Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politeknik Ketapang merupakan sebuah institusi pendidikan tinggi


yang dituntut menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian dan
keterampilan khusus dibidang yang diminati mahasiswanya. Keberadaan
Sumber Daya Manusia yang memiliki keterampilan khusus seperti ini
sangat diperlukan karena keberadaannya akan mampu menunjang
pembangunan nasional.
Sehingga diadakanlah Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
diharapkan mampu menjadi sebuah pintu gerbang bagi mahasiswa untuk
terjun dan merasakan langsung bagaimana kondisi dan situasi pekerjaan di
dunia pertambangan, serta memahami dan memiliki wawasan pengetahuan
yang luas dibidang pertambangan.
Disamping itu kegiatan PKL merupakan salah satu sarana untuk
menjalin hubungan antara politeknik dengan pihak industri pertambangan
demi kemajuan dan sumberdaya yang ada di daerah setempat.
Maka dari itu saya melakukan kegiatan PKL di Kecamatan
Kendawangan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat tepatnya di PT.
Lobunta Kencana Raya yang merupakan Kontraktor dari PT. Harita Prima
Abadi Mineral.
Proses kegiatan penambangan bauksit merupakan awal dari
berjalannya produksi di suatu perusahaan, proses penambangan bauksit yang
di lakukan PT. Lobunta Kencana Raya adalah dengan menggunakan sistem
tambang terbuka Open pit dan Open Cut yang mana telah di tetapkan oleh
PT. Harita Prima Abadi Mineral sebagai owner dari perusahaan
pertambangan bauksit yang berada di Kecamatan Kendawangan Kabupaten
Ketapang.

1
PT. Lobunta Kencana Raya selaku perusahaan kontraktor dari
PT.Harita Prima Abadi Mineral yang mengerjakan proses penambangan
bijih bauksit dan di berikan tanggung jawab untuk mengelola blok-blok atau
lokasi penambangan yang terdapat mineral-mineral bauksit. Untuk bulan
April dan Mei 2011 PT. Lobunta Kencana Raya mengerjakan empat blok
penambangan yaitu Blok 12 dan Blok Silingan yang menggunakan sistem
Open Pit, dan Blok Mungguk dan blok Tanjung Batu yang menggunakan
sistem Open Cut. Pada masing-masing blok tersebut memiliki ketebalan OB
yang berbeda-beda dan ketebalan material Ore yang berbeda-beda pula. Hal
ini dikarenakan penyebaran bahan galian bauksit yang bersifat hetrogen.
Pada PKL ini mineral tambang yang diamati adalah mineral bauksit.
Bauksit merupakan mineral yang banyak mengandung alumina. Dalam
kehidupan sehari-hari alumina digunakan untuk membuat panci dan kabel
listrik. Selain itu, alumina juga digunakan dalam industri pembuatan mobil,
pesawat, rangka atap, pintu, pemanas dan lain-lain.
Istilah bauksit pertama kali digunakan oleh Berthier pada 1821.
bauksit merupaka suatu endapan batuan berkadar aluminum oksida (Al2O3)
yang relative tinggi, ditemukan di Lea Baux di dekat avignon, Perancis
Selatan. Bijih bauksit banyak dijumpai dalam batuan karena merupakan
unsur pembentuk kerak bumi.
Bauksit terjadi dari proses pelapukan (laterisasi) batuan induk yang
erat kaitannya dengan persebaran granit. Jenis mineral utama bauksit adalah
gibsit (Al2O3 3H2O) dengan kadar utama alumina (Al2O3), kuarsa (SiO2),
titanium oksida (TiO2), dan hematite (Fe2O3). Bauksit laterit terjadi di
daerah tropis dan sub-tropis dan membentuk perbukitan landai yang
memungkinkan terjadinya pelapukan yang cukup kuat. Bauksit mengandung
alumunium yang bercampur dengan sejumlah bahan kimia, termasuk
oksigen. Bauksit adalah bijih utama alumunium, biasanya mengandung
40-60% alumunium. Logam alumunium bereaksi dengan udara membentuk
oksida dan hidroksida. Rekasi itu menyebabkan logam alumunium banyak
terdapat di alam / di kulit bumi, yaitu kurang lebih 7,6%.

2
Di Indonesia, bijih bauksit terdapat di Pulau Bintan dan sekitarnya,
Pulau Bangka, dan Kalimantan Barat (salah satunya di Kecamatan
Kendawangan).

1.1.1 Kegiatan yang Diamati


Adapun kegiatan yang saya amati dalam pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan di PT. Lobunta Kencana Raya adalah sebagai berikut:
a. Land clearing
b. Pengupasan Top Soil dan Over Burden
c. Pembongkaran dan Pemuatan
d. Pengangkutan material ore dari front tambang ke WP 3 PT. Lobunta
Kencana Raya (Hauling pendek).
e. Proses Pencucian di WP 3 PT. Lobunta Kencana Raya.
f. Pengangkutan material yang telah di cuci dari WP 3 sampai ke
Penimbangan dan berakhir di pelabuahan Port Kediuk (Hauling
Panjang).

1.1.2 Lokasi
Adapun lokasi penambangan untuk PT. Lobunta Kencana Raya adalah
sebagai berikut :
a. Penambangan Blok 12 A dan Blok 12 B
b. Penambangan Blok Mungguk
c. Penambangan Blok Tanjung Batu
d. Penambangan Blok Silingan

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan Praktek Kerja


Lapangan di PT. Lobunta Kencana Raya adalah sebagai berikut:
Bagaimana cara memelihara jalan tambang, khususnya hauling
pendek pada lokasi penambangan mungguk dan tanjung batu.

3
1.3 Tujuan PKL

1.3.1 Tujuan Umum


Adapun yang menjadi tujuan umum dalam pelaksanaan PKL di PT.
Lobunta Kencana Raya adalah agar mahasiswa mengetahui dan memahami
proses pelaksanaan di perusahaan pertambangan sehingga memiliki
wawasan dan pengetahuan yang luas agar dapat mempersiapkan diri dalam
mengisi kebutuhan pada dunia industri khusus nya dibidang pertambangan.

1.3.2 Tujuan Khusus


Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam pelaksanaan PKL di PT.
Lobunta Kencana Raya adalah, sebagai berikut :
a. Agar mahasiswa dapat menjelaskan proses pelaksanaan di perusahaan
pertambangan.
b. Agar mahasiswa dapat menjelaskan struktur organisasi perusahaan
pertambangan.
c. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pembagian tugas (job discription)
semua personal yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan diperusahaan
pertambangan.
d. Agar mahasiswa dapat menerapkan kemampuannya di perusahaan
pertambangan sesuai dengan kemampuan yang diperoleh selama
kuliah.
e. Agar mahasiswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh pihak
perusahaan sesuai dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan.
f. Agar mahasiswa dapat membuat laporan PKL dengan baik dan sesuai
dengan tata cara penulisan ilmiah.

1.4 Metodologi
Metodologi yang digunakan pada praktek kerja lapangan adalah field
research yaitu penelitian yang dilakukan dengan meninjau dan mengamati

4
secara langsung pada tempat penelitian untuk mendapatkan data-data yang
akurat. Beberapa teknik yang dapat digunakan pada field reaserch adalah :
a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian yang
merupakan sumber data
b. Interview, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
melalui proses tanya jawab (wawancara) dengan pihak-pihak yang
terkait langsung dengan obyek penelitian.
c. Sampling, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melakukan pengambilan data arsip/formulir/catatan yang berkaitan
dengan obyek penelitian.

1.5 Sistematika Laporan

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB.I PENDAHULUAN
Pada pendahuluan berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan, metodelogi pengambilan data dan pengolahan data, sistematika penulisan
laporan serta tempat pelaksanaan dan penjadwalan.

BAB.II PENGENALAN PERUSAHAAN


Bab ini membahahas tentang sejarah singkat perusahaan, organisasi
perusahaan, penerapan kedisiplinan kerja, serta lokasi kesampaian daerah
perusahaan.

5
BAB.III GAMBARAN UMUM PRODUKSI
Membahas tentang rangkaian produksi yang dilakukan oleh perusahaan
serta proses pelaksanaan dari rangkaian produksi.

BAB.IV KEGIATAN YANG DI AMATI


Pada bab ini akan membahas secara lebih terperinci tentang pekerjaan
yang diamati,masalah yang diangkat dan pembahasanya, dan ruang lingkup
pekerjaan.
BAB.V PENUTUP
Berisi kesimpulan dari pembahasan dan saran untuk pihak perusahaan.

1.6 Tempat dan Jadwal Kegiatan

1.6.1 Tempat Kegiatan


Adapun tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah di
PT. Lobunta Kencana Raya Site Kendawangan, Ketapang, Kalimantan
Barat.

Gambar 1.1: Peta lokasi kesampaian daerah

1.6.2 Jadwal Kegiatan


Adapun jadwal pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimulai
dari tanggal 14 April 2011 sampai dengan tanggal 20 Mei 2011.

6
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan


Grup Lobunta pertama kali didirikan pada 27 Januari 1973, didirikan
untuk membantu pembangunan Indonesia melalui keahlian yang luas dalam
pekerjaan tanah dan alat-alat berat.
Pembentukan itu sendiri benar-benar termotivasi oleh kesadaran untuk
kebutuhan peralatan, untuk melaksanakan proyek-proyek dengan
memuaskan. Ini adalah sebuah pendapat yang sungguh sederhana.
Bagaimanapun, itu adalah ide untuk membangun grup Lobunta. Grup
Lobunta bekerja keras untuk menginvestasikan diatas transportasi dan
kontruksi alat-alat berat dan mulai untuk berpartisipasi dalam beberapa
proyek.
Sementara itu, Grup Lobunta memperbaiki manajemen, sistem, dan
sumber daya manusia yang ahli untuk membantu teknologi dan fasilitas
terkini.
Sejak itu, grup Lobunta mempunyai ladang yang cukup untuk menjadi
perusahaaan yang sedang memimpin di Indonesia . Grup ini beroperasi pada
dasar beragam mencakup konstruksi dan pekerjaan tanah, sewa alat berat,
penjualan dan dukungan pemeliharaan, pertambangan, minyak dan pelumas
dealer, properti, pemasok untuk bagian mekanik/listrik, dan pabrik perakitan
untuk mixer beton Rheem vulcan.
Grup Lobunta dibesarkan oleh pengalaman. Grup Lobunta bukan
perusahaan terbesar tetapi Grup Lobunta adalah kebanggaan untuk menjadi
salah satu diantara yang terbaik.
Bagian Pertambangan adalah sebuah pengalaman yang luas yang
didapatkan dari proyek-proyek yang berbeda seperti pembersihan lahan
untuk pertambangan batubara, pembangunan jalan dan fasilitas-fasilitas
dalam proyek-proyek pertambangan, dan jenis lainnya pekerjaan

7
pertambangan. Lobunta telah mulai mengembangkan operasinya disektor
pertambangan.
Didukung oleh teknisi yang berkualitas, pekerja terampil dan beragam
peralatan konstruksi, Grup Lobunta selalu melakukan yang terbaik untuk
mempertahankan catatan yang dapat diandalkan untuk mencapai target
produksi dengan jadwal waktu yang ditetapkan.
Pekerjaan pertambangan yang dilakukan Grup Lobunta, antara lain :
1. Pertambangan batu di Surabaya
2. Pertambangan batubara di Bukit Asam Tanjung Enim, Sumatera
Selatan
3. Tempat pengolahan dan pertambangan batubara di PT. Tambang
4. Batubara Bukit Asam
5. Muatan batubara pada lubang pertama Rantau Bujur Kalimantan
6. Pertambangan batubara di tempat SKB
7. Pertambangan batubara di tempat BDK
8. Proyek pertambangan bauksit, Kendawangan, Kalimantan Barat

- Profil Perusahaaan
1. Nama Perusahaan : PT. Lobunta Kencana Raya
2. Alamat Kantor Pusat : Jl. Pintu Air No. 31 B, Jakarta
3. Telpon : (62-021) 3812143
4. Bidang Usaha : Civil And Earthworks, Mining, Plant
Hire, Oil And Lubricant Dealership
Property, Stone Crusher Plant,
Concrete Mixer Plant, And Mechanical
Electrical
5. Web dan Alamt Email : www.lobunta.com dan info@lobunta.com
6. Alamat Kantor Tambang : Jl. Raya Bekasi Km. 31, Bekasi
7. Telpon : (62-021) 8841172
8. Alamat Email : mining@lobunta.com

8
2.2 Organisasi Perusahaan

SRUKTUR ORGANISASI PT. LOBUNTA KENCANA RAYA

SITE MANAGER

Kepala Operasional Kepala Produksi


Foreman Oeprasional Adm. Produksi

Driver DT team Foreman Produksi

Operator Team Cheker Team

Dumping Team

Kepala Peralatan Kepala Logistik

Adm. Peralatan Adm. Logistik

Planner Foreman Logistik

Foreman Peralatan Helper Logistik

Senior Mekanik

Mekanik 1

Junior Mekanik

Helper Mekanik

Kepala HRD-GA Finance

Adm. HRD-GA Adm. Finance & Acc

Driver Operasional

Security Team

Loundry Team
Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi di PT. LKR
9
2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain-lain

2.3.1 Pelaksanaan K3
Prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja yang diterapkan di
PT.Lobunta Kencana Raya adalah, sebagai berikut:
1. Pengawasan terhadap 4M, yaitu manusia, mesin, material, metode
kerja, dimana dapat memberikan lingkungan kerja / suasana kerja yang
baik dan aman.
2. Jika terjadi suatu kecelakaan tentu karena disebabkan oleh sesuatu hal.
3. Sebab-sebab yang memungkinkan dapat terjadinya kecelakaan ini harus
dicegah atau dihilangkan agar terjadinya kecelakaan dapat dihindarkan.
4. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan aman / selamat, untuk itu
perlu diambil langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengetahui tentang pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Mengetahui bahaya-bahaya yang mungkin timbul dari pekerjaan
yang dilakukan.
Keselamatan Kerja yang diterapkan oleh PT. Lobunta Kencana Raya
adalah :
1. Technical Acccident Prevation
Suatu usaha pencegahan secara teknik, misalnya pengecekan alat-
alat/mesin-mesin, reparasi, dan lain-lain
2. Psycological Accident Prepation
Suatu pencegahan secara phisikologis, yaitu dengan memberikan
kesadaran, membangkitkan dan memelihara minat maupun partisipasi
pekerja terhadap keselamatan kerja

10
Gambar 2.2 : Safety Talk ( Pengarahan sebelum melakukan kegiatan
penambangan )

Gambar 2.3 : Peringatan K3 di pintu keluar PT.LKR

Gambar 2.4 : Peringatan K3 di kantin PT.LKR

11
2.3.2 Pelaksanaan Disiplin Kerja
Untuk Pelaksanaan displin yang dilakuakn oleh PT. Lobunta Kencana
Raya adalah sebagai berikut:
1. Jadwal kerja Staff Kantor PT. Lobunta Kencana Raya

- Jam 07.00-12.00 Masuk Kerja


- Jam 12.00-13.00 Istirahat Kerja
- Jam 13.00-17.00 Masuk Kerja
2. Jadwal Kerja Karyawan PT. Lobunta Kencana Raya
a. Shift Siang
- Jam 07.00-12.00 Masuk Kerja
- Jam 12.00-13.00 Istirahat Kerja
- Jam 13.00-17.00 Masuk Kerja
b. Shift Malam
- Jam 07.00-00.00 Masuk Kerja
- Jam 00.00-01.00 Istirahat Kerja
- Jam 01.00-05.00 Masuk Kerja

12
BAB III
GAMBARAN UMUM PRODUKSI

3.1. Rangkaian umum Produksi


Secara umum rangkaian Produksi yang di kerjakan oleh PT. Lobunta
Kencana Raya adalah sebagai berikut:
1. Pembersihan Lahan yang akan di tambang(Land Clearing)
2. Pengupasan Top Soil dan Over Burden
3. Pembongkaran dan Pemuatan
4. Pengangkutan bauksit dari Front Penambangan ke Washing Plan
(Hauling Pendek)
5. Proses Pencucian (Washing Plan)
6. Pengangkutan Bauksit Washed dari Washing Plan ke Stock Pile Port
Kediuk (Hauling Panjang)

3.2 Proses Pelaksanaan produksi

3.2.1 Kegiatan Penambangan


PT. Lobunta Kencana Raya diberi tanggung jawab untuk mengelola
daerah lokasi tambang oleh perusahaan pemegang konsesi pertambangan,
tanggung jawab itu diantaranya: pembukaan lahan, pengupasan Over
Burden, penggalian dan pengangkutan bauksit ke Washing Plan,
pengangkutan bauksit washed ke stock pile, serta pengembalian top soil dan
over burden ke bekas lokasi galian.
1. Pembabatan dan pembersihan Lahan (land Clearing)
Land Clearing sendiri adalah tahapan pekerjaan dimana
kegiatannya membesihkan dan pembukaan tanah areal penambangan
dari semak belukar, pepohonan, dan benda lain yang berada diatas
areal yang akan dikerjakan dalam proses selanjutnya. Oleh PT.
Lobunta Kencana Raya, kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan

13
alat berat Bulldozer D-85 dan Excavator. Biasanya yang perlu di land
clearing adalah:
a. Di areal penambangan sampai batas tepi
b. Di sepanjang jalan yang direncanakan sebagai jalan produksi
c. Di areal yang akan diperuntukan untuk tempat pembuangan
material tanah/batuan (dispossal area).
Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan land
clearing diantaranya:
a. Mempergunakan keuntungan dari gaya berat.
b. Seluruh semak belukar dibersihkan terlebih dahulu dan
disingkirkan keluar areal atau ditempatkan pada tempat yang telah
ditentukan.
c. Untuk menumbangkan pohon dipergunakan alat berat yang
disesuaikan dengan pohon-pohon yang ditumbangkan. Bisa juga
dibantu dengan alat potong mesin bila diperlukan.
d. Sebelum melakukan penumbangan pohon agar diperhatikan
kondisi pohon apakah cabang-cabangnya mudah patah, hal ini
sangat diperlukan untuk keselamatan kerja.
e. Dalam proses menyingkirkan batang-batang pohon keluar areal
penambangan sebaiknya dipotong terlebih dahulu agar mudah
dalam pemuatan dan kemungkinan terjadinya kerusakan alat muat
dan angkut dapat dihindari.
f. Beberapa diantaranya bisa didorong langsung keluar areal bila
memungkinkan.

14
Gambar 3.1 : Proses Land Clearing di PT.LKR menggunakan Buldozzer

Gambar 3.2 : Proses Land Clearing di PT.LKR Mengunakan Excavator

2. Pengupasan Top Soil dan Over Burden


Pengupasan tanah pucuk ini dilakukan terlebih dulu dan
ditempatkan terpisah terhadap batuan penutup (over burden), agar
pada saat pelaksanaan reklamasi dapat dimanfaatkan kembali.
Pengupasan top soil ini dilakukan sampai pada batas lapisan subsoil,
yaitu pada kedalaman dimana telah sampai di lapisan batuan penutup
(tidak mengandung unsur hara).

15
Kegiatan pengupasan tanah pucuk ini terjadi jika lahan yang
digali masih berupa rona awal yang asli (belum pernah
digali/tambang). Sedangkan untuk lahan yang bekas “peti
(penambangan liar)” biasanya lapisan top soil tersebut telah tidak ada,
sehingga kegiatan tambang diawali langsung dengan penggalian
batuan penutup.
Tanah pucuk yang telah terkupas selanjutnya di timbun dan
dikumpulkan pada lokasi tertentu yang dikenal dengan istilah Top Soil
Bank. Untuk selanjutnya tanah pucuk yang terkumpul di top soil bank
pada saatnya nanti akan dipergunakan sebagai pelapis teratas pada
lahan disposal yang telah berakhir dan memasuki tahapan program
reklamasi.
Proses pengupasan tanah penutup dilakukan untuk
menghilangkan material yang menutupi endapan bauksit yang akan
ditambang agar dihasilkan endapan bauksit dengan kadar yang lebih
tinggi, dan menghilangkan serta mengurangi pengotor pada saat
dilakukan pencucian.
Selain itu ada beberapa cara pengupasan lapisan tanah penutup :
a. Back Filling Digging Method.
Pada cara ini, tanah penutup dibuang ke tempat pembuangan
bekas penambangan atau daerah yang tidak memiliki lapisan bijih
di dalamnya. Cara ini cocok untuk tanah penutup yang bersifat :
a. Tidak diselingi oleh berlapis-lapis endapan bahan galian.
b. Tanah atau batuan lunak.
c. Letaknya mendatar.
b. Benching System.
Cara pengupasan lapisan tanah penutup dengan sistem jenjang
(benching). Cara ini pada waktu pengupasan lapisan tanah
penutup sekaligus membuat jenjang. Sistem ini cocok untuk :
-. Tanah penutup yang tebal.
-. Bahan galian yang cukup tebal.

16
c. Multi Bucket Excavator System.
Pada pengupasan cara ini, tanah penutup dibuang ke tempat
yang sudah digali atau ke tempat pembuang khusus. Caranya
yaitu dengan mempergunakan Bucket Wheel Excavator (BWE),
sistem ini cocok untuk material yang memiliki sifat lunak dan
tidak lengket.
d. Drag Scraper System.
Cara ini biasanya pengambilan tanah penutup diikuti serta
pengambilan bahan galian setelah tanah penutup telah dibuang.,
tetapi bisa juga tanah penutup diambil terlebih dahulu berikutnya
pengambilan bahan galian tambang. Sistem ini sangat cocok
untuk tanah penutup yang memiliki sifat lunak dan lepas.
e. Cara Konvensional.
-. Cara ini menggunakan kombinasi beberapa alat gali, alat muat
dan alat angkut
-. Biasanya kombinasi ini antara bulldozer, excavator dan Dump
Truck.

Pada PT. Lobunta Kencana Raya, kondisi tanah yang lunak


sangat memudahkan kegiatan pengupasan tanah penutup. Ketebalan
OB yang hanya berkisar 1 meter dari Ore dapat dilakukan dengan
menggunakan Bulldozer dan Excavator PC 300.

17
Gambar 3.3 : Pengupasan Menggunakan Buldozzer

Gambar 3.4 : Pengupasan menggunakan Excavator

3. Pembongakaran dan Pemuatan


Pembongkaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
membongkar dan melepaskan endapan bahan tambang dari batuan
induknya atau batuan samping. Alat gali yang dapat digunakan dalam
penggalian yaitu Excavator. Pada PT. Lobunta Kencana Raya kegiatan

18
ini dilakukan dengan menggunakan alat berat jenis Excavator Dossan
dan Komatsu 500 LCV.
Pemuatan (Loading) adalah serangkaian pekerjaan yang
dilakukan untuk mengambil dan memuat material hasil pembongkaran
ke dalam alat angkut. Material hasil pembongkaran tersebar di lantai
jenjang dan dikumpulkan dengan alat Excavator agar dapat dimuat.
Dalam pemilihan alat muat yang digunakan harus sesuai dengan
beberapa faktor diantaranya ;
a. Kapasitas alat angkut
b. Besar produksi yang diinginkan
c. Keadaan lapangan
d. Jenis material atau batuan
e. Keterampilan Operator
f. Iklim atau cuaca

Gambar 3.5 : Pembongkaran Material Bauksit

Gambar 3.6 : Pemuatan material Bauksit

19
4. Pengangkutan Bauksit dari Front Penambangan ke Washing Plan
(Hauling Pendek)
Material hasil pembongkaran yang telah dimuat kembali diangkut
ke lokasi pengolahan (Washing Plan) untuk dilakukan pencucian dan
pengecilan ukuran. Operator pengangkutan material produktivitasnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ;
a. Kondisi jalan dari tempat penambangan ke Washing Plan
b. Jarak angkut dari lokasi penambangan
c. Digging Resistance
d. Waktu Edar alat angkut
e. Waktu Kerja efektif pengangkutan
f. Produksi alat angkut
g. Jumlah alat angkut

Tapi faktor yang paling berpengaruh terhadap Pengangkutan


bauksit adalah waktu edar alat angkut dan waktu edar alat muat.
Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan oleh alat
untuk menghasilkan daur kerja. Semakin kecil waktu edar suatu alat,
maka produksinya semakin tinggi.
a. Waktu edar alat muat (excavator), digunakan rumus :

Lt = A + B + C + D

Keterangan :
A = digging time ( waktu mengeruk) menit
B = swing time ( watu berisi material) menit
C = loading ( waktu muat/pengisian ) menit
D = swing time ( waktu kosong )menit

20
b. Waktu edar alat angkut dump truck :

Ct = A + B + C + D + E

Keterangan :
A = waktu pengisian bak (loading time), (detik)
B = waktu mengangkut material (hauling time), (detik)
C = waktu mengosongkan bak (dumping time), (detik)
D = waktu kembali kosong (returning time) (detik)
E = waktu atur posisi dan tunggu pemuatan (spoting and delay time),
(detik)

Proses pengangkutan dilakukan untuk pemindahan material dari


lokasi penggalian atau front penambangan ke lokasi pencucian dimana
nanti selanjutnya akan dilakukan pencucian pada proses pengolahan
bauksit itu sendiri. Proses pengangkutan ini bisa dilakukan dengan
menggunakan beberapa macam alat angkut seperti dump truck, lori,
belt conveyor, dan lain-lain. Pada PT. Lobunta Kencana Raya
penambangan bauksit alat angkut yang digunakan yaitu dump truck
sebanyak 11 unit dengan kapasitas rata-rata 30-40 ton.

Gambar 3.7 : Pengangkutan Material Bauksit dari Front Penambangan ke


Washing Plant

21
5. Tempat Pencucian (Washing Plan)
Material bauksit yang dibawa oleh Dump Truck selanjutnya
dimasukan kedalam Hopper dengan cara Dumping. Setelah material
masuk kedalam hopper, selanjutnya disemprot dengan menggunakan
air yang dialirkan dari kolam penampungan melalui pipa yang
diperuntukkan untuk memisahkan material dengan pengotornya.
Disana akan terjadi penyortiran ukuran antara yang kecil yang berupa
kerikil dan yeng berukuran besar (Boulder) dengan menggunakan alat
yang disebut Feeder. Material yang berukuran besar akan langsung
dimasukkan kedalam Crusher untuk diperkecil ukurannya terlebih
dahulu. Setelah ukuran sama besar material selanjutnya masuk ke
dalam tromol untuk proses memisahkan zat pengotornya. Setelah
material selesai diproses didalam Tromol, selanjutnya material yang
telah bersih akan dikeluarkan ke belt conveyor yang selanjutnya jatuh
didaerah cut. Untuk PT. Lobunta Kencana Raya sendiri WP yang
diberikan oleh owner PT. Harita Prima Abadi Mineral adalah di WP 3.

Gambar 3.8 : Washing Plant PT.LKR

Gambar 3.9 : Bagan alir Washing Plant di WP 3 PT.LKR

22
6. Pengangkutan Bauksit Washed dari Washing Plan ke Stock File Port
Kediuk (Hauling Panjang)
Bauksit Washed yang telah dihasilkan di WP selanjutnya akan
diangkut menuju Stockpile yang berada di areal pelabuhan Kediuk.
Dalam tahapan ini material diangkut dengan menggunakan Dump Truck
sebanyak 7 unit masing-masing 3 berkapasitas 40 ton dan 4 berkapasitas
50 ton. Setelah selesai mengantarkan material ke Port, Kediuk maka
selesailah pekerjaan yang dibebankan kepada PT. Lobunta Kencana
Raya.

Gambar 3.10 : Material Bauksit yang siap dibawa ke Stock Pile Port Kediuk

Gambar 3.11 : Pengangkutan Bauksit Washed dari Washing Plan ke Stock File
Port Kediuk

23
Gambar 3.12 : Bagan alir proses penambangan bauksit di PT. LKR

24
BAB IV
KEGIATAN YANG DIAMATI

4.1 Pekerjaan Yang Diamati

4.1.1 Dasar Teori


Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai
sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitarnya.
Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara
lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian,
perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah
penambangan.Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan
jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya
(road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada
jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan
mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator,
crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya. Untuk membuat dan
merawat jalan angkut tambang diperlukan bermacam-macam alat mekanis,
antara lain:
a. Bulldozer yang berfungsi antara lain untuk pembersihan lahan dan
pembabatan, perintisan badan jalan, potong-timbun, perataan dll.
b. Alat garu (roater atau ripper) untuk membantu pembabatan dan
mengatasi batuan yang agak keras
c. Alat muat untuk memuat hasil galian yang volumenya besar
d. Alat angkut untuk mengangkut hasil galian tanah yang tidak
diperlukan dan membuangnya di lokasi penimbunan
e. Motor grader untuk meratakan dan merawat jalan angkut
f. Alat gilas untuk memadatkan dan mempertinggi daya dukung jalan
Seperti halnya jalan angkut di kota, jalan angkut di tambang pun harus
dilengkapi penyaliran (drainage) yang ukurannya memadai.

25
Sistem penyaliran harus mampu menampung air hujan pada kondisi curah
hujan yang tinggi dan harus mampu pula mengatasi luncuran partikel-
partikel kerikil atau tanah pelapis permukaan jalan yang terseret arus air
hujan menuju penyaliran.
Apabila jalan tambang melalui sungai atau parit, maka harus dibuat
jembatan yang konstruksinya mengikuti persyaratan yang biasa diterapkan
pada konstruksi jembatan umum di jalan kota. Parit yang dilalui jalan
tambang mungkin dapat diatasi dengan pemasangan gorong-gorong
(culvert), kemudian dilapisi oleh campuran tanah dan batu sampai pada
ketinggian jalan yang dikehendaki. Salah satu jenis alat berat yang harus
dijamin ketersediannya adalah Motor Grader 24 H. Motor Grader
merupakan alat berat pendukung kegiatan penambangan yang berfungsi
dalam pembuatan dan pemeliharaan jalan tambang, terutama jalan yang
akan dilalui oleh Dump Truck yang akan mengangkut bijih mineral hasil
tambang.

4.1.2 Kegiatan yang Diamati

Pekerjaan khusus yang saya amati untuk studi kasus adalah jalan angkut
dari Front penambangan ke Washing Plant dan jalan angkut Washed
(Hauling Pendek) dari Washing Plan ke Stock File Port Kediuk (Hauling
Panjang). Jalan yang dilalui pada hauling pendek dan hauling panjang yang
tidak rata, bergelombang, berlubang serta ada kontruksi jalan yang rusak
pada dinding tepi jalan yang mengakibatkan jalan tambang menjadi
mengecil. Jalan yang bergelombang, berlubang dan tidak rata itu disebabkan
oleh air hujan yang turun ke tanah tidak mengalir ke permukaan yang lebih
rendah dan terjadi genangan air pada jalan tambang yang akan di lewati oleh
alat berat seperti Dump Truck. Alat angkut Dump Truck yang mengangkut
material bauksit dari front penambangan ke Washing Plan bekapasitas 15-25
ton, sedangkan untuk alat angkut dump truck yang mengangkut material
bauksit dari Washing Plan ke Stock File Port Kediuk berkapasitas 25-35

26
ton. Jalan tambang yang terus berubah setiap hari juga besar dan beratnya
alat-alat berat yang melalui jalan tersebut akan menyebabkan jalan cepat
rusak, tidak rata dan berlubang. Kondisi jalan yang sperti itu kurang
mendukung untuk kegiatan produksi dan dapat menghambat produksi di
PT.LKR.

4.1.3 Studi Kasus


Di PT.Lobunta Kencana Raya Alat angkut material bauksit yang
digunakan adalah Dump Truck sebanyak 18 Unit, yang terdiri dari 11 unit
untuk pengangkutan hauling pendek dan 7 Unit untuk pengakutan hauling
panjang. Medan berat yang dilalui Dump Truck untuk hauling pendek
terutama untuk lokasi penambangan mungguk dan tanjung batu, dimana
lokasi penambangan di atas bukit yang mengakibatkan jalan tambang lebih
sulit dibandingkan dengan lokasi penambangan di Blok silingan dan Blok
12 yang penambangan dilakukan di dataran rendah. Jalan yang menanjak
dan menurun di blok tanjung batu dan mungguk sangat berbahaya bagi supir
Dump Truck serta cepat merusak spare part Dump Truck, kemiringan jalan
kurang sesuai dengan aspek keselamatan, kemiringan jalan angkut yang
dilalui Dump Truck di PT.Lobunta Kencana Raya adalah 7° sedangkan
menurut Awang Suwandhi, Ir., M. Sc kemiringan yang lebih aman untuk
daerah lereng adalah 4,50°, sehingga ketika terjadi pengereman di daerah
lereng tidak terlalu berbahaya bagi Dump Truck. Lebar jalan angkut yang
dilalui untuk hauling pendek dengan 1 jalur untuk jalan angkut Dump Truck
kosong dan bermuatan lebarnya tidak merata, sehingga ada jalan yang
lebarnya sesuai dan tidak sesuai dengan aspek keselamatan.
Pada jalan hauling pendek dan hauling panjang terutama hambatan
yang paling sering terjadi adalah kerusakan-kerusakan jalan seperti jalan
bergelombang, berlubang dan bahkan ada yanag rusak berat. Kerusakan-
kerusakan yang terjadi karena penyaliran (Drainase) kurang memadai untuk
menampung air hujan pada curah hujan yang tinggi, sehingga saat terjadi
hujan banyak terjadi genangan air pada jalan tambang yang dapat

27
menyebabkan tanah menjadi berlubang dan bergelombang karena gesekan
roda kendaraan secara terus, ini harus di imbangi denga perbaikan jalan,
seperti menambal jalan yg berlubang dan meratakan jalan yang
bergelombang secara berkala. Ada juga jalan tambang yang terlihat dinding
tepi jalan longsor akibat kontruksi jalan kurang padat, ini bisa
mengakibatkan lambatnya pergerakan Dump Truck yang mengangkut
material bauksit karena ketika berpapasan salah satu Dump Truck Harus
berhenti untuk memberi jalan kepada Dump Truck lain.
Salah satu jenis alat berat untuk perawatan jalan tambang yang ada di
PT.LKR adalah Motor Grader 24 H. Motor Grader merupakan alat berat
pendukung kegiatan penambangan yang berfungsi dalam pembuatan dan
pemeliharaan jalan tambang, terutama jalan yang akan dilalui oleh Dump
Truck yang akan mengangkut bijih mineral hasil tambang. Waktu tempuh
dari lokasi font penambangan ke Wasing Plant maupun dari Washing Plan
ke Stock File Port Kediuk akan lebih singkat jika kondisi jalan baik, rata,
tidak bergelombang, dan tidak berlubang. Karena kondisi jalan yang baik
juga akan sangat membantu memperpanjang umur suspensi rem dan
mencegah kerusakan-kerusakan pada suku cadang lainnya yang ada pada
Dump Truck.

Gambar 4.1 : Alat angkut Dump Truck di PT.LKR

28
Gambar 4.2 : Jalan Hauling pendek di lokasi penambangan Tanjung Batu

Gambar 4.3 : Jalan Hauling pendek yang menghubungkan ke empat Blok


penambangan dengan Washing Plan di PT.LKR

4.2 Lingkup Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan yang dilakukan di PT.Lobunta Kencana Raya
yang di mulai dari proses Land Clearing, pengangkutan material ke
Washing Plan, Pencucian material sampai dengan pengangkutan ke stock
pile di port kediuk. Selama melakukan penambangan PT.Lobunta Kencana
Raya di awasi oleh PT.HARITA sebagai Owner.

4.3 Tugas Selama Praktek

Tugas selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di PT.Lobunta


Kencana Raya yaitu mengamati dan mengambil data-data untuk

29
laporan Praktek Kerja lapangan. Dimana proses penambangan yang
saya amati berada di blok 12, blok tanjung batu dan blok mungguk.
Pekerjaan yang diamati yaitu penambangan yang di mulai dari proses
Land Clearing, pengangkutan material ke Washing Plan, Pencucian
material sampai dengan pengangkutan material bauksit ke stock pile
di port kediuk. Selain itu selama praktek saya juga sesekali ditugaskan
oleh pembimbing lapanangan untuk mengawasi karyawan yang
bekerja di area penambangan dan washing plan.

30
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan lapangan dan pengolahan data – data yang
penulis lakukan, maka penulis dapat menyimpulkan beberapa hal. Adapun
kesimpulan tesebut adalah :
a. kemiringan jalan kurang sesuai dengan aspek keselamatan,
kemiringan jalan angkut yang dilalui supir Dump Truck di
PT.Lobunta Kencana Raya 7° sedangkan kemiringan yang lebih
aman menurut Awang Suwandhi, Ir., M. Sc untuk daerah lereng
bukit adalah 4,50°.
b. Jalan tambang dari front penambangan ke Washing Plan lebih cepat
berlubang, bergelombang dan tidak rata karena kontruksi jalan tidak
sebagus jalan tambang dari Washing Plan ke Stock File Port Kediuk.
c. Jalan yang Bergelombang, berlubang serta tidak rata merupakan
salah satu faktor dari kerusakan alat angkut dump truck

5.2 Saran
a. Penyiraman jalan tambang di saat cuaca panas harus dilakukan
secara berkala sehingga debu yang ada di jalan tambang tidak
menghalagi jarak pandang driver dump truck pada hauling panjang
maupun hauling pendek.
b. Perawatan jalan tambang khususnya pada jalan hauling pendek harus
sering dilakukan agar jalan yang berlubang, bergelombang dan tidak
rata bisa di minimalisir.

c. Meninjau jalan yang tambang yang sering berlubang, bergelombang


dan tidak rata untuk menganalisis jalan yang sering rusak tersebut
agar dijadikan panduan untuk perwatan jalan tambang.

31
DAFTAR PUSTAKA

M.Wiranto Ajie PH;2008Bauksite,Potensi,Penambangan dan Pemanfaatan;


Jogjakarta;PT.Citra Ajie Parama
Awang Suwandhi, Ir., M. Sc (t.t). Perencanaan Jalan Tambang. Diambil 10
Juli Dari http://www.scribd.com/doc/42666348/Perencanaan-Jalan-Tambang
Distamben.Kalbarprov. (t.t). Profil%20Bauksit. Diambil 10 juli dari
distambem.kalbarprov.go.id/downlot.php?file=profile%20Bauksite.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai