Anda di halaman 1dari 9

ADVOKASI PERAWAT PADA PASIEN TINITUS

OLEH:

KELOMPOK 4:

1. SYAVIREA MAZNIA(Penjawab)
2. NURUL IFTIKHOTUL MUBARORO (Penjawab)
3. SISWANTO (Moderator)
4. MEILINDA KURNIA PUTRI (Penyaji)
5. SAVITRI WULANDARI (Notulen)
6. HAFITRI HANDAYANI (Penjawab)

DOSEN PEMBIMBING: Ns. Putinah S.Kep , M.Kes

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah penulis ucapkan atas kehadiran allah SWT serta nikmat ilmu
dan limpahan rahmat serta karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “asuhan keperawatan tinitus”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini terutama kepada dosen pengajar mata kuliah sistem endokrin dan anggota
kelompok yang sangat kompak dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas makalah ini.

Makalah ini belum sepenuhnya sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan makalah ini, semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Palembang, Maret 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Secara umum, keperawatan telah berjalan dengan komitmen utamanya terhadap klien,
dan akhir-akhir ini advokasi klienpun telah disahkan dalam peranan keperawatan itu sendiri.
Advokasi menjadi satu hal yang harus di perhatikan, sebagaimana pengertiannya
“Perlindungan dan dukungan terhadap hak-hak orang lain”. Sebagai kewajiban moral yang
jelas bagi perawat, hal ini (advokasi) telah menemukan justifikasi (pembenaran) kepada
pendekatan keperawatan yang didasarkan pada prinsip maupun asuhan, kedalam etika
keperawatan. Dari sebab itu, pada kesempatan ini kami akan mencoba membahas tentang
“Advokasi dalam keperawatan” secara ringkas dan mudah di mengerti.

B. Rumusan masalah
Sebagaimana latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Apa pengertian advokasi?
2. Bagaimana peran perawat advokasi pada pasien tinnitus?
3. Dan bagaimana peran perawat sebagai advokator?

C. Tujuan penulisan
1. Memahami arti dari advokasi.
2. Mengetahui peran perawat advokasi pada pasien tinnitus?
3. Dan mengetahui bagaimana peranan perawat sebagai advokator.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Advokasi
1. Pengertian advokasi

Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang
yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum atau
pengadilan.
Fry (1987) mendefinisikan advokasi sebagai dukungan aktif terhadap setiap hal yang
memiliki penyebab atau dampak penting. Defenisi ini hampir sama dengan yang dinyatakan
oleh Gadow (1983) bahwa advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan yang
melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan
nasibnya sendiri (Priharjo,1995).
Menurut Kohnke dalam KoZier,B et all,. (1998) tindakan seorang advocator adalah
menginformasikan dan mendukung secara obyektif, berhati-hati agar tidak bertentangan
dengan setuju atau tidak setuju suatu keputusan yang dipilih klien. Seorang advokator
menginformasikan hak-hak klien dalam situasi apapun sehingga klien dapat mengambil
keputusan sendiri. Fokus peran advokasi perawat adalah menghargai keputusan klien dan
meningkatkan otonomi klien. Hak-hak yang dimiliki oleh klien yakni hak untuk memilih
nilai-nilai yang sesuai dan penting bagi hidupnya, hak untuk menentukan jenis tindakan yang
terbaik untuk mencapai nilai-nilai yang diinginkan dan hak untuk membuang nilai-nilai yang
mereka pilih tanpa paksaan dari orang lain.
2. Peranan perawat sebagai advokator
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan
tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim
kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam tahap
pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien. Dalam
menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,
hak-hak klien tersebut antara lain: hak atas informasi; pasien berhak memperoleh informasi
mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit/sarana pelayanan kesehatan
tempat klien menjalani perawatan. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut:
i. penyakit yang dideritanya;
ii. tindakan medik apa yang hendak dilakukan;
iii. kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya;
iv. alternatif terapi lain beserta resikonya;
v. prognosis penyakitnya;
vi. perkiraan biaya pengobatan/rincian biaya atas penyakit yang dideritanya;
vii. hak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur;
viii. hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi keperawatan tanpa diskriminasi;
ix. hak menyetujui/ memberi izin persetujuan atas tindakan yang akan dilakukan
oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
(informed consent);
x. hak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sesudah memperoleh informasi yang
jelas tentang penyakitnya;
xi. hak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
xii. hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang mengganggu pasien
lain;
xiii. hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit;
xiv. hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap
dirinya;
xv. hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual;
xvi. hak didampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter;
xvii. hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas perawatan
sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
atau sarana pelayanan kesehatan;
xviii. hak atas rahasia medic atau hak atas privacy dan kerahasian penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya;
xix. hak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
tersebut (second opion), terhadap penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan
dokter yang menangani;
xx. hak untuk mengetahui isi rekam medik ( Kusnanto,2004 ).

B. Peran perawat advokasi terhadap pasien tinitus

Tanggung jawab perawat advokat


Tanggung jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien dikaitkan dengan
pasien katarak sesuai intervensi adalah :
a. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara :
Berdasarkan Intervensi: Berikan penyuluhan dan informasi yang aktual tentang
tinnitus

1. Memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi pasien
dalam pengambilan keputusan, pasien mengetahui tentang penyakit tinitus,serta
komplikasi yang akan terjadi, perawatan yang akan dilakukan, jadwal pengobatan dan
keberhasilan pengobatan.
2. Memberikan berbagai alternatif pilihan tentang pemilihan pengobatan dan
keberhasilan pengobatan atau perawatan yang dilakukan disertai penjelasan
keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan yang diambil, dan menerima semua
keputusan pasien.

b. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling


pasien, dengan cara :
Berdasarkan Intervensi: Kolaborasi pemberian obat tidur
1. Mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien yaitu berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan yang lain Seperti dokter atau apoteker, dalam
pemberian dosis obat.
2. Mengklarifikasi komunikasi antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lain agar antara pasien, keluarga dengan perawat atau dokter memiliki
pemahaman tentang penyakit tinitus yang sama tentang pemberian obat serta
dosis yang diberikan.
3. Menjelaskan kepada pasien peran tenaga perawat yang merawatnya yang
berkolaborasi dengan dokter atau apoteker tentang pemberian dosis obat yg
diindikasikan.

c. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara :


Berdasarkan Intervensi: Anjurkan klien untuk rileks, dan menghindari stress
1. Mengurangin ketegangan dan membuat perasaan pasien lebih nyaman dan tenang dan
dekat dengan keluarga atau dekat dengan perawat, agar dapat mengatur dan
membantu pola aktifitas dan membantu menghilangkan stress.
2. melindungi pasien dari tindakan yang dapat merugikan pasien, yaitu seperti stress
yang berlebihan dan tidak adanya rileks dengan cara pembatasan aktifitas.
3. memenuhi semua kebutuhan pasien selama dalam perawatan yaitu dengan
mendekatkan benda- benda yang dibutuhkan pasien selama perawatan,dan
Memfasilitasi kebebasan bergerak dengan aman dan meningkatkan keamanan.

Hal ini dilakukan seorang perawat secara mandiri tanpa bantuan tim medis lainnya tetapi
memberikan pelayanan atau tindakan khusus yang menjadi kewenangan dokter. Oleh karena
itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter. Setiap tindakan perawat
yang berdasarkan perintah dokter, dengan menghormati hak pasien tidak termasuk dalam
tanggung jawab perawat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagaimana yang kami paparkan di atas, maka yang menjadi kesimpulan adalah sebagai
berikut :
 Advoksi secara harfiah berarti pembelaan, sokongan atau bantuan terhadap seseorang
yang mempunyai permasalahan. Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum
atau pengadilan.
 Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan klien dan
membantu klien memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh
tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun professional. Peran advokasi
sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator dalam
tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh klien.
Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien) perawat harus dapat
melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam pelayanan keperawatan.

B. SARAN
Adapun yang menjadi saran dari paparan kami di atas adalah sebagai berikut :
Dengan mengetahui arti dari advokasi, peran, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, di harapkan kepada seluruh perawat agar mampu menjadi advokator yang
baik dan handal, yang berkerja secara profesional, yang tidak hanya menjadi advokator
pasien/klien, tapi juga menjadi pembela kelayakan untuk keluarga pasien, baik itu dari segi
kenyamanan, kelayakan dan juga pelayanan-pelayanan keperawatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta, Widya Medika, 2004.
Hamid, Abdurrahman. 2011. Handout Nursing Advocacy
www.google.com
Dwi Antara Nugraha. 2017.Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
pendengaran. Pustaka Baru Press. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai