan keluarga
sebelumnya, sampai keadaan sekarang.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Pada tahap ini yang dikaji adalah letak posisi rumah pada denah
perkampungan yang ditinggali keluarga dengan jelas.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Pada tahap ini yang dikaji adalah gambaran tentang rumah keluarga dan
apa yang dilakukan keluarga setiap harinya, misalnya berbaur dengan
tetangga.
c. Mobilitas geografis keluarga
Pada tahap ini yang dikaji adalah letak daerah rumah keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga
Pada tahap ini yang dikaji adalah tentang interaksi dengan tetangga,
misalnya apakah keluarga mengikuti pengajian atau perkumpulan ibu-
ibu rumah tangga lainnya ataupun kegiatan lainya
e. Sistem pendukung keluarga
Pada tahap ini dikaji adalah tentang kesulitan keungan yang keluarga
dapat diatasi dengan dukungan keluarga
4. Struktur Keluarga
Menurut Mubarak (2010), struktur keluarga antara lain :
a. Pola-pola komunikasi keluarga menjelaskan komunikasi antar anggota
keluarga, termasuk pesan yang disampaikan, bahasa yang digunakan,
komunikasi secara langsung atau tidak, pesan emosional (positif/
negatif), frekuensi kualitas komunikasi yang berlangsung.adakah hal –
hal yang tertutup dalam keluarga dan untuk didiskusikan.
b. Struktur kekuatan keluarga
Keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat yang memutuskan
dalam penggunaan keuangan, pengambilan keputusan dalam pekerjaan
tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan kedisiplinan
anak–anak. Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan adalah
membuat keputusan.
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal.
d. Struktur nilai atau norma keluarga menjelaskan mengenai nilai norma
yang dianut keluarga dengan kelompok atau komunitas.
5. Fungsi keluarga
Menurut Harnilawati (2013), pengkajian meliputi :
a. Fungsi afektif
Mengkaji diri keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan
kepada keluarga dan keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai
b. Fungsi sosialisasi
Mengkaji tentang otonomi setiap anggota dalam keluarga, saling
ketergantungan keluarga, yang bertanggung jawab dalam membesarkan
anak (Mubarak, 2012: 99). Fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah (Harnilawati, 2013: 09)
c. Fungsi perawatan kesehatan
Mengkaji tentang sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, dan perlindungan terhadap anggota yang sakit (Mubarok,
2012: 99)
d. Fungsi reproduksi
Mengkaji tentang beberapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota
keluarga serta metode yang digunakan keluarga dalam mengendalikan
jumlah anggota keluarga (Mubarok, 2010: 101)
e. Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang pangan
dan papan (Mubarok, 2010: 102)
6. Stres dan koping keluarga
Menurut Mubarak (2010), pengkajian meliputi :
a. Stresor jangka pendek
Stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaikan dalam
waktu lebih dari 6 bulanStrategi koping yang digunakan.
b. Mengkaji tentang strategi koping apa yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan
c. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi atau stressor
d. Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi atau stresor.
e. Strategi adaptasi disfungsional menjelaskan adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga metode ini
sama dengan pemerikasaan fisik di klinik.
8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.

1.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggunakan dan
menggambarkan respons manusia. Keadaan sehat atau perubahan pola
interaksi potensial/ aktual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat
menyusun intervensi-intervensi untuk mempertahankan status kesehatan atau
untuk mencegah perubahan (Carpenito, 2000).
Cara menegakkan diagnosa dilakukan 2 hal, yaitu :
1. Analisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif, kemudian dibandingkan
dengan standar normal sehingga didapatkan masalah keperawatan.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan meliputi :
a. Manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data subjektif dan objektif.
c. Perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung atau tidak
yang mendukung masalah dan penyebab.
Penyusunan masalah kesehatan dalam perawatan keluarga mengacu pada
tipologi diagnosis keperawatan keluarga yang dibedakan menjadi 3
kelompok, yaitu :
1) Diagnosa sehat/Wellness/potensial
Yaitu keadaan sejahtera dari keluarga ketika telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya dan mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat digunakan.
Perumusan diagnose potensial ini hanya terdiri dari komponen
Problem (P) saja dan sign/ symptom (S) tanpa etiologi (E).
2) Diagnosa ancaman/risiko
Yaitu masalah keperawatan yang belum terjadi. Diagnosa ini dapat
menjadi masalah aktual bila tidak segera ditanggulangi. Perumusan
diagnosa risiko ini terdiri dari komponen problem (P), etiologi (E),
sign/ symptom (S).
3) Diagnosa nyata/aktual/gangguan
Yaitu masalah keperawatan yang sedang dijalani oleh keluarga dan
memerlukan bantuan dengan cepat. Perumusan diagnosa aktual
terdiri dari problem (P), etiologi (E), dan sign/ symptom (S).
Perumusan problem (P) merupakan respons terhadap gangguan
pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi mengacu pada 5
tugas keluarga.
1.3 Intervensi
Perencanaan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk
dilaporkan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang
telah diidentifikasi (Efendy,1998).
Penyusunan rencana perawatan dilakukan dalam 2 tahap yaitu pemenuhan
skala prioritas dan rencana perawatan (Suprajitmo, 2004).
1. Skala prioritas
Prioritas didasarkan pada diagnosis keperawatan yang mempunyai skor
tinggi dan disusun berurutan sampai yang mempunyai skor terendah.
Dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga
harus didasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :
a. Sifat masalah (aktual, risiko, potensial)
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
c. Potensi masalah untuk dicegah
d. Menonjolnya masalah.
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnose keperawatan telah dari
satu proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon
dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
No. Kriteria Nilai Bobot
1. Sifat Masalah : 1
Skala :
– Tidak/kurang sehat 3
– Ancaman Kesehatan 2
– Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah : 2
Skala :
– Dengan mudah 2
– Hanya sebagian 1
– Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah : 1
Skala :
– Tinggi 3
– Cukup 2
– Rendah 1
4. Menonjolnya masalah : 1
Skala :
– Masalah berat, harus ditangani 2
– Masalah tidak perlu segera ditangani 1
– Masalah tidak dirasakan 0

2. Perencanaan Keperawatan
Setelah menyusun prioritas masalah maka pada tahap berikutnya adalah
menyusun rencana tindakan keperawatan keluarga. Rencana tindakan
keperawatan keluarga merupakan sekumpulan rencana tindakan yang
direncanakan perawat untuk dilaksanakan, beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan rencana keperawatan adalah :
a. Rencana keperawatan harus berdasarkan atas analisa secara menyeluruh
tentang masalah situasi keluarga.
b. Rencana keperawatan harus realistis. Artinya dapat dilaksanakan dan
dapat menghasilkan apa yang diharapkan.
c. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah instansi
kesehatan, misalnya jika instansi kesehatan yang bersangkutan tidak
memungkinkan pemberian pelayanan secara cuma-cuma, maka perawat
harus mempertimbangkan hal tersebut dalam membuat rencana
keperawatan dan tindakan.
d. Rencana keperawatan harus dibuat bersama keluarga, hal ini sesuai
dengan prinsip bahwa perawat bekerja bersama keluarga dan bukan
untuk keluarga.
e. Rencana keperawatan dibuat secara tertulis, hall ini berguna bagi
perawat maupun tim kesehatan lainnya, serta dapat membantu dalam
mengawasi perkembangan masalah keluarga.
Berikut ini adalah tindakan keperawatan yang dilakukan keluarga untuk
mengatasi penyebab masalah keperawatan :
a. Membantu keluarga dalam penerimaan terhadap masalah dilakukan
adalah: perluas dasar sedang dihadapi, Bantu keluarga dan situasi yang
ada. Hubungkan sasaran yang telah ditentukan. menghadapi masalah.
b. Membantu keluarga agar dapat menentukan keputusan yang tepat dalam
rangka menyelesaikan masalah, tindakan yang dilakukan adalah:
diskusikan dengan keluarga konsekuensi yang akan timbul jika tidak
melakukan tindakan. Perkenalkan pada keluarga tentang alternatif
kemungkinan yang dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan
untuk melaksanakan alternative tersebut. Diskusikan dengan keluarga
tentang manfaat dan masing-masing alternative tindakan.
c. Meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan perawatan
terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat melakukan
tindakan antara lain: demonstrasikan tindakan yang diperlukan.
Manfaatkan fasilitas atau sasaran yang ada di rumah keluarga. Hindari
hal-hal yang merintangi keberhasilan keluarga merujuk klien atau
mencari pertolongan kepada tim kesehatan yang ada.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menciptakan lingkungan
yang menunjang kesehatan, perawat dapat melakukan tindakan antara
lain: Bantu keluarga dalam rangka menghindari adanya ancaman dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga. Bantu keluarga dalam
rangka memperbaiki fasilitas fisik yang ada. Hindarkan ancaman
psikologis dalam keluarga dengan cara memperbaiki pola, komunikasi
keluarga, memperjelas peran masing-masing keluarga. Kembangkan
kesanggupan keluarga dalam rangka pemenuhan kebutuhan psikososial.
e. Membantu keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
maka perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas dan tempat
tentang sumber daya yang ada di masyarakat dan cara
memanfaatkannya, seperti instansi kesehatan, program peningkatan
kesehatan, dan organisasi-organisasi masyarakat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 PENGKAJIAN

Nama Puskesmas - No. Register -


Nama Perawat - Tanggal Pengkajian 12-09-2017
1. DATA KELUARGA
Nama Kepala Keluarga Tn. AN (43 tahun) Bahasa sehari-hari Bhs. Jawa & Bhs. Indonesia
Alamat Rumah & Telp Jl. Raya Sutorejo 10 Yankes terdekat, Jarak Puskesmas Mulyorejo, ±1 km,
RS Universitas Airlangga
Pekerjaan Pegawai Swasta Alat transportasi Motor
Agama & Suku Islam & Jawa Status Kelas Sosial Menengah
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Nama Hub Umur JK Suku Pendidikan Pekerjaan Status TTV Status
o dgn Terakhir Saat Ini Gizi (TB, (TD, N, S, P) Imunisasi
KK BB, BMI) Dasar
1. Ny. I Istri 39 thn P Jawa SMA Pedagang - TD=100/60 -
nasi mmHg,
ND=72x/m,
RR=20x/m,
Suhu = 37,0⁰C

2. Anak Anak 5 P Jawa Belum Belum 13,5kg, Nadi = 94x/m, (imunisasi


JU tahun sekolah bekerja 100cm, 14 RR= 22x/m, dasar
cm, BMI Suhu = 36,5⁰C lengkap)
= 12,7 HB 0-3,
BCG,
DPT 5,
Polio 1-5
3. Anak Anak 3 L Jawa Belum Belum 11kg, Nadi = 96x/m, Imunisasi
DE tahun sekolah bekerja 80cm, RR= 24x/m, dasar
13,5 Suhu = 37,1⁰C lengkap
BMI =
13,5
LANJUTAN
N Status Kesehatan Riwayat Penyakit/
Nama Alat Bantu/ Protesa
o Saat ini Alergi
1. Ny. IS - Saat ini tidak keluhan apapun -
2. Anak - Saat ini tidak keluhan apapun, namun Ny. IS Riwayat
JU mengatakan anaknya tidak suka sayur, selalu bronkopneumonia dan
suka ngemil makanan ringan, coklat dan permen, diare pada usia 4 bulan
suka bermain sepeda sampai dijalan raya. karena stop ASI, sempat
diberi sufor dan rawat
inap di RS ±12 hari.
3. Anak - Saat ini batuk dan pilek sejak 3 hari yang lalu, -
DE rewel pada malam hari, nafsu makan sedang
menurun, tidak suka sayur dan selalu ngemil
makanan ringan dan coklat, permen.
Analisis Masalah Kesehatan INDIVIDU : ________________________________________

1. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA


Tahap Perkembangan Klg Saat Ini : Saat ini keluarga Tn. AN baru memiliki dua anak berusia 5 dan
3 tahun. Telah menikah sejak Juli 2010.
Tugas Perkembangan Keluarga : Dapat dijalankan Tdk Dpt Dijalankan
Bila Tdk dijalankan, sebutkan : -

2. STRUKTUR KELUARGA
Pola Komunikasi : Baik Disfungsional
Peran Dalam Keluarga : Tdk Ada Masalah Ada Masalah
Nilai/Norma KLg : Tdk ada konflik nilai Ada Konflik
Pengambilan keputusan dalam keluarga : Dalam mengambil keputusan keluarga adalah Tn AN
selaku kepala keluarga.

3. FUNGSI KELUARGA
Fungsi Afektif : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi Tdk Berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik Kurang Baik

4. POLA KOPING KELUARGA


Mekanisme koping : Efektif Tidak Efektif
Stressor yg dihadapi keluarga : -
DATA PENUNJANG KELUARGA
Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga
 Kondisi Rumah  Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong oleh tenaga
Type rumah : permanen/semi permanen* kesehatan :
Lantai : tanah/plester/keramik,lainnya…. Ya/ Tidak* Ny. IS melahirkan di RSU Haji
Kepemilikan rumah : sendiri / sewa*
 Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif : Ya/ Tidak*
Anak pertama sempat diberikan ASI sampai umur 4 bulan,
 Ventilasi :
kemudian anak kedua diberikan ASI sampai usia 2 tahun.
Baik (10-15% dari luas lantai): ya/tidak*
Jendela setiap hari dibuka: ya/tidak*  Jika ada balita, Menimbang balita tiap bln :
Keluarga tinggal disebuah rumah kontrakan dua kamar, Ya/ Tidak*
dengan Ny. IS rutin untuk imunisasi anak pertama dan kedua ke
puskesmas terdekat.
Pencahayaan Rumah :
Baik/ Tidak*  Menggunakan air bersih untuk makan & minum:
Saat siang hari pencahayaan dari pintu depan rumah dan Ya/ Tidak*
jendela yang terbuka satu kamar tidur saja.
 Menggunakan air bersih untuk kebersihan diri:
 Saluran Buang Limbah : Ya/ Tidak*
Tertutup/terbuka*
 Mencuci tangan dengan air bersih & sabun :
Karena lahan yang sempit, keluarga Tn. AN membuang
Ya/ Tidak*
limbah rumah tangga ke sungai langsung.
Saat pengkajian : Sebelum makan, An. JU tidak mencuci
tangan, ia hanya mencelupkan tangannya sebentar ke ember
Air Bersih : cuci yang ada di warung ibunya).
Sumber air bersih: sumur/PAM/sungai/lain-lain*, Dan sebelum menyuapi An. DE, Ny. IS cuci tangan dengan
sebutkan..... mencelupkan tangannya saja ke ember cuci di warung.
Kualitas air: Air yang digunakan jernih.
 Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
 Jamban Memenuhi Syarat : Ya/ Tidak*
Kepemilikan jamban : ya/tidak*
Jenis jamban : leher angsa/cemplung*  Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
Jarak septic tank dengan sumber air : ya/tidak
Keluarga tidak memiliki septic tank, buangan jamban Lantai bersih, disapu pagi dan sore dalam 1 hari, lantai di pel
langsung mengalir ke sungai. 1x seminggu, penataan barang terlihat rapi. (observasi dan
validasi)

 Tempat Sampah:  Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :


Kepemilikan tempat sampah ;Ya/Tidak* Ya/ Tidak*
Jenis : Tertutup/Terbuka *
Keluarga sekarang membuang sampah di penampungan,  Menggunakan jamban sehat :
untuk sampah umum di lingkungan sekitar di angkut setiap Ya/ Tidak*
hari (pagi) oleh petugas kebersihan.
 Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
 Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Jumlah Ya/ Tidak*
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak *
Terdapat 4 orang anggota keluarga dalam 1 rumah dengan  Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/ Tidak*
luas 3x2 m2pada masing-masing kamar tidur dengan jumlah 2
kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi.  Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/ Tidak*

 Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*


Tn. AN merokok kadang didalam rumah.

 Penggunaan alkohol dan zat adiktif : Ya/Tidak


KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN KESEHATAN ANGGOTA
KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit: ■ Ada  Tidak karena
Jika anggota keluarga ada yang sakit segera beli obat sesuai yang diketahui keluarga. Pada Anak JU dan Anak DE
jika sakit maka Tn. AN dan Ny. IS langsung diperiksakan ke puskesmas/ rumah sakit terdekat.
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya : ■ Ya  Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya:
■ Ya  Tidak , Saat ini Anak DE sedang batuk sejak seminggu yang lalu dikarenakan anak suka jajan makanan
ringan dan pilek yang disebabkan oleh tertular dari Tn AN.
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya :
■ Ya  Tidak ,
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak
diobati/dirawat :
■ Ya  Tidak ,
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
■ Keluarga  Tetangga ,
Saat ada yang sakit dan sudah diobati tetapi belum membaik, keluarga akan langsung membawa ke puskesmas atau
rumah sakit terdekat.
 Kader  Tenaga kesehatan, yaitu……………………………………………………………
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
 Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
■ Perlu berobat ke fasilitas yankes
 Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara aktif :
(bagaimana bentuk tindakan upaya peningkatan kesehatan),
■ Ya  Tidak,
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (puskesmas dan rumah sakit).
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan yang dialami yang dialami anggota
keluarganya :
■ Ya  Tidak ,
Jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan diobati sepengetahuan keluarga terlebih dahulu, atau langsung
dibawa ke rumah sakit terdekat bila keadaanya mendesak.
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan yang dialaminya:
■ Ya  Tidak,
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya:
■ Ya  Tidak,
Sebelum Anak DE batuk, Ny. IS sudah seringkali menasihati dan membatasi pemberian makanan ringan, tapi si
anak tetap bandel dan sering diberikan oleh Tn. AN tanpa sepengetahuan Ny. IS. Sedangkan pilek karena tertular
Tn. AN karena Anak DE sangat dekat dengan ayahnya.
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan :
Ya ■ Tidak,
Keluarga mampu memelihara lingkungan sekitar rumah. Misalnya masalah membuang sampah ketempat yang
sudah disediakan. Tapi keluarga belum mampu mengubah kebiasaan merokok pada Tn. AN dan kebiasaan mencuci
tangan yang kurang pada anak-anaknya.
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarganya :
 Ya ■ Tidak,
Saat ada keluarga merasa kurang mampu menyelesaikan masalah kesehatan anggota maka akan langsung dibawa ke
rumahsakit.

KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria 1&2
2. Menerima yankes sesuai rencana Kemandirian II : jika memenuhi kriteria 1 s.d 5
3. Menyatakan masalah kesehatan secara benar
Kemandirian III : jika memenuhi kriteria 1 s.d 6
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran
5. Melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi kriteria 1 s.d 7
6. Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II

Kemandirian III Kemandirian IV

Genogram

keterangan:

: Laki-laki X : Meniggal : Garis keturunan


: Perempuan : klien : Garis perkawinan
1. Tipe keluarga : Tradisional Nuclear, yaitu terdiri dari bapak, ibu, dan anak

(2 orang), keluarga termasuk dalam keluarga sejahtera tahap 2.

2. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

3. Agama : Islam

4. Status Sosial Ekonomi

a. Penghasilan Keluarga : Penghasilan keluarga ±

Rp.1.000.000,- sampai Rp.1.500.000,- perbulan yang didapat dari

oleh Tn.AN dan Ny. IS.

b. Pemanfaatan Dana Keluarga : Penghasilan keluarga selain untuk

membiayai hidup sehari-hari, dan tabungan.

c. Sosial keluarga : Dengan penghasilan yang didapat,

kebutuhan keluarga terpenuhi.

5. Aktifitas rekreasi keluarga

Keluarga menjadikan hari minggu sebagai hari santai dan berekreasi

tempat wisata seperti ke pantai atau ke alun-alun kota.

1. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini

Keluarga dengan anak prasekolah.

2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum

terpenuhi.

3. Riwayat Keluarga inti


Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan

menurun. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga adalah

sebagai berikut:

a) Kepala keluarga : Tidak ada riwayat sakit yang

mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit. Saat ini Tn AN,

mengalami flu sejak seminggu yang lalu.

b) Istri : Tidak ada riwayat sakit yang

mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit. Riwayat di rawat

di rumah sakit hanya pada saat melahirkan kedua anaknya saja.

c) Anak JU (anak ke I)

Ny. IS mengatakan An. JU pernah mempunyai riwayat penyakit

bronkopneumonia dan diare pada usia 6 bulan dikarenakan stop

minum ASI dan disambung minum susu formula hingga harus

dirawat inap dirumah sakit selama 12 hari. Pada usia 2 tahun,

bronkopneumonia pernah kambuh kembali dan sempat dirawat di

rumah sakit. Setelah usia 4 tahun hingga sekarang (5 tahun) An. JU

tidak pernah ada keluhan sakit, namun Ny. IS mengatakan anaknya

tidak suka sayur, jadi Ny. IS hanya memberi makanan

kesukaannya saja. Karena sibuk mengurusi warung nasi, kadang

Ny. IS hanya memberikan uang saku untuk anaknya membeli

makanan yang ia suka. Biasanya An. JU dan An. DE dalam sehari

makan 2-3 kali sehari dengan makan hanya habis ½ dari porsi dari

yang diberikan, An. JU masih minum susu dalam sehari habis 2


gelas susu (±150ml), selalu ngemil makan makanan ringan, coklat

dan permen, suka bermain sepeda sampai dijalan raya.

(saat pengkajian An. JU sedang akan makan, ia dengan lauk yang

sama seperti yang dijual ibunya seperti mie goreng dan nasi putih,

tanpa sayur, dengan porsi satu piring. Sebelum makan, An. JU

tidak mencuci tangan, ia hanya mencelupkan tangannya sebentar

ke ember cuci yang ada di warung ibunya. Selesai makan, An. JU

baru mencuci tangan dan makanannya hanya habis ½ piring.

Ditanyai terpisah pada An. JU : aku gak suka mbak, udah kenyang.

Ny. IS juga mengatakan hal yang sama).

d) Anak DE (anak ke 2)

Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien rawat inap di

rumah sakit. Saat ini anak mengalami batuk dan pilek sejak 3 hari

yang lalu, An. DE masih minum susu formula, biasanya dalam

sehari bisa menghabiskan 4-5 botol (120ml). Sama seperti

kakaknya Ny. IS mengatakan tidak suka sayur, hanya habis ½ dari

porsi dari yang diberikan kadang habis bila moodnya sedang

bagus, selalu ngemil makanan ringan (coklat, roti, cilok, permen

dan lain-lain).

(saat pengkajian ditengah-tengah kakaknya sedang makan, An. DE

ikut-ikutan ingin makan (disuapi) oleh ibunya dengan lauk yang

sama dengan kakaknya, porsi satu mangkuk kecil. Ny. IS

sebelumnya menolak, tapi akhirnya mau menyuapi anaknya. Dan


sebelum itu, Ny. IS cuci tangan dengan mencelupkan tangannya

saja ke ember cuci di warung).

4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya

Tn. AN mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Saat dikaji

Tn. AN dalam keadaan flu sejak seminggu yang lalu. Begitupun

dengan Ny. IS saat didata dalam keadaan sehat.

Anak JU saat dilakukan pengkajian dalam keadaan sehat, dan Anak

DE saat dilakukan pengkajian dalam keadaan batuk pilek sejak 3 hari

yang lalu.

2. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Luas rumah yang ditempati terdiri dari ruang tamu, 2 kamar tidur,

dapur, kamar mandi bersama WC. Tipe bangunan adalah permanen.

Keadaan lantai terbuat dari keramik, penerangan/cahaya cukup, sinar

matahari masuk melalui jendela dan ventilasi. Sumber air minum yang

digunakan dari air galon. Air yang digunakan untuk kegiatan rumah

tangga berasal dari PAM. WC-nya tidak memiliki septik tank dengan

tipe jamban jongkok (leher angsa). Status rumah adalah kontrakan.

Ventilasi rumah cukup, atap rumah terbuat dari genteng. Penerangan

pada malam hari menggunakan listrik, cara memasak makanan

menggunakan kompor. Tempat pembuangan sampah terdapat tempat

sampah didalam rumah diwadahi plastic kemudian dibuang di tempat


penampungan di ujung gang, untuk kemudian diangkut oleh petugas

kebersihan. Pagar rumah dan halaman rumah tidak ada.

5 4

2 1

3
Keterangan Denah :
1. Ruang tamu
2. Kamar 1
3. Kamar 2
4. Dapur
5. Kamar mandi + WC

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tetangga depan dan samping kanan hubungannya baik dengan

keluarga Tn. AN dan juga warga dari lingkungan, Tn. AN akrab

kepada tetangga sebelah kanan dan kiri.

3. Mobilitas geografis Keluarga

Keluarga ini tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak menikah. Tn.

AN bekerja dari pagi sampai jam 16.00 wib sebagai pegawai swasta.

Sedangkan Ny. IS sebagai pedagang nasi dari pagi (07.00) hingga

malam hari (±22.00).

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga ini rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering mengikuti

pengajian. Anaknya juga diajari untuk mengaji.

5. Sistem pendukung keluarga


Saudara dan khususnya orang tua merupakan pendukung dalam

pembentukan keluarga dan dalam pemecahan masalah.

3. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi untuk

menyelesaikan masalah anaknya. Namun terkadang Ny. IS menegur

dengan keras apabila anaknya bandel dan bermain sepeda dijalan.

Bahasa yang digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak

memakai bahasa Jawa dan Indonesia.

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Tn. AN bertanggung jawab berperan sebagai kepala keluarga yang

harus bertanggung jawab terhadap keluarga. Ny. IS berperan sebagai

ibu rumah tangga, selain bekerja juga mengurus anak-anaknya.

3. Struktur Peran ( formal/informal)

a) Tn. AN

1) Formal : Menjadi kepala keluarga, suami, dan ayah.

2) Informal : Sebagai anggota masyarakat, mencari nafkah

dengan pekerjaan pegawai swasta

b) Ny. IS

1) Formal : Sebagai ibu rumah tangga dan istri

2) Informal : Masih aktif menjadi anggota masyarakat, sering

mengikuti acara pengajian ibu – ibu di lingkungan tempat

tinggal.
c) An. JU

1) Formal : Sebagai anak dan kakak

2) Informal : belum ada

d) An. DE

1) Formal : Sebagai anak, adik.

2) Informal : Belum ada.

4. Nilai dan Norma Keluarga

Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai

agama yang di anut dan norma yang berlaku dilingkungannya.

4. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Tn. AN dan Ny. IS selalu memberikan teguran apabila anaknya

melakukan kesalahan.

2. Fungsi sosial

Keluarga selalu mengajarkan pada anak cara menghargai orang yang

lebih tua dari dia, seperti cara memanggil kakak, paman, bibi, tante,

dan teman sebayanya di lingkungan tempat tinggal atau di keluarga

besar.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Orang tua/keluarga selalu membawa anak ke pelayanan kesehatan atau

rumah sakit, jika anak mengalami sakit.

4. Fungsi reproduksi
Keluarga sudah memiliki 2 orang anak. Anak pertama perempuan

berusia 5 tahun, sedangkan anak kedua laki-laki berusia 2 tahun. Ny.

IS mengatakan menggunakan KB, yang awalnya menggunakan KB

jenis pil namun karena tidak cocok diganti dengan KB jenis implant

sampai saat ini.

5. Fungsi ekonomi

Menurut pengakuan keluarga, penghasilan saat ini cukup untuk

memenuhi kebutuhan keluarga. Tetapi keluarga juga belajar

menghemat keuangan karena mempunyai keinginan untuk bisa

memasukkan anaknya sekolah tahun depan.

5. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang

a) Jangka pendek

Orang tua selalu waspada setiap saat untuk mencegah agar

anaknya tidak mengalami kekambuhan penyakitnya seperti

yang pernah dialami sebelumnya dan anaknya yang tidak suka

sayur dan makan lebih sering hanya habis ½ dari porsi dari

yang diberikan,

b) Jangka panjang

Keluarga ingin memasukkan anaknya sekolah tahun depan

(taman kanak-kanak).
2. Kemampuan berespon terhadap situasi/stressor

Keluarga selalu berantisipasi khususnya pada kesehatan anaknya,

karena takut penyakit yang pernah diderita anaknya masa lalu dapat

kambuh kembali.

3. Strategi koping yang digunakan

Jika anaknya sakit, orang tua selalu membawa anaknya ke puskesmas/

rumah sakit terdekat. Dan jika ada masalah dalam keluarga suami dan

istri selalu mendiskusikan masalah tanpa melibatkan anak-anak.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Ny. IS sering menasihati dan membatasi anak DE untuk tidak makan

makanan ringan dan melarang anaknya karena anaknya selalu ingin

bermain sepeda di jalan raya.

6. Pemeriksaan Fisik

1. Vital sign

a) Tn. AN : TD = 120/70 mmHg, ND = 86x/m, RR = 20x/m, S = 37,1⁰C

b) Ny. IS : TD = 100/60 mmHg, ND = 72x/m, RR = 20x/m, S = 37,0⁰C

c) An. JU : ND = 94x/m, RR= 22x/m, S = 36,5⁰C

d) An. DE : ND = 96x/m, RR= 24x/m, S = 37,1⁰C

2. Head to toe

a) Tn. AN (kepala keluarga)

1) Kepala

- Rambut dan kulit kepala : rambut ikal, kulit bersih

- Mata : kedua mata simetris, sclera tidak icterik.


- Hidung : hidung simetris.

- Mulut dan faring : tidak ada karies gigi, gigi tampak bersih.

- Telinga : kedua telinga simetris.

2) Leher : tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis dan

kelenjar tiroid.

3) Dada : bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, suara napas

vesikuler.

4) Abdomen : tidak ada nodul, tidak acites, suara peristaltic terdengar.

5) Ekstermitas : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan,

tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki.

b) Ny. IS

1) Kepala

- Rambut dan kulit kepala : Rambut lurus,tidak ada uban.

- Mata : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat.

- Hidung : hidung simetris.

- Mulut dan Faring : tidak ada caries gigi, gigi tampak bersih.

- Telinga : kedua telinga simetris

2) Leher : tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis dan

kelenjar tiroid.

3) Dada : bentuk simetris, tidak ada nodul, tidak ada nyeri tekan, suara

napas terdengar vesikuler.

4) Abdomen : tidak ada nodul, tidak acites, suara peristaltic terdengar

25x/menit.
5) Genetalia : Tidak ada keluhan.

6) Ekstremitas : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan,

tidak ada kelainan pada jari tangan dan kaki, tidak ada nyeri tekan,

tidak ada fraktur.

c) An. JU

1) Kepala

- Rambut dan kulit kepala: rambut lurus, kulit bersih.

- Mata : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak

ikterik.

- Hidung : hidung simetris, tidak ada secret,

- Mulut dan Faring : tidak ada caries gigi, ada lubang pada dua gigi

geraham bawah, gigi rapih dan bersih, lidah tidak kotor.

- Telinga : kedua telinga simetris,

2) Leher : tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis dan

kelenjar tiroid.

3) Dada

Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, terdengar resonan

pada paru dan redup pada jantung, suara napas terdengar vesikuler.

4) Abdomen : tidak ada nodul, tidak acites, suara peristaltic terdengar

25x/menit, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hati dan

ginjal.

5) Genetalia : tidak ada keluhan.


6) Ekstremitas : anggota gerak lengkap, ada bekas luka pada lutut

kanan dan beberapa luka lecet, tidak ada kelainan pada jari tangan

dan kaki.

Berat Badan 13,5kg, Tinggi 100cm, LILA 14 cm, BMI = 12,7

d) An. DE

1) Kepala

- Rambut dan Kulit kepala : rambut lurus, kulit bersih.

- Mata : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak

ikterik.

- Hidung : hidung simetris, ada secret, tidak ada pembesaran polip.

- Mulut dan Faring : tidak ada caries gigi, ada gigi rapih dan kurang

bersih, lidah tidak kotor.

- Telinga : kedua telinga simetris.

2) Leher : tidak ada nodul, tidak ada pembesaran vena jugularis dan

kelenjar tiroid.

3) Dada : bentuk simetris, tidak ada nodul, suara napas vesikuler.

4) Abdomen : tidak ada nodul, tidak acites.

5) Ekstremitas : anggota gerak lengkap, terdapat beberapa bekas luka

di betis dan kedua lutut, tidak ada kelainan pada jari tangan dan

kaki.

Saat pengkajian, An. DE batuk-batuk, terdapat secret di hidung

yang tidak diseka. Tidak ada sesak napas, suara napas normal.

Berat Badan11kg, Tinggi 80cm, LILA 13,5BMI = 13,5


3. HARAPAN KELUARGA

1. Persepsi Terhadap Masalah

Keluarga memandang masalah sebagai sesuatu yang wajar dalam

sebuah rumah tangga, namun dalam kesehatan anak, keluarga sangat

memperhatikan hal tersebut. Keluarga mengerti perubahan kesehatan

anak misalnya anak panas tinggi karena menurut keluarga anak pernah

sakit bronkopneumonia. Jadi keluarga selalu waspada.

2. Harapan Terhadap Masalah

Tn. AN dan Ny. IS menginginkan agar kesehatan anaknya tetap terjaga

dan sehingga anaknya tidak kambuh dengan penyakit yang pernah

diderita, dan anaknya dapat tumbuh kembang dengan yang diharapkan.

4. PENGKAJIAN FOKUS

1. Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga terhadap anak

Ny. IS memberikan stimulus pada An. JU dengan memperingatkan

waktu sesuai jam dan kegiatan yang telah diberikan agar bisa

dibiasakan dalam kebiasaan sehari-hari. Orang tua memberikan

gambar-gambar, angka dan huruf – huruf yang ditempel di dinding

untuk belajar anak, serta di belikan sepeda, anak sudah dapat

mengendarai.

2. Apakah anak pernah dimasukkan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

An. JU tidak mengikuti PAUD dan rencananya akan langsung

dimasukkan di taman kanak-kanak (TK) tahun depan.

3. Berapa lama waktu dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak
Ny. IS selalu memiliki waktu dengan anaknya/selalu bersama dengan

anaknya, kecuali Tn. AN hanya memiliki waktu setelah pulang dari

kerja jam 16.00 hingga pagi sampai berangkat kerja kembali esoknya

dan hari minggu. Ny. IS memiliki waktu yang banyak dengan

anaknya, karena anaknya suka bermain di warung nasinya hanya

diselingi dengan berdagang saja.

4. Siapakah orang yang setiap hari bersama anak

Yang setiap hari mendampingi anak yaitu orang tua dan tidak pernah

menitipkan anak pada orang lain ataupun memiliki pengasuh selain

orang tua.

5. Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini

a) Personal / sosial

1) Anak sering meniru meniru gaya seperti ibunya seperti

berdandan,

2) Sering ikut – ikut ibunya saat mencuci piring atau baju,

3) Selalu mengikuti perintah yang diberikan oleh ayah dan ibunya,

4) Mudah akrab dengan semua orang, baik yang sudah dikenal

maupun yang baru dikenalnya.

b) Motorik

1) Motorik kasar

(a) Anak sudah dapat mengendarai sepeda roda dua

(b) Dapat melompati benda yang agak tinggi

(c) Anak dapat melempar bola


2) Motorik halus

(a) Anak bisa menggambar bentuk orang,

(b) Dapat memakai baju dan celana sendiri

(c) Anak dapat menulis angka 1-10

(d) Anak dapat mengenal dan menghafal abjad

c) Bahasa dan Kognitif

1) Ketrampilan bahasa sudah bagus

2) Sering bertanya pada ibunya khususnya saat melihat ibu

sedang memasak,

3) Anak lebih sering berteriak jika dia tidak bisa melakukan

sesuatu,

4) Anak sudah bisa mengenal warna,

d) Ketakutan : Anak trauma atau menangis jika melihat perawat,

karena anak pernah mengalami hal tersebut (MRS).

6. Bagaimana harapan keluarga saat ini

Orang tua menginginkan anaknya sehat dan tumbuh seperti anak

lainnya.

7. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Keluarga menginginkan jumlah anaknya cukup dua, dalam

pembagian tugas keluarga antara ayah dan ibu saling bekerja sama

saat salah satu membutuhkan untuk menjaga anaknya.


5. ANALISA DATA
PROBLEM ETIOLOGI SYMPTOM

DS: 1. Ketidakmampuan Perilaku


keluarga dalam Kesehatan
 Ny. IS mengatakan An. DE flu mengenal masalah cenderung
sejak 3 hari yang lalu dan rewel : perilaku beresiko Beresiko (00188)
pada malam hari karena yang dapat
hidungnya mampet. mengakibatkan
 Tn. AN terkadang masih masalah
merokok di dalam rumah. kesehatan.
 Keluarga sudah mengerti 2. Ketidakmampuan
masalah membuang sampah keluarga dalam
ketempat yang sudah mengambil
disediakan. Tapi keluarga keputusan
belum mampu mengubah tindakan yang
kebiasaan merokok pada Tn. tepat dalam
AN dan kebiasaan mencuci mengatasi masalah
tangan yang kurang pada anak- : perilaku beresiko
anaknya. dan perubahan
 Tn. AN dan Ny. IS mengatakan status kesehatan
mencemaskan kekambuhan An. DE.
penyakit anaknya. 3. Ketidakmampuan
Jika anak panas tinggi, ibu keluarga memberi
mengatakan langsung perawatan pada
membawa anaknya ke perubahan yang
puskesmas. akan terjadi pada
status kesehatan
DO : An. DE.
 Saat pengkajian, An. DE batuk- 4. Ketidak mampuan
batuk, terdapat secret di hidung keluarga dalam
yang tidak diseka. Tidak ada memodifikasi
sesak napas, suara napas lingkungan yang
normal. menunjang
 Pemeriksaan fisik pada An. DE kesehatan :
: Hidung : hidung simetris, ada perilaku hidup
secret, tidak ada pembesaran bersih dan sehat
polip. Dada : Bentuk simetris, dan perilaku
tidak ada sesak, suara napas merokok.
vesikuler.
 Tn. AN dan Ny. IS nampak
berantusias dalam menanggapi
keadaan kesehatan anaknya.
 Sebelum makan, An. JU tidak
mencuci tangan, ia hanya
mencelupkan tangannya
sebentar ke ember cuci yang
ada di warung ibunya).
 Dan sebelum menyuapi An.
DE, Ny. IS cuci tangan dengan
mencelupkan tangannya saja ke
ember cuci di warung.
DS : 1. Ketidakmampuan Ketidakseimbang
 Ny. IS mengatakan anaknya keluarga mengenal an Nutrisi :
susah makan. Karena sibuk masalah nutrisi Kurang dari
mengurusi warung nasi, kadang yang dibutuhkan Kebutuhan Tubuh
Ny. IS hanya memberikan uang pada anak (00002)
saku untuk anaknya membeli prasekolah
makanan yang ia suka. 2. Ketidakmampuan
Biasanya An. JU dan An. DE keluarga dalam
dalam sehari makan 2-3 kali mengambil
sehari dengan makan hanya keputusan
habis ½ dari porsi dari yang tindakan yang
diberikan, tepat dalam
 Ny. IS mengatakan kalau mengatasi masalah
An. JU dan An. DE tidak suka : masalah nutrisi
makan sayur, nafsu makannya pada An. JU dan
kadang menjadi berkurang, An. DE.
jadi dia juga hanya 3. Ketidakmampuan
memberikan makanan keluarga memberi
kesukaannya saja agar mereka perawatan pada
mau makan. An. JU dan AN. perubahan yang
DE masih minum susu dalam akan terjadi pada
sehari habis 2 gelas susu status kesehatan
(±150ml) dan 4-5 botol An. DE.
(120ml), selalu ngemil makan 4. Ketidak mampuan
makanan ringan, coklat dan keluarga dalam
permen. memodifikasi
 Ny. IS mengatakan An. JU dan lingkungan yang
An. DE suka jajan makanan menunjang
ringan (coklat, roti, cilok, kesehatan :
permen dan lain-lain) masalah nutrisi
DO pada An. JU dan
 An. JU berumur 5 tahun dan An. DE.
An. DE berumur 3 tahun
 An. JU : BB 13,5kg, Tinggi
100cm, LILA 14 cm, BMI =
12,7
 An. DE : BB 11kg, Tinggi
80cm, LILA 13,5BMI = 13,5
 Saat pengkajian An. JU sedang
akan makan, ia dengan lauk
yang sama seperti yang dijual
ibunya seperti mie goreng dan
nasi putih, tanpa sayur, dengan
porsi satu piring. Sebelum
makan, An. JU tidak mencuci
tangan, ia hanya mencelupkan
tangannya sebentar ke ember
cuci yang ada di warung
ibunya.
 Selesai makan, An. JU baru
mencuci tangan dan
makanannya hanya habis ½
piring. Ditanyai terpisah pada
An. JU : aku gak suka mbak,
udah kenyang. Ny. IS juga
mengatakan hal yang sama).
 Ditengah-tengah kakaknya
sedang makan, An. DE ikut-
ikutan ingin makan (disuapi)
oleh ibunya dengan lauk yang
sama dengan kakaknya, porsi
satu mangkuk kecil. Ny. IS
sebelumnya menolak, tapi
akhirnya mau menyuapi
anaknya.

6. SKORING PRIORITAS MASALAH

1. Domain 1 : Promosi Kesehatan


Kelas 2 : Manajemen Kesehatan
Perilaku Kesehatan cenderung Beresiko (00188)
P
No e Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat
r masalah 2/3 x 1 = 2/3 Perilaku hidup bersih dan sehat pada
Skala: 2/3 keluarga yangberpotensi resiko
i
Ancaman menimbulkan masalah kesehatan
l
Kesehatan seperti tidak merawat anaknya yang
a batuk dan pilek, perilaku merokok
k dan jarang mencuci tangan sebelum
u makan.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 2 Resiko timbulnya masalah kesehatan
masalah dapat tidak akan muncul dengan mengubah
K
diubah perilaku keluarga: membawa
e :
Skala anaknya ke puskesmas jika terjadi
s
Mudah perubahan kesehatan pada anaknya,
e mengubah kebiasaan merokok dan
PHBS.
h
3. Potensial 2/3 x 1=2/3 2/3 Masalah yang dialami perlu bantuan
a
masalah dapat penanganan oleh perawat dalam
t
dicegah mengajarjan , dan keluarga tampak
a :
Skala antusias dalam menanggapi
Cukup
n kesehatan anaknya.
4. Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 1 Kebiasaan dalam mengatasi masalah,
masalah menyebabkan masalah perlu
C :
Skala dianggap serius dan perlu
e
Masalah penanganan segera untuk mencegah
n perlu
berat, timbulnya masalah kesehatan
ditangani
d
e TOTAL ∑=3
4/3
r
2. Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Makan
Ketidakseimbangan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh
(00002)

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran


1. Sifat Masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Sifat masalah merupakan ancaman
Skala : karena kadang nafsu makan An. JU
Ancaman dan An. DE menjadi berkurang dan
kesehatan jika itu tidak ditanggulangi akan
dapat menyebabkan penurunan pada
status nutrisi.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 = 1 1 Masalah sebagian dapat diubah
Skala Dapat karena Ny. IS dapat memberikan
Diubah makanan-makanan lain kepada An.
Skala : JU dan An. DE. Mencoba variasi
Sebagian dalam menyajikan makanan sehingga
anak tetap bisa makan-makanan yang
bergizi seimbang.
3. Potensial Masalah 2/3 x 1 = 2/3 2/3 Potensial masalah untuk dicegah
Untuk Dicegah cukup karena dapat dilakukan dengan
Skala : mengajarkan cara pengolahan
Cukup makanan yang menarik untuk An. JU
dan An. DE dengan penurunan
pemasukan nutrisi.
4. Menonjolnya 1/2 x 1 = 1/2 1/2 Keluarga menyadari ada masalah tapi
Masalah perlu ditangani dengan pelan-pelan
Skala : karena anak usia prasekolah perlu
Ada masalah tapi pendekatan secara intens pelan dan
perlu segera memerlukan waktu untuk memantau
ditangani adaptasi anak terhadap perubahan
pola makannya.
TOTAL ∑=2
5/6
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama

dengan keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai

peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

( Friedman 1998 )

2. Fungsi keluarga menurut Fridmman (1986)

a) Fungsi afektif

b) Fungsi sosialisasi

c) Fungsi reproduksi

d) Fungsi ekonomi

e) Fungsi perawatan kesehatan

3. Menurut Friedman struktur keluarga terdiri atas:

a) Pola dan proses komunikasi

b) Struktur peran

c) Struktur kekuatan

d) Nilai – nilai keluarga

4. Peran perawat keluarga

a) Perawat sebagai pendidik

b) Perawat sebagai coordinator


c) Perawat sebagai pelaksana

d) Perawat sebagai pengawas kesehatan

e) Perawat sebagai konsultan

f) Perawat sebagai kolaborasi

g) Perawat sebagai fasilitator

h) Perawat sebagai penemu kasus

i) Perawat sebagai modifikasi lingkungan

5. Pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah

a) Pertumbuhan

Berat badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-

rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat

badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang

menjadi dua kali lipat panjang lahir pada usia 4 tahun.

b) Perkembangan

1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada

dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan

pola sosialisasinya.

2) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri,

seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK,

dan BAB.

3) Mulai memahami waktu.

4) Penggunaan tangan primer terbentuk.

c) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )


Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah

masuk pada fase falik.

d) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah

adalah inisiatif vs rasa bersalah.

e) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase

praoperasional.

f) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah

memasuki fase prekonvensional.

6. Tugas perkembangan anak usia prasekolah

a) Personal / sosial

1) Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang

tuanya, tetapi mandiri

2) Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya

3) Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat

dirusak.

4) Keluarga merupakan kelompok utama

5) Kelompok meningkat kepentingannya

6) Menerima peran sesuai jenis kelaminnya

7) Agresif
b) Motorik

1) Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi

jadi lebih mudah

2) Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga roda

3) Melempar bola, tetapi sulit uintuk menangkapnya

c) Bahasa dan kognitif

1) Egosentrik

2) Ketrampilan bahasa makin baik

3) Mengajukan banyak pertanyaan; bagaimana, apa, dan

mengapa?

4) Pemecahan masalah sederhana: menggunakan fantasi untuk

memahami, mengatasi masalah.

d) Ketakutan

1) Pengrusakan diri

2) Dikebiri

3) Gelap,Ketidaktahuan

4) Objek bayangan, tak dikenal.

7. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah

a) Membantu anak untuk bersosialisasi

b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan

anak yang lain (tua) juga harus dipenuhi.

c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar

keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)


d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak

e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi

pertumbuhan dan perkembangan anak.

5.2 SARAN

1. Bagi mahasiswa makalah ini dapat dijadikan acuan untuk mendapatkan

informasi tentang asuhan keperawatan pada anak prasekolah.

2. Bagi pelayanan kesehatan asuhan keperawatan pada anak prasekolah

dapat dijadikan petunjuk dalam pelayanan asuhan keperawatan yang

sesuai dengan teori yang ada.

3. Bagi keluarga yang memiliki anak prasekolah dapat mengerti proses

pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mengetahui perubahan

yang terjadi.

4. Bagi keluarga lingkungan sekitar juga harus diperhatikan, karena

lingkungan dapat mempengaruhi proses perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai