DOSEN PENGAMPU:
HANDES,M,I.KOM
Oleh:
Maryamatulmunawarah
Kata PENGANTAR
Alhamdulilah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena telah
memberikan penulis berupa nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Demikian juga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Agung
Muhammad saw yang telah membawa islam hingga saat ini.
Kata protokol sebenarnya berasal dari dua suku kata yakni protos dan kolla yang
dalam bahasa Yunani protos berarti pertama sedangkan kolla bermakna melekat atau
merekat. Dalam perjalanan sejarahnya pengertian protokol menjadi beberapa definisi
seperti:
2. Catatan resmi yang memuat kesimpulan internasional, yang dibuat pada akhir
sidang dan ditandatangai seluruh peserta
3. Dokumen yang berisikan hak dan kewajiban, kelonggaran dan kekebalan yang
dimiliki seorang diplomat.
Protokol mulanya dapat diartikan sebagai tata cara pergaulan antar pemerintah
atau negara yang diatur menurut kebiasaan, tradisi yang disepakati dan diorganisir
secara teratur. Dengan demikian, pengertian protokol secara luas adalah kumpulan
peraturan yang dianut oleh semua golongan dalam suatu tata acara atau upacara, baik
tertulis maupun tidak tertulis. Dalam bahasa lain protokol adalah norma atau aturan-
aturan atau kebiasaan-kebiasaan yang dianut dan diyakini dalam kehidupan
bermasyarakat, pemerintahan, berbangsa dan bernegara (Kesepakatan Rakertas
Protokol Nasional, 2004).
C. PUBLIC RELATION
Dengan alasan demikian, pada tahun 1962 , dari Presidium Kabinet PM Juanda,
menginstruksikan agar setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian atau
divisi Humas (PR), ditahun itulah, periode pertama cikal bakal adanya Humas di
Indonesia. Namun, tidak berhenti disitu saja, PR berkembang sesuai dengan keadaan
yang terjadi. Dimulai dengan pengambilan kata “Humas” yang merupakan terjemahan
dari Public Relations. Maka tak heran, kita sering menemui penggunaan sebutan “
Direktorat Hubungan Masyarakat” atau “Biro Hubungan Masyarakat” bahkan “ Bagian
Hubungan Masyarakat “ sesuai dengan ruang lingkup yang dijangka.
Itulah yang dialami oleh Indonesia, yang ternyata lupa akan aspek secara hakiki
dari PR itu sendiri. Seperti, Pertama, Sasaran PR adalah public intern (internal publik )
dan public ekstern (Eksternal Publik). Internal Publik adalah orang-orang yang
berbeda atau tercakup organisasi, seluruh pegawai mulai dari staff hingga jendral
manager. Eksternal Publik ialah orang-orang yang berada di luar organisasi yang ada
hubungannya dan yang diharapkan ada hubungannya. Seperti Kantor Penyiaran, PR
harus menjalin hubungan dengan pemerintah, asosiasi penyiaran Indonesia, sebagai
organisasi yang berhubungan, selain itu dengan berbagai macam perusahaan, biro
iklan, LSM, dan masyarakat luas, sebagai calon pembuatan relasi kerja sama.
Kedua, kegiatan PR adalah komunikasi dua arah( reciprocal two ways traffic
communications ). Artinya, dalam penyampaian informasi PR diharapkan untuk
menghasilkan umpan balik, sehingga nantinya dapat menjadi bahan evaluasi
perusahaan agar lebih baik. Ternyata, orientasi PR Indonesia belum seutuhnya dapat
dikatakan sebagai “ PR Sejati “. Sebab berbeda dengan konsep yang diterapkan oleh
bapak PR, Ivy L.Lee, yakni mempunyai kedudukan dalam posisi pemimpin dan diberi
kebebasan untuk berprakarsa dalam meyiapkan informasi secara bebas serta terbuka.
Dalam tulisan ini juga akan dibahas kaitan teknik protokoler dan pemandu
(pembawa) acara atau Master of Ceremony (MC) dalam PR secara umum, tidak hanya
yang biasa diselenggarakan oleh perusahaan tetapi termasuk juga oleh instansi
lainnya seperti di pemerintahan / kenegaraan. Kita ketahui bahwa kegiatan-kegiatan
yang bersifat protokoler dapat terjadi tidak hanya di instansi kepemerintahan tetapi
juga swasta (perusahaan) atau organisasi kemasyarakatan.
Citra yang positif dari suatu lembaga atau organisasi baik yang berorientasi
profit, semi profit maupun non profit tidak terlepas dari peran PR di organisasi
tersebut. Salah satu kegiatan PR adalah menyelenggarakan dan
mengimplementasikan tugas-tugas keprotokolan. Pembahasan mengenai
keprotokolan akan juga berkaitan dengan ulasan khusus tentang pemandu acara atau
sering juga disebut pembawa acara atau Master of Ceremony (MC) sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dan cukup penting dari suatu kegiatan keprotokolan.
a. Pengumpulan data dan informasi sebagai bahan penyampaian berita (pers release)
b. Pelayanan informasi;
c. Menyiapkan dokumentasi foto dan audio visual untuk konsumsi media cetak
dan elektronik;
http://baghumasprotokol.kerincikab.go.id/baca/info/527
http://www.uinmalang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2659:humas-pr-
dan-protokoler-bagian-2&catid=35:artikel&Itemid=210
http://mojokertokab.go.id/mjk/sub/humas/?page=profil
http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2627:-humas-
public-relations-dan-protokoler-bagian-1&catid=35:artikel&Itemid=210
Wara MinHyuk di 20.43
Berbagi
‹
›
Beranda