p1337420714019 Eva Kurniasari Skripsi
p1337420714019 Eva Kurniasari Skripsi
SKRIPSI
Oleh:
Eva Kurniasari
P1337420714019
Halaman Judul
SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi syarat Karya Tulis Ilmiah Pada Program Studi
Oleh:
Eva Kurniasari
NIM. P1337420714019
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P1337420714019
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa naskah skripsi yang saya tulis ini adalah
tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan naskah skripsi ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuia
Dibuat di : Magelang
Eva Kurniasari
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Perbedaan Musik Karawitan Laras Slendro dengan Laras Pelog Terhadap Skor
Depresi Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta ini telah
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Perbedaan Musik Karawitan Laras Slendro dengan Laras Pelog Terhadap Skor
Depresi Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Yogyakarta ini telah
Dewan Penguji
Mengetahui,
a.n. Direktur
Ketua Jurusan Keperawatan
v
ABSTRAK
Latar Belakang - Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan
sedih. Angka kejadian depresi pada lansia terus meningkat setiap tahunnya.
Penanganan depresi pada lansia bisa dengan berbagai cara, salah satunya yaitu
menggunakan terapi musik. Jenis musik yang dapat digunakan untuk terapi depresi
yaitu karawitan jawa. Khususnya bagi lansia yang menyukai musik karawitan.
Karawitan jawa mempunyai 2 laras yaitu laras slendro dan laras pelog.
Tujuan - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan musik karawitan
laras slendro dengan laras pelog terhadap skor depresi lansia di BPSTW
Yogyakarta.
Metode - Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Menggunakan desain
penelitian quasy experiment dengan rancangan non equivalent control group
pretest postest design. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling yang
melibatkan semua lansia yang mengalami depresi sebagai sampel. Intervensi
dilakukan selama 3 hari berturut-turut serta dalam 1 kali intervensi membutuhkan
waktu 30 menit.
Hasil - Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan intervensi musik
karawitan laras slendro dengan laras pelog dengan nilai p value 0.004.
Kesimpulan - Terapi musik karawitan yang berlaras pelog lebih efektif untuk
menurunkan depresi lansia daripada laras slendro.
Saran - Terapi musik karawitan dapat diberikan setiap hari untuk lansia, karena
lansia yang berada di daerah Jawa mayoritas menyukai musik karawitan.
Kata Kunci : depresi, lanjut usia, musik karawitan laras slendro, musik karawitan
laras pelog
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Perbedaan Musik Karawitan Laras Slendro dengan Laras
Pelog Terhadap Skor Depresi Lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha
namun tentu saja masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan masukan
demi penyempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan tangan terbuka. Tidak
lupa penulis sampaikan ucapan terimakasih atas bantuan dan bimbingan dari
Kemenkes Semarang
Keperawatan Magelang
viii
6. Lulut Handayani, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku pembimbing pendamping yang
7. Tulus Puji H., S.Kep., Ns., M.Kes, selaku penguji yang telah memberikan
saran, kritik, dan arahan kepada peneliti untuk penyelesaian skripsi ini.
8. Drs. Fatchan, M.Si, selaku Kepala Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha
11. Orang tua tercinta, Ibu Sri Widiyati dan Bapak Santoso yang selalu senantiasa
12. Adik tersayang yaitu Silvia Fitriana Mandasari yang selalu memberikan
13. Untuk Diyah Septina H, Pawiti Lejaring T, Dewi Yeni I, Nevy Kusuma D, Deti
Rizka U, Diah Prastika, Regina Ega P, Sucianna, dan Indah Ayu P. Sahabat-
dukungan dan semangat sehingga sampai saat ini penulis masih menjadi bagian
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum
ix
sempurna, segala kesalahan hanya milik penulis semata dan penulis akan
bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dituliskan dalam penelitian ini. Semoga
Penulis
Eva Kurniasari
x
DAFTAR ISI
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
xvi
xvii
BAB IPENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menjadi penyakit ke 2 setelah jantung iskemik pada tahun 2020 dan terdapat
karena kesibukan yang dimiliki. Ini merupakan salah satu yang bisa
penelitian tetapi terapi musik gamelan ini belum banyak digunakan untuk
1
2
Prospects: the 2017 Revision pada tahun 2017 ada 962 juta orang berusia
60 tahun ke atas, yang terdiri dari 13 % jumlah populasi global. Tahun 2030
populasi lansia dunia di prediksi 1,4 miliar dan pada tahun 2050 di prediksi
2,1 miliar dan bisa naik menjadi 3,1 miliar pada tahun
jiwa. Tahun 2050 akan terjadi peningkatan 3 kali lipat dari tahun ini dan
tahun 2000 jumlah lansia di Asia Tenggara 7,4 % atau 5,3 juta dari total
populasi. Tahun 2010 jumlah lansia sekitar 9,77 % atau 24 juta sedangkan
pada tahun 2020 kira-kira jumlah lansia mencapai 11,34 % atau sekitar 28,8
yang sudah mencapai 70,8 tahun pada 2015. Data pada tahun 2014
menunjukan penduduk lansia mencapai 20,24 juta jiwa atau 8,03 % dari
total jumlah penduduk. Perkiraan Lansia akan mencapai 29,1 juta pada 2020
Lansia tahap akhir dari siklus hidup manusia yang akan dijalani oleh
setiap orang yang berusia panjang. Lansia akan terjadi perubahan struktur
dan fungsi pada seluruh sistem tubuh yang disebut dengan proses
seperti masalah fisik, psikologis, maupun sosial. Masalah fisik yang muncul
3
budaya dan masalah psikologis. Masalah psikologis yang saat ini sering
W, 2013).
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang dan tidak
musik saja tetapi juga rasa kekeluargaan yang merupakan inti dari karawitan
(Ferdiansyah, 2010).
jumlah populasi lansia yang berada disana berjumlah 126 lansia dan lansia
yang tinggal disana ada dari kalangan kelompok dari desa dan ada yang dari
kota.
2016).
digunakan adalah laras pelog. Laras pelog sendiri merupakan lagu yang
yang berlaras slendro dengan laras pelog untuk melihat skor depresi lansia.
B. Perumusan Masalah
d. Depresi dapat dikontrol dengan cara terapi modalitas salah satunya terapi
e. Laras pelog sendiri merupakan lagu yang bergairah dan ditujukan untuk
C. Orisinilitas Penelitian
control grup design. Hasil dari penelitian ini ada pengaruh pemberian
laras pelog.
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teori
slendro dan laras pelog dalam penurunan skor depresi lansia, maka hasil
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
dalam penelitian ini. Tinjauan pustaka ini dimulai dari gangguan depresi, lansia,
A. Gangguan Depresi
1. Pengertian Depresi
(Sunberg, 2007).
9
10
c. Depresi ditandai oleh gangguan mood, ada empat gejala yaitu gejala
lansia dan alasan terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada saat
mengkaji kondisi sosial, kejadian hidup dan masalah fisik pada lansia.
Klien yang depresi berat sering terlihat tidak responsif dan tidak
(Watson, 2003).
2. Etiologi Depresi
dapat dianggap sebagai sesuatu yang berada di antara patah semangat dan
hidup tersebut tidak selalu diikuti oleh depresi, hal ini mungkin
1) Faktor Genetik
3) Faktor Usia
terhadap pengalaman.
4) Gender
5) Gaya Hidup
tidak sehat dan kebiasaan tidur serta tidak olahraga untuk jangka
6) Penyakit Fisik
7) Obat Terlarang
b. Faktor Psikologis
1) Kepribadian
mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatif, pesimis, dan
2) Pola Pikir
3) Harga Diri
4) Stres
5) Lingkungan Keluarga
Orang yang sakit keras rentan terhadap depresi saat mereka dipaksa
3. Gejala Depresi
a. Gejala utama
1) Afek depresif
15
b. Gejala lain
6) Tidur terganggu
berikut:
Seseorang yang sehat jiwanya bisa saja jatuh dalam depresi apabila
dialami, selain itu ada juga orang yang lebih rentan jatuh dalam keadaan
16
e. Mudah mengalah
l. Mudah tersinggung
terbatas
konfrontasi.
5. Jenis Depresi
Mood yang rendah datang dan pergi, dan penyakit datang setelah
mengurangi depresi.
2) Moderate depression
1) Depresi psikogenik
stres berat.
2) Depresi endogenik
pula depresi pada usia lanjut yang timbul pada usia 60-65 tahun.
19
3) Depresi somatogenik
a) Depresi Neurotik
b) Depresi Psikotik
a) Depresi Unipolar
b) Depresi Bipolar
6. Penanganan Depresi
berbagai kondisi medis seperti infeksi virus dan gangguan pada kelenjar
tiroid dapat menyebabkan gejala yang serupa dengan depresi. Oleh sebab
pemeriksaan laboratorium.
21
seorang dokter atau sang dokter dapat juga memberikan referensi kepada
lama gejala berlangsung, seberapa parah gejala yang dialami serta apakah
Pasien juga akan diberi pertanyaan apakah gejala yang timbul telah
ditangani sebelumnya dan bila iya, jenis penanganan yang sudah pernah
diterima. Hal yang umum ditanyakan pada akhir sesi adalah tentang
7. Pencegahan Depresi
Jika kita tidak mencegah masalah gangguan jiwa pada lanjut usia
hari. Produktivitas yang rendah dari lanjut usia ditambah dengan masalah
Masalah faktor risiko ini menjadi lebih dapat perhatian daripada sekedar
merokok dari sekarang dan tidak minum alkohol adalah hal-hal yang
pada individu. Sosialisasi yang baik di antara individu bukan dari sekedar
itu menjadi faktor utama sebagai pencegah stres atau stress buffering.
Pola hidup sehat selama ini kadang tidak menjadi perhatian utama karena
dianggap hanya dilakukan jika perlu saja. Bahkan ada beberapa yang
B. Lanjut Usia
adalah suatu studi mengenai semua masalah orang usia lanjut (fisik,
(golongan lanjut usia) atau warga senior, yaitu orang yang berumur 65
dkk., 2013).
berubah seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini dan memasuki
selanjutnya, yaitu usia lanjut kemudian mati. Bagi manusia yang normal
siapa orangnya tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap
yaitu:
tahun
3) Lanjut usia (geriatric age) usia > 65/70 tahun, terbagi atas:
3. Proses Menua
yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
menjadi lambat, nafsu makan berkurang dan kondisi tubuh yang lain
dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Padila, 2013).
a. Teori evolusioner
(Santrock, 2011).
2011).
d. Teori Mitokondrial
a. Kesepian
b. Duka Cita
teman dekat atau bahkan seekor hewan yang sangat disayangi bisa
yang sangat rawan. Pada periode ini orang tersebut justru harus
Martono, 1999).
c. Depresi
menurun, akibat depresi pada usia lanjut seringkali tidak sebaik pada
d. Gangguan Cemas
obat atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat (Noviati dan
Martono, 1999).
6. GDS
atau 15 pertanyaan dengan jawaban Ya atau Tidak. GDS ini telah diuji
kata lain jika digunakan beberapa kali untuk mengukur subyek yang
Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu “terapi” dan “musik”.
musik adalah penggunaan musik dan atau elemen musik oleh seseorang
ekspresi, menata diri atau untuk mencapai tujuan terapi lainnya. Proses
orang dapat menikmati istirahat tidur, bahkan dengan musik orang bisa
yang dalam masa perawatannya dapat mengurangi rasa sakit atau nyeri
yang ada pada tubuhnya. Suara yang dihasilkan dari perpaduan alat
fisik dan mental dengan rangsangan nada atau suara yang mengandung
zaman kuno yang bernilai tinggi yang terdiri dari melodi, ritme,
tercipta musik yang bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental. Irama
2. Pengertian Karawitan
3. Asal-usul Karawitan
“rawit” yang artinya kecil, halus, atau rumit. Dulu di Keraton Surakarta
4. Gamelan
Mungkin juga karena cara membuat gamelan itu adalah perunggu yang
dipukul-pukul atau dipalu, maka benda itu sering dibuat dengan cara
yang modern ini gamelan dibuat dari timah putih, tembaga, besi, dan
bahan kuningan.
a. Rebab
Gambar2. 1 Rebab
Sumber: Kamera Budaya
b. Gender
c. Gambang
Gambar2. 3 Gambang
Sumber: Kamera Budaya
34
d. Siter
Gambar2. 4 Siter
Sumber: Kamera Budaya
e. Kendhang
Gambar2. 5 Kendhang
Sumber : wikipedia
f. Suling
Gambar2. 6 Suling
Sumber : wikipedia
g. Bonang
Gambar 2. 7Bonang
Sumber : duniakesenian.com
35
h. Slenthem
Gambar 2. 8 Slenthem
Sumber : wikipedia
i. Saron
Gambar 2. 9 Saron
Sumber : wikipedia
j. Kempyang
Gambar 2.10Kempyang
Sumber : wikipedia
k. Kempul
l. Gong
adalah rebab. Ada juga yang ditiup yaitu suling, yang dipetik yaitu siter,
yang digoyangkan yaitu simbal, dan yang dipukul dengan tangan adalah
kendhang.
a. Pemangku Lagu
b. Pemangku Irama
c. Pemurba Irama
d. Pengirit
gamelan.
e. Niyaga
f. Pesindhen,
gamelan tersebut, yaitu gamelan laras slendro dan laras pelog. Laras
nada di dalam laras slendro berlainan dengan laras pelog. Nada 1-2
38
slendro berbeda dengan 1-2 pelog, nada 3-5 slendro juga berbeda
a. Sruti
b. Embat
umum.
umum.
a. Laras Slendro
1) Lir-ilir
2) Cublak-cublak Suweng
3) Ladrang Pariwisata
4) Ibu Pertiwi
5) Gendhing renyep
b. Laras Pelog
1) Gambang Suling
3) Gundul-gundul Pacul
susunan saraf pusat. Gelombang suara musik yang dihantar ke otak berupa
otak yang dibedakan atas frekuensi alfa, beta, tetha, dan delta. Gelombang
kreativitas.
gelombang otak sesuai dengan jenis musik. Musik yang didengar melalui
Gamelan jawa dibagi dua yaitu gamelan laras slendro (alunan musik
lembut, penuh kewibawaan, ketenangan dan ditujukan untuk usia tua) dan
gamelan laras pelog (gerak-gerak lagu begitu bergariah dan ditujukan untuk
usia muda. Karakteristik akustik musik gamelan untuk tempo lambat antara
60–100 (beats per menit) bpm dan pada tempo cepat antara 200-240 bpm.
Nilai pitch dominan terdistribusi pada rentang 100-500 Hz. Musik gamelan
tempo lambat memiliki ketukan hampir sama dengan musik Mozart yaitu
MENDENGARKAN DEPRESI
MUSIK KARAWITAN APA (Association Psychologist
American) (dalam Aditomo &
Retnowati, 2004)
NON-FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI mendefinisikan depresi sebagai
gangguan yang terutama
ditandai oleh kondisi emosi
PENATALAKSANAAN DEPRESI sedih dan muram serta terkait
dengan gejala-gejala kognitif,
fisik, dan interpersonal.
Keterangan :
Diteliti :
Tidak Teliti :
Kelompok Perlakuan I
Pre-Test Post-Test
Kelompok Perlakuan II
G. Hipotesis Penelitian
A. Desain Penelitian
non equivalent control group pretest postest design yaitu jenis eksperimen
Kelompok Slendro O1 X1 O2
Kelompok Pelog O3 X2 O4
Keterangan :
46
47
2015). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tinggal di
2014). Hal ini dilakukan karena jumlah populasi yang relatif sedikit. Sampel
dalam penelitian ini adalah jumlah lanisa yang mengalami depresi dan
memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sampel. Jumlah sampel yaitu
50 responden.
48
Kriteria inklusi :
Kriteria eksklusi :
penelitian.
C. Variabel Penelitian
dalam waktu 3 hari berturut-turut pada hari jum’at, sabtu dan minggu (30
wawancara. Pengisian lembar GDS ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu
tentang pengumpulan data dan mengisi jawaban pada lembar GDS sesuai
1. Pengolahan Data
petunjuk.
51
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
2) Uji perbedaan pre test dan post test kelompok slendro dengan
yaitu 0.003 dan slendro yaitu 0.000. karena hasil kedua diff tidak
depresi lansia.
53
H. Etika Penelitian
Laras Slendro dengan Laras Pelog Terhadap Skor Depresi Lansia di Balai
penelitian meliputi:
deskripsi tentang masalah yang ada dalam penelitian terkait, case report
form dan kuesioner bila ada, curriculum vitae peneliti, materi untuk
yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah
4. Kerahasiaan (confidentiality)
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
2018. Tempat penelitian ini berada di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha.
pelayanan bagi lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara baik dan terawat
maupun yang berada di luar balai. Data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data skor depresi lansia pre-test dan post-test yang diperoleh dari hasil
Depression Scale.
1. Analisis Univariat
Tabel 4. 1 Frekuensi Skor Depresi Lansia Pre-Test Kelompok Slendro
Depresi Lansia Frekuensi Persen
Tidak Depresi/ not depressed 0 0%
Depresi ringan/ mild depression 23 92 %
Depresi sedang / severe depression 2 8%
Jumlah 25 100 %
(Sumber Data Primer, 2018)
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa frekuensi sebelum
55
56
tidak ada yang mengalami depresi berat. Dan 6 responden sudah tidak
mengalami depresi.
tidak ada yang mengalami depresi berat. Dan 12 responden sudah tidak
mengalami depresi.
11 dan skor terendah pre-test yaitu 5. Skor tertinggi post-test yaitu 9 dan skor
terendah post-test yaitu 3. Diff yang paling banyak yaitu -2 dan yang paling
sedikit yaitu 0.
58
11 dan skor terendah pre-test yaitu 5. Sedangkan skor tertinggi post-test yaitu
8 dan skor terendah post-test yaitu 2. Diff yang paling banyak yaitu -4 dan
Tabel 4.7 Distribusi Skor Depresi Pre-Test dan Post-Test Kelompok Pelog
dan Kelompok Slendro
Mean Median Modus Maksimum Minimum
Pre-Test 6.64 7.00 5 11 5
Pelog
Post- Test 4.68 5.00 4 8 2
Pre-Test 6.76 6.00 5 11 5
Slendro
Post- Test 5.44 5.00 5 9 3
(Sumber Data Primer, 2018)
Dari tabel 4.7 Rata-rata skor pre-test depresi pada kelompok slendro
slendro rata-rata data post-test adalah 5.44. Rata-rata skor depresi pre-test
pada kelompok pelog adalah 6.64 sementara pada post-test kelompok pelog
rata-ratanya adalah 4.68 Modus dari pre-test adalah skor 5 sedangkan modus
2. Analisis Bivariat
a. Uji Normalitas
adalah .068 dan kelompok pelog post-test adalah .226, karena p > 0.05
test dan post test pada kelompok pelog setelah diberikan terapi musik.
Tabel 4.11 Uji Beda Diff Kelompok Pelog dan Kelompok Slendro
Median Nilai p
(Minimum-Maksimum)
Kelompok Pelog -2.00 (-4.00 - -1.00)
.004
Kelompok Slendro -1.00 (-2.00 - .00)
(Sumber data primer, 2018)
Uji beda diff antara kelompok pelog dan kelompok slendro ini
menggunakan uji mann whitney test karena distribusi data diff tidak
< 0.05) dan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
antara kelompok pelog maupun kelompok slendro pada data diff, dengan
hingga 1 skor.
B. Pembahasan
kelompok pelog adalah pre-test skor maksimal yaitu 11 dan skor minimal 5,
Antara pre-test dan post-test kelompok pelog ini dilakukan uji beda dengan
menggunakan uji wilcoxon, karena data pada pre-test dan post-test tidak
< 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
kelompok slendro adalah pre-test skor minimal yaitu 5 dan skor maksimal 11
sedangkan pada post-test skor minimal yaitu 3 dan skor maksimal 9. Antara
pre-test dan post-test kelompok slendro ini dilakukan uji beda dengan
normal. Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan hasil p =0.000 (p < 0.05), maka
Depresi pada lansia yang berada di panti ditandai oleh suasana afek
masa depan yang suram dan konsentrasi, gangguan membuat keputusan, serta
digunakan dalam terapi musik dapat sesuai dengan keinginan, seperti musik
terdiri dari melodi, ritme, harmoni, warna (timber), bentuk dan gaya.
falsafah yang dianut, pendidikan, tatanan klinis, dan latar belakang budaya.
positif terhadap kondisi suasana hati dan emosi, meningkatkan memori, serta
2006).
dengan stimulasi dari irama, kemudian musik juga mampu merubah cepat
musik yang memiliki irama yang beraturan seperti detak jantung normal (60-
2013).
Titi Laras sering disebut sebagai notasi dalam seni musik, yaitu
berupa angka atau simbol lainnya. Dalam seni musik Karawitan titi laras
memegang peranan penting dan praktis. Istilah Titi dalam bahasa Jawa, dapat
diartikan sebagai angka, tulis, tanda, notasi, atau lambang. Sedangkan istilah
Laras seperti tersebut di atas dalam pengertian ini berarti susunan nada atau
60-100 bpm (beats per menite) dan pada tempo cepat antara 200-240 bpm
(beats per menite). Musik gamelan jawa tempo lambat memiliki ketukan
hampir sama dengan musik Mozart yaitu dengan tempo kurag lebih 60
2. Pembahasan Hipotesis
Uji beda antara kelompok pelog dan kelompok slendro juga dilakukan
pada diff kelompok pelog dan kelompok slendro, hasilnya yaitu p = 0.004 (p
yang berarti ada perbedaan intervensi musik karawitan laras slendro dengan
laras pelog terhadap skor depresi lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Yogyakarta. Tetapi kedua laras dalam karawitan ini bisa dijadikan
untuk intervensi, karena kedua laras dapat menurunkan skor depresi lansia.
yaitu, pada laras slendro menggunakan lagu karawitan berjudul Ojo Lamis
dari Ki Nartosabdo yang memiliki arti bahwa lamis mengandung arti orang
yang suka mengobral janji akan tetapi tidak pernah ditepati. Memang lidah
tak bertulang, tak berbekas kata-kata. Tinggi gunung seribu janji, lain di bibir
65
lain di hati. Ungkapan pada bait-bait lagu ini mengajak kita untuk tidak
gampang memberi janji yang manis kepada orang lain, lebih baik kita jujur
penantian. Akhirnya, tumbuhlah cinta dalam setiap sisi kehidupan kita maka
cinta yang dahsyat yang akan kembali kepadamu. Jadi dapat disimpulkan
bahwa ada perbedaan antara laras slendro dengan laras pelog terhadap skor
depresi lansia, dan yang lebih efektif untuk depresi lansia yaitu karawitan
sebelumnya yang dilakukan oleh Rita Hadi W (2012) dengan judul Pengaruh
rasa aman nyaman, melepaskan rasa gembira dan sedih, serta membantu dan
Musik Gamelan Untuk Mengurangi Nyeri dan Kecemasan Pada Pasien Fase
Akut di Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus. Intervensi
yang dilakukan adalah dengan memberikan musik klasik Gamelan Jawa, hal
66
ini disebabkan karena musik pada gamelan Jawa mempunyai ciri nada yang
karakteristik akustik musik gamelan Jawa laras pelog pathet nem. Tujuan
hari yang dilakukan dengan lama pemberian terapi selama 30 menit untuk
kualitas tidur pada lansia setelah memperoleh intervensi musik gamelan nada
pelog selama 3 hari yang dilakukan dengan lama pemberian terapi selama 30
menit untuk setiap kali intervensi. Yuli Mulyawati (2013) dengan judul
Hipertensi, dan hasilnya yaitu kombinasi musik gamelan laras pelog dan
maka akan terjadi pengaruh yang lebih efektif secara fisik dan psikis. Hasil
dari penelitian ini yang mengkombinasikan senam lansia dan terapi musik
C. Limitasi Penelitian
penelitian ini adalah waktu untuk intervensi kurang lama, karena hanya 3 hari
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraikan pada bab
pemberian intervensi musik karawitan laras slendro dengan laras pelog terhadap
sebelum diberikan intervensi musik gamelan laras pelog adalah skor 11 dan
sesudah diberikan intervensi musik gamelan laras slendro adalah skor 9 dan
sesudah diberikan intervensi musik gamelan laras pelog adalah skor 8 dan
skor terendahnya 2.
5. Perbedaan hasil intervensi musik karawitan laras slendro dengan laras pelog
68
69
B. Saran
dalam mengatasi masalah yang terjadi pada lansia, salah satunya yaitu
upaya penurunan skor depresi lansia. Bisa dengan menggunakan laras pelog
maupun laras slendro, karena tidak semua lansia menyukai laras pelog dan
juga sebaliknya. Intervensi ini bisa dilakukan setiap hari walaupun hanya
30 menit.
karawitan jawa yang berlaras slendro dengan musik karawitan jawa yang
Hadi, Rita. (2013). Pengaruh Intervensi Musik Gamelan Terhadap Depresi Pada
Lansia di Panti Wreda Harapan Ibu, Semarang. Jurnal Keperawatan
Komunitas, 1(2).
Hawari, Dadang. (2011). Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Luthfa, I (2015). Terapi Musik Rebana Mampu Menurunkan Tingkat Stres pada
Lansia di Unit Pelayanan Sosial Pucang Gading Semarang. Nurscope.
Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. 1 (2).
Mulyawati, Yuli., Meira Erawati. (2013). Kombinasi Musik Gamelan Serta Senam
Lansia Untuk Lansia Dengan Hipertensi. Jurnal Keperawatan Komunitas
.1(2).
Rahma, P. E., Sulastri, & Rohayati. (2013). Pengaruh Terapi Musik Terhadap
Tingkat Depresi Pada Lansia. Jurnal Keperawatan, IX(2).
United Nations (2017). World Population Prospects: the 2017 Revision. (online).
(https://www.google.com/search?ei=b1GAWuStNYvLvgTS_JrQAw&q=
World+Population+Prospects%3A+the+2017+Revision&oq=World+Popu
lation+Prospects%3A+the+2017+Revision&gs_l=psyab.12...0.0.0.27669.0
.0.0.0.0.0.0.0..0.0....0...1c..64.psy-ab..0.0.0....0.seACiSmSCFA,diakses
pada tanggal 12 Januari 2018).
Watson, Roger. (2003). Perawatan Pada Lansia. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
LAMPIRAN
A. Lampiran 1
(Geriatric Depression Scale 15 item)
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Nilai Respon
No Keadaan yang dialami selama seminggu
Ya Tidak
1 Apakah bapak/ibu sebenarnya puas dengan kehidupan bapak/ibu? Tidak
2 Apakah bapak/ibu telah banyak meninggalkan kegiatan dan hobi? Ya
3 Apakah bapak/ibu merasa kehidupan anda kosong? Ya
4 Apakah bapak/ibu sering merasa bosan? Ya
5 Apakah bapak/ibu masih memiliki semangat hidup? Tidak
Apakah bapak/ibu takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi pada
6 Ya
bapak/ibu?
Apakah bapak/ibu merasa bahagia untuk sebagian besar hidup
7 Tidak
bapak/ibu?
8 Apakah bapak/ibu merasa tidak berdaya? Ya
Apakah bapak/ibu lebih suka tinggal dirumah, daripada pergi keluar
9 Ya
untuk mengerjakan sesuatu yang baru?
Apakah bapak/ibu merasa mempunyai banyak masalah dengan daya
10 Ya
ingat anda dibandingkan dengan orang lain?
Apakah bapak/ibu pikir bahwa hidup bapak/ibu sekarang
11 Tidak
menyenangkan?
12 Apakah bapak/ibu merasa tidak berharga? Ya
13 Apakah bapak/ibu merasa penuh semangat? Tidak
14 Apakah bapak/ibu merasa keadaan bapak/ibu tidak ada harapan? Ya
Apakah bapak/ibu merasa orang lain lebih baik keadaannya daripada
15 Ya
bapak/ibu?
SKOR
Jawaban yang sesuai mendapatkan nilai 1.
Interprestasi:
1. Skor 0-4 : not depressed (tidak depresi/normal)
2. Skor 5-9 : mild depression (depresi ringan)
3. Skor 10-15 : severe depression (depresi sedang/berat)
B. Lampiran 2
SOP Terapi Musik Karawitan
Kepada Yth.
Calon Responden
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, atas nama Eva Kurniasari dengan
NIM P1337420714019 mahasiswa semester 8 Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang bermaksud mengadakan
penelitian yang berjudul “Perbedaan Musik Karawitan Laras Slendro dengan
Laras Pelog Terhadap Skor Depresi Lansia di Panti Tresna Werdha
Yogyakarta”. Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya sebagai peneliti
mengharapkan bantuannya untuk menjadi responden dengan bersedia diukur skor
depresi dan diberikan terapi musik karawitan laras slendro dengan laras pelog
dengan sejujurnya dan apa adanya. Saya menjamin identitas dan informasi yang
diberikan bapak/ibu akan dijaga kerahasiaannya dan tidak akan digunakan untuk
maksud lain, kecuali sebagai pengembangan ilmu keperawatan.
Demikian surat permohonan ini dan penjelasan tentang kegiatan penelitian,
saya mengharapkan bapak/ibu bersedia menjadi responden.
Terimakasih atas ketersediaan dan partisipasinya.
Magelang, Februari 2018
Eva Kurniasari
D. Lampiran 4
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Tempat, Tanggal Lahir :
Status Perkawinan :
( )
Skor Skor
Status
No Kelompok Umur Jenis Kelamin Pre- Post-
Perkawinan
Test Test
1 Pelog 84 Duda Laki-laki 7.0 5.0
2 Pelog 79 Duda Laki-laki 7.0 5.0
3 Pelog 76 Menikah Perempuan 6.0 4.0
4 Pelog 75 Duda Laki-laki 5.0 3.0
5 Pelog 82 Menikah Laki-laki 8.0 6.0
6 Pelog 74 Duda Laki-laki 7.0 5.0
7 Pelog 62 Menikah Perempuan 5.0 3.0
8 Pelog 65 Menikah Perempuan 7.0 5.0
9 Pelog 90 Janda Perempuan 9.0 7.0
10 Pelog 63 Janda Perempuan 9.0 8.0
11 Pelog 90 Janda Perempuan 5.0 3.0
12 Pelog 68 Janda Perempuan 5.0 2.0
13 Pelog 72 Janda Perempuan 5.0 4.0
14 Pelog 76 Janda Perempuan 5.0 3.0
15 Pelog 70 Janda Perempuan 6.0 2.0
16 Pelog 69 Menikah Perempuan 8.0 6.0
17 Pelog 88 Janda Perempuan 11.0 8.0
18 Pelog 80 Janda Perempuan 5.0 4.0
19 Pelog 81 Janda Perempuan 5.0 4.0
20 Pelog 83 Janda Perempuan 7.0 5.0
21 Pelog 75 Janda Perempuan 5.0 4.0
22 Pelog 65 Menikah Perempuan 7.0 6.0
23 Pelog 73 Janda Perempuan 7.0 5.0
24 Pelog 68 Janda Perempuan 8.0 4.0
25 Pelog 78 Janda Perempuan 7.0 6.0
26 Slendro 73 Menikah Laki-laki 7.0 6.0
27 Slendro 62 Menikah Laki-laki 5.0 5.0
28 Slendro 78 Menikah Laki-laki 6.0 5.0
29 Slendro 77 Duda Laki-laki 8.0 6.0
30 Slendro 75 Duda Laki-laki 5.0 4.0
31 Slendro 70 Menikah Laki-laki 10.0 8.0
32 Slendro 70 Janda Perempuan 7.0 6.0
33 Slendro 65 Menikah Perempuan 6.0 5.0
34 Slendro 83 Janda Perempuan 6.0 5.0
35 Slendro 62 Menikah Perempuan 6.0 5.0
36 Slendro 73 Janda Perempuan 6.0 5.0
37 Slendro 73 Janda Perempuan 8.0 6.0
38 Slendro 70 Janda Perempuan 9.0 7.0
39 Slendro 75 Janda Perempuan 8.0 7.0
40 Slendro 83 Janda Perempuan 5.0 4.0
41 Slendro 75 Janda Perempuan 11.0 9.0
42 Slendro 82 Janda Perempuan 6.0 5.0
43 Slendro 63 Menikah Perempuan 5.0 4.0
44 Slendro 84 Janda Perempuan 6.0 5.0
45 Slendro 84 Janda Perempuan 7.0 5.0
46 Slendro 86 Janda Perempuan 5.0 3.0
47 Slendro 78 Janda Perempuan 5.0 4.0
48 Slendro 77 Janda Perempuan 9.0 7.0
49 Slendro 70 Janda Perempuan 8.0 6.0
50 Slendro 72 Janda Perempuan 5.0 4.0
E. Lampiran 5 : Responden
Statistics
StatusPerka JenisKelami
winan n Umur PreTest PostTest diff
N Valid 25 25 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0 0 0
StatusPerkawinan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Duda 2 8.0 8.0 8.0
Janda 16 64.0 64.0 72.0
Menikah 7 28.0 28.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
JenisKelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 6 24.0 24.0 24.0
Perempuan 19 76.0 76.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 62 2 8.0 8.0 8.0
63 1 4.0 4.0 12.0
65 1 4.0 4.0 16.0
70 4 16.0 16.0 32.0
72 1 4.0 4.0 36.0
73 3 12.0 12.0 48.0
75 3 12.0 12.0 60.0
77 2 8.0 8.0 68.0
78 2 8.0 8.0 76.0
82 1 4.0 4.0 80.0
83 2 8.0 8.0 88.0
84 2 8.0 8.0 96.0
86 1 4.0 4.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
G. Lampiran 7 : Distribusi Frekuensi Kelompok Pelog
Statistics
StatusPerkaw
Kelompok inan JenisKelamin Umur PreTest PostTest
N Valid 25 25 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0 0 0
StatusPerkawinan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Duda 4 16.0 16.0 16.0
Janda 15 60.0 60.0 76.0
Menikah 6 24.0 24.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
JenisKelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Laki-laki 5 20.0 20.0 20.0
Perempuan 20 80.0 80.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 62 1 4.0 4.0 4.0
63 1 4.0 4.0 8.0
65 2 8.0 8.0 16.0
68 2 8.0 8.0 24.0
69 1 4.0 4.0 28.0
70 1 4.0 4.0 32.0
72 1 4.0 4.0 36.0
73 1 4.0 4.0 40.0
74 1 4.0 4.0 44.0
75 2 8.0 8.0 52.0
76 2 8.0 8.0 60.0
78 1 4.0 4.0 64.0
79 1 4.0 4.0 68.0
80 1 4.0 4.0 72.0
81 1 4.0 4.0 76.0
82 1 4.0 4.0 80.0
83 1 4.0 4.0 84.0
84 1 4.0 4.0 88.0
88 1 4.0 4.0 92.0
90 2 8.0 8.0 100.0
Total 25 100.0 100.0
H. Lampiran 8 : Uji Normalitas Data Kelompok Slendro
Tests of Normality
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
PreTest .878 25 .006
PostTest .925 25 .068
Diff .721 25 .000
a. Lilliefors Significance
Correction
Ties 1c
Total 25
c. PostTest = PreTest
Test Statisticsb
PostTest - PreTest
Z -4.443a
Ranks
Ties 0c
Total 25
c. PostTest = PreTest
Test Statisticsb
PostTest - PreTest
Z -4.478a
Ranks
2 25 30.86 771.50
Total 50
Test Statisticsa
PreTest diff
Z -.209 -2.875