Anda di halaman 1dari 23

Hubungan Sesak Napas dan Bengkak pada Tungkai

terhadap Jantung
Agus Suweca
102015056
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no. 6 Jakarta 11510

Abstrak: Jantung merupakan organ yang sangat penting karena jantung merupakan sistem
sirkulasi yang memompakan berbagai nutrisi di dalam tubuh manusia. Jantung terletak di
mediastinum. Dalam mekanisme kerja jantung, jantung akan bekerja bersama organ
disekitarnya yaitu sistem vaskularisasi melalui suatu yang disebut sistem kardiovaskular.
Sistem ini membutuhkan pembuluh darah sebagai alat transport dan darah sebagai medianya.
Sistem kardiovaskular ini jika terganggu dapat menimbulkan sesak hingga bengkak pada
tungkai. Jika hal ini terjadi maka perlu adanya bentuk pertahanan dari organ jantung. Jantung
memiliki enzim jantung yang dapat dikeluarkan jika terjadi gangguan-gangguan. Arus listrik
yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar ke jaringan
di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan – cairan tubuh. Sebagian kecil aktivitas
listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan EKG
(elektrokardiogram).

Kata kunci:jantung, vaskularisasi, mekanisme kerja jantung, EKG

Abstract: The heart is an organ that is very important because the heart is the circulatory
system which pumps various nutrients in the human body. The heart is located in the
mediastinum. In the working mechanism of the heart, the heart will work with surrounding
organs vascularization through a system that is called the cardiovascular system. This system
requires a blood vessel as a means of transport and blood as the medium. The cardiovascular
system if disturbed can cause shortness until swelling in the legs. If this is the case it is
necessary to form the defense of the heart organ. The heart has a heart enzymes that may be
issued in the event of disturbances. Electric currents generated by the heart muscle during
depolarization and repolarization spread to tissues around the heart and is delivered through
the fluid - fluid. A small portion of this electrical activity reaches the surface of the body and
can be detected using an ECG (electrocardiogram).
Keywords: heart, vascularization, the working mechanism of the heart,ECG.

1
Pendahuluan

Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara kedua
paru-paru di bagian tengah rongga thorax. Dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri garis
midsternalis. Jantung dilindungi oleh mediastinum. Ukuran jantung kurang lebih sebesar
kepalan tangan. Bentuknya seperti kerucut tumpul, ujung atas yang melebar mengarah ke
bahu kanan dan ujung bawah mengerucut (apex) mengarah ke panggul kiri. Jantung berfungsi
untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa dialirkan melalui
pembuluh darah yang tersebar di seluruh tubuh kita. Jantung terdiri dari dua pompa yang
terpisah yaitu jantung kanan yang memompakan darah ke paru-paru dan jantung kiri yang
memompakan darah ke organ-organ perifer.Setiap bagian jantung ini, masing-masing terdiri
dari 2 ruang yaitu atrium dan ventrikel. Di dalam jantung terdapat suatu mekanisme khusus
yang menyebabkan kontraksi jantung secara terus-menerus sehingga darah dapat terus
menerus mengalir ke seluruh tubuh dan paru-paru.

Struktur Makroskopik Jantung

Jantung adalah organ berupa otot yang berbentuk kerucut dan berongga dengan
basisnya diatas dan puncaknya dibawah. Jantung berada didalam torax antara kedua paru-
paru dan dibelakang sternum yang lebih menghadap kekiri daripada kekanan. Kedudukannya
yang tepat dapat digambarkan pada kulit dada kita yaitu sebuah garis yang ditarik dari tulang
rawan iga ketiga kanan, 2 cm dari sternum menunjukkan keadaan basis jantung tempat
pembuluh darah masuk dan keluar. Titik disebelah kiri antara iga kelima dan keenam atau di
dalam ruang interkostal kelima kiri 4 cm dari garis medial menunjukkan kedudukan apex
jantung yang merupakan ujung tajam dari ventrikel.1

Jantung pada manusia mempunyai ukuran:

 Panjang: 12 cm

 Lebar: 8-9 cm, dengan diameter anteroposterior 6 cm

 Berat jantung laki-laki: 280-350 gram

 Berat jantung perempuan: 230-280 gram

2
Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu anatomi luar dan anatomi
dalam. Anatomi luar, atrium dipisahkan dari ventrikel oleh sulkus koronarius yang
mengelilingi jantung. Pada sulkus ini berjalan arteri koroner kanan dan arteri sirkumfleksi
setelah dipercabangkan dari aorta. Bagian luar kedua ventrikel dipisahkan oleh sulkus
interventrikuler anterior di sebelah depan, yang ditempati oleh arteri desendens anterior kiri,
dan sulkus interventrikularis posterior disebelah belakang, yang dilewati oleh arteri
desendens posterior.

Anatomi luar jantung terdiri dari:

Perikardium
Jaringan ikat tebal yang membungkus jantung. Perikardium terdiri dari 2 lapisan
yaitu perikardium visceral (epikardium) dan perikardium parietal. Epikardium meluas
sampai beberapa sentimeter di atas pangkal aorta dan arteri pulmonal. Selanjutnya jaringan
ini akan berputar – lekuk (releksi) menjadi perikardium parietal, sehingga terbentuk ruang
pemisah yang berisi cairan bening licin agar jantung mudah bergerak saat pemompaan
darah.2

Kerangka Jantung
Jaringan ikat tersusun kompak pada bagian tengah jantung yang merupakan tempat
pijakan atau landasan ventrikel, atrium dan katup – katup jantung. Bagian tengah badan
jaringan ikat tersebut disebut trigonum fibrosa dekstra, yang mengikat bagian medial katup
trikuspid, mitral, dan anulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas ke arah lateral kiri
membentuk trigonum fibrosa sinistra. Perluasan kedua trigonum tersebut melingkari katup
trikuspid dan mitral membentuk anuli fibrosa kordis sebagai tempat pertautan langsung otot
ventrikel, atrium, katup trikuspid,dan mitral. Salah satu perluasan penting dari kerangka
jantung ke dalam ventrikel adalah terbentuknya septum interventrikuler pars membranasea.
Bagian septum ini juga meluas dan berhubungan dengan daun septal katup trikuspid dan
sebagian dinding atrium kanan.2

Anatomi dalam jantung mempunyai 4 ruang yang dipisahkan septum yaitu:

1. Atrium dextra
2. Atrium sinistra
3. Ventriculus dextra

3
4. Ventriculus sinistra
Atrium kanan
Darah vena mengalir ke dalam jantung melalui vena kava superior dan inferior masuk ke
dalam atrium kanan, yang tertampung selama fase sistol ventrikel. Secara anatomis atrium
kanan terletak agak ke depan dibanding dengan ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada bagian
antero- superior atrium kanan terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga
disebut aurikel. Permukaan endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal
licin dan rata, tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar dan tersusun dari serabut
– serabut otot yang berjalan paralel yang disebut m. Pectinatus. Tebal rata – rata dinding
atrium kanan adalah 2 mm. Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah
oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan melalui katup
dan selanjutnya ke paru.3

Ventrikel kanan
Letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada, yaitu tepat dibawah manubrium
sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel kiri dan di medial
atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel dapat dilihat pada potongan melintang.
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding tipis dengan tebal 4
–5 mm. Secara fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar.
Ruang alur masuk ventrikel kanan ( right ventricular inflow tract) dibatasi oleh katup
trikuspid, trabekula anterior dan dinding inferior ventrikel kanan. Sedangkan alur keluar
ventrikel kanan (right ventricular outflow tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding
licin terletak dibagian superior ventrikel kanan yang disebut infundibulum atau
konusarteriosus. Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh kristasupraventrikuler yang
terletak tepat di atas daun katup trikuspid. Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan
dan dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis.3

Atrium kiri
Menerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara pada dinding postero –
superior atau postero-lateral, masing - masing sepasang vena kanan dan kiri. Letak atrium
kiri adalah di posterior-superior ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada
tidak tampak. Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal daripada dinding atrium kanan.
Endokardiumnya licin dan otot pektinati hanya ada pada aurikelnya. Atrium kiri menerima

4
darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah vena pulmonalis. Kemudian darah
mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat yang disebut septum atrium.3

Ventrikel kiri
Berbentuk lonjong seperti telur, dimana bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior
kiri menjadi apeks kordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah anulus mitral. Tebal dinding
ventrikel kiri adalah 2- 3 kali lipat diding ventrikel kanan. Tebal dinding ventrikel kiri saat
diastol adalah 8 – 12 mm. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan
keseluruh tubuh melalui aorta.3

Katup jantung terdiri atas 4 yaitu:


1. Katup trikuspid: yang memisahkan atrium kanan dengan ventrikel kanan.
2. Katup mitral atau bikuspid : yang memisahkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri
serta dua katup semilunar yaitu katup pulmonal dan katup aorta.
3. Katup pulmonal : katup yang memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis.
4. Katup aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta.

Dinding jantung terdiri dari 3 lapis, yaitu:

1. Epicardium, jaringan ikat pada epicardium bercampur dengan jaringan lemak akan
mengisi cela dan sulcus sehingga permukaan jantung tampak halus. Pembuluh darah
besar dan saraf terdapat didalam lapisan ini.
2. Myocardium, tersusun dari beberapa lapis otot jantung
3. Endocardium, lapisan sel squamosa endothelial dan melanjut pada endotel pembuluh
darah yang melapisi permukaan dalam rongga jantung. 3

Pembuluh lymphe jantung terdiri atas 2 plexus:

1. Plexus profunda, yang terletak di inferior endocardium. Plexux ini akan bermuara
pada yang superficial dan efferennya membentuk truncus collectivus dextra dan
sinistra.
2. Plexus superficial, terletak berdekatan dengan pericardium visceralis

5
Vaskularisasi Jantung

Jantung mendapat pendarahan dari a.coronaria cordis yang merupakan cabang dari aorta
ascendens. A.coronaria cordis ada dua yaitu sebagai berikut:4

1. A. coronaria dextra
Timbul dari sinus aorticus anterior, mula-mula berjalan ke anterior dextra untuk
muncul diantara truncus pulmonalis dan auricula dextra, kemudian berjalan inferior dextra
pada sulcus atrioventricularis menuju pertemuan margo dextra dan inferior cordis, untuk
kemudian berputar ke sinstra sepanjang bagian posterior jantung sampai sulcus
interventricularis posterior, di mana ia beranastomosis dengan A. Coronaria sinistra. Cabang-
cabangnya yaitu:

a. R. interventricularis posterior (R. Descendensis posterior)


Arteri ini berjalan ke inferior di dalam sulcus interventricularis posterior menuju ke
apex. Memberi pendarahan kedua ventrikel.

b. R. marginalis
Arteri ini timbul pada margo dextra berjalan mengikuti margo acutus. Ujungnya
berakhir di dekat apex pada facies posterior ventriculus dextra. Memperdarahi facies anterior
dan posterior ventriculus dextra. Memberi cabang kecil ke atrium dextra, salah satu cabang
nya melintas diantara atrium dextra dan v. Cava superior untuk mendarahi nodus sinuatrialis

2. A. coronaria sinistra
Timbul dari sinus aorticus posterior sinistra, berjalan ke anterior diantara truncus
pulmonalis dan auricula sinistra kemudian membelok ke sinistra menuju atrioventricularis
anterior sebagai a. Interventricularis anterior, kemudian berjalan ke posterior mengelilingi
margo sinistra untuk berjalan bersalma sinus coronarius sampai sejauh sulcus
interventricularis posterior sebagai a. Interventricularis posterior dimana ia akan
beranastomosis dengan yang dextra. Cabang-cabangnya yaitu:

a. R. Interventricularis anterior

Arteri ini dipercabangkan pada saat A. Coronaria sinistra akan berbelok ke sinistra.
Ia berjalan ke inferior didalam sulcus interventricularis anterior menuju incisura apicis cordis.
Memberi pendarahan kedua ventrikel dan beranastomosis dengan R. Interventricularis
posterior (cabang A.coronaria dextra).

6
b. R. Cirxumflexa

Mengikuti bagian sinistra dari sulcus coronarius, mula-mula ia berjalan sinistra


kemudian dextra sampai di dekat sulcus interventricularis posterior. Mendarahi atrium dan
ventriculus sinistra.4

Pembuluh darah balik jantung

Sebagian besar darah dari jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus coronarius
yang merupakan saluran vena yang terletak di bagian posterior sulcus coronarius dan tertutup
oleh stratum musculare atrium sinistrum dan berakhir di atrium dextrum, diantara muara V.
Cava inferior dan ostium atrioventricularis. Sinus coronarius merupakan lanjutan dari vena
cava magna. Terdapat vena-vena yang bermuara pada sinus coronarius, yaitu:5

1. V. Cordis magna atau v.coronaria sinistra


Dimulai dari apex dan berjalan ascenderen sepanjang sulcus longitudinalis anterior
menuju basis ventriculi kemudian melengkung ke sinistra di dalam sulcus coronarius untuk
mencapai bagian posterior jantung dan bermuara pada ujung sistra sinus coronarius. Vena ini
menerima cabang-cabang dari atrium sinistrum dan kedua ventrikel. Salah satu vena yaitu
v.marginalis sinistra yang berjalan ascenderen sepanjang marg sinistra jantung bermuara
padanya.

2. V. Cordis parva atau v.coronarius dextra


Berjalan di dalam sulcus coronarius diamntara atrium dextrum dan ventricel. Vena
ini bermuara pada ujung dextra sinus coronarius. Menerima darah balik dari bagian posterior
antrium dextrum dan ventricel. V.marginalis dextra yang berjalan ascenderen sepanjang
margo dextra jantung akan bersatu dengan v.cordis parva di sulcus coronarius atau bermuara
langsung di atrium dextrum.

3. V.cordis media
Dimulai dari apex cordis berjalan ascenderen di sulcus longitudinalis posterior
berakhir di dekat ujung dextra sinus coronarius.

4. V.ventriculi sinistra posterior

7
Vena ini berjalan di facies diafragmatica ventriculus sinister menuju sinus
coronarius, tetapi kadang-kadang bermuara di v.cordis magna.

5. V.obliqua atrii sinistra


Merupakan vena kecil yang descenderen secara oblique dibagian posterior atrium
sinistrum dan berakhir di dekat ujung sinistra sinus coronarius. Ke arah superior vena ini
melanjut sebagai ligamentum vena cava sinistra dan bangunan yang berasal dari ductus
cuvieri.5

Pembuluh darah balik yang tidak bermuara ke dalam sinus coronarius yaitu v.cava
cardiaca anterior dan v.cava minimi.

Struktur Mikroskopis Jantung

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardiumdan


epikardium. Endokardium adalah homolog dengan tunika intima vena. Dibatasi oleh endotel,
ia terletak pada lapisan subendotel dari jaringan penyambung jarang yang tipis. Yang
menghubungkan miokardium dan lapisan subendotel adalah lapisan subendokardial dari
jaringan penyambung yang mengandung vena, nervus dan cabang-cabang sistem penghantar
impuls.Miokardium terdiri atas sel-sel otot jantung yang tersusun dalam bentuk spiral yang
kompleks. Sebagian besar lapisan ini melekatkan dirinya pada rangka fibrosa jantung.Sel-sel
otot jantung dibagi dalam 2 kelompok: sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan
menghantarkan signal, mengakibatkan denyut jantung. Epikardium adalah membran serosa
jantung, membentuk batas viseral perikardium. Di luar, dilapisi oleh epitel selapis gepeng
yang disokong oleh lapisan jaringan penyambung yang tipis.6

Rangka Jantung merupakan bangunan penyokong, tempat sebagian besar otot


jantung dan katup jantung melekat,sebagian besar terdiri atas jaringan ikat padat bagian
utamanya adalah septum membranaseum,trigonum fibrosum,annulus fibrosus.6

Katup Jantung
Katup Atrioventrikel
 Katup mitral (menghubungkan atrium kiri dan ventrikel kiri)
 Katup tricuspid (menghubungkan atrium kanan dengan ventrikel kanan)
Katup jantung: lempengan jaringan ikat yang berpangkal pada annulus fibrosus.

8
Sistem Hantar Rangsang
 Serat purkinye mampunyai kecepatan hantar rangsang lebih besar dari pada serat otot
jantung biasa
 Serat purkinye lebih besar dari pada otot jantung biasa, banyak sarkoplasma, jumlah
myofibril sedikit dan terletak di tepi serat.

Pembuluh Darah Jantung yaitu dua arteri koronaria mensuplai darah ke jantung dan
vena jantung mengalirkannya kembali. Fungsi utama A. koronaria dan arteriolnya:
menyediakan O2 secukupnya sesuai kebutuhan miokard.

Susunan Pembuluh Darah


1. Tunika Intima
a. Endotel (Epitel selapis gepeng)
b. Subendotel (jaringan ikat areolar)
2. Tunika Media
a. Jumlah jaringan ikat padat bervariasi
b. Otot polos
3. Tunika Adventitia
a. Jaringan ikat
b. Serat saraf, pembuluh limfe
c. Vasa vasorum

Arteri ada 3 tipe:6


A. Besar/elastic
Fungsi: menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan sistol jantung, menjaga agar
aliran darah berjalan mulus/ tidak terhentak-hentak, yang disebut conducting artery
Contoh: A. inomiata, subclavia, A. karotis komunis, A. iliaka
Diameter: lebih besar dari 1 cm, rata-rata 2,5 cm
Rata-rata tebal dinding 2 mm

a. Medium/muscular
a. Fungsi: membagi darah ke organ yang membutuhkannya, disebut distributing
arteries.

9
b. T. elastika interna dan eksterna tampak jelas, terutama interna.
c. Diameter: 0,5 mm – 1 cm, rata-rata 0,4 mm
d. Rata-rata tebal dinding 1mm
e. Contoh: A. brakhialis, A. ulnaris, A. femoralis

B. Arteri kecil/Arteriol
Fungsi: mendistribusikan darah ke jaringan orga-organ dalam dan mengontril aliran darah ke
dalam kapiler. Terdapat tunika elastika interna pada arteriol besar, namun tidak terdapat
tunika elastika pada arteriol kecil. Tidak terdapat tunika elastika eksterna, Diameter: 50-300
mikrometer, Rata-rata tebal dinding: 20 mikrometer

Kapiler:
Kapiler Darah berfungsi sebagai tempat pertukaran zat,dinding selapis endotel/ hanya
tunika intima yang berdiameter 8-12 mikrometer, lebih besar sedikit daripada eritrosit.
Lumen kapiler hanya dapat dilalui oleh 1 eritrosit saja serta sel endotel menonjol ke dalam
lumen dan sel perisit menonjol keluar lumen
1. Ada tiga jenis, yaitu:
a. Kapiler tipe visceral yang berpori/bertingkap/berjendela (fenestrated capillary),
terdapt di pankreas, usus, kelenjar endokrin, ginjal
b. Kapiler tipe muscular atau kapiler sempurna/ utuh ( continuous capillary), terdapat di
: otot, jaringan saraf, jaringan ikat
c. Sinusoid (discontinuous capillary) : kapiler berdiameter lebar yang ditemukan dalam
hati, limpa, limfonous, sumsum tulang belakang dan beberapa kelenjar endokrin.
Venula :

Mereka menyertai arteriol dan variasi diameter lumen antara 10 sampai 50µm.
Dindingnya hanya terdiri atas tunika intima. Lapisan endotelnya utuh, seperti lamina
basalnya. Sel-sel jaringan ikat belum berdiferensiasi, yaitu perisit, terletak di dalam lamina
basal: mereka sangat bercabang-cabang dan cabangnya meninggalkan lamina basal dan
berhubungan dengan sel-sel endotel. Tidak ada tunika media dan adventisia pada venula.3

Vena
Berfungsi sebagai membawa darah dengan tekanan rendah kembali ke jantung. Tipe:
vena besar, sedang, dan kecil .Mempunyai tunika intima, media, dan adventisia, dinding vena
lebih tipis daripada dinding arteri. Dinding vena lebih tipis, lebih lunak, dan kurang elastis

10
daripada arteri,batas antara tunika intima, media, dan anventisia tidak sejelas pada arteri,
berikut pembagian vena kecil, vena sedang, dan vena besar.6

a. Vena Kecil
1. Diameter venula makin lama makin besar kemudian disebut vena kecil
2. Sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah banyak
mengelilingi endotel

b. Vena Sedang
1. Diameternya 1-2 mikrometer
2. Tunika intima: selapis sel endotel, kadang-kadang ada jaringan ikat dibawahnya
3. Tunika media: jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat kolagen lebih menonjol
daripada serat otot polos
4. Tunika adventisia: lebih tebal daripada tunika medianya, jaringan ikat dan beberapa otot
polos.

c. Vena Besar
1. Tunika intima : sama seperti vena sedang
2. Tunika media: kurang sempurna perkembangannya, kadang-kadang tidak ada. Bila ada,
struktur histologist mirip dengan vena sedang.
3. Tunika adventisia:
Beberapa kali lebih tebal daripada tunika medianya
Terdiri atas jaringan ikat dengan serat kolagen terususun longitudinal

Vaskularisasi Ekstermitas Inferior

A. Vaskularisasi Inferior

Setelah melalui ligamentum infinale a. Iliaca externa selanjutnya di sebut a.


femoralis dan selanjutnya melewati canalis adductorius, a. Femoralis selanjutnya disebut
sebagai a. Poplitea.7

Cabang-cabang dari a. femoralis :7,8

1. Cabang superficial :

11
- A. Episgastirica inferior yang berjalan ke arah cranial ke dinding perut.
- A. Circumflexa illium superficial menuju kearah lateral sejajajr dengan
ligamentum inguinale.
- Aa. Pudendae externae menuju ke daerah medial memperdarahi genitalia
externa.
2. Cabang profundus :
- A. Profunda femoris, cabang-cabangnya terbesar yang membeber darah
sebagaian besar ke tungkai atas. Cabang-cabang dari a. profunda femoralis
adalah
 A. Circumflexa femoris medialis: menuju ke otot-otot adduktor (R.
Superficial dan R. Profundus) dan articulatio coxae ( R. Auricularis). R.
Profundus mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang a. glutea
superior dan inferior.
 A. circumflexa lateralis yang berjalan ke lateral dan bercabang menjadi
ramus ascendens dan decendens. Ramus ascendens mengadakan
anastomosis dengan a. glutea superior dan a. circumflexa ilium profunda.
Ramus decendes berhubungan dengan a. genus superior lateralis dan a.
circumflexa femoris medialis.
 Aa. Perfontales: pembuluh-pembuluh ini membelok kearah femoralis
medialis dan menembus otot-otot adductor untuk mencapai bagian
posterior tungkai atas.
- A. genus superma: dipercabangkan dalam canalis adductorius, kemudian
menembus membrane vasto-adductorius bagian distal, bersama dengan n.
saphenus, dan akhirnya ikut membentuk rete articularis genu ( dengan
beranastomis dengan a. genu superior medialis).

Arteri poplitea merupakan lanjutan dari a. femoralis setelah melewati canalis


adductorius dan mempercabangkan:9

 A. genus superior medialis


 A. genus superior lateralis
 A. genus superior media
 Aa. Surales
 A. genus inferior medialis

12
 A. genus inferior lateralis

Arteri poplitea kemudian bercabang dua menjadi:9

 tibialis anterior, melalui lubang didalam interossea dan mencapai bngian


anterior tungkai bawah dimana mulai mempercabangkan a. reccurens tibialis
anterior dan posterior.
 A. tibialis posteriro, mempercabangkan ramus fibularis untuk reter articularis
genus dan a. peronea.

Arteri Obturatoria cabang a. illiaca interna melalui foramen obtiratorium akan


mencapai otot-otot adductor dan bercabang menjadi ramus superficial dan profundus.
Arteri glutea superior mengambil jalan melalui foramen suprapiriforme. Cabang-
cabangnya mengadakan anastomisis dengan a. circumflexa ilium profunda ramus
ascendens a. circumflexa femoris lateralis ramus profundus a. circumflexa femoris
medialis. Pembuluh balik extremitas inferior, pada jaringan subkutan dapat ditemukan v.
saphena magna, yang pada fossa ovalis menembus fascia cribosa dan bermuara kedalam
v. femoralis. 9

Selain pembuluh ini terdapat pula beberapa pembuluh balik lain, yang membelok
kedalam fossa ovalis, yakni v. episgastrica superficialis, v. circumflexa ilium superficial,
vv. pudendae externa. Masing-masing pembuluh balik ini mengikuti perjalanan
pembuluh nadi yang sesuai dengan namanya. Biasanya tiap pembuluh nadi diikuti oleh
pembuluh balik, kecuali a. profunda femoris yang hanya mempunyai satu vena yaitu, v.
profunda femoris dan a. femoralis.9

B. Vaskularisasi regio cruris

Pada ujung-ujung distal a. poplitea bercabang menjadi a. tibialis anterior dan a.


tibialis posterior. Arteri tibialis anterior menembus membrane interossea dan tiba di regio
cruris anterior, dimana pembuluh ini menuju kearah distal disisi lateral M. Tibialis
Anterior. Cabang-cabang dari a. tibialis anterior adalah :

 A. recurrens tibialis anterior


 A. recurrens tibilis posteriro, cabang untuk rete articularis genus.
 A. malleolaris medialis anterior
 A. malleolaris lateralis anterior, dan berakhir sebagai a. dorsalis pedis.

13
Arteri tibialis posterior mempercabangkan ramus fibulasris untuk rete articularis
genus dan a. peronea, lalu berjalan dibawah arcus tendineus M. Solei dengan demikian
terletak diantar lapisan otot. Cabang-cabang dari a. tibialis posterior adalah:

 A. malleolaris medialis posterior untuk rete malleolare, di percabangkan


didaerah malleoli
 Ramus calcaneus medialis posterior bercabang dua dan berakhir sebagai a.
plantaris medialis dan plataris lateralis,
 A. peronea mengikuti fibula ke arah distal, tertutup oleh M. Flexor hallucis
longus. Di malleolius lateralis pembuluh mempercabangkan:
 A. malleolaris lateralis posterior
 Rr. Perforans yang menembus membrana interossea
 R. Communicans

Arteri tibialis posterior akan berakhir sebagai Ramus calcaneus lateralis.

Pembuluh balik pada regio cruris, pada jaringan subkutan berjalan 2 vena dangkal
yakni, v. saphena parva. Vena saphena magna samapai di regio cruris dengan berjalan
anterior dari malleolus medialis. Lalu menuju ke proximal sisi medial tungkai bawah.
Vena Sphena Perva berasal dari bagian lateral dorsum pedis berjalan posterior dari
malleolus lateralis dan meuju ke fossa poplitea di pertengahan permukaan posterior
tungkai bawah. Pada umumnya setiap satu pembuluh nadi diikuti oleh dua pembuluh
balik senama. 10

C. Vaskularisasi kaki

Peredaraan darah arterialis di kaki biasanya diurus oleh a. tibialis anterior dan a.
tibialis posterior. Arteri tibialis anterior di dorsum pedis disebut a. dorsalis pedis. Di sisi
medial kaki dipercabangkan oleh aa.tarsalis mediales dan untuk sisi lateral kaki
dipercabangkan a. tarsea lateralis. Dibagian distal di percabangkan a. arcuata, yang
berjalan dibawah otot-otot kaki ke arah lateral dan berhubungan dengan a. tarsea lateralis
untuk membentuk rete dorsalis pedis.Dari rete dorsalis pedis berasal cabang-cabang yng
terkenal sebagai Aa. Metatarsae dorsales. Tiap Aa. Metatarsea dorsalis memberi satu
ramus perforans yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh di plantar pedis, lalu
tiap a. mertatasae dorsalis bercabang dua menjadi aa. Digitales dorsales.9,10

14
Arteri dorsalis pedis sendiri menembus spatium interosseum I sebagai ramus
plantaris profundus. Arteri tibialis posterior bercabang menjadi a. plantaris medialis dan
a. plantaris lateralis dimana a. plataris medialis lebih kecil dan berjalan kearah distal di
sisi medial kaki. Arteri plantaris medialis mengikuti otot-otot jari I ke arah diastal, lalu
bercabang menjadi ramus superficial dan ramus profundus. Ramus profundus a. plantaris
medialis mengadakan anastomosis dengan ramus plantaris profundus, a. dorsalis pedia
dan ramus profundus a.plantaris lateralis. Dengan demikian membentuk arcus plantaris.
Dari arcus plantaris dipercabangkan Aa. Metartasea plantaris yang mempercabangkan
ramus perforans posterior yang berhubungan dengan a. metartasea dorsalis, ramus
perforans anteriro yang berhubungan dengan pembuluh nadi dipermukaan nadi di
permukaan dorsales ke jari-jari, lalu dan bercabang dua membentuk aa. Digitalis
plantares.

Pembuluh balik berasal dari v. digitalis pedis dan setiap jari vena ini akan bersatu
menjadi satu dengan v. metatarsea dorsalis, yang menyalurkan darahnya kedalam arcus
venosus dorsalis pedis. Arcus venosus dorsalis pedis berhubungan retevenosusm dorsale
pedis dan menyalurkan darahnya melalui v. saphena magna dan v. saphena parva.
Diantara plantar pedia tiap-tiap vv. digitales plantares pedis bersatu menjadi satu v.
metatarsea plantaris yang bermuara dalam arcus venosus plantaris, lekungan ini terletak
berdekatan dengan arcus plantaris arteriosum. 10

Systema venosum di dorsum pedis dan di plantar pedis di hubungkan satu dengan
yang lain oleh vv. intercapitulariae. Dalam jaringan subkutans pedis terletak satu rete
venosus plantares.

Mekanisme Kerja Jantung

Mekanisme kerja jantung berhubungan dengan fungsi pompa jantung, sirkulasi


pompa jantung, aliran lirstrik dan enzim-enzim pendukung.

Sistem sirkulasi memiliki tiga komponen dasar:

1. Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah untuk
menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke jaringan.
Darah tersebut mengalir dari tekanan tinggi ke tenan rendah.

15
2. Pembuluh darah berfungsi sebagai saluran untk mengarahkan dan menyebarkan darh
dari jantung ke semua bagian tubuh dan kemudian dikembalikan ke jantung.
3. Darah adalah, medium pengangkut tempat larut atau tersuspensi bahan-bahan yang
akan di angkut jarak jauh sebagai bagian tubuh.

Sirkulasi Jantung

Ada 2 macam sirkulasi yaitu sirkulasi pulmo dan sirkulasi sistemik :7


 Sirkulasi pulmoner: ventrikel kanan → arteri pulmonal → paru → vena pulmonal →
atrium kiri, fungsi menerima darah penuh CO2 menjadi darah penuh O2 (teroksigenasi)
 Sirkulasi sistemik: ventrikel kiri → aorta → semua sel → vena →atrium kanan, sebagai
transport nutrien, O2 dan zat lain.

Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung dan awal dari
denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode sistol dan diastol. Sistol adalah
periode kontraksi dari ventrikel, dimana darah akan dikeluarkan dari jantung. Diastol adalah
periode relaksasi dari ventrikel, dimana terjadi pengisian darah.11
Diastol dapat dibagi menjadi dua proses yaitu relaksasi isovolumetrik dan
ventricular filling. Pada relaksasi isovolumetrik terjadi ventrikel yang mulai relaksaasi, katup
semilunar dan katup atrioventrikularis tertutup dan volume ventrikel tetap tidak berubah.
Pada ventricular filling dimana tekanan dari atrium lebih tinggi dari tekanan di ventrikel,
katup mitral dan katup tricuspid akan terbuka sehingga ventrikel akan terisi 80% dan akan
mencapai 100 % jika atrium berkontraksi. Volume total yang masuk ke dalam diastol disebut
End Diastolic Volume .11
Sistolik dapat dibagi menjadi dua proses yaitu kontraksi isovolumetrik dan ejeksi
ventrikel. Pada kontraksi isovolumetrik, kontraksi sudah dimulai tetapi katup – katup tetap
tertutup. Tekanan juga telah dihasilkan tetapi tidak dijumpai adanya pemendekan dari otot.
Pada ejeksi ventrikel , tekanan dalam ventrikel lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan
pada aorta dan pulmoner sehingga katup aorta dan katup pulmoner terbuka dan akhirnya
darah akan dipompa ke seluruh tubuh. Pada saat ini terjadi pemendekan dari otot. Sisa darah
yang terdapat di ventrikel disebut End Systolic Volume.
Dua bunyi jantung utama dalam keadaan normal dapat didengar dengan stetoskop
selama siklus jantung.Bunyi jantung pertama bernada rendah, lunak, dan relatif lama-sering
dikatakan terdengar seperti “lub”. Bunyi jantung kedua memiliki nada yang lebih tinggi, lebih

16
singkat dan tajam sering dikatakan dengan terdengar seperti “dup”. Bunyi jantung pertama
berkaitan dengan penutupan katup AV , sedangkan bunyi katup kedua berkaitan dengan
penutupan katup semilunar. Pembukaan tidak menimbulkan bunyi apapun. Bunyi timbul
karena getaran yang terjadi di dinding ventrikel dan arteri – arteri besar ketika katup
menutup, bukan oleh derik penutupan katup. Karena penutupan katup AV terjadi pada awal
kontraksi ventrikel ketika tekanan ventrikel pertama kali melebihi tekanan atrium, bunyi
jantung pertama menandakan awitan sistol ventrikel.Penutupan katup semilunaris terjadi pada
awal relaksasi ventrikel ketika tekanan ventrikel kiri dan kanan turun di bawah tekanan aorta
dan arteri pulmonalis. Dengan demikian bunyi jantung kedua menandakan permulaan diastol
ventrikel.11

Curah Jantung

Jumlah darah yang dipompa keluar dari tiap-tiap ventrike per denyut, yaitu isi
sekuncup (stroke volume) adalah sekitar 70 mL pada keadaan istirahat pada pria dengan
ukuran tubuh rata-rata dalam posisi telentang (70 mL dari ventrikel kiri dan 70 mL dari
ventrikel kanan, dengan dua pompa ventrikel dalam rangkaian). Darah yang keluar dari
jantung persatuan waktu adalah curah jantung. Pada seorang pria dalam keadaan istirahat dan
telentang, curah jantung rata-ratanya adalah 5,0 L/menit (70 mL x 72 denyut/menit). Terdapat
korelasi antara curah jantung istirahat dan luas permukaan tubuh. Curah per menit per meter
persegi permukaan tubuh (indeks jantung) rata-rata adalah 3,2 liter.11

Aktifitas Listrik Jantung

Jantung memiliki kemampuan sebagai Autorhythmicity yang dapat membangkitkan


sendiri impuls listrik yang ritmis. Sifat ini dimiliki oleh sistem penghantar khusus. Terdapat
dua jenis sel otot jantng khusus, yaitu:11

1. 99% sel otot jantung adalah sel kontraktil yang melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilkan sendiri
potensial aksi.
2. Sisanya, sel otoritmik tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel
pekerja.

17
Sel otot jantung berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membrannya tetap
berada pada potensial istirahat yang konstan, kecuali apabila sel dirangsang. Sel-sel otoritmik
jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu
(pace maker activity), yaitu membrane mereka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau
bergeser antara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane
membrane mengalami potensial aksi. Sel-sel otot ritmis ini secara siklis mencetuskan
potensial aksi, yag kemudian menyebar ke seluruh jantung untuk mencetuskan denyut
jantung secara berirama tanpa pasangan saraf apapun. Secara umum pergeseran potensial
diperkirakan terjadi karena penurunan siklus fluks pasif K+ ke luar yang berlangsung
bersamaan dengan kebocoran lamban Na+ ke dalam. Di sel-sel otoritmik jantung, antara
potensial-potensial aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot
rangka. Permeabilitas membrane terhadap K+ menurun antara potensial-potensial aksi, karena
saluran K+ di-inaktifkan, yang mengurangi aliran ke luar ion kalium positif mengikuti
penurunan gradien konsentrasi mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak
berubah, bagian dalam secara bertahap menjadi kurang negative, yaitu membrane secara
bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser kea rah ambang. Setelah ambang dicapai,
terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respons terhadap pengaktifan saluran Ca++ dan
influks Ca++ kemudian. Influks Na+ mengubah potensial aksi kea rah positif. Fase turun
disebabkan oleh efluks K+ yang terjadi karena peningkatan permeabilitas K+ akibat
pengaktifan saluran K+. Setelah potensial aksi usai, inaktifasi saluran-saluran K+ ini
mengawali depolarisasi berikutnya. Sel-sel Autorhythmicity ditemukan dilokasi-lokasi
berikut ini:11

1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
lubang(muara) vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuha berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkasi His (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari
ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari bekas his dan menyebar
ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

18
Sel-sel Autorhythmicity berbeda dalam hal kecepatan normal untuk menghasilkan
potensial aksi. Sel A memiliki kecepatan depolarisasi yang lebih besar dan dengan demikian,
sel A mencapai ambang lebih cepat dan menghasilkan potensial aksi lebih cepat dari sel B.
Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di
Nodus SA. Sekali potensial aksi timbul di salah satu sel otot jantung, potensial aksi tersebut
akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan sistem penghantar khusus.11

Oleh karena itu, nodus SA yang dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan
Autorhythmicity tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit dan dikenal sebagai
pemacu(pacemaker, penentu irama) jantung. Jaringan Autorhythmicity lain tidak mampu
menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah diaktifkan oleh potensial
aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai ambang dengan irama mereka
yang lebih lambat. Jaringan Autorhythmicity bukan nodus SA adalah pemacu laten yang
dapat mengambil alih, walaupun dengan kecepatan yang lebih rendah, apabila pemacu
normal tidak bekerja. Apabila hantaran impuls antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium
akan terus berdenyut dengan kecepatan 70kali/menit dan jaringan ventrikel yang tidak
dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih tinggi, berdenyut dengan kecepatan
30kali/menit yang dimulai oleh sel Autorhythmicity ventrikel(serat-serat purkinje). Blok
jantung total merupakan fenomena dimana jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel
rusak dan tidak berfungsi.11

Kecepatan denyutan ventrikel 30 kali/menit hanya dapat menunjang gaya hidup


yang sangat santai. Pada keadaan-keadaan dengan kecepatan denyut jantung sangat rendah,
misalnya kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan alat pacu buatan(artificial
pacemaker).

Sel miokardium memiliki potensial membrane istirahat yang mantap, yaitu 90


mV(fase 4). Impuls listrik dari pacemaker merangsang miokardium dan menimbulkan
serangkaian perubahan. Pada fase depolarisasi cepat(fase 0) terjadi peningkatan tiba-tiba
permeabilitas membrane untuk ion Na sehingga pemasukan Na banyak dan potensial intrasel
menjadi +20mV. Setelah itu permeabilitas ion Na segera turun(repolarisasi, fase 1) dan
potensial membrannya akan dipertahankan selama beberapa mili detik sampai fase Palteu.
Karena aktifitas lambat channel Ca (fase 2) dan terjadi pemasukan lambat ion Ca untuk
mempertahankan kepositifan intrasel. Pada fase Pleateu diikuti inaktifasi channel Ca,
pemasukan Ca kedalam sel menurun. Peningkatan tiba-tiba permeabilitas membrane untuk

19
ion K+ membuta difusi cepat ion K keluar sel dan terjadi repolarisasi cepat(fase 3). Setelah
itu, potensial membrane kembali ke keadaan semula(fase 4). 11

Masa refrakter sel miokardium adalah 250m detik karena potensial aksinya yang
panjang. Masa kontraksi otot jantung adalah 300m detik. Akibatnya, otot jantung tidak dapat
dirangsang ulang sampai kontraksi hampir selesai, sehingga penjumlahan kontraksi dan
tetanus otot jantung tidak mungkin terjadi. Ini merupakan mekanisme proteksi yang penting,
karena pemompaan darah mengharuskan adanya periode kontraksi(pengosongan) dan
relaksasi(pengisian) yang bergantian. Penyebab masa refrakter yang panjang adalah fase
Pleateu. Periode refrakter otot atrium jauh lebih singkat daripada periode refrakter otot
ventrikel, yaitu 0,15 detik pada atrium dan 0,25-0,30 detik pada ventrikel.

Enzim kardiovaskular

Enzim adalah katalis biokimia. Dengan kata lain, enzim adalah molekul protein-besar
yang terbuat dari asam amino yang diperlukan untuk struktur tubuh, fungsi, dan peraturan-
yang membantu reaksi kimia terjadi. enzim jantung ditemukan dalam jaringan jantung dan
mereka berfungsi sebagai katalis untuk berbagai reaksi biokimia jantung. Enzim jantung
utama adalah Troponin dan Kreatin Phosphokinase (CPK). Selain kedua enzim ini juga di
pengaruhi oleh enzim lain yaitu

1. CK MB (creatinin kinase MB)


Enzim CK-MB dalam keadaan normal ditemukan di dalam otot jantung dan
dilepaskan ke dalam darah jika terjadi kerusakan jantung. Peningkatan kadar enzim ini akan
tampak dalam waktu 6 jam setelah serangan jantung dan menetap selama 36-48 jam. Kadar
enzim ini biasanya diperiksa pada saat penderita masuk rumah sakit dan setiap 6-8 jam
selama 24 jam berikutnya. Enzim CPK (Creatine phosophokinase) juga penting, karena
memberikan energi yang dibutuhkan untuk gerakan oleh hati. Ketika otot jantung rusak
dalam kasus serangan jantung, konsentrasi tinggi enzim jantung yang dilepaskan ke dalam
aliran darah.12
2. Troponin (cTn = cardiac specific Troponin)
Troponin adalah enzim jantung sangat penting, karena memainkan peran sentral
dalam cara kontrak otot jantung. Troponin kontrol bagaimana otot jantung merespon sinyal
yang diterima untuk kontraksi, dan mengatur gaya yang kontraksi otot.
3. Lactic Dehydrogenase (LDH)
LDH yang paling sering diukur untuk memeriksa kerusakan jaringan. LDH enzim
dalam jaringan tubuh, terutama jantung, hati, ginjal, otot rangka, otak, sel-sel darah, dan paru-
paru.12

20
4. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
Aminotransferase alanin (ALT)/SGPT merupakan enzim yang utama banyak
ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis dekstruksi hepatoseluler.Enzim ini
juga ditemukan dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal serta otot rangka. Kadar
ALT/SGPT seringkali dibandingkan dengan AST/SGOT untuk tujuan diagnostik. ALT
meningkat lebih khas daripada AST pada kasus nekrosis hati dan hepatitis akut, sedangkan
AST meningkat lebih khas pada nekrosis miokardium (infark miokardium akut), sirosis,
kanker hati, hepatitis kronis dan kongesti hati. AST (SGOT) normalnya ditemukan dalam
suatu keanekaragaman dari jaringan termasuk hati, jantung, otot, ginjal, dan otak.12

EKG

Arus listrik yang dihasilkan oleh otot jantung selama depolarisasi dan repolarisasi menyebar
ke jaringan di sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan tubuh. Sebagian kecil
aktivitas listrik ini mencapai permukaan tubuh dan dapat dideteksi menggunakan elektrroda
pencatat. Rekaman (catatan) yang dihasilkan adalah elektrokardiogram atau EKG.
Sebenarnya, istilah yang digunakan adalah EKG, karena teknik ini dikembangkan oleh
seorang ilmuan berbahasa Jerman, Willian Einthoven, dan “kardia” adalah kata untuk jantung
dalam bahasa Jerman. Terdapat tiga pokok penting yang harus diingat ketika
mempertimbangkan apa yang sebenarnya diwakili oleh EKG:13

1. EKG adalah suatu rekaman mengenai sebagian aktivitas listrik di cairan-cairan tubuh
yang diinduksi oleh impuls jantung yang mencapai permukaan tubuh bukan rekaman
langsung aktivitas listrik jantung yang sebenarnya.
2. EKG adalah rekaman kompleks yang menggambarkan penyebaran keseluruhan
aktivitas di jantung selama repolarisasi dan depolarisasi. EKG bukan merupakan
catatan mengenai sebuah potensial aksi di sebuah sel pada suatu saat. Pada setiap saat
rekaman mewakili jumlah aktivitas listrik di semua sel otot jantung, yang sebagian
mungkin sedang mengalami potensial aksi, sementara yang lain mungkin belum
diaktifkan. Sebagai contoh, segera setelah nodus SA menghasilkan potensial aksi, sel-
sel atrium yang sedang menjalani potensial aksi sementara sel-sel ventrikel masih
dalam keadaan beristirahat. Pada saat berikutnya, aktivitas listrik telah menyebar ke
sel-sel ventrikel sementara sel-sel atrium mengalami repolarisasi. Dengan demikian,
pola keseluruhan aktivitas listrik jantung bervariasi sesuai waktu seiring dengan
permabatan impuls ke seluruh jantung.

21
3. Rekaman mencerminkan perbedaan voltase yang terdeteksi oleh elektroda di dua titik
yang berbeda di tubuh. Sebagai contoh, EKG sama sekali tidak mencatat potensial
otot ventrikel mengalami depolarisasi atau repolarisasi sempurna; kedua elektroda
“mengamati” potensial yang sama, sehingga tidak terdapat perbedaan potensial antara
kedua elektroda yang direkam.

Pola pasti aktivitas listrik yang direkam dari permukaan tubuh bergantung pada
orientasi elektroda pencatat. Elektroda secara bebas dapat dipandang sebagai “mata” yang
“melihat” aktivitas listrik dan memindahkannya ke rekaman yang dapat dilihat, catatan EKG.
Apakah yang direkam tersebut adalah defleksi ke atas atau defleksi ke bawah ditentukan oleh
orientasi elektroda berkenaan dengan aliran arus di jantung. Sebagai contoh, penyebaran
eksitasi ke seluruh jantung terlihat berbeda dari lengan kanan dibandingkan dengan kaki kiri,
dan keduanya dilihat berbeda dari lengan kanan dibandingkan dengan perekaman langsung di
jantung. Walaupun proses listrik yang terjadi di jantung sama, bentuk gelombang yang
mewakili aktivitas yang sama tersebut akan berbeda apabila dicatat oleh elektroda-elektroda
yang terletak di berbagai titik tubuh. 13

Pembahasan Kasus

Dalam skenario dikatakan bahwa seorang perempuan berusia 66 tahun menderita


sesak nafas disertai bengkak pada tungkai. Setelah pemeriksaan, dokter mendiagnosa
perempuan tersebut menderita gangguan jantung. Sesak nafas disini diakibatkan oleh edema
pulmo akibat stenosis katup mitral. Jadi, pada saat katup mitral mengalami penyempitan
maka darah dari atrium kiri yang akan masuk ke ventrikel kiri berkurang volumenya. Karena
katup hanya terbuka sedikit, hal ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat, maka
darah yang dari paru-paru pun lama kelamaan tidak dapat masuk ke atrium kiri. Dan
akibatnya darah akan mengalir kembali ke pulmo karena atrium kiri tidak dapat memompa
darah ke ventrikel kiri. Maka terjadilah hipertensi pulmo dan menjadi edema pulmo.
Selanjutnya, karena tekanan di paru-paru meningkat, ventrikel kanan tidak lagi bisa
memompa darah ke paru-paru lagi. Maka, tekanan di atrium kanan, yang akan menerima
darah dari seluruh tubuh, juga meningkat. Saat atrium kanan sudah penuh, maka darah dari
seluruh tubuh terutama bagian inferior akan susah masuk ke atrium kanan. Sehingga darah yg
melewati vena cava inferior akan kembali ke tubuh bagian bawah karena pengaruh gravitasi.
Hal ini lah yang menyebabkan bengkak pada tungkai. Gangguan ini bisa dikatakan sebagai

22
gagal jantung karena menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk memertahankan
beban kerjanya.

Daftar Pustaka
1. Snell. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006. h. 101-12.
2. Faiz O, Moffat D. Anatomy at a glance. Jakarta: Erlangga; 2004.h.15.
3. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke 2. Jakarta:
EGC;2002.h.97-101.
4. Snell, Ricard S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: EGC. 2006.
5. Junqueira,Luiz Carlos, Jose Carneiro.Histologi dasar teks dan atlas.Edisi ke
10.Jakarta: EGC;2007.196-197.
6. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran . Edisi ke 22.Jakarta: EGC; 2008.
7. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray dasar-dasar anatomi. Singapore:
Penerbit Elsevier Churchill Livingstone; 2014.h.93-128; 269-344.
8. Hanafiah,Asikin,Sani A,Sobu B.Anatomi jantung dan pembuluh darah.Buku
AjarKardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Indonesia;1996.hal 7- 13.
9. Sobotta J. Atlas of human anatomy. 14th ed. Munchen: Elsevier Urban and
Fischer; 2006:h.351-75.
10. Netter F H. Atlas anatomi manusia. Edisi ke-5. Singapore: Elsevier (Singapore);
2007:h.492, 500, 518-9.
11. Kuchel P, Ralston GB. Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2006.h. 101

12. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika; 2009. h. 9-12, 59-60.

13. Guyton Arthur C. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Irawati et all, editors. Jakarta :
Buku kedokteran EGC; 2008: hal 110-16.

23

Anda mungkin juga menyukai