Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN NEOFROTIK

SYNDROM

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala Puji hanya bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta
petunjuknya-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal “Laporan Kegiatan Promosi
Kesehatan” ini. Proposal Laporan kegiatan ini disusun dengan maksud untuk mempermudah
para pembaca khususnya para mahasiswa dan umum.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan proposal ini, khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Komunitas yang telah memberikan arahan dan bimbingan sehingga proposal ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari bahwa proses penyusunan proposal laporan kegiatan ini tidaklah
mudah sehingga memungkinkan adanya banyak kekurangan dan kesalahan dalam teknik
penulisan, tata bahasa maupun isinya. Oleh karena itu, kami sangat harapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun, guna penyempurnaan proposal yang selanjutnya.
Semoga proposal laporan kegiatan promosi kesehatan ini dapat bermanfaat. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, 12 Maret 2018


Penyusun
LAPORAN KEGIATAN
PROMOSI KESEHATAN NEOFROTIK SINDROM (NS)

Oleh :

Nurkholis wadud
Nury handayani

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM S1 KEPERAWATAN


UNUVERSITAS MUHAMAD HUSNI THAMRIN
2017
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
2. Tujuan ................................................................................................................................ 3
3. Manfaat .............................................................................................................................. 3

BAB II METODE PELAKSANAAN


1. Strategi Pelaksanaan........................................................................................................... 4
2. Rencana Waktu Dan Tempat Pelaksanaaan.........................................................................4
3. Sap Neofotik sindrom......................................................................................................... 5
4. Materi Penyuluhan ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sindrom nefrotik (SN) ialah keadaan klinis yang ditandai oleh proteinuria
masif,hipoproteinemia, edema, dan dapat disertai dengan hiperlipidemia. Angka kejadian SN
di Amerika dan Inggris berkisar antara 2-7 per 100.000 anak berusia di bawah 18 tahun
per tahun, sedangkan di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 anak per tahun,
dengan perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1.Sindrom nefrotik merupakan
penyebab kunjungan sebagian besar pasien di Poliklinik Khusus Nefrologi, dan merupakan
penyebab tersering gagal ginjal anak yang dirawat antara tahun 1995-2000.Semua penyakit
yang mengubah fungsi glomerulus sehingga mengakibatkan kebocoran protein (khususnya
albumin) ke dalam ruang Bowman akan menyebabkan terjadinya sindrom ini.

B. Tujuan
1. Bagaimana konsep dasar dari penyakit neofrotik sindrom ?
2. Bagaimana konsep keperawatan penyakit neofrotik sindrom?

C. Manfaat
1. Manfaat Umum
a. Mahasiswa memahami makna promosi kesehatan beserta beserta
perkembangannya.
2. Manfaat khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam pencegahan
dan pengobatan neofrotik sindrom
BAB II
METODE PELAKSANAAN

A. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan metode dua arah yaitu penyampaian teori dan
pembagian leaflet neofrotik sindrom yang diikuti kegiatan tanya jawab. Penyampaian materi
akan dilakukan oleh mahasiswa Universitas MH. Thamrin dan didampingi oleh dosen mata
kuliah Keperawatan Medical bedah Universitas MH. Thamrin. Dengan memberikan materi
yang mudah di mengerti dan menggunakan bahasa yang mudah dicerna oleh sasaran. Kami
menggunakan motode pendekatan dengan sasaran agar lebih dapat mengetahui masalah apa
yang ada pada sasaran dan sasaran lebih nyaman pada saat kami memberikan
penyuluhan. Leaflet neofrotik sindrom yang kami buat dengan kata-kata yang mudah
dimengerti dan mudah dibaca oleh sasaran dan kamipun menyertai gambar agar sasaran lebih
dapaat memahami tentang neofrotik sindrom tersebut.

B. Rencana Waktu dan Tempat Pelaksanaaan


Hari/Tanggal : Selasa,13 Maret 2018
Waktu : Jam 09.00 wib
Tempat : UNIVERSITAS MH.THAMRIN
Peserta : Mahasiswa Keperawatan Universitas MH.Thamrin
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) CA ABDOMEN

Bidang studi : Keperawatan Medical Bedah


Topik : Neofrotk sindrom
Sub Topik : Pencegahan dan pengobatan neofrotik sindrom
Sasaran : Mahasiswa Universitas MH.Thamrin
Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2018
Jam : 09.00 wib
Waktu : 20 menit
Tempat : Kampus Universitas MH.Thamrin

A. Latar belakang masalah


Sindroma nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein, yang
mengakibatkan kehilangan protein urinarius yang masif. (Wong, 2003)
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterlnemia. Kadang- kadang terdapat hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal.

B. Tujuan Instruksional Umum (Tiu)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan mahasiswa dapat menginformasikan dan
mengetahui tentang penyakit “neofrotik sindrom” sehingga dapat menjaga kesehatan dan
lingkungan sekitar.

C. Tujuan Instruksional Khusus (Tik)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan
kembali :

1. Pengertian Neofrotik sindrom


2. Tanda dan gejala Neofrotik sindrom
3. Pencegahan Neofrotik sindrom
4. Pengobatan Neofrotik sindrom

D. Materi Penyuluhan
Terlampir

E. Metode Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa
1. Ceramah, dan
2. Tanya Jawab
F. Rencana Proses Pelaksanaan
NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 2 Menit Pembukaan :
- Memberi Salam - Menjawab Salam
- Menjelaskan tujuan - Mendengarkan dan
Pembelajaran Memperhatikan
- Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akandisampaikan
2 10 Menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan materi - Menyimak dan
penyuluhan secara berurutan memperhatikan
dan teratur
Materi :
1. Pengertian neofrotik sindrom,- Menyimak dan
Tanda dan gejala neofrotik memperhatikan
sindrom,Pencegahan Neofrotik
sindrom, Pengobatan neofrotik
sindrom
3 6 Menit Evaluasi :
Meminta sasaran menjelaskan - Bertanya dan menjawab
atau menyebutkan kembali : pertanyaan
Pengertian neofrotik sindrom,
Tanda dan gejala neofrotik
sindrom, Cara pencegahan
neofrotik sindrom ,
Memberikan pujian atas
keberhasilan sasaran menjawab
pertanyaan
4 2 Menit Penutup :
- Mengucapkan terimakasih dan - Menjawab salam
mengucapkan salam

G. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Leaflet
H. Metode Evaluasi
1. Metode Evaluasi : Tanya jawab
2. Jenis Evaluasi : Lisan dan Tulisan
I. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur.
a) Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat digunakan dalam
penyuluhan yaitu :
 Materi SAP
 Leaflet
b) Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk Madding dan leaflet dengan ringkas, menarik, lengkap
mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.
c) Persiapan Peserta
Penyuluhan mengenai sindrom neofrotik diberikan kepada seluruh Mahasiswa Universitas
MH.Thamrin yang telah diinformasikan sebelum dilaksanakan penyuluhan
2. Evaluasi Proses
A. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
B. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
C. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan sasaran.
D. Kehadiran peserta diharapkan 80% dan tidak ada peserta yang meninggalkan tempat
penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
Masyarakat mampu menjelaskan dan memahami pengertian neofrotik sindrom
a.
b. Masyarakat mahami dan mengetahui bagaimana tanda dan gejala yang ditimbulkan dari
penyakit neofrotik sindrom
c. Masyarakat mengetahui dan memahami cara pencegahan penyakit sneofrotik sindrom
d. Masyarakat mengetahui pengobatan yang tepat dan benar terhadap penyakit neofrotik
sindrom
4. Materi
a) Pengertian neofrotik sindrom
b) Tanda dan gejala neofrotik sindrom
c) Cara Pencegahan neofrotik sindrom
d) Pengobatan neofrotik sindrom
Lampiran 1
NEOFROTIK SINDROM

A. Pengertian
Sindroma nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein, yang
mengakibatkan kehilangan protein urinarius yang masif. (Wong, 2003).
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterlnemia. Kadang- kadang terdapat hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal.

B. Etiologi
Penyebab umum penyakit tidak diketahui; akhir-akhir ini sering dianggap sebagi
suatu bentuk penyakit autoimun. Jadi merupakan reaksi antigen-antibodi. Umumnya
dibagimenjadi 4 kelompok :
1. Sindroma nefrotik bawaan.
Adanya reaksi fetomaternal terhadap janin ataupun karena gen resesif autosom
menyebabkan sindrom nefrotik
2. Sindroma nefrotik sekunder
Sindroma nefrotik disebabkan oleh adanya penyakit lain seperti parasit malaria,
penyakit kolagen, trombosis vena renalis, pemajanan bahan kimia (trimetadion,
paradion, penisilamin, garam emas, raksa, amiloidosis dan lain-lain
3. Sindroma nefrotik idiopati
Berdasarkan histopatologis Sindro nefrotik idiopati dibagi dalm beberapa golongan
(Churg dkk)
a. Kelainan minimal
b. Nefropati membranosa
c. Glomerulonefritis poliferatif
4. Glumerulosklerosis fokal segmental
Pada kelainan ini yang mencolok sclerosis glomerulus. Sering di sertai atrofi trubulus
dan prognosis yang buruk.

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut:
1. Kenaikan berat badan
2. Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar mata, tampak pada saat
bangun di pagi hari dan berkurang di siang hari
3. Pembengkakan abdomen (asites)
4. Efusi pleura
5. Pembengkakan labia atau skrotum
6. Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan
absorpsi intestinal buruk
7. Pembengkakan pergelangan kaki / tungkai
8. Iritabilitas
9. Mudah letih
10. Letargi
11. Tekanan darah meningkat
12. Rentan terhadap infeksi
13. Perubahan urin seperti penurunan volume dan urin berbuih

D. Patofisiologi
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada
hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Kelanjutan dari
proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin, tekanan
osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskular berpindah ke dalam interstisial.
Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga
menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena hipovolemia.
Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan
merangsang produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi hormon ADH dan sekresi
aldosteron yang kemudian terjaddi retensi natrium dan air. Dengan retensi natrium dan air,
akan menyebabkan edema.
Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan
stimulasi produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin atau penurunan onkotik
plasma. Adanya hiperlipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipoprotein dalam
hati yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein dan lemak akan banyak dalam
urin atau lipiduria. Menurunnya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan
disebnabkan oleh karena hipoalbuminemia, hiperlipidemia

E. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi :
1. Hipovolemi
2. Infeksi pneumokokus
3. Emboli pulmoner
4. Peritonitis
5. Gagal ginjal kronis
6. Dehidrasi
7. Venous trombosis
8. Aterosklerosis

F. Pemeriksaan penunjang
a) Analisa urine : Adanya protein, silinder, sel darah merah
b) Analisa darah : Protein serum (total albumin, globulin, kolestrol)

G. Pencegahan
Cara Pencegahan Sindrom Nefrotik yaitu dengan
1. Imunisasi yang direkomendasikan adalah adalah terhadap Streptococcus
pneuminiae
2. Pemberian antibiotic
3. Mengontrol kondisi Nefrotik, mencagas asites, dan imunisasi

H. Pengobatan
1. Istirahat sampai edema tinggal sedikit
2. Makanan yang mengandung protein tinggi sebanyak 3 – 4 gram kgBB
hari, Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam, dapat digunakan
diuretik, biasanya furosemid 1 mg kgBB/hari. Bergantung pada beratnya
edema dan respon pengobatan.
3. Mencegah Infeksi
4. Pemberian obat golongan kortikosteroid: prednizon.
5. Pemberian terapi glukokortikoid jangka panjang juga menjadi salah satu
kontributor gangguan perilaku pada anak SN
6. Diet TKTP (tinggi kalori tinggi protein)
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sindroma nefrotik adalah status klinis yang ditandai dengan peningkatan
permeabilitas glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein, yang
mengakibatkan kehilangan protein urinarius yang masif. (Wong, 2003)
Sindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria,
hipoalbuminemia, dan hiperkolesterlnemia. Kadang- kadang terdapat hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal.
Umumnya dibagimenjadi 4 kelompok :
a. Sindroma nefrotik bawaan.
b. Sindroma nefrotik sekunder
c. Sindroma nefrotik idiopati
d. Glumerulosklerosis fokal segmental
Tanda dan gejala sindrom nefrotik adalah sebagai berikut:
1. Kenaikan berat badan
2. Wajah tampak sembab (edema fascialis) terutama di sekitar mata, tampak pada
saat bangun di pagi hari dan berkurang di siang hari
3. Pembengkakan abdomen (asites)
4. Efusi pleura
5. Pembengkakan labia atau skrotum
6. Edema pada mukosa intestinal yang dapat menyebabkan diare, anoreksia, dan
absorpsi intestinal buruk
Daftar Pustaka
Nanda nic-noc (2013) panduan penyusunan asuhan keperawatan. Jilid 2

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan :Pedoman Untuk Perencanaan


Dan Pendekumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C., Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 2. Jakarta : Media Aesculapius
Sudoyo, Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI.
Wong, Donna L. 2006. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Ed. 6. Jakarta : EGC.
Bulecheck, Gloria M., Butcher, Howard K., Dochterman, J. McCloskey. 2012. Nursing
Interventions Classification (NIC). Fifth Edition. Iowa : Mosby Elsavier.

Anda mungkin juga menyukai