Latar Belakang
hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Pengertian
peternakan tidak hanya pada pemeliharaaan saja, memelihara hewan dengan jumlah
pada tujuan yang ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan
Sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
penghasil daging. Sapi potong biasa disebut sebagai sapi tipe pedaging. Adapun ciri-
ciri sapi pedaging adalah tubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok, kualitas
pakannya tinggi, dan mudah dipasarkan. sapi potong adalah jenis sapi khusus
cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi-sapi ini umumnya dijadikan sebagai sapi
Usaha ternak sapi potong merupakan usaha yang dapat terus dilakukan karena
masih memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga dan telah mencapai skala
ekonomi (economic of scale) pada jumlah pemeliharaan lima sampai delapan ekor.
Namun secara pencapaian standar minimal kebutuhan hidup keluarga peternak belum
1
memenuhi harapan, sehingga diperlukan berbagai upaya seperti perbaikan
manajemen dan efisiensi biaya serta melakukan upaya pemberdayaan peternak dan
usahanya, baik oleh pemerintah, swasta maupun peternak itu sendiri. Ada indikasi
bahwa kenaikan skala usaha menyebabkan usaha semakin layak, terlihat dari
kelayakan secara finansial pada skala besardan pendapatan yang semakin meningkat.
Dengan demikian skala usaha peternakan sapi potong rakyat masih dapat terus
ditingkatkan sampai mencapai skala pemeliharaan yang layak secara ekonomi dan
finansial.
tertentu berdasarkan suatu kriteria atau sifat yang dibutuhkan. Stratifikasi sosial
menempatkan suatu kelompok atau individu memiliki tingkatan yang berbeda beda
secara hierarki, artinya suatu kelompok mempunyai kekuasan yang lebih tinggi atau
dianggap lebih baik dari kelompok lainnya. Stratifikasi Sosial sering juga disebut
Misalnya, dalam komunitas tersebut ada strata tinggi, strata sedang dan strata rendah.
simbol tertentu yang dianggap berharga atau bernilai, baik berharga atau bernilai
secara sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya maupun dimensi lainnya dalam suatu
2
Dengan kata lain, selama dalam suatu kelompok sosial (komunitas) ada
sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, dan dalam suatu kelompok sosial
(komunitas) pasti ada sesuatu yang dianggap berharga atau bernilai, maka selama itu
pula akan ada stratifikasi sosial dalam kelompok sosial (komunitas) tersebut. Hal
mengenai bentuk dan peran stratifikasi sosial terhadap usaha ternak sapi potong.
dan Peran Stratifikasi Sosial terhadap Usaha Ternak Sapi Potong, yaitu untuk
mengetahui Bentuk dan Peran Stratifikasi Sosial Terhadap Usaha Ternak Sapi Potong
dan peran stratifikasi sosial terhadap usaha ternak sapi potong, yaitu agar mahasiswa
dapat mengetahui Bentuk dan Peran Stratifikasi Sosial Terhadap Usaha Ternak Sapi
3
TINJAUAN PUSTAKA
sapi potong merupakan sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai
penghasil daging atau biasa disebut sapi pedaging. Ciri-ciri sapi pedaging biasanya
bertubuh besar, berbentuk persegi empat atau balok, kualitas dagingnya maksimum
dan mudah dipasarkan, laju pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa dan efisiensi
pakannya tinggi dan pertumbuhan cepat. Sapi merupakan salah satu produsen daging
kebututuhan daging sapi meningkat dari tahun ke tahun, demikian pula impor terus
bertambah dengan laju yang makin tinggi, baik impor daging maupun sapi bakalan.
Indonesia merupakan negara net importir produk peternakan, termasuk daging sapi.
Ongole dan Sumba Ongole) dan 5 (Persilangan Simental dan Charolois). Penerapan
Good Farming Practice dengan perhatian khusus pada aspek pemilihan bibit dan
4
penguatan pakan sangat direkomendasikan untuk meningkatkan Produktivitas Sapi
pendapatan. Agar dapat mencapai tujuan tersebut strategi yang dipakai adalah
2000).
Kata stratifikasi sosial berasal dari Bahasa latin, yakni stratum yang berarti
tingkatan dan socius yang berarti teman atau masyarakat. Jadi, secara umum dapat
dikatakan bahwa stratifikasi sosial adalah tingkatan sosial yang ada dalam masyarakat
(Raharjo, 2009).
Dalam teori Karl Marx, stratifikasi sosial terjadi karena kesenjangan dalam
relasi atau hubungan kepemilikan alat-alat produksi atau adanya kesenjangan akses
stratifikasi sosial disebabkan oleh relasi individu-individu yang berbeda terhadap alat
produksi, baik sebagai pemilik alat maupun produksi maupun sebagai tenaga kerja.
Marx mengkaji tiga bahasan utama mengenai stratifikasi sosial, yaitu kelas,
Adanya penilaian yang berbeda dari suatu kelompok terhadap kelompok lain
5
pengelompokan masyarakat yang disebut sebagai stratifikasi sosial atau pelapisan
dikenal dengan istilah kelas-kelas sosial. Kelas-kelas sosial terdiri atas kelas sosial
tinggi (upper class) kelas sosial menengah (middle class) dan kelas sosial rendah
(lower class). Kelas sosial tinggi biasanya dimiliki oleh para pejabat atau penguasa
dan pengusaha kaya. Kelas sosial menengah biasanya mmeliputi kaum intelektual
seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah serta pegawai
Adapun pengertian stratifikasi sosial menurut para ahli berbeda antara satu
c. P.J. Bouman, stratifikasi sosial adalah golongan manusia dengan ditandai suatu
cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa yang tertentu dan
6
e. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, stratifikasi sosial adalah sistem
2015).
strata). Setiap strata ditandai dengan pangkat atau simbol-simbol yang nyata
yang menunjukkan rangking, peranan khusus, dan standar tingkah laku dalam
7
b. Stratifikasi sosial menyusun, mengatur, serta mengawasisaling hubungan di
antara anggota masyarakat. Peranan, norma, dan standar tingkah laku dilibatkan
dan diperhatikan dalam setiap hubungan di antara strata yang ada di dalam
untuk memenuhi dan mengisi tempat-tempat tertentu, dan pada pihak lain ia
juga dapat membatasi ruang gerak masyarakat. Tetapi terlepas dari tinggi
berhubungan dengan orang lain. Dengan adanya stratifikasi, kesulitan ini relatif
dapat diatasi.
8
Kingsley Davis dan Wilbert E. Moore menyebutkan bahwa stratifikasi sosial
berfungsi untuk memberi rangsangan agar manusia mau menempati status sosial.
anggotanya yang layak untuk posisi yang semestinya, (2) memotivasi pribadi-pribadi
(Pudjiastiti, 2009).
berfungsi untuk memberikan kesempatan dalam kehidupan (life change) atau gaya
hidup yang rata-rata sama dan mungkin memperlihatkan kesadaran tentang identitas
bersama, dan ciri-ciri ini lebih jauh membedakan mereka dari strata yang lain. Fungsi
seseorang.
kekuasaan.
9
5. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
orang-orang yang terbaik untuk menangani tugas-tugas penting dan mereka ini harus
mendapat penghargaan yang layak, atau karena ketertiban sosial dan integrasi itu
pelapisan masyarakat menurut kelas, kasta, dan lain sebagainya (Raharnanto, 2018)
seseorang.
2. System pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang
10
menunjukkan peringkat yang berhubungan dengan peran-peran
11
Stratifikasi sosial memili jenis yaitu srtatifikasi sosial tertutup dan stratifikasi
tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Sedangkan stratifikasi sosial terbuka yaitu stratifikasi dimana setiap anggota
masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang sat uke
(Anonymous, 2018):
kekayaan yang dimiliki. Biasanya stratifikasi sosial yang berdasakan ekonomi ini
memiliki sifat yang terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa suatu anggota dari lapisan
Berikut ini adalah pendapat dari beberapa orang mengenai stratiikasi sosial
A. Aristoteles
lapisan yaitu :
12
a. Sangat Kaya. Dalam lapisan paling atas ini berisikan anggota yang sangat
pengusaha-pengusaha besar.
dalam hal ini seperti para dokter, pedagang, pengacara, dan lain sebagainya.
memiliki jumlah anggota paling banyak di antra kedua golongan di atas. Hal
ini disebabkan oleh beberapa hal yang jelas dan nyata seperti fakta bahwa
B. Karl Marx
a. Golongan Kapitalis atau Burjois. Golongan ini merupakan lapisan paling atas
13
dimasukkan dalam kategori golongan kapitalis. Anggota dari golongan
menengah ini biasanya terdiri dari beberapa individu atau kelompok yang
sumber yang ada saja, dan bukan merupakan pemilik dari hal tersebut.
Beberapa contoh sederhana dari anggota golongan menengah ini adalah para
pegawai pemerintahan.
c. Golongan Protelar. Ini adalah lapisan masyarakat paling bawah yang mana
tidak ada kaitannya dengan kedua golongan tersebut di atas secara langsung.
Stratifikasi sosial yang kedua adalah stratifikasi yang lebih mudah untuk
dipahami karena hal ini dikelompokkan lagi berdasarkan bidang-bidang yang lebih
khusus dan detail. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai golongan tersebut :
a. Pendidikan sangat tinggi. Lapisan masyarakat yang paling tinggi ini biasanya
hingga tingkatan paling tinggi. Dalam hal ini biasanya terdiri dari beberapa
14
anggota yang memiliki gelar tinggi seperti Doktor (Dr.) dan juga Professor
(Prof.)
b. Pendidikan tinggi. Pada lapisan tertinggi kedua ini biasanya terdiri dari
universitas tahap 1. Biasanya dalam hal ini, para anggota nya memiliki gelar
beberapa individu atau kelompok yang mampu lulus dari pendidikan di SMA
SD saja.
a. Elit. Lapisan yang paling tinggi ini beranggotakan individu atau kelompok
15
anggotanya dikenal secara luas dan juga dihormati oleh semua kalangan
masyarakat.
individu atau kelompok yang memiliki gelar di dalam bidang pendidikan yang
biasanya mengisi beberapa jenis lembaga sosial dan berhasil dalam bidangnya
masing-masing.
masyarakat ini biasanya terdiri dari beberapa profesi seperti pegawai kantor,
d. Tenaga Terampil. Pada lapisan masyarkat ini terdiri dari beberapa individu
yang baik seperti penjahit, buruh pabrik dan juga tukang pangkas rambut.
e. Tenaga Tidak Terdidik. Pada lapisan paling bawah ini beranggotakan beberapa
individu atau sekolompok orang yang tidak memiliki spesialisasi dan jarang
berprofesi sebagai tukang kebun, pembantu rumah tangga, dan masih banyak
lagi.
16
Berdasarkan status sosial di pedesaan, lapisan masyarakat di pedesaan yang
mana merupakan salah satu contoh kondisi sosial masyarakat di suatu wilayah ini
a. Elit Desa. Lapisan masyarakat ini biasanya terdiri dari beberapa individu atau
sekelompok masyarakat yang memiliki status sosial yang tinggi dan juga
dipandang serta dihormati oleh warga seperti lurah, pegawai, guru, tokoh
lapisan masyarakat bawah atau biasa, yang biasanya anggotanya terdiri dari
beberapa individu atau kelompok yang memiliki pekerjaan biasa seperti buruh
Dalam stratifikasi sosial yang berdasarkan atas kriteria politik ini biasanya
sedikit banyak dipengaruhi oleh kewenangan atau kekuasaan salah satu pihak baik itu
individu atau kelompok yang lebih berkuasa dari pada kelompok lainnya di dalam
masyarakat. Ciri identik lainnya secara sederhana adalah di dalam stratifikasi sosial
jenis ini biasanya terdapat kelompok yang menguasai dan juga adanya kelompok
yang dikuasai. Dalam hal bentuk kekuasaan, setiap masyarakat memiliki ciri khas nya
biasanya juga sangat erat kaitannya dengan beberapa hal seperti adat istiadat, perilaku
17
Berikut ini adalah tiga pola umum stratifikasi sosial berdasarkan kriteria
A. Tipe Kasta
menerapkan pola pemisah yang kaku dan tegas. Dalam stratifikasi tipe kasta ini,
perubahan susunan lapisan sosial baik turun ataupun naik akan sangat sulit terjadi.
Hal ini dikarenakan dalam sistem kasta, seseorang sejak lahir sudah mendapatkan
satu unsur-unsur budaya di dalam sebuah masyarakat. Dan hal ini merupakan salah
satu contoh realitas sosial dalam masyarakat. Oleh karena itu suatu perubahan akan
sangat sulit terjadi di dalam sistem ini. Berikut ini adalah urutan susunan stratifikasi
b. Bangsawan
c. Pegawai pemerintahan
d. Pegawai rendah
g. Budak-budak
B. Tipe Oligarkis
Stratifikasi sosial tipe oligarkis ini memiliki sedikit kesamaan dengan tipe
kasta tetapi memiliki pola aturan yang sedikit lebih fleksibel. Hal ini juga bisa
dikatakan bahwa stratifikasi sosial tipe oligarkis memiliki batasan yang tegas tetapi
18
batasan kelas sosial di dalamnya ditentukan oleh beberapa hal seperti kebudayaan
masyarakat. Hal ini menyebabkan mobilitas suatu strata sosial baik naik atau turun
bisa saja terjadi. Hal ini juga memungkinkan seseorang dapat naik ke tingkat strata
sosial yang lebih tinggi atau juga turun ke dalam strata sosial yang lebih rendah.
Perbedaan lapisan sosial antara satu dengan yang lainnya juga terlihat tidak terlalu
mencolok. Berikut ini adalah urutan susunan stratifikasi sosial yang terdapat dalam
tipe oligarkis:
C. Tipe Demokratis
Sesuai dengan namanya yaitu demokratis, di dalam stratifikasi sosial jenis ini
memiliki garis pemisah di antara masing-masing strata sosial sangatlah terbuka atau
hampir tidak ada. Hal ini memungkinkan seorang individu dapat naik ke tingkatan
strata sosial yang lebih tinggi ataupun turun ke dalam strata sosial yang lebih rendah
dengan sangat mudah. Di dalam stratifikasi sosial jenis ini, sebuah kelahiran tidak
menentukan seseorang untuk berada di dalam strata sosial jenis tingkat tertentu.
19
Berikut ini adalah urutan susunan stratifikasi sosial yang terdapat dalam tipe
demokratis.
organisasi besar.
masing.
level satu ke level lainnya, baik meningkat atau menurun sesuai kemampuan ekonomi
setiap individu anggotanya. Beberapa hal di atas adalah 3 bentuk atau macam-macam
dalam masyarakat untuk bersaing untuk berpindah kasta, sehingga mendorong setiap
yang lebih baik dapat diketahui melalui peristiwa berikut ini yang menjelaskan bahwa
Jos yang bekerja keras untuk merubah nasibnya berbeda dengan Hans yang
20
Masyarakat yang berkelas-kelas tentunya memberikan pengaruh dan dampak
terhadap masyarakat itu sendiri, baik dampak positif maupun dampak negatif.
misalnya terjadinya kesenjangan sosial antara orang yang berstatus tinggi dengan
orang yang berstatus rendah. Kemudian disamping itu adanya stratifikasi sosial ini
stratifikasi sosial yang membentuk lapisan. Lapisan sosial juga merupakan subculture
juga kebiasaan mereka yang sering berbeda antara satu lapisan dengan lapisan yang
lain. Eklusivitas yang ada sering membatasi pergaulan antara kelas sosial tertentu,
mereka enggan bergaul dengan kelas sosial di bawahnya atau membatasi diri hanya
sosial yang ada dalam masyarakat. Mereka yang berada dalam stratifikasi sosial atas
akan menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah
dan kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada stratifikasi sosial rendah.
Konflik sosial, perbedaan yang ada di antara kelas sosial dapat menyebabkan
terjadinya kecemburuan sosial maupun iri hati. Jika kesenjangan karena perbedaan
21
tersebut tajam tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik sosial antara sosial satu
karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang
untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
Contoh: Seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung oleh sumber
daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan peningkatan dalam
bidang pendidikan.
Transportasi jika ditilik dari sisi sosial lebih merupakan proses afiliasi budaya dimana
ketika seseorang melakukan transportasi dan berpindah menuju daerah lain maka
22
Indonesia. Disamping itu sudut pandang sosial juga mendeskripsikan bahwa
dari sifat manusia. Contohnya, pola pergerakan transportasi penduduk akan terjadi
secara massal dan masif ketika mendekati hari raya. Hal ini menunjukkan perwujudan
sifat manusia yang memiliki tendesi untuk kembali ke kampung halaman setelah lama
tinggal di perantauan.
lambat dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia dan Singapura. Hal
menangani kinerja sistem transportasi yang ada. Kebanyakan dari Negara maju
transportasi seperti halnya dermaga, pelabuhan, bandara, dan jalan rel dapat
menimbulkan efek ekonomi berganda (multiplier effect) yang cukup besar, baik
dalam hal penyediaan lapangan kerja, maupun dalam memutar konsumsi dan
yang dapat diraih dari tansportasi merupakan hal yang seharusnya dihindari. Sistem
transportasi dan logistik yang efisien merupakan hal penting dalam menentukan
dalam ekonomi global. Jaringan urat nadi perekonomian akan sangat tergantung pada
sistem transportasi yang andal dan efisien, yang dapat memfasilitasi pergerakan
23
Seperti yang dijelaskan diatas seiring dengan berkembangnya sector industri dan
teknologi transportasi terjadi perubahan juga dari “kebutuhan” menjadi “gaya hidup”.
harus berganti kendaraan.Selain itu kendaraan pribadi memberi nilai lebih bagi
pemiliknya. Mereka yang mempunyai kendaraan lebih bagus atau mewah dari pada
yang lain maka akan berkedudukan diatas yang lainnya yang tidak mempunyai
kendaraan yang lebih mewah. Mewah tidaknya kendraan dan banyaknya kendaraa
pribadi yang dimiliki menempatkan pemiliknya pada status social yang lebih tinggi
(Muhsin, 2013)
dimana eksklusivitas adalah cara pandang yang menganggap diri sendiri sebagai
sosok yang terbaik dan spesial sehingga cenderung menganggap remeh orang lain,
sikap ini dapat kita lihat dimana muculnya golongan elit. Pengaruh buruk lainnya dari
stratifikasi sosial ini adalah munculnya sikap etnosentrisme yang dipahami sebagai
mengagungkan kelompok sendiri dapat terjadi dalam stratifikasi social yang ada
dalam masyarakat. Mereka yang berada dalam stratifikasi social atas akan
menganggap dirinya adalah kelompok yang paling baik dan menganggap rendah dan
kurang bermartabat kepada mereka yang berada pada stratifikasi social rendah. Pada
24
c. konflik antargenerasi
sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik
antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologo, profesi, agama, suku,dan ras. Bila
salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi
3. Konflik antargenerasi
Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-
Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia
sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua (Muhsin, 2013).
25
METODELOGI PRAKTEK LAPANG
Sosial terhadap Usaha Ternak Sapi Potong dilaksanakan pada hari Jumat -Minggu, 30
Soppeng.
Jenis data
1. Data kualitatif
26
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data
misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah
dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan
Sumber Data
Sumber data yang diperoleh berdasarkan sifat yang dikumpulkan ada dua
jenis yaitu :
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden (objek
penetilian). Data primer dapat diperoleh melalui: kuesioner, observasi, dan test.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan
dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data
27
Metode pengambilan data yang digunakan:
1. Observasi
data untuk keperluan penelitian ilmiah.Observasi ini menjadi salah satu dari teknik
pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, yang direncanakan dan
kesahihannya (validitasnya).
2. Wawancara
penyesuaian terus-menerus. Wawancara adalah salah satu cara untuk mencari fakta
opini narasumber.
mengenai Bentuk dan Peran Stratifikasi Sosial Terhadap Usaha Ternak Sapi Potong
yang dilaksanakan pada Sabtu, 31 Maret 2018 pukul 08.00 sampai 17.00 WITA di
Desa Bulue Kec. Marioriawa, Kab. Soppeng yaitu mewawancarai lima responden
yang berbeda yaitu Andi sudirman, Hanawiyah, Hasni, Jumarni, dan Sana untuk
mencapai data terkait maksud dan tujuan Praktek Lapang Sosiologi Peternakan.
Observasi juga dilakukan dengan meninjau secara langsung rumah dan ternak
28
saya kembali ke rumah untuk mendiskusikan hasil yang kami dapat dari masing-
Letak Geografis
29
Gambar 1. Peta Desa Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng
Desa Bulue merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Marioriawa.
Desa Bulue terletak pada ketinggian 35 meter dari permukaan laut dengan suhu udara
27°C. Secara umum, keadaan Desa Bulue dapat diuraikan sebagai berikut :
Kondisi Iklim
Iklim yang terjadi setiap tahun di Desa Bulue’ Kec. Marioriawa Kab. Soppeng
30
a. Curah hujan
1.788,00 mm
Kondisi Demografi
Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng yaitu sebanyak 3.137 jiwa. Dari jumlah
tersebut, sebagian besar penduduk adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.780
31
jiwa, sedangkan untuk penduduk yang berjenis kelamin Perempuan berjumlah 1.357
jiwa.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dalam sektor pertanian, padi
merupakan tanaman pertanian yang memiliki luas daerah paling luuas yaitu sekitar
402,69 Ha. Kemudian, ubi jalar dengan luas sekitar 0,50 Ha serta jenis pertanian yaitu
ubi kayu, terong, tomat dan kacang panjang. Sedangkan populasi ternak terbesar yaitu
asapi sebanyak 1.037 ekor kemudian, populasi hewan ternak kerbau dengan populasi
sebanyak 45 ekor, selanjutnya jenis ternak kambing yaitu 40 ekor serta jenis ternak
32
Jumlah Penduduk berdasarkan Umur di Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.
Kec. Marioriawa Kab. Soppeng berdasarkan jenis kelamin yaitu berjumlah 1.791
jiwa, yang terdiri dari 909 jiwa laki-laki dan jenis kelamin perempuan 882 jiwa. Hal
ini menunjukkan bahwa di Desa Bulue, Kec. Marioriawa Kab. Soppeng memiliki
jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki yang lebih banyak dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan. Dari jumlah penduduk tersebut
terdiri dari berbagai jenis umur, mulai dari bayi hingga dewasa. Umur penduduk di
Desa Bulue Kec. Marioriawa , Kab. Soppeng terdiri dari umur belum produktif,
berdasarkan mata pencaharian, rinciannya dapat dilihat pada table dibawah ini.
33
Tabel 4. Jumlah Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Bulue, Kecamatan
Marioriawa, Kabupaten, Soppeng.
No Jenis Pekerjaan Jumlah(orang)
1. Petani 331
2. Buruh tani 197
3. Buruh migran 3
4. Pegawai negeri sipil 42
5. Pengrajin 7
6. Pedagang barang kelontong 39
7. Peternak 9
8. Nelayan 2
9. Montir 2
10. Perawat swasta 4
11. Ahli pengobatan alternaatif 1
12 TNI 1
13. POLRI 1
14. Pengusaha kecil, menengah, dan besar 4
15. Guru swasta 6
16. Pedagang keliling 1
17. Tukang kayu 3
18. Tukang batu 8
19. Pembantu rumah tangga 1
20. Karyawan swasta perusahaan 22
21. Karyawan perusahaan pemerintah 10
22. Wiraswasta 97
23. Belum bekerja 368
24. Pelajar 611
25. Ibu Rumah tangga 755
26. Pensiunan 50
27. Perangkat desa 8
28. Sopir 8
29. Tukang jahit 1
30. Karyawan honorer 10
31. Pialang 1
Jumlah 2.660 orang
Sumber: Data Sekunder Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.Soppeng, 2018.
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa masyarakat Desa Bulue lebih banyak
yang berprofesi sebagai Ibu rumah tangga yaitu 755 orang, pelajar sebanyak 611
orang, belum bekerja 368, petani 331 orang, wiraswasta 97 orang, peternak 250
orang, buruh/ swasta sebesar 123 orang, pedagang 97 orang, pensiunan sebanyak 50
34
orang, ojek sebanyak 35 orang dan pegawai negeri sipil sebanyak 42 orang, pedagang
masing 10 orang, peternak sebanyak 9 orang, perangkat desa, sopir dan tukang batu
sebanyak 6 orang, perawat swasta dan pengusaha kecil, menengah dan besar masing-
masing 4 orang, tukang kayu dan buruh migran masing-masing sebanyak 3 orang,
nelayan dan montir masing-masing sebanyak 2 orang, ahli pengobatan alternatif, TNI,
POLRI, pedagang keliling, pembantu rumah tangga, tukang jahit dan pialang masing-
Kabupaten, Soppeng sarana dan prasarana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
35
Sumur gali Ada/baik 28
Hidran umum Ada/baik 0
PAH Ada/baik 3
Tangki Air Bersih Ada/baik 0
Embung Ada/baik 1
Mata Air Ada/baik 5
Bangunan Pengelolah Air Bersih Ada/baik 5
Sanitasi
Saluran drainase Ada/baik 1
Sumur resapan air RT Ada/baik 1
MCK umum Ada/baik 2
Pemilik jumlah jabatan keluarga Ada/baik 554 KK
Total 725
Sumber: Data Sekunder Desa Bulue Kec. Marioriawa Kab.Soppeng, 2018.
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana di Desa Bulue,
Pembantu, Rumah Bersalin, dan Posyandu ada dan kondisinya baik yang jumlahnya
berturut – turut 1, 6, dan 2. Di bidang Pendidikan terdapat Gedung SMP, SD, TK,
Tempat Bermain Anak dan Perpustakaan Desa/ Kelurahan ada dengan kondisi yang
baik dengan jumlah berturut-turut 1,3,2,1 dan 1 unit. Di bidang Peribadatan terdapat
Masjid dan Langgar/ Surau/ Musholla dengan kondisi yang baik dengan jumlah
berturut – turut sebanyak 8, dan 1 unit. Untuk Air Bersih seperti Sumur Pompa,
Sumur Gali, Hidran Umum, Penampung Air Hujan, Tangki Air Bersih, Embung, Mata
Air dan Bangunan Pengolahan Air Bersih ada dengan kondisi yang baik pula dengan
Drainase, Sumur Resapan Air RT, MCK umum, Pemilik Jumlah Jabatan Keluarga
dengan kondisi yang baik dengan jumlah berturut-turut 1,1,2 unit dan 554 KK di
36
KEADAAN UMUM RESPONDEN
37
Berdasarkan hasil Praktek Lapang Sosiologi Peternakan di Desa Bulue
mengenai identifikasi responden berdasarkan tingka tumur dapat dilihat pada rincian
2018.
antara 20 – >46 tahun, dengan persentase terbesar (60%) pada kelompok umur >46
tahun. Ini menunjukkan bahwa rata-rata peternak di Desa Bulue sebagian besar
yang menunjukkan kemampuan fisik seseorang. Orang yang memiliki umur yang
lebih tua fisiknya lebih lemah dibandingkan dengan orang yang berumur lebih muda.
Umur seseorang dapat berpengaruh pada produktifitas kerja mereka dalam kegiatan
usaha. Umur juga erat kaitannya dengan pola fikir dalam menentukan sistem
manajemen yang akan di terapkan dalam kegiatan usaha (Karmila, 2013). Hal ini
penting karena petani atau peternak pada kategori umur tersebut memiliki
kemampuan fisik yang lemah tapi masih dapat mengelola usaha yang dilakukannya.
Hal ini pula menunjukkan bahwa sebagian besar berusia tidak produktif, masih
mampu menjalankan akftifitas usaha tani ternak, sehingga diperoleh hasil yang
38
menurun seiring dengan pertambahan umur. Hal ini sesuai dengan pendapat
dibawah ini.
Peternakan,2018.
39
untuk bermandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai
2018.
40
Berdasarkan hasil praktek lapang, tabel diatas menunjukkan
pada tingkat pendidikan yaitu SMA 1 dan S1 adalah satu orang, hal
41
mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup melalui kreatifitas
2010)
42
3. Hasni 3
4. Jumarni 3
5. Sana 4
Sumber : Data Primer Hasil Praktek Lapang Sosiologi Peternakan,
2018.
Berdasarkan hasil praktek lapang di peroleh hasil bahwa responden atas nama
orang, Jumarni memiliki jumlah tanggungan sebanyak 3 orang, dan Sana memiliki
DAFTAR PUSTAKA
Afrysna, Teresia. 2016. Stratifikasi Sosial dalam Roman “Reich Und Arm”. Vol 5.
No.2.
43
Aji, Rizqon H.S. 2015. Stratifikasi Sosial dan Kesadaran Kelas. Fakultas Ekonomi
dan Bisnis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal: 32-48.
Iriyanto. 2015. Yes! Aku Lulus UN SMA/MA IPS. Penerbit B Spirit. Yogyakarta.
Muhsin, Dewi. 2013. Dampak Stratifikasi Sosial. Diakses pada tanggal 30 maret
2018 di http://dewimunas.blogspot.co.id/.
Pattinasarany, I., R. I. 2016. Stratifikasi dan Mobilitas Sosial. FISIP UI dan Yayasan
Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.
Priyanto, Dwi. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong dalam
Mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau Tahun 2014.
Jurnal Litbang Pertanian, 30(3).
Pudjiastiti, P. 2009. Sosiologi XI. Grasindo. Jakarta.
Raharjo, A.,S.S. 2009. Buku Kantong Sosiologi SMA IPS. Pustaka Widyatama.
Yogyakarta.
Sodiq, Akhmad., dan Machfudin Budiono. 2012. Produktivitas Sapi Potong Pada
Kelompok Tani Pedesaan. Vol (12) No. 1: 28-33.
Sudaryanto, Tahlim., dan Eriza Jamal. 2000. Pengembangan Agribisnis Peternakan
Melalui Pendekatan Corporate Farming untuk Mendukung Ketahanan
Pangan Nasional. Hal: 35-46
The King Eduka. 2015. Target Nilai 10 UN. Penerbit Cmedia. Jakarta.
Tim Guru Indonesia. 2010. 99% Lulus UN SMA IPS 2011. Penerbit Cmedia Imprint
Kawan Pustaka. Jakarta.
Tim Guru Kreatif. 2016. 100% Siap Lolos SBMPTN Soshum. Grasindo. Jakarta.
44
Waluya, B. 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial Masyarakat. PT Setia
Purna Inves. Bandung.
45