Anda di halaman 1dari 15

12

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pre menopause


2.1.1 Pengertian
Premenopause terjadi sekitar beberapa hari sebelum bahkan sampai

saat menstruasi berlangsung. Gejala dini dijumpai pada wanita sekitar usia

30 sampai 45 tahun. Penyebab yang jelas tidak diketahui tetapi terdapat

dugaan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara esterogen dan progesterone

(Manuaba, 2010).
Premenopause adalah yang bermula dari akhir tahap reproduksi,

berakhir pada awal senium dan terjadi pada wanita berumur 40-65 tahun.

Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokkrinologis dan

negatif. Keluhan tersebut terutama disebabkan oleh menurunya fungsi

ovarium. Gejala menurun ovarium adalah hentinya haid seorang wanita

yang dikenal sebagai monopouse. Kurun waktu 4-5 tahun sebelum

monopouse disebut masa premonopouse, sedangkan kurun waktu 3-5 tahun

setelah monopouse disebut sebagai masa pasca monopouse. Masa

premonopouse, monopouse, dan pasca menopouse dikenal sebagai masa

klimakterium sedangkan keluhan-keluhan yang terjadi pada masa tersebut

disebut sebagai sindrom klimakterium (Sarwono, 2009)


Fase pre menopause adalah fase diantara 40-45 tahun dan fase ini

ditandai dengan tidak teraturnya siklus haid dengan pendarahan haid yang

memanjang dan dengan jumlah darah haid yang relatif banyak serta kadang-

kadang nyeri haid /dismenorea. (Bobak, 2012).


2.1.2 Gejala Pre Menopause
13

Menurut Atikah & Proverawati (2010) gejala pada premenopause

adalah sebagai berikut


1. Gangguan vasomotor
Hot flush ( perasaan panas dari dada hingga wajah ), wajah dan

leher menjadi berkeringat. Kulit menjadi kemerahan muncul didada

dan lengan terasa panas (hot flushes) terjadi beberapa bulan atau

beberapa tahun sebelum dan sesudah berhentinya menstruasi perasaan

panas terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh

darah wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan

hangat disertai keringat yang berlebihan ( keringat terutama pada

malam hari), palpitasi dan jantung berdebar-debar hot flush dialami

oleh sekitar 75% wanita premenopause samapai menopause terjadi.


2. Dryness vaginal ( kekeringan pada vagina )
Area genital yang kering bisa menunjukkan perubahan kadar

estrogen.
3. Penurunan daya ingat dan mudah tersinggung

Penurunan kadar estrogen berpengaruh terhadap

neurotransmitter yang terdapat di otak anatra lain: dopamine,

serotonin, dan endorpin. Dopamine mempunyai pungsi untuk

mempengaruhi pungsi untuk mempengaruhi emosi, system kekebalan

tubuh, dan seksual. Kadar dopamine dipengaruhi oleh estrogen, selain

itu endorphin dapat merangsang terbentuknya dopaimene. Serotonin

berpungsi untuk mempengaruhi suasana hati dan aktifitas istirahat

Prodoksi endorphin pada masa pre menopause mempengaruhi

penurunan hal ini terjadi karena estrogen dalam darah juga mengalami

penurunan.
14

4) Insomnia
Beberapa wanita mengalami kesulitan saat tidur, mereka tidak

dapat tidur dengan mudah atau mungkin bangun terlalu dini. Kesulitan

tidur dapat di sebabkan karena rendahnya kadar serotonin pada masa

pre menopause. Kadar serotonin di pengaruhi oleh kadar endorphin.


5) Gejala akibat kelainan metabolic

Meliputi kelainan metabolisme lemak di hati. Penurunan kadar

estrogen menyebabkan peningkatan kadar kolestrol LDL dan

penurunan kadar HDL.

6) Depresi (rasa cemas)

Turunya hormone estrogen menyebabkan turunya

neurotransmitter di dalam otak, neurotransmitter di dalam otak

tersebut mempengaruhi suasana hati sehingga jika neuorotransmitter

di dalam otak tersebut mempengaruhi suasana hati sehingga

neurotransmitter ini kadarnya rendah, maka akan munculperasaan

cemas yang merupakan pencetus terjadinya depresi.

7) ketidak teraturan siklus haid

Adanya ganguan siklus haid seperti polymenorrhoea,

olygomenorrhea, amenorrhoea dan metrorragia, hal ini terjadi karena

kadar estrogen menurun saat pre monepause.

8) Gejala kelainan metabolesme mineral

Terjadi ketidak seimbangan absorpsi dan resorbsi mineral

terutama kalsium. bila hal ini berlangsung lama, dapat mengakibatkan


15

osteoporosis. Osteoporosis yang terjadi secara cepat paling sering

terjadi pada tahun-tahun premenopause. kebanyakan wanita memiliki

puncak kepadatan tulang pada usia 25- 30 tahun selanjutnya terjadi

osteoporosis, laju kehilangan massa tulang 3% pertahun.

2.2 Menopause
2.2.1 Defenisi menopause
Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir.

Diagnosis dibuat setelah terdapat aminorhea sekurang-kurangnya satu

tahun. Berhentinya haid didahului oleh siklus haid yang lebih panjang,

dengan perdarahan yang berkurang (Rohan, 2011).


Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang

berbeda umur, yang umum adalah sekitar 50 tahun. Meskipun ada sedikit

wanita yang memulai menopause pada umur 30, sementara wanita-wanita

lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50 lebih (Nugroho, 2010).


Dari beberapa defenisi tersebut diatas,maka dapat disimpulkan bahwa

menopause merupakan suatu fase alamiah yang tetrjadi didalam kehidupan

normal dari seseorang wanita ditandai dengan berhentinya masa haid

(menstruasi), berhentinya kapasitas reproduksi dan ovarium tidak berfungsi.


2.2.2 Patofisiologi
Pada usia 40-50 tahun, siklus seksual biasanya menjadi tidak teratur, dan

ovulasi sering tidak terjadi. Sesudah beberapa bulan sampai beberapa tahun,

siklus terhenti sama sekali. Periode ketika siklus terhenti dan hormon-

hormon kelamin wanita menghilang dengan cepat sampai hampir tidak ada

disebut sebagai menopause Penyebab menopause adalah “matinya” (burning

out) ovarium. Sepanjang kehidupan seksual seorang wanita, kira-kira 400


16

folikel primordial tumbuh menjadifolikel matang dan berovulasi, dan

beratus-ratus dari ribuan ovum berdegenerasi. Pada usia sekitar 45 tahun,

hanya tinggal beberapa folikel-folikel primordial yang akan dirangsang oleh

FSH dan LH, dan produksi estrogen dari ovarium berkurang sewaktu jumlah

folikel primordial mencapai nol. Ketika produksi estrogen turun di bawah

nilai kritis, estrogen tidak lagi menghambat produksi gonadotropin FSH dan

LH. Sebaliknya, gonadotropin FSH dan LH (terutama FSH) diproduksi

sesudah menopause dalam jumlah besar dan kontinu, tetapi ketika folikel

primordial yang tersisa menjadi atretik, produksi estrogen oleh ovarium

turun secara nyata menjadi nol (Guyton, 2011).

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi menopause


Menurut Proverawati (2010), adapun faktor yang berpengaruh terhadap

gejala menopause antara lain:


1. Faktor psikis
Perubahan-perubahan psikologis maupun fisik ini berhubungan dengan

kadar esterogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya tenaga dan

gairah, berkurangnya konsetrasi dan kemampuan akademik, timbulnya

perbahan emosi seperti mudah tersinggung, susah tidur. Perubahan

psikis ini berbeda –beda tergantung dari kemampuan wanita untuk

menyesuaikan diri.
2. Faktor ekonomi
Keadaan social ekonomi mempengaruhi fisik, kesehatan dan pendidikan.

Apabila fakor-faktor tersebut cukup baik, akan mengurnagi fisiologis,

psikologis.
3. Faktor budaya dan lingkungan
17

Pengaruh budaya dan lingkungan sudah dibuktikan sangat

mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak dapat menyesuaikan diri

dengan fase klimakterium diri.


4. Faktor lain
Wanita yang belum menikah, wanita karier baik yang sesudah maupun

yang belum berumah tangga, menarch yang terlambat berpengaruh

terhadap keluhan-keluhan klimaterium.

2.2.4 Gejala-gejala yang sering Timbul pada menopause

Menurut Marmi (2015), Gejala-gejala yang sering timbul pada

menopause diantarnya:

1. Perubahan Suasana Hati Mood


Banyak wanita mengalami perubahan suasana hati di mana mereka

merasa mudah marah, sedih dan melankolis. Mereka juga sering merasa

tertekan dan bahkan memiliki pikiran untuk bunuh diri kadang-kadang.

Ini lah bagian dari akibat pengaruh menopause.


2. Menstruasi Tidak Teratur
Ketika siklus menstruasi pada seorang wanita perempuan menjadi tidak

teratur secara tiba-tiba maka pada saat itu diperlukan berkonsultasi

dengan tenaga medis atau pun dokter. Periode menstruasi yang tidak

teratur adalah bukti konklusif dari menopause dini.


3. Vagina Kering
Ketika mengalami siklus hormonal yang baik dan normal maka vagina

akan selalu dilumasi dengan baik. Tetapi jika vagina menjadi kering

untuk jangka waktu yang cukup lama, itu bisa berarti seorang wanita

telah mendekati masa menopause.


4. Periode Menstruasi Mulai Berkurang
Seorang perempuan dianggap sudah mencapai menopause jika selama 12

bulan tidak mengalami menstruasi sejak tanggal dia mengalami periode


18

menstruasi terakhir. Periode menstruasi yang tidak teratur sampai benar-

benar berakhirnya menstruasi merupakan tanda yang paling jelas seorang

perempuan telah mencapai masa menopause, terutama jika dia sudah

berusia di atas 50 tahun. Tidak ada patokan waktu yang pasti kapan

periode terakhir menstruasi akan terjadi, tapi dengan mencatat siklus

menstruasi dapat membantu menentukan kapan periode menstruasi

mulai tidak teratur.


5. Kelelahan
Ketika kadar hormon menurun, tingkat energi pun menurun. Sehingga,

saat ingin memasuki masa menopause, wanita bisa merasa lelah dan

lemas tanpa sebab. Kondisi ini bisa mempengaruhi kegiatannya sehari-

hari karena ia tidak bisa melakukan aktivitas sebagaimana biasanya

2.2.5 Pengobatan

Menurut Manuaba (2010), secara medik dasar penatalaksanaan

menopause meliputi :
1. Penatalaksanaan umum meliputi wawancara dan pendidikan.
Dalam langkah pertama ini perlu ditekankan pada penderita bahwa

berlalunya masa ini dalam kehidupan tidak berarti berakhirnya

kehidupan yang baru hubungan antara penderita dengan dokter yang

saling percaya mempercayai akan dapat memberikan sokongan yang

besar dalam mencegah terjadinya banyak salah paham sehubungan

dengan masalah yang peka ini. Penanganan non spesifik lain dapat

berupa psikoterapi pendidikan dan penyebarluasan pengetahuan tentang

menopause ini bahwa menjadi tua adalah wajar


2. Pengobatan gejala hormonal
19

Gejala-gejala menopause yang cukup berat harus diobati secara

selektif dengan medika mentosa (obat-obatan) yang sesuai dengan

keadaan perorangan. Dalam prakteknya pengobatan akan sangat

ditunjang oleh latihan-latihan jasmani yang teratur. Istirahat yang

cukup, serta diet yang sesuai. Pemberian obat penenang sebagai usaha

mengatasi masalah tidak dianjurkan.


3. Pengobatan hormonal
Walaupun menopause merupakan peristiwa normal, namun

merupakan pula suatu keadaan kekurangan hormon. Sasaran dalam

pengobatan ini adalah mengembangkan keseimbangan hormonal oleh

karena itu sebagai tambahan langkah pertama dan kedua kekurangan

estrogen harus diperbaiki pula, obat-obatan yang dipakai tersedia dalam

bentuk tablet.
4. Pembedahan
Sekitar 40-70% wanita yang mengalami perdarahan abnormal

sebelum menopause akan sembuh dengan tindakan kureta sel

(pengerokan selaput lendir rahim) dan tidak membutuhkan pengobatan

hormon pengganti tergantung hasil pemeriksaan. Secara mikroskopis

menunjang. Proses yang buruk kadang-kadang harus dilakukan

pengangkatan rahim. Ada atau tidak keluhan dalam menopause,

hendaknya wanita merencanakan untuk diperiksa secara berkala, paling

sedikit enam bulan sekali pemeriksaan ini penting sekali untuk

mengetahui dan mengobati adanya kelainan yang mungkin terjadi pada

usia 40 an,khususnya keganasan. Banyaknya kelainan-kelainan yang


20

ada dapat disembuhkan dengan pengobatan sederhana, terutama bila

diketahui dini

2.2.5 Faktor Yang Mempengaruhi dalam Menghadapi Menopause


1. Sikap
a. Pengertian sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu.Sikap belum

merupakan suatu tindakan atau aktivitas tetapi merupakan “pre-

disposisi” tindakan atau perilaku.Sikap itu masih merupakan perilaku

tertutup bukan merupakan reaksi terbuka tingkah laku yang terbuka.

Lebih dapat dijelaskan lagi bahwa sikap merupakan reaksi terhadap

objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek

(Maulana, 2012).

b. Komponen sikap
Menurut Notoatmodjo (2010), Sikap mempunyai tiga komponen

pokok yaitu:
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

c. Fungsi sikap
Menurut Maulana (2012), Sikap mempunyai lima fungsi, yakni

sebagai berikut:
1) Fungsi instrumental
Sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan

menggambarkan keadaana keinginannya atau tujuan.


21

2) Fungsi pertahanan ego


Sikap yang diambil untuk melindungi diri dari kecemasan atau

ancaman harga dirinya.


3) Fungsi nilai ekspresi
Sikap yang menunjukkan nilai yang ada pada dirinya.Sistem

nilai individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu

bersangkutan.
4) Fungsi pengetahuan
Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti,

ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.


5) Fungsi penyesuaian sosial
Sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan

lingkungannya.
2. Pengaruh Budaya
Menurut Marmi (2015), aspek budaya dapat mempengaruhi kesehatan

antara lain :
a. Pengaruh tradisi
Ada beberapa tradisi didalam masyarakat yang dapat berpengaruh

negatif terhadap kesehatan masyarakat.


b. Sikap fatalistis
Hal lain adalah sikap fatalistis yang juga mempengaruhi perilaku

kesehatan. Contoh : Beberapa anggota masyarakat dikalangan

kelompok tertentu (fanatik) yang beragama islam percaya bahwa anak

adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati adalah takdir, sehingga

masyarakat kurang berusaha untuk segera mencari pertolongan

pengobatan bagi anaknya yang sakit.


c. Sikap ethnosentris
Sikap yang memandang kebudayaan sendiri yang paling baik jika

dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.


d. Pengaruh nilai
22

Nilai yang berlaku didalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku

kesehatan. Contoh : masyarakat memandang lebih bergengsi beras

putih daipada beras merah, padahal mereka mengetahui bahwa vitamin

B1 lebih tinggi diberas merah daripada diberas putih.


e. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses

sosialisasi terhadap perilaku kesehatan.


Kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil akan berpengaruh terhadap

kebiasaan pada seseorang ketika ia dewasa. Misalnya saja, manusia

yang biasa makan nasi sejak kecil, akan sulit diubah kebiasaan

makannya setelah dewasa.


f. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan
Apabila seorang petugas kesehatan ingin melakukan perubahan

perilaku kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah

konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,

menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh pada perubahan,

dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan

perubahan tersebut.

3. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dari tahu, hal ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca intra manusi. Yakni indra

penglihatan, pendengaraan, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar

pengetahuan manusia diperboleh melalui mata dan telinga

(Notoatmojo, 2007).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dangan wawancara

yang menanyakan tentang isi yang ingin diukur dari subjek penelitian.
23

Secara garis besarnya pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan sebagai

berikut:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.


a) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang materi yang diketahui dan

dapat menginterprestasikan materi secara benar.


b) Aplikasi (Aplikaction)
Aplikasi ini diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan suatu materi yang telah dipelajari pada situasi

atau kondisi riil. Maksutnya mampu menggunakan rumus-

rumus metode dan prinsip dalam aplikasi.


c) Analisi (Analisis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek dalam komponen-komponen, tapi masih

dalam suatu organisasi tersebut, dan masih ada hubungan satu

dengan yang lainya.


d) Sintesis (Sintesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakan atau menghubungakan bagian-bagian dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu

suatu kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan,

dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya

terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.


e) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penelitian suatu materi atau objek (Notoatmojo, 2007).


24

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Arikunto (2012) faktor internal dan eksternal meliputi :

1) Faktor Internal
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.


b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupan.


c. Umur
Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

meninggal.

2) Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan

dan perilaku orang.


b. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

c. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Kedalamamn pengetahuan yang ingin


25

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut

diatas (Notoatmojo, 2010).


Menurut Wawan (2011), pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu: baik:

hasil persentase 76%-100%, cukup : hasil persentase 56%-75% dan

kurang: hasil persentase > 56 % .

2.3 Kerangka Teori


Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan yaitu, faktor
predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendukung. Untuk lebih jelas dapat
dibagan sebagai berikut :

Bagan 2.1
Kerangka teori
Faktor-faktor Perilaku Kesehatan

Faktor Predisposisi

a. Pengetahuan 1
b. Sikap
c. Kepercayaan 6 5
d. Nilai 2

Faktor Pemungkin
Perilaku
a. Tersedianya fasilitas atau sarana 4 kesehatan
kesehatan 3
b. Akses sarana kesehatan
Faktor Pendorong
c. Masyarakat atau pemerintah
a. Keluarga
Sumber
b. Petugas kesehatan : Green (2001) dalam Notoatmodjo 2010
c. Tokoh masyarakat
Keterangan
Garis Utuh : Menunjukkan pengaruh langsung.
26

Garis Putus-Putus : Menunjukkan pengaruh tidak langsung.


Huruf Bold : Variabel yang diteliti.
Angka 1,2,3,4,5,6 : Menunjukkan kira-kira urutan terjadinya tindakan.

Anda mungkin juga menyukai