Anda di halaman 1dari 21

Analisis Perusahaan Internasional (Unilever)

Sejarah Unilever

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V.
Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh
Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di
Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche
Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama
perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir
Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini
disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998
dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah
memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada
tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati
pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham.
Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H.
tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang
terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang
dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000,
perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini
disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia
dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

Perluasan Unilever Indonesia


Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi,
untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan,
pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango,
Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk
mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor
barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem
Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam
perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada
Technopia Singapore Pte. Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima
persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari
Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan
perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari
2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan
menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan
merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi
menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat
dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan
industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian
telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
Kronologi
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
Tentang Unilever Indonesia

Ø Sejak didirikan pada 5 Desember 1933


Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk produk Home and
Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia.
Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama yang disukai di dunia seperti
Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band,
Royco, Bango, dan lain-lain.
Selama ini, tujuan perusahaan kami tetap sama, dimana kami bekerja untuk menciptakan masa depan
yang lebih baik setiap hari; membuat pelanggan merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati
kehidupan melalui brand dan jasa yang memberikan manfaat untuk mereka maupun orang lain; menginspirasi
masyarakat untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang bila digabungkan akan membuat perubahan
besar bagi dunia; dan senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami untuk
tumbuh sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Saham perseroan pertamakali ditawarkan kepada masyarakat pada tahun 1981 dan tercatat di Bursa Efek
Indonesia seja 11 Januari 1982. Pada akhir tahun 2009, saham oerseroan menempati peringkat kketujuh
kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Perseroan memiliki dua anak perusahaan : PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan
sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT
Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk
dengan merek Domestos Nomos.
Bagi Unilever, sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan. Kami memberikan
prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme, keseimbangan kehidupan, dan kemampuan
mereka untuk berkontribusi pada perusahaan. Terdapat lebih dari 300 karyawan tersebar di seluruh nutrisi.
Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan
berkesinambungan. Nilai-nilai dan standar yang Perseroan terapkan terangkum dalam Prinsip Bisnis Kami.
Perseroan juga membagi standar dan nilai-nilai tersebut dengan mitra usaha termasuk para pemasok dan
distributor kami.
Perseroan memiliki enam pabrik di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi, dan dua pabrik di
Kawasan Industri Rungkut, Surabaya, Jawa Timur, dengan kantor pusat di Jakarta. Produk-produk Perseroan
berjumlah sekitar 32.

Visi & strategi


v Sebuah visi baru
Visi baru ini paham bahwa dunia sedang berubah. Populasi meningkat. Pendapatan meningkat di seluruh
dunia diikuti dengan bertambahnya permintaan terhadap produk-produk konsumen. Produk seperti milik
Unilever bergantung pada peningkatan sumber daya alam, baik itu bahan bakar ataupun bahan mentah lainnya.
Di waktu yang bersamaan, perubahan iklim bukan hanya menjadi masalah untuk planet ini, tetapi juga
melambangkan ancaman besar terhadap stabilitas ekonomi dan sosial.
Kami mengetahui bahwa untuk mencapai tujuan perkembangan, maka kami harus mengurangi dampak
keseluruhan terhadap lingkungan yang timbul dari usaha. Komitmen kami meliputi tidak hanya pabrik dan
kantor melainkan juga dampak lingkungan dan hubungannya dengan sumber bahan mentah kami, melalui
bagaimana cara para pelanggan menggunakan dan membuang produk kami.
v Visi
Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.
Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan
dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga bagi orang lain.
Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang dapat memberikan
perbedaan besar bagi dunia.
Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan perusahaan
kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk pertumbuhan usaha. Kami
bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya
dalam mencapai tujuan ini.
Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang bertahan lama
untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini.

STRATEGI PEMASARAN SEMUA PRODUK PT. UNILEVER INDONESIA,Tbk.

1. Kumpulan Data
Seperti kita ketahui, Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen
memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-haridengan produk-produk yang membuat para
pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan.

2. Tujuan Pemasaran
Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasikonsumen

· Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas.


· Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses.
· Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja yang tinggi.
· Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikanimbalan di atas rata-rata karyawan dan
pemegang saham.
· Mendapatkan kehormatan karena integritas tinggi, peduli kepada masyarakat danlingkungan hidup.

3. Strategi PT.UNILEVER tbk dalam memasarkan produk

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER tbk memiliki strategi - strategi
dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:

1.KEPEMIMPINANHARGARENDAH

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistimpengisian kembali
persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika serikat. Sistem mili wal-mart
mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar
pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati
kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart. Komputer mengumpulkanpesanan
dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok. Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan
persediaan wal-mart menggunakan teknologi web. Sistem inimampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah
sembari menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi permintaan pelanggan.

2.DIFERENSIASI PRODUK

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetapmempertahankan
kualitas produknya. Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya.

3. BERFOKUSPADAPELUANGPASAR

Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk masuk kedalam
pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti
kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan
antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.
4. .MENGUATKANKEAKRABANPELANGGANDANPEMASOK

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadapjadwal produksi.dan
bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapanmengirim pasokan kepada pemasok.
Selain itu Unilever juga melakukan
Tanya jawab kepadapara konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh
Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui mediaelektronik. Namun dalam kehidupan
sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak
juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan event-event yang memasukkan produk-produk dari PT.
Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll. Karena jika promosi yang dilakukanhanya
melalui media elektronik maka PT. Unilever Indonesia tidak mendapatkan keuntunganyang optimal.
Masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai kalangan dan tingkatan sosialyang beragam. Jika perusahaan tidak bisa
menyentuh hati masyarakat semua kalangan makaperusahaan tidak dapat berkembang pesat. Makna dari iklan yang
ditawarkan oleh perusahaanjuga harus bisa dipahami oleh berbagai kalangan, karena iklan adalah salah satu
cara promosiyang bisa dilakukan oleh perusahaan agar dapat memperoleh keuntungan yang optimal.Selain melalui iklan
elektronik proses pemasaran yang dilakukan Unilever juga menggunakanberbagai cara, diantaranya dengan
berbagai program pemasaran yang dapat menarik perhatian pelanggan. Kupon belanja gratis produk unilever
adalah salah satu cara promosiyang dilakukan oleh Unilever, selain itu diskon-diskon yang diberikan juga
banyak menarik perhatian pelanggan yang berasal dari kalangan masyarakat menengah kebawah.Iklan itu sendiri
adalah kandungan utama dari manajemen promosi yang menggunakan ruangmedia bayaran untuk menyampaikan
pesan, sementara para klien dan praktisi periklananmemandangnya hanya sebagai sarana untuk berkomunikasi
dengan konsumen. Iklan ini merupakan bagian dari bauran promosi, yang terdiri dari pemasaran langsung, PR
(PublicRelations), promosi penjualan, dan penjualan personal. Peranan merek produk juga sangatberperan
penting, karena merek merupakan simbol dari sebuah produk yang dipasarkan.Bahkan dalam satu perusahaan
terdapat berbagai macam merek yang berbeda-beda.Pemasaran berskala besar seperti ini hanya satu daripada beragam
program promosi yangdilakukan Unilever, promosi inter-personal langsung ke pelanggan juga dilakukan
olehUnilever dengan memberikan keuntungan khusus yang diberikan pada pelanggan setiapengguna produk
Unilever. Dengan program pemasaran ini diharapkan Unilever dapatmencakup pangsa pasar yang luas di pasar
konsumen Indonesia. Dalam pemasaran global, eksistensi perusahaan diperlukan dalam mengembangkan
idepemikiran, baik dalam cakupan nasional maupun internasional.Dalam hal ini khususnyaperusahaan Unilever
harus bisa membuat sebuah grand design mahakarya khususnya

pemasaran global yang menuntut sebuah keajaiban-keajaiban dalam mengembangkan karir sebuah perusahaan
khususnya unilever selain memantau jalannya proses globalisasi dari parapesaing. Mutlak adanya selalu
diadakan apa yang disebut denganinovation treatment dalamsetiap sesi langkah-langkah perusahaan.Oleh
karena itu pertanyaan lain dapat muncul seketika mengapa promosi perlu diadakan,jawabannya tentu saja iya,
karena dalam beberapa aspek perusahaan salah satu tujuanpengembangan mutu perusahaan ialah dapat
menyentuh seluruh lapisan konsumen dalam halini adalah sasaran global yang diadakan dan dibuat dari
grand design tersebut, oleh karena itusebuah perusahaan unilever dapat
fight dengan para pesaingnya baik dari dunia asing maupunpesaing-pesaing unggulan dalam negeri.Unilever juga
terus mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, melakukan inovasi danaktivasi produk, serta terus
membangun citra produk. Hal ini merupakan sebagian daristrategi perusahaan untuk dapat mempertahankan dan
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap brand-brand Unilever. Komunikasi yang disampaikan melalui iklan
di berbagaimedia cetak maupun elektronik sangat efektif dan langsung mengenai sasaran,untuk evaluasi
kedepannya PT. Unilever Indonesia,Tbk akan melakukan 4 hal demi tetap memiliki citrabaik pada konsumennya,
antara lain:
branding, design, technical printing,dan merchandising. Sehingga dengan cepat hal tersebut dapat
mempengaruhi konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi produk-produk yang dikeluarkan oleh PT. Unilever.v

Strategi Promosi yang dapat dilakukanoleh PT.Unilever yaitu:

1.Periklanan
 semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yangdibayar oleh suatu sponsor tertentu.
2.Promosi Penjualan
 Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginanmencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
 berbagai program untuk mempromosikan dan ataumelindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
4.Penjualan Secara Pribadi
 interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untukmelakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima
pesan
5.Pemasaran Langsung
 penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat penghubungnon personal lain untuk berkomunikasi secara langsung
dengan atau mendapatkantanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
Akan tetapi dengan bertambahnya zaman, persaingan pasar semakin ketat, berkembangnyaberbagai jenis media
baru dan semakin canggihnya konsumen maka Strategi Promosidirumuskan menjadi:

1. Advertising

2. Consumer Sales Promotion

3. Trade Promotion and Co-Marketing

4. Packaging. Point Of Purchase

5. Personal Selling

6. Public relations

7. Brand Publicity

8. Corporate Advertising

9. The Internet

10. Direct Marketing

11. Experiantial contact: Event, sponsorship

12. Customer Service

13. Word Of Mouth

Consumer market sales promotion techniques :

1. Kupon → Sertifikat yang memberi hak kepada pemegangnya untuk mendapat penguranganharga seperti yang tercetak
untuk pembelian produk tertentu.

2. Price-Off Deals → Memberikan potongan harga langsung ditempat pembelian.

3. Premium and Advertising Specialties → Barang yang ditawarkan dengan biaya yang relatif rendah atau gratis sebagai
insentif untuk membeli produk tertentu.

4. Contest and Sweeptakes → Hadiah adalah tawaran kesempatan untuk memenangkan uangtunai, perjalanan, atau
barang-barang karena membeli sesuatu.

5. Sampling and Trial Offers → Penawaran gratis untuk sejumlah produk atau jasa (pemberiancontoh produk).

6. Brand Placement → Salah satu teknik dari sales promotion untuk mencapai pasar denganmemasukkan produk pada
sebuah acara televisi atau film.

7. Rebates → Memberikan pengurangan harga setelah pembelian terjadi dan bukan pada tokopengecer.

8. Frequency → Program ini merupakan salah satu teknik yang mengarah kepada program-program yang berkelanjutan
seperti menawarkan konsumen diskon atau hadiah langsunggratis untuk mencapai terjadinya pengulangan dalam
pembelian atau langganan dari merkatau perusahaan yang sama.

9. Event Sponsorship → Ketika perusahaan mensponsori suatu acara, membuat merek sangatditonjolkan pada acara
tersebut sehingga membuat kredibilitas merek meningkatbersamaan dengan para penonton di acara.

Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila dirancangdengan
menerapkan pola regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau kawasantertentu. Unilever sudah
menerapkan pola regionalisasi karena Unilever telah memilikipabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di
tiap-tiap negara. Hal ini dilakukan agar setiapnegara dapat membeli produk yang sesuai dengan keinginan dan kebiasaan
mengkonsumsiproduk yang sangat erat hubungannya dengan cita rasa negaranya.Unilever telah membuka
cabang perusahaan di Indonesia. Untuk lebih dikenal olehmasyarakat indonesia dan bisa mendapat hati
masyarakat Indonesia maka Unilever membuatproduk yang sesuai dengan cita rasa Indonesia seperi
kecap Bango. Kecap merupakanmakanan yang terbuat dari kacang kedelai. Bisa dibilang kecap merupakan
makanan yangkhas dari Indonesia.Untuk itu Unilever membuat produk kecap bango untuk di konsumsi masyarakat
Indonesia.Walau kecap bango bukan produk asli buatan unilever namun nama Unilever lebih terkenalkarena
kecap bango sekarang ini merupakan produk yang dikembangkan oleh Unilever. Terlebih iklan yang
ditampilkan di media tentang produk kecap bango sangat mencerminkan negara Indonesia. Dengan model-model
yang berasal dari Indonesia, ini akan lebihmembangun image Unilever dimata konsumen di Indonesia.
Konsumen akan mempunyaikeinginan untuk membeli produk kecap bango karena terkesan melihat iklan
yangditampilkan tersebut. Walaupun konsumen hanya coba-coba membeli merek tersebut namunsetidaknya
produk tersebut sangat dikenal oleh masyarakat.
Oleh karena itu, kualitas sangat penting dalam pembuatan produk. Karena walaupun promosiyang
dilakukan perusahaan sangat baik namun jika kualitas yang ditawarkan tidak diperhatikan maka promosi yang
dilakukan bisa dibilang sia-sia saja.

v Macam-macam Produk yang dikeluarkan Unilever

PT. Unilever Indonesia,Tbk. Yang beroperasi di indonesia sejak tahun 1933, telah tumbuhmenjadi perusahaan
penyedia consumer product yang mempunyai peran penting di indonesia.Unilever adalah produsen merek-merek
terkenal di seluruh dunia yang juga terkenal ditingkat regional dan lokal, antara lain Pepsodent, Lifebuoy,
Lux,Dove, Sunsilk, Clear,Rexona, Rinso, Molto, Ponds, Blue Band, Royco, Sariwangi, Bango,
Taro dan masih banyak lagi.Posisi Unilever yang kuat sebagai pemimpin pasar telah diakui melalui
berbagai penghargaannasional dan regional yang diterima oleh perusahaan. PT. Unilever Indonesia melalui brand-
brand nya kembali membuktikan keunggulannya dengan meraih peringkat dalam.PackagingConsumer
Branding Award 2005´ yang diselenggarakan oleh Indonesia Brand IdentitySummit (IBS) bekerjasama dengan
majalah SWA dan MIX.Berikut adalah peringkat yang diraih oleh brand-brand Unilever dalam setahun
IndonesiaPackaging Consumer Award 2005. Sunsilk, Pepsodent, Lux, Molto, Lifebuoy, Axe dan
Clear merupakan merek produk perawatan rumah dan tubuh (home and Personal Care) yang tak asing lagi di
telinga masyarakat Indonesia. Sedangkan untuk produk makanan dan ice cream,ada blue band yang legendaries,
Bango, Sari Wangi, Rpyco dan Wall¶s. Masih ada sederetmerek produk lagi yang bila disebutkan satu persatu namanya,
terasa sangat akrab dengankehidupan kita.Bisa jadi Anda mempunyai kenangan khusus tak terlupakan dengan
salah satu atau lebihproduk buatan PT.Unilever Indonesia Tbk ini. Benar, merek-merek yang disebutkan di
atasmemang hanya sebagian kecil dari merek yang dikembangkan PT.Unilever Indonesia,Tbk.³Saat ini kami
memiliki 33 merek dan beroperasi di 13 kategori sementara di seluruh dunia,Unilever memegang 400 brand,´
kata Presiden Direktur PT.Unilever Indonesia.Tbk, MauritsLalisang dalam sebuah wawancara khusus dengan
SH di Graha Unilever Jakarta, sore pekanlalu.PT.Unilever Indonesia,Tbk merupakan anak perusahaan Unilever
International yangberkantor pusat di dua kota yakni di London, Inggris dan Rotterdam Belanda.
Sementara diIndonesia, Unilever berkantor pusat di Jakarta dan memiliki dua pabrik besar di Cikarang danRungkut
(Surabaya). Pabrik di Surabaya utamanya memproduksi sabun sedangkan diCikarang memproduksi es krim,
margarin, dan berbagai makanan ringan. Secara umumUnilever menjadi pemimpin pasar barang konsumer (consumer
goods) di Indonesia. Namun,kondisinya tidak sama untuk setiap kategori produk dan wilayah pemasaran.Kini,
Unilever Indonesia telah berusia lebih dari 70 tahun dengan komposisi kepemilikansaham, Mavibel
(Maatschap voor Internationale Bellengginggen) B.V 85 persen dan publik 15 persen. Langit di Junjung
Maurits mengungkapkan prinsip yang selalu dikedepankanUnilever dalam berbisnis.
Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Unilever pada dasarnya selalu mengikuti aturan yang berlaku
dimana ia beroperasi,´ ujar Maurits. Itulah alasannya mengapa Unilever Indonesia memutuskan menjadi
perusahaan terbuka.
Menjadi perusahaan terbuka berarti pembayaran pajak lebih jelas dan transparan karena diaudit
oleh lembaga yang berkompeten. Sebagai konsekuensinya, masyarakat bisa ikut memiliki saham Unilever
Indonesia. Di Cina, Unilever menggandeng partner lokal karena pemerintah Cina mengharuskan seperti itu
sementara di Thailand, Unilever Internationa lmenguasai saham sepenuhnya.Dalam enam tahun terakhir, penjualan
Unilever di Indonesia bertumbuh dua digit atau diatas 10 persen. Omset penjualan untuk tahun 2004 mencapai US$1
miliar.Tahun 2005 ini, saya perkirakan pertumbuhan penjualan akan meningkat signifikan dan tetap berada di
atas dua digit,´ ujar Maurits optimistis.Transisi Tahun 2004 merupakan tahun transisi bagi Unilever Indonesia.
Mengapa demikian, karena kepemimpinan kembali berada tangan orang Indonesia asli setelah bertahun-tahun
dipimpin oleh orang asing. Tahun lalu, Nihal Kaviratne dari India menyerahkan tongkat estafetnya kepada
Maurits Lalisang yang sebelumnya menjabat.
Direktur Corporate Relations.Maurits memang bukan orang lokal pertama yang menjadi presiden direktur
tetapi orang ketiga setelah Yamani Hasan (1980an) dan Sri Urip (1990an). Saat ini, tinggal dua orangasing yang
menduduki jabatan direksi.Potensi
Tak Kalah Menurut pandangan Maurits, potensi orang lokal sebenarnya tidak kalah dengan orang asing.
“Saya merangsang anak-anak pergi ke luar negeri sehingga bisamemperkaya pengalaman dan pengetahuan,´ paparnya.
Sampai saat ini Unilever Indonesiatelah mengirimkan 18 karyawannya ke luar negeri ada yang ke London, Thailand.
Rotterdam,Shang Hai (Cina) dan Itali.Salah satu kendala yang dihadapi yakni banyak orang Indonesia yang enggan ke luar
negerikarena merasa sudah enak berada di Indonesia.Terobosan yang dilakukan Maurits antara lainmengirim ke
luar negeri untuk jangka waktu 1-2 tahun sehingga mereka bisa bekerja padabudaya dan lingkungan kerja yang
berbeda. Ia mengakui kekuatan Unilever ada pada kualitassumber daya manusia.Unilever secara rutin merekrut
lulusan baru dari universitas terkemuka. Setelah itu diberikanpelatihan selama tiga bulan. Mereka tidak
langsung kerja tetapi ditraining di berbagai bidangseperti manufaktur, pemasaran dan litbang (penelitian dan
pengembangan). Saat ini tenagakerja yang diserap oleh Unilever secara langsung berjumlah 3.000 orang ini
belum termasuk tenaga kerja tidak langsung.
Total tenaga kerja yang terserap berjumlah 25.000 orang. Jika diansumsikan satu orangmemiliki empat anggota
keluarga maka perusahaan menanggung nasib sekitar 100.000 orang.PangsaTerbesar Indonesia saat ini menjadi
pangsa pasar kedua terbesar bagi Unilever setelah India, mengalahkan Cina, Jepang dan Australia. ³Indonesia
dilihat sebagai permata dari timur oleh Unilever pusat karena pangsa pasarnya memang sangat besar,´ kata
Maurits. Bahkandua orang yang menduduki CEO Unilever di kantor pusat pernah bekerja di Indonesia.Memang saat ini
persaingan di industri barang konsumer sangat ketat baik dari pemain lokalmaupun pemain domestik. Pesaing
dari luar seperti P&G sedangkan pesaing lokal sepertiWings. Namun Maurits menganggap positif yang
namanya persaingan karena akanmenimbulkan inovasi dan tidak menyebabkan monopoli di pasar.
Tantangan terbesar kini dan sangat merugikan adalah maraknya pemalsuan danpenyelundupan. Banyak produk palsu
dan selundupan dari Cina sehingga membuat Unilever tidak kompetitif. “Karenanya pemerintah perlu menegakkan
aturan main yang jelas karena dalam bisnis yang penting adalah adanya kepastian usaha dan kepastian hukum,´
katanya.Pemerintah harus berani menindak tegas terhadap barang-barang palsu dan selundupan dariCina yang
menggangu industri secara umum.Perlindungan hak cipta perlu dilakukan karena dibutuhkan biaya besar dalam riset
danpengembangan serta biaya iklan. ³Hal ini sering membuat kita sebagai pelaku usaha frustasikarena
pemerintah tidak mengambil tindakan tegas,´ ucap Maurits.
Di samping itu, Mauritsberpendapat pemerintah perlu membuat infrastruktur yang memadai berupa jalan
sehinggapemasaran produk dapat menjangkau ke seluruh wilayah dengan biaya murah.Hal ini juga
sebagai kompensasi rencana penghapusan subsidi BBM di sektor industri.
Terkait dengan penghapusan subsidi BBM bagi industri, Unilever kini menggantipenggunaan solar ke gas untuk
pabriknya di Cikarang. Sayang, pasokan gas dari Pertaminatidak konsisten. Jika berniat mengurangi konsumsi
minyak bumi maka penyediaan gas harusdilakukan pemerintah. Organik Unilever saat ini memang fokus
melakukan pertumbuhanoraganik seperti peningkatan omset penjualan, laba perusahaan dan menekan
struktur biaya.Namun tidak menutup kemungkinan melakukan pertumbuhan anorganik.Sepanjang kiprahnya di
Indonesia, Unilever telah empat kali mengakuisisi merek. Akuisisiteh celup Sari Wangi dilakukan tahun 1990, Yoohan
(dengan berbagai merek seperti Molto,Trisol, Whipol) tahun 1998, kecap Bango tahun 2000 dan Taro tahun 2003.
Mauritsmenekankan, Dalam melakukan akuisisi, Unilever selalu menggunakan dana keuanganinternal, tidak perlu
injeksi dana kantor pusat. Ia menekankan, akuisisi hanya akan dilakukanjika bisa mendukung bisnis utama
Unilever yang telah ada.Maurits menekankan, Unilever tidak akan keluar dari bisnis utamanya, memproduksi
danmemasarkan barang-barang konsumer.³Unilever tidak akan berniat menguasai industri dari hulu sampai hilir
meskipun memilikikemampuan dari segi pendanaan. Pertumbuhan organik lebih diharapkan,´ katanya. Hal
inidibuktikan dengan pendirian kantor pemasaran Unilever Indonesia ke berbagai negara sepertiSingapura,
Jepang dan Australia. Sabun Lux buatan Rungkut, ice cream Walls dan teh SariWangi buatan made in Cikarang bisa
ditemukan di ketiga negara ini.
Total ekspor produk Unilever Indonesia mencapai enam persen dari omset penjualan.

v Proses pembuatan brand Unilever


Pada tahun 1990, Unilever memasukkan faktor kesinambungan ke dalam srategi kami secara formal.
Kemudian, pada tahun 2005, kami mulai membuat agenda pada produk brand dengan proses yang
dinamakan Brand Imprint. Sejak saat itu, Brand Imprints telah disesuaikan ke dalam semua kategori produk
kami. Saat ini, pemikiran sosial dan lingkungan digabungkan dalam rencana inovasi dan pengembangan
sejumlah brand utama kami.
Pada saat yang sama, kami juga mengembangkan pendekatan kami pada corporate branding. Kami mulai
memikirkan cara untuk membuat komitmen perusahaan Unilever dan menciptakan aktivitas agar lebih terlihat
dan cocok dengan para konsumen kami. Dengan brand produk individu yang mengambil posisi kuat dalam isu
sosial dan lingkungan, para konsumen akan melihat brand perusahaan pada nilai dan
pendekatannya. Brand produk hanya dapat dikomunikasikan dengan efektif dan memiliki kredibilitas pada isu
ini jika memiliki dasar yang kuat dalam pendekatan dan komitmen perusahaan secara keseluruhan. Ini
mengarah pada pengembangan visi baru kami.

v Melibatkan konsumen
Penelitian kami menunjukkan para pelanggan tidak hanya ingin diyakinkan bahwa produk yang mereka beli
diproduksi sesuai etika dan berkesinambungan, mereka juga ingin memilih brand yang baik bagi diri mereka
dan juga orang lain. Namun, mereka juga memberi tahu kami bahwa mereka tidak merasa cukup mampu
membuat perbedaan akibat tantangan yang terlampau besar dan efek tindakan perorangan yang terlalu kecil.
Kami percaya bahwa kami telah berada di tempat dimana kami dapat membantu orang-orang memahami
bagaimana mereka memilih brand dan dengan melakukan tindakan kecil, apabila ditambahkan dengan tindakan
yang dilakukan orang lain, dapat membuat sebuah perbedaan besar di seluruh dunia.
Sebagai contoh, brand deterjen Unilever digunakan dalam 125 miliar pencucian setiap tahunnya. Itu sama
artinya dengan 14 juta pencucian setiap jam. Setiap saat, konsumen Unilever melakukan pencucian dengan
suhu rendah atau dengan pengisian penuh, pengurangan energi, CO2 dan air memiliki jumlah kumulatif yang
besar.
Dengan konsumen yang menggunakan sekitar 70% dari gas rumah kaca, ajakan kepada para pelanggan melalui
inisiatif seperti Cleaner Planet Planakan menjadi kunci utama dalam mencapai visi kami.

v Meneliti dampak di setiap rantai nilai


Komitmen Unilever mengurangi dampak lingkungan meluas pada rantai nilai – contohnya, dari pemilihan
sumber daya bahan mentah untuk produksi dan distribusi Unilever kepada para konsumen sampai akhirnya
pembuangan sisa kemasan.
Di tahun 2008, Unilever mengembangkan sebuah metrik bagi empat area prioritas yang terkena dampak
lingkungan pada rangkaian nilai Unilever:

emisi gas rumah kaca (GHG)

1. air

2. sampah

3. sumber daya yang terpelihara

Metrik ini didesain untuk mengukur dampak produk Unilever ketika digunakan oleh para konsumen, seperti
ukuran gram gas rumah kaca pada setiap penggunaannya. Selama tahun 2009, sekitar 1.500 produk diteliti
untuk menambah pemahaman Unilever mengenai air, sampah dan dampak GHG pada 14 pasar terbesar
Unilever.
Pada tahun 2009, Unilever juga mulai mengembangkan metrik yang meliputi dampak sosial. Bagi brand
Unilever yang mengemban misi sosial, ukuran ini memberi keuntungan lebih bagi masyarakat. Pada tahun
2010, Lifebuoy menjadi brand pertama untuk mengukur percobaan baru, yang membantu melacak dampak dari
program Lifebuoy mengenai kebiasaan mencuci tangan selama lebih dari lima tahun.
Perkembangan dari metrik ini akan memudahkan Unilever dalam meninjau keberhasilan portfolio Unilever dan
memungkinkan Unilever untuk menunjukkan kepada para konsumen bagaimana tindakan kecil dan tindakan
individu dapat memberi perbedaan yang besar.
v Bekerja untuk orang lain
Unilever tidak mempunyai semua jawaban terhadap tantangan dan dilema yang dihadapi usaha kami saat
ini. Banyak isu kesinambungan yang hanya dapat ditanggulangi dengan kolaborasi dan pendekatan dengan
pihak-pihak terkait. Jika kami hendak mewujudkan visi, kami harus bekerja sama dalam kemitraan. Para mitra
kami membagi keahlian mereka, baik dalam isu-isu tertentu maupun jaringan pelaksanaan program di lapangan.
Kami menggabungkan hal ini dengan pengalaman kami sendiri, keahlian pemasaran dan pengaruh komersial.
Beberapa dari rekan kerja kami berupa hubungan jangka panjang formal dengan organisasi global
terkenal; lainnya adalah kelompok informal dalam industri, LSM, pemerintahan dan lembaga PBB. Salah satu
contohnya adalah pekerjaan di mana kami mempromosikan minyak kelapa yang berkelanjutan melalui koalisi
usaha dan LSM, termasuk Greenpeace, Oxfam dan WWF.
v Hubungan kerjasama global
Mitra global utama kami adalah dengan:

1. World Food Programmedari PBB: memberi makanan pada anak-anak yang kelaparan dan meningkatkan
nutrisi mereka

2. World Heart Federation: mempromosikan kesehatan hati

3. Global Alliance for Improved Nutrition: membuat pendekatan baru mengenai fortifikasi makanan
sampai menangani kekurangan gizi

4. FDI World Dental Federation: meningkatkan kesehatan mulut


5. Global Public-Private Partnershipfor Handwashing with Soap: menyelamatkan hidup anak-anak
dengan mengenalkan cara mencuci tangan dengan sabun.

v UN Global Compact
Unilever juga berpartisipasi pada Global Compactyang digagas PBB dan berkomitmen untuk hidup dengan
sepuluh prinsip Compactmengenai hak asasi manusia, perburuhan, lingkungan dan anti korupsi pada
operasional usaha setiap hari.
Kode Etik Prinsip Usahakami sudah lama mencerminkan tujuan Compact. Kami menyediakan informasi
tahunan dalam Global Compact Communicationon Progressyang menjelaskan cara kami mengimplementasikan
prinsip tersebut dalam usaha kami.
Lihat tautan terhubung untuk lebih jelasnya.
v Perkembangan komitmen Unilever
Komitmen kami – dan perkembangan yang kami capai terkait hal-hal tersebut pada tahun 2009 – dapat dilihat
melalui tabel di bawah ini..
Isu Topik Komitmen Perkembangan di
kami tahun 2009
Kesehatan Nutrisi Melakukan Portfolio makanan
dan evaluasi kami tetap berada
keamanan secara rutin dalam
mengenai pantauanrutin.
portfolio 44% dari produk
produk kami sejalan
makanan kami dengan standar
melalui internasional
Program mengenai
Peningkatan kandungansaturat
Nutrisi ed dan trans
fatpada gula dan
garam
Membimbing 76% dari portfolio
para kami telah
konsumen memenuhi standar
untuk pada tahun 2010
mendukung yang membantu
rekomendasi para konsument
World Health mengurangi 6
Organization gram per hari
mengenai
penggunaan 5
gram garam
per hari
dengan
mengurangi
level garam
dalam produk
kami. Tujuan
kami adalah
mencapai 6
gram per hari
pada tahun
2010 dan 5
gram pada
tahun 2015.
Tampilan Telah mencapai
persentase lebih dari 90%
dari Guideline produk yang
Daily berkualitas;
Amounts rencana
(GDA)mengen implementasi
ai lima nutrisi ditempatkan
utama dalam sebagai
satu kemasan penyeimbang
produk dijual
di Eropa
sebagai bagian
dari inisiatif
amal CIAA.
Menjangkau Sekitar 1,5 juta
100 juta orang orang mengikuti
pada tahun uji Heart Age
2009–2020
melalui alat
pengukur onli
ne Heart Age
Memberikan Memberikan
bekal sekolah hampir 17 juta
pada 100.0000 bekal sekolah pada
anak-anak di 80.000 anak-anak
tahun 2009
melalui
kerjasama
kami
dengan World
Food
Programmeda
ri PBB
Kebersihan Mengubah Lifebuoy
dan perilaku satu menjangkau jutaan
keamanan miliar orang orang di 23 negara
terhadap melaluiGlobal
kebersihan Handwashing Day
pada tahun 2009. Program
2009–2015 pendidikan
melalui kebersihan yang
Lifebuoy dan lengkap
program dilaksanakan di
kemitraan Indonesia,
lainnya Pakistan,
Srilangka dan
Vietnam
Sejalan Meluncurkan
dengan kampanyeBrush
aktivitas Day and
kerjasama Nightdengan FDI
dengan FDI World Dental
World Dental Federation
Federationyan
g berfokus
pada
kampanye
sikat gigi
setiap pagi
dan malam
Menjangkau Menjangkau
lima juta sekitar 1,3 juta
orang muda orang dengan
pada tahun program
2005–2010 pendidikan,
dengan materi dengan total
kepercayaan keseluruhan
dirimelalui Do menjadi 4,8 juta
ve's Self-
Esteem Fund
Kehidupa Perkemban Mengurangi Menguji dampak
n gan usaha dampak gas rumah kaca,
bersinamb lingkungan air dan sampah
ungan secara dari 1.500 produk
menyeluruh
sambil
mengembangk
an usaha kami
Sumber Mengambil Sekitar 80% dari
yang sumber teh Lipton Yellow
berkesinam untuk kantong Label dan pucuk
bungan the Lipton dan teh PG terjual di
PG di Eropa Eropa Barat
Barat dari berasal dari
pertanianRainf pertanianRainfores
orest Alliance t Alliance
Certified™ di Certified™.
tahun 2010.
Pembelian Secara global,
semua teh sekitar 15% dari
untuk kantong teh kami berasal
the Lipton dari
kami berasal pertanian Rainfore
dari sumber st Alliance
yang Certified™
berkelanjutan
pada tahun
2015
Membeli Pembelian
semua minyak 185.000 ton
kelapa berasal minyak kelapa
dari sumber yang
yang berkesinambungan
berkesinambu melalui sertifikat
ngan pada GreenPalm
tahun 2015 meliputi 15% dari
total pembelian
kami
Mengambil
sumber telur Target Eropa
100% bebas- Barat tercapai
kandang pada akhir tahun
untuk: 2009, satu langkah
Produk lebih maju dari
Hellmann’s, jadwal
Amora dan Pengambilan
Calvé terjual sumberdaya
di Eropa Barat dimulai pada tahun
pada tahun 2009 dalam
2012 persiapannya
Mayones untuk diterapkan
Hellmann’s pada tahun 2010
Light di Target Eropa
Amerika Utara tercapai pada
Es krim tahun 2004. sesuai
Ben & Jerry di rencana memenuhi
Eropa pada target Amerika
tahun 2004 Serikat pada akhir
dan di tahun 2010
Amerika
Serikat pada
tahun 2010

Uji kelayakan Di awal tahun


dari 2010, Ben & Jerry
sumber Fairtr berkomitmen
ade untuk bahwa semua
bahan es krim bahan akan
Ben & Jerry menggunakan
sertifikasiFairtrad
e di Eropa pada
akhir tahun 2011
dan dunia pada
tahun 2013
Pendingin Pembelian Sekitar 430.000
lemari es krim lemari pendingin
baru yang dibeli sejak tahun
menggunakan 2004
pendingin HC
ramah-iklim
yang dapat
digunakan
secara teknis
dan praktis di
manapun
Perubahan Mengurangi Sekitar tahun
Iklim CO2 dari 1995–2009,
energi yang mencapai
dihasilkan pengurangan
manufaktur sebesar 40%
kami sampai CO2 dari energi
25% pada yang dihasilkan
tahun 2010 manufaktur.
(diukur per Sejalan untuk
ton produksi mencapai target
dibanding 2012
tahun 2004)
Air Melanjutkan Sekitar tahun
mengurangi 1995–2009,
penggunaan mencapai 65%
air pada pengurangan
operasional dalam penggunaan
manufaktur air
kami per ton
produksi
Limbah Melanjutkan Sekitar tahun
manufaktur mengurangi 1995–2009,
total limbah mencapai 73%
dari dalam mengurangi
operasional total limbah
manufaktur
per ton
produksi
Pengemasa Menghapuska Sejalan dengan
n n penggunaan pencapaian target
PVC untuk 2010
pengemasan
kami, jika Bekerja dengan
memungkinka parasupplier untuk
n, pada tahun mengenali solusi
2010 teknologi yang
Mengenali baru
teknologi yang
membolehkan
penghapusan
semua PVC
pada akhir
tahun 2012

Dampak Hasil usaha Tujuan jangka Target yang


ekonomi panjang untuk tercapai dari tiga
menjadi teratas: peringkat
peringkat tiga ke 5 dari 21
teratas pada
referensi grup
dari 21
perusahaan
produk
konsumen
dengan total
pemasukan
investasi
pemegang
saham per tiga
tahunan.
Meningkatkan Mencapai 49%
penetrasi dan dari penjualan
konsumsi dari pada pasar ini
beberapa
kategori kami
oleh para
pelanggan dari
semua level
pendapatan
dalam pasar
yang
berkembang
maupun yang
baru muncul.
Petani Menggali 10.500 petani
Kecil kesempatan sekarang terlibat
untuk dalam
meningkatkan proyekallanblacki
sumber dari a di Afrika
petani kecil 38.000 petani
untuk kecil memperoleh
memastikan sertifikatRainfores
keamanan t Alliance di
persediaan Kenya sekitar
tahun 2007-2009
Tata kelola
v Struktur manajemen

 Komitmen kami dalam perkembangan yang berkesinambungan dimasukkan dalam agenda


bisnis melalui visi baru kami. Struktur manajemen untuk membantu kami memenuhI
 komitmen diintegrasikan ke dalam kerangka organisasi kami:

· Dan tanggung jawab perusahaan diperjuangkan dan dipimpin oleh anggota dari Eksekutif Unilever: Vindi
Banga, Presiden Makanan, Rumah Tangga, dan Perawatan Pribadi. Eksekutif Unilever ini bertanggung jawab
pada kepemimpinan operasional dalam usaha
· Strategi pengembangan sosial dan lingkungan adalah bertanggung jawab pada empat kategori produk dan
tim brand global mereka. Kategori ini antara lain rempah-rempah, saus dan krim oles, es krim dan minuman;
perawatan pribadi dan perawatan rumah tangga
· Dilakukan di beberapa perusahaan operasional kami meliputi tiga area: Amerika; Eropa Barat; dan Asia,
Afrika dan Eropa Tengah & Eropa Timur.
· Dibuat dan tindakan dikoordinasi oleh tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu,
Kesinambungan, dan Kemitraan kami (CRISP). Tim ini terdiri dari pemimpin senior dari seluruh bisnis yang
bertemu secara teratur dan dipimpin oleh anggota eksekutif Unilever kami, Vindi Banga
· Tata kelola kami sebagai tanggung jawab corporate citizen didukung oleh Komite Tanggung Jawab dan
Reputasi Dewan
· Tim kepemimpinan kami dari CRISP dan Komite Dewan mendapat pengarahan dari Grup Perkembangan
Berkesinambungan Unilever (USDG) – sebuah grup yang terdiri dari lima ahli eksternal dalam hal tanggung
jawab perusahaan dan kesinambungan yang membimbing dan memberikan kritik mengenai strategi
perkembangan kami.
Struktur tata kelola ini didukung oleh tim kecil dari pusat perusahaan kami di London, dipimpin oleh Senior
Vice-Presidentuntuk divisi Tanggung Jawab Perusahaan kami, yang menjadi anggota dalam tim kepemimpinan
Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP) dan mendukung Komite
Tanggung Jawab dan Reputasi Dewan kami serta Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever.
Tim spesialis dalam Unilever mendukung pekerjaan kami dalam pemeliharaan seperti Pusat Keamanan dan
Jaminan Lingkungan Hidup,Grup Kemitraan Kesehatan Global dan Grup Pengelola Pertanian
Berkesinambungan. Tim ini juga menerima masukan eksternal, contohnya dari Dewan Penasihat Pertanian
Berkelanjutan.

v Pengawasan independen: Komite Pertanggungjawaban dan Reputasi Perusahaan


Kami mempunyai Komite Dewan Direktur Non-Eksekutif – komite pertanggung-jawaban dan reputasi
perusahaan - yang bertanggung jawab memastikan bahwa kami mengelola bisnis kami dengan penuh tanggung
jawab dan bahwa reputasi Unilever dijaga dan diperkuat. Hal ini memastikan bahwa Kode Etik Prinsip Usaha
dan Kode Etik Mitra Usaha tetap sesuai dengan tujuan dan teraplikasi dengan baik.

Komite ini bertemu secara rutin, dan terdiri dari empat direktur non-eksektutif yang independen.

1. Brittan (Pemimpin)

2. Nyasulu

3. Murthy, dan

4. Fresco.
Komite ini menguntungkan dari kedua sudut pandang baik dari USDG dan CRISP.
v Pengawasan independen: Komite Audit
Salah satu tugas dari Dewan Komite Audit adalah mengevaluasi pendekatan Unilever secara keseluruhan dalam
hal manajemen resiko dan kontrol, juga prosesnya, hasil dan temuannya. Komite ini mempertimbangkan
aplikasi dari Kode Prinsip Usaha sebagai bagian yang digunakan untuk mengevaluasi manajemen resiko
v Tata kelola Kode kami: Komite Kode Perusahaan
Komite Kode Etik Perusahaan, dipimpin oleh Penasihat Umum kami, mengawasi implementasi dari Kode Etik
Prinsip Usaha dan Kode Etik Mitra Usaha mewakili kepemimpinan operasional usaha, yaitu para eksekutif
Unilever.
v Manajemen Eksekutif: Tim kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan
(CRISP)
Eksekutif Unilever, dipimpin oleh Chief Executive Officer kami, bertanggung jawab pada pengaturan laba dan
rugi dan mengantarkan pada perkembangan.Dalam hal kesinambungan, ini juga didukung oleh tim
kepemimpinan Penanggungjawab Perusahaan, Isu, Kesinambungan, dan Kemitraan (CRISP) (sebelumnya
adalah Dewan Penanggungjawab Perusahaan).
Tugas dari tim kepemimpinan CRISP adalah mengevaluasi strategi untuk memastikannya sejalan dengan bisnis
kami dan memprioritaskan kesinambungan. Hal ini juga berarti mengawasi hubungan kerjasama global kami.
CRISP terdiri dari para pemimpin dari kategori makanan dan rumah tangga dan perawatan pribadi, tanggung
jawab korporat kami, brandperusahaan, R&D, supply chain, manajemen isu dan fungsi hukum.

v Pendekatan eksternal: Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever


Keuntungan strategi kami dilihat dari pendekatan Grup Perkembangan Berkesinambungan Unilever (USDG) –
lima orang spesialis eksternal internasional dalam tanggung jawab perusahaan dan kesinambungan. Mereka
membentuk panel independen – dan terbuka secara bebas – ahli dalam mengarahkan dan memberikan kritik
mengenai strategi perkembangan kami.
Mereka adalah:

1. Esty – Dosen hukum lingkungan hidup, Yale University, AS

2. Jun – Ahli air dan Direktur pendiri Institute of Public and Environmental Affairs (IPEA), Cina

3. Mehra – Pendiri dan CEO dari Centre for Social Markets, India

4. Porritt – Direktur pendiri Forum for the Future, Inggris

5. Ruge – Director General dari Mexican government's Centre for Education and Training for Sustainable
Development.

Untuk memastikan posisi yang sesuai antara tim CRISP dan USDG, keduanya dipimpin oleh anggota dari
Unilever Executive, Vindi Banga.
v Masukan para ahli: Pusat Keamanan & Jaminan Lingkungan Hidup (SEAC)
Tugas SEAC adalah menyediakan bukti dan pengarahan ilmiah yang independen sehingga Unilever dapat
mengidentifikasi dan mengatur:
· Resiko bagi para pelanggan, pekerja dan lingkungan sehubungan dengan keamanan produk dan
teknologi supply chain
· lingkungan, sehubungan dengan pemeliharaan brand Unilever, produk dan supply chain.

v Input para ahli: Grup Kemitraan Kesehatan Global


Grup Kemitraan Kesehatan Global kami berhubungan dengan brand Unilever dan ahli dalam organisasi
kesehatan global. Tugasnya adalah mengembangkan dan mengimplementasikan nutrisi yang sinambung dan
solusi kebersihan, dengan tujuan menciptakan nilai bagi masyarakat dan usaha kami.

v Input para ahli: Grup Pengelola Pertanian Berkelanjutan


Grup Pengelola Pertanian Berkelanjutan terdiri dari staf Unilever dari seluruh dunia yang bertanggung
jawab mengatur Pengelolaan Pertanian Berkelanjutan. Tujuannya untuk mempromosikan supply chains yang
terpelihara, fokus pada masa jangka panjang, akses yang terpelihara untuk panen utama Unilever. Profesor Jules
Pretty dari University of Essex di Inggris bertindak sebagai penasihat utama bagi grup ini.
Keuntungan grup ini adalah input dari Dewan Penasihat Pertanian Berkelanjutan, yang terdiri dari para ahli
eksternal dari organisasi non laba dan institut penelitian untuk sektor amal dan pendidikan akademi. Tugasnya
adalah menyediakan nasihat dan penilaian yang independen untuk menguatkan pembuatan kebijakan dalam
Unilever.
v Program lainnya
Tim Dampak Lingkungan Hidup, Jaringan Penggalang Kesinambungan dan tim Pengelolaan Kemasan
Berkesinambungan adalah tiga contoh nyata mengenai bagaimana suatu tim bekerja sama dalam menangani isu
tertentu. Grup ini bekerja menguji jejak langkah Unilever, memformulasikan strategi, menyetujui kebijakan,
bekerja dengan tim kategori dan brand untuk membuat tujuan yang spesifik dan mendukung tim dalam
mengimplementasikan tujuan tersebut.Mereka juga mencari nasehat dari para ahli eksternal.

v Tujuan Perusahaan
Pertama kali kami mengungkapkan Tujuan Perusahaan pada tahun 1996. Tujuan Perusahaan kami tidak
membentuk sesuatu yang baru, tetapi lebih memperjelas mengenai apa yang kami yakini menjadi hal yang
pokok dari perusahaan kami. Ini menggambarkan harapan mengenai Unilever nantinya sama halnya dengan
menggambarkan nilai-nilai dan kepercayaan kami. Tujuan Perusahaan kami menggambarkan faktor-faktor yang
kami percaya memberikan sumbangsih pada kesuksesan jangka panjang kami. Mereka juga menguatkan
komitmen kami untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang berkesinambungan.
v Kode Etik Prinsip Usaha
Tujuan Perusahaan kami menyatakan bahwa untuk mencapai kesuksesan memerlukan: “standar tertinggi
mengenai perilaku perusahaan terhadap setiap karyawan, masyarakat yang kami layani dan lingkungan yang
memperoleh dampak dari kami”. Kode Etik Prinsip Usaha membentuk struktur berstandar dimana mereka
bekerja. Kode ini didukung oleh standar tambahan operasional dunia pada isu seperti keamanan karyawan dan
produk.
Unilever mengevaluasi peraturan ini secara teratur untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dari lingkungan
usaha dewasa ini. Revisi kode etik terakhir kami dilakukan pada tahun 2001 dan peraturan terbaru telah
disebarkan di seluruh bagian usaha kami pada tahun 2002. Kode ini berupa dokumen pendek, tertulis dengan
jelas, bahasa yang sederhana, dan menyatakan prinsip-prinsip secara keseluruhan. Didesain agar mudah dibaca
dan dipahami oleh semua karyawan kami. Hal ini dikarenakan kami percaya bahwa aturan seperti ini haruslah
memiliki nilai praktis dalam bisnis sehari-hari kami. Kami mengharapkan setiap karyawan Unilever mengikuti
semangat maupun aturan yang tertulis dari prinsip itu.
Tujuan & prinsip

Tujuan corporate Unilever adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku
corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang
terdampak dari pekerjaan kami.”
Tujuan corporate Unilever adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku
corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang
terdampak dari pekerjaan kami.”
Ø Selalu bekerja dengan integritas
Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis Unilever pada organisasi dan
lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawab corporate Unilever.

Ø Dampak Positif

Unilever bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara: melalui brandkami, melalui kegiatan
komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan
dengan masyarakat..

Ø Menjalankan aspirasi kami

Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat
peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua karyawan
Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada
pemerintah serta tanggung jawab corporate.

Laporan
Ø Pendekatan kami
Kami berusaha memberikan laporan yang transparan dari perkembangan kami setiap tahun
melalui onlineLaporan Perkembangan Berkesinambungan.
Website kami selalui diperbarui sepanjang tahun dan berisikan data yang kaya – baik yang inti maupun yang
detil – untuk memenuhi kebutuhan para konsumen maupun para ahli.
Kami juga menghasilkan dokumen ringkas yang dicetak–Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan – untuk
mendukung laporan situs kami. Tinjauan ini menjelaskan bagaimana kami terus mengintegrasikan
kesinambungan dalam bisnis dan brand kami dengan menjelaskan dampak bahan kami yang paling penting.
Secara internasional, kami telah melaporkan hasil kerja lingkungan kami sejak tahun 1996, dan hasil sosial
kami sejak tahun 2000.Beberapa dari perusahaan kami juga menghasilkan laporan kesinambungan seperti,
Unilever di Brasilia dan Unilever di Srilangka.

v Laporan tahun 2009

Pada bulan Maret 2010, kami menerbitkan secara online Laporan Perkembangan Berkesinambungan
2009 dan Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan 2009,'Menciptakan Masa Depan Lebih Baik Setiap Hari',
bersamaan dengan Laporan Tahunan 2009.
Tinjauan Perkembangan Berkesinambungan 2009 berfokus pada topik yang telah kami identifikasi sebagai
bahan isu kami.Isinya meliputi:
· Bagaimana kami memberikan sumbangsih dalam meningkatkan kesehatan, nutrisi, kebersihan dan
kesejahteraan
· Bagaimana kami menangani tantangan pemeliharaan yang kritis seperti sumber daya yang terpelihara,
pendingin, perubahan iklim, air, limbah pabrik dan pengemasan
· Bagaimana kami menciptakan kekayaan dan memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ekonomi
dalam masyarakat dimana kami beroperasi.
Dalam laporan online kami mengenai Laporan Perkembangan Berkesinambungan 2009, kami membahas topik
ini dengan lebih detil dan meliputi sejumlah isu kepedulian semua pihak terkait. Isinya meliputi aspek dari
tanggung jawab perilaku bisnis, seperti bagaimana kami menanggapi kepedulian para konsumen,
memperlakukan para karyawan dan pekerja kontrak sementara kami, bekerja sama dengan rekan kerja dengan
para pelanggan dan supplier, serta turut mengambil bagian dalam kehidupan masyarakat lokal di seluruh dunia.
Laporan online kami diterbitkan pada akhir bulan Maret 2010 dengan data awal di tahun 2009 untuk CO 2 dari
energi, air dan total limbah – tiga kunci utama pengukur hasil eko-efisiensi kami, dan dua pengukur hasil kerja
kami – kegagalan dan Total Tingkat Frekuensi yang Terekam. Laporan ini dipastikan selalui diperbarui dan data
akhir 2009 untuk semua hasil kerja kami diukur pada bulan Mei. Lihat laporan jaminan independen yang
disiapkan oleh Deloitte LLP untuk keterangan lebih lanjut.
..

v Menyampaikan isu bahan kami

Pemeliharaan sekarang ini adalah pusat dari strategi bisnis kami. Sumber daya yang berkesinambungan
adalah kunci utama dari bahan mentah pertanian dan desain produk untuk sumber daya yang terbatas di dunia
adalah hal penting untuk kelanjutan perkembangan bisnis dan kesuksesan kami. Kami memasukkan isu
manajemen sinambung dalam fungsi utama bisnis seperti manajemen penyediaan, manajemen kategori dan
pemasaran.
Aktivitas dan laporan kami berfokus pada materi isu kami yang sangat penting.Kami mendefinisikan
materi isu sebagai berikut:
· dimana sebuah isu terkait dengan bisnis, portfoliobrand dan geografi kami
· dari pengaruh Unilever terhadap isu
· yang potensial terhadap operasional kami, sumber daya dan para pelanggan
· sebuah isu bagi semua pihak yang terkait.

Hal ini memungkinkan kami mengembangkan strategi yang tepat dan kebijakan berdasarkan penelusuran
kami terhadap kecenderungan masa kini dan yang baru muncul. .

v Inklusivitas dan tanggapan

Untuk memastikan ‘inklusivitas’ kami mengambil sejumlah dampak terhadap masyarakat dan kepedulian
pihak-pihak terkait. Untuk melakukannya, ini memerlukan pemetaan yang detail dan sesuai engan isu;
melanjutkan masukan dari pihak-pihak terkait berikut tanggapannya; dan pertolongan para rekan untuk
membimbing arah kami. Isu seringkali kompleks dan kami terus melanjutkan pekerjaan di area dimana kami
belum memiliki pemahaman yang komprehensif mengenai dampak yang kami timbulkan.
Sebagai perusahaan yang berfokus pada konsumen, ‘tanggapan’ dibangun dalam pendekatan sehari-hari
kami untuk memahami dan menanggapi aspirasi dan kepedulian para konsumen. Hal ini dapat dilakukan
dengan integrasi yang lebih besar terhadap kepedulian sosial, ekonomi dan lingkungan terhadap usaha
danbrand kami, dimulai dengan fase inovasi, dimana kami memastikan kesuksesan masa depan kami, dan juga
meningkatkan laporan kami kepada pihak-pihak terkait.

v Dasar pelaporan

Definisi dan dasar dari pelaporan untuk indikator lingkungan dan proses keamanan kami pada tahun 2009
digambarkan dalam dokumen yang dapat diunduh dengan judul ‘Dasar pelaporan’.
v Pemecahan Masalah

Dalam hal ini masalah yang dihadapi PT. Unilever,Tbk adalah masalah penipuan yang mengatas namakan PT.
Unilever. Yaitu dengan menyelipkan kertas undian yang diletakkandidalam produk Unilever seperti shampo, Rinso dsb.
Penipuan seperti ini bagi orang yangmudah tergiur akan sangat merugikan. Ia biasanya langsung senang dan
tanpa berfikir langsung menelpon nomor oknum yang ada dalam kartu undian tersebut Dan ujung ujungnya minta transfer
uang.
Dalam promosi PT. Unilever tidak mengalami masalah karena dalam stateginya PT. Unilever sangat hati-hati
sehingga tujuan perusahaan dengan mudah terpenuhi.Peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama ataupun sebagai
pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi faktor penentu untuk dapat menjadi ³trend setter´
dibidang industri. Banyak perusahaan yang berhasil karena memiliki reputasi merek, sehinggadapat membuka
distribusi di kota-kota lain bahkan negara-negara lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatan-
kekuatan merek yang mereka miliki. Sebuah merek yangtelah mencapai ekuitas tinggi merupakan asset yang
berharga bagi perusahaan

Untuk itu, mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek bukan pekerjaan mudah, karenayang dihadapi
adalah ekspektasi pelanggan. Konsumen akan merasa ³familiar´ dengan namamerek yang pertama masuk ke pasar,
sekalipun merek-merek yang masuk belakanganberkinerja lebih baik. Ini akan mengarah kepada terciptanya kesetiaan
yang lebih besar padamerek pertama dan produsen.Kesetiaan pelangaan menjadi kunci sukse tidak hanya dalam
jangka pendek tetapikeunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun kecantikan merek
Lux,yang merupakan sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabunkecantikan merek
Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabunmandi yang berupa batangan padat
tetapi juga berupa sabun mandi cair.Merek perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi,
sehingga konsumen dapatmemahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu. Kualitas
di matakonsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadapproduk itu.Ketika
kemudian jumlah merek yang dikenal konsumen semakin banyak, maka perananmerek dapat diperluas
sehingga mampu memberikan asosiasi tertentu dibenek konsumen.Seuah merek akan sering dihubungkan dengan
fungsi dan citra khusus. Nilai yang didasarimerek sering kali didasari pada asosiasi-asosiasi spesifik yang berkaitan
dengannya.Asosiasi merek (brand association) diupayakan dengan slogan, atau posisi yang diinginkan,atau
dengan strategi brand identity, yaitu menciptakan atribut yang penting sebagai bahanyang dipersepsikan
konsumen. Asosiasi-asosiasi merek seperti Ronald Mc.Donald bisamenciptakan sikap atau perasaan positif yang
berkaitan dengan suatu merek.Merek dan kwalitas berperan sebagi persepsi yang mempengaruhi keputusan
membelipelanggan. Nilai haruslah menjadi landasan strategi dan taktik, karena nilai merupakan alasanmengapa
konsumen menggunakan produk dan tetap setia (loyal). Nilai suatu brand yaitumenciptakan semakin
banyak komsumen yang setia, konsumen yang setia (loyal) adalahtujuan setiap pemasar.Kesetiaan pelanggan
terhadap merek merupakan salah satu aset merek. Hal in sangat mahalnilainya karena untuk membangunnya
banyak tantangan yang harus dihadapi sertamembutuhkan waktu yang sangat lama.

Ø Menjelaskan tentang Analisis swot


Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk memutuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang
(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan,
strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategi planner) harus menganalisis
faktor - faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada
pada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untukanalisi ssituasi adalah
Analisis SWOT.

Ø Cara membuat analisis swot


SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal
Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor
eksternal Peluang (opportunities) dan Ancaman (threats) dengan faktor internal Kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses).

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan dapat memanfaatkan peluang yang
ada.

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi
internal.
Kuadran 3 :Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi
beberapa kendala/kelemahan internal.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai
ancaman dan kelemahan internal.

Kekuatan (Strengths)

1. Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model - model yang tipikal
muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk
membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima si model dalam iklan
tersebut.

2. PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini
terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah
pasar yang kompetitif. PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan
terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007)

3. Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia

4. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran.

5. Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice
cream.

6. Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk
menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan.

7. PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-
daerah dapat terlayani.

8. PT unilever mempunyai moto “operational excellent with no compromise on quality”. Unilever dalam
menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.

Kelemahan (Weaknesses)

1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi
perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan
jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-
beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-
lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.

2. Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu.

3. Jumlah karyawan yang tambun.

4. Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa
begitu saja memutuskan sesuatu.

5. Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.

6. Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu.

7. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.

8. Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.


Kesempatan (Opportunities)

1. Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi
Indonesia sebesar 6.3%.

2. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan
papua.

3. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen.

4. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik.

5. Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553
(50,1%) perempuan.

6. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods.

7. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.

8. Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.

Ancaman (Threats)

1. Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan
bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan
komoditas lainnya.

2. Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.

3. Melemahnya daya beli konsumen.

4. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk.

5. Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran
produk.

6. Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri.

7. Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina.

8. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-produk
luar negeri.

9. Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan
komunitas orang utan.

10. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.

11. Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dalam makalah ini adalah:

Pendekatan penjualan dan promosi penjualan akan efektif dan efisien apabila dirancangdengan menerapkan pola
regionalisasi atau diterapkan di daerah-daerah atau kawasantertentu. Unilever sudah menerapkan pola regionalisasi karena
Unilever telah memilikipabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap-tiap negara

Strategi-strategi yang ditempuh PT. Unilever ini sangat baik dalam dunia usaha sehingga kendala dan masalah yang dihadapi
sangat sedikit dan tidak menjadi masalah besar dalampeusahaan besar ini.

Strategi promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:


1.Periklanan
2.Promosi Penjualan
3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas
4.Penjualan Secara Pribadi
5. Pemasaran Langsung

Sangat baik dalam dunia usaha sehingga patut ditiru perusahaan lain disamping kualitas yang bagus

Saran

Dalam masalah yang dihadapi PT. Unilever yaitu mengenai penipuan kupon yang diselipkan dalam produk
kemasan. Sebaiknya diadakan penyuluhan mengenai hal tersebut kepadamasyarakat sehingga konsumen tidak merasa
dirugikan. dan penanganan serius dalam tindak penipuan kupon tersebut.Kesetiaan pelangaan menjadi kunci sukse
tidak hanya dalam jangka pendek tetapikeunggulan bersaing yang berkelanjutan. Contohnya seperti sabun
kecantikan merek Lux,yang merupakan sabun kecantikan pertama yang masuk ke pasaran di Indonesia. Sabunkecantikan
merek Lux memperluas jenis produk sabun mandinya, yang tidak hanya sabunmandi yang berupa batangan padat
tetapi juga berupa sabun mandi cair.Merek perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga
konsumen dapatmemahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu. Kualitas
di matakonsumen lebih bersifat subyektiif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadapproduk itu.

Vendrian Dinata.

Anda mungkin juga menyukai