Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah sakit merupakan institusi perawatan kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan secara profesional oleh dokter,
perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya, serta dapat berfungsi sebagai tempat
pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Rumah Sakit Universitas Airlangga
Surabaya yang terletak di Jalan Ir Soekarno Kampus C Universitas Airlangga,
Kota Surabaya merupakan rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan umum dan spesialis. Fasilitas yang dimiliki Rumah Sakit Universitas
Airlangga Surabaya diantaranya instalasi gawat darurat dan poliklinik, instalasi
rawat inap, radiologi, serta medical check up (Anonim, 2018).
http://rumahsakit.unair.ac.id/website/category/fasilitas/
Fasilitas yang dimiliki rumah sakit menghasilkan limbah cair yang
mengandung bahan-bahan organik, bahan-bahan anorganik/bahan kimia beracun
dan bahan berpotensi infeksi (infeksius) yang dapat mencemari lingkungan.
Limbah cair yang dihasilkan oleh kegiatan Rumah Sakit Universitas Airlangga
diantaranya, limbah laundry (cucian), limbah dapur, limbah kamar mandi, limbah
laboratorium seperti reagen dan darah serta limbah medis (bekas operasi) seperti
air bilas ruang bedah yang dibuang ke kamar mandi. Berdasarkan data primer
yang dimiliki Rumah Universitas Airlangga Surabaya
Rumah Sakit Panti Rapih dibangun pada tahun 1997 dengan kapasitas IPAL
sebesar 300 m3 yang bekerja selama 24 jam dengan target pengolahan agar sesuai
dengan baku mutu. Luas IPAL Rumah Sakit Panti Rapih adalah 124,26 m2,
3
dengan panjang 16,35 m, lebar 7,6 m, kedalaman 4 m, dan tinggi air rata-rata 3,5
m. Berdasarkan hasil uji outlet IPAL yang dilakukan Rumah Sakit Panti Rapih,
kadar fosfat paling sering melebihi baku mutu yaitu di atas 2 mg/L. Fosfat yang
tinggi di lingkungan dapat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem
perairan, karena ketersediaan oksigen terlarut di air berkurang akibat diserap oleh
ganggang yang tumbuh subur serta dapat mengganggu proses pengikatan oksigen
oleh darah pada biota air. Oleh sebab itu perlu dianalisis mengenai penyebabnya
agar dapat dibuat solusi penurunan sehingga tidak terlalu sering mencemari
lingkungan. Salah satu cara penurunan kadar fosfat adalah dengan cara
pengendapan kimiawi menggunakan koagulan tawas dan kapur (Eckfendeler dan
Wesley, 2000).

Anda mungkin juga menyukai