Anda di halaman 1dari 2

Kajian Kerusakan Tablet Hisap Spirulina Selama Penyimpanan

Mikroalga adalah biota renik berfotosintesis yang hidup diperairan yang berperan
sebagai produser primer. Pemanfaatan mikroalga belum terlalu luas kebanyakan digunakan
untuk pakan, walaupun beberapa jenis sudah digunakan untuk pangan, salah satunya yaitu
Spirulina. Spirulina mampu tumbuh di perairan danau yang bersifat alkali dan suhu hangat,
atau kolam dangkal di wilayah tropis. Spirulina adalah salah satu sumber protein terbaik,
kandungan proteinnya 50-70% dari berat keringnya.
Penelitian Spirulina mulai dikembangkan ke arah proses penambahan mikronutrien
pada bahan pangan. Salah satu contoh penelitian ini antara lain jelly drink Spirulina, biskuit
Spirulina, marshmallow Spirulina, dan mi Spirulina. Spirulina yang banyak ditemukan saat
ini kebanyakan dalam bentuk tablet yaitu tablet hisap. Tablet hisap yang dikenal dengan
troches dan lozenges ini penggunaannya yaitu ditinggalkan didalam mulut dengan cara
dihisap, yang akan hancur atau terkikis dengan jangka waktu kurang dari 30 menit (Lachman
et al. 1994). Tablet hisap adalah produk kering yang tidak menutup kemungkinan ditumbuhi
mikroba. Salah satu usaha untuk memperpanjang masa simpan suatu produk adalah
pengemasan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian kajian mikroorganisme pada tablet
hisap Spirulina selama penyimpanan dalam kemasan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui
perubahan total bakteri, kapang, dan nilai aw pada tablet hisap Spirulina yang disimpan pada
kemasan berbeda pada suhu ruang.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi bahan utama dan bahan pengisi.
Bahan utamanya adalah mikroalga Spirulina, sedangkan bahan pengisi meliputi stevia,
karaginan dan gelatin sapi. Tahapan penelitian ini meliputi pengemasan tablet hisap dalam
alumunium dan botol plastik HDPE. Setiap botol berisi 10 butir tablet hisap, sedangkan untuk
alumunium foil berisi 8 butir. Sebelumnya botol kosong dianalisis mikrobanya dengan
menghitung total mikroba. Selanjutnya disimpan dalam 2 bulan pada suhu kamar, setiap
minggu dianalisis total bakteri dan total kapang menggunakan metode hitungan cawan.
Penghitungan total mikroba dilakukan dengan analisis Total Plate Count (TPC)
dengan metode agar tuang. Prinsip metode ini adalah bakteri misofil aerob akan tumbuh
dengan baik setelah sampel di inkubasi selama 24-48 jam sel bakteri akan tumbuh
membentuk koloni yang dapat dilihat secara visual, sehingga dapat langsung dihitung.
Sebelumnya semua alat diserilisasi dalam oven dengan suhu 1500C selama 2 jam.
Pada analisis Aktivitas Air, Aktivitas air (Aw) dari produk diukur meggunakan alat aw
meter, dengan spesifikasi alat yaitu aw meter Novasina ms1, yang sebelumnya dikalibrasi
terlebih dahulu menggunakan garam jenuh. Sampel diletakkan dalam cawan plastik,
kemudian dimasukkan kedalam cawan pengukur lalu ditutup dan dikunci. Alat aw meter
dioperasikan sampai menunjukkan tanda selesai, selanjutkan nilai akan terbaca.
Dari hasil penelitian tersebut dihasilkan yaitu pada analisis yang dilakukan total
bakteri dari tablet hisap yang dikemas dalam botol maupun alumunium foil masih ditemukan
adanya bakteri. Dari analisis total kapang-kamir tablet hisap tidak ditemukan adanya kapang
berfilamen atau berhifa, yang menunjukkan bahwa selama penyimpanan total kapang-kamir
tidak terlalu berbeda. Dari analisis nilai aktivitas air, selama penyimpanan nilai aw tablet
hisap tidak mengalami perubahan yang besar. Pati yang telah tergelatenisasi dan dikeringkan
masih mampu meyerap air dalam jumlah besar.

Anda mungkin juga menyukai