Anda di halaman 1dari 26

5

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah suatu periode transisi masa perkembangan yang dapat

mengganggu keseimbangan psikologis yang dapat menimbulkan stress, tetapi

berharga karena wanita tersebut menyiapkan diri untuk memberi perawatan

dan mengemban tanggung jawab yang lebih besar. Secara bertahap wanita

mengubah konsep dirinya supaya siap menjadi orang tua, pertumbuhan ini

membutuhkan penugasan tugas-tugas perkembangan tertentu mulai dari

menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur hubungan dengan

pasangan, membangun hubungan dengan anak yang baru lahir, serta

mempersiapkan diri untuk pengalaman melahirkan (Indriyani, 2013).

Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi

spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi)

pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi

sampai aterm (Manuaba, 2010).

2. Proses kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan, yang

terdiri dari ovulasi (pelepasan ovum), terjadi migrasi spermatozoa dan ovum,
6

terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi (implantasi uterus)

pembentukan plasenta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm,

kehamilan adalah suatu peristiwa yang dimulai dari konsepsi sampai adanya

tanda-tanda persalinan (Manuaba, 2009).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta

pertumbuhan sosial dalam keluarga. Kehamilan normal berlangsung selama 9

bulan menurut penanggalan internasional, 10 bulan menurut penanggalan luar,

atau sekitar 40 minggu di hitung sejak hari pertama menstruasi terakhir atau

sejak dinyatakan hamil. Kehamilan dibagi menjadi 3 periode tiga bulanan atau

trimester. Trimester pertama adalah periode minggu pertama sampai minggu

ke-13, trimester kedua adalah periode minggu ke-14 sampai minggu ke-26,

sedangkan trimester ketiga adalah minggu ke-27 sampai kehamilan cukup

bulan (antara 38-40 minggu) (Bobak, 2005).

3. Tanda kemungkinan hamil

Menurut Prawihardjo (2010), tanda kemungkinana hamil adalah: tanda

hegar, tanda chadwick (perubahan pada vagina dan vulva), tanda piscaseck

(uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol kelas ke jurusan

pembesaran tersebut), tanda baxtion-hicks (bila uterus dirangsang maka akan

mudah berkontraksi), suhu basal yang sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara

37,2º sampai 37,8 º.

Menurut Purwaningsih (2010), tanda kemungkinan kehamilan yaitu: mual

muntah, amenorea, mengidam, pingsan, mammae menjadi besar dan tegang,

anoreksia, sering kencing, obstipasi, pigmentasi kulit, varises, tanda hegar,


7

tanda chacwik, tanda piscasek, tanda braxtonhigs, suhu basal, HCG

meningkat.

4. Keluhan Selama Kehamilan

Menurut Purwoastuti (2015), Keluhan selama kehamilan berbeda-beda

antara wanita yang satu dengan wanita yang lain. Ada yang merasakan banyak

keluhan, tapi ada yang hanya merasakan satu atau dua keluhan. Ada ibu hamil

yang mengalami kesulitan selama 9bulan, ada yang anya merasakan pada

bulan pertama (biasanya pada trimester pertama). Keluhan selama kehamilan

yang dapat terjadi seperti: keletihan terus menerus, mual dan muntah,

mengidam, air ludah berlebih, tekanan bagian bawah perut, sering buang air

kecil, nyeri ulu hati di bagian pencernaam, pusing, mati rasa, dan sakit pada

bagian punggung.

Masalah pada ibu hamil meliputi sakit pinggang, nyeri epigastrium, sering

berkemih, pusing, obstipasi, lemah, sulit tidur, kejang, cemas menghadapi

persalinan, mulas, kurang informasi, muntah, tidak pernah melakukan

perawatan antenatal, kaki bengkak, kram pada kaki, perdarahan pervagina,

keputihan, belum siap menjadi ibu dan sakit perut bagian kanan dan kiri,

masalah konstipasi (Saminem, 2009).

5. Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan

Perubahan-perubahan ini menunjukkan usaha tubuh untuk melindungi ibu

dan janin. Perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan adalah sebagai

berikut:
8

a. Sistem Reproduksi

Menurut Prawihardjo (2010), akan terjadi banyak perubahan pada

organ-organ reproduksi wanita hamil diantaranya, uterus akan membesar

pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan progesteron

yang kadarnya meningkat. Berat uterus normal lebih kurang 30 gram,

pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus ini menjadi 1000 gram,

dengan panjang lebih kurang 20 cm dan dinding lebih kurang 2,5 cm.

Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat,

agak gepeng. Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya,

pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.

Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting

diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakah wanita tersebut

hamil fisiologis, atau hamil ganda, atau menderita penyakit seperti mola

hidatidosa, dan sebagainya.

Vagina dan vulva akibat hormone esterogen mengalami perubahan

pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak

lebih merah, agak kebiruan (livide). Tanda ini disebut tanda Chadwick.

Warna porsio pun tampak livide. (Prawihardjo, 2010)

Selama hamil, pH sekresi vagina menjadi lebih asam. Peningkatan pH

ini membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Dan

peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul menyebabkan

peningkatan sensitivitas yang menyolok, yang menyebabkan peningkatan


9

keinginan dan bangkitan seksual, terutama selama trimester kedua.

(Bobak, 2005).

b. Payudara

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di

payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Putting susu dan

areola menjadi lebih berpigmen dan lebih erektil. Hipertrofi kelenjar

sebasea /lemak yang muncul di areola primer dan tdisebut Tuberkel

Montgomery (Bobak, 2005).

c. Perubahan Uterus

Uterus akan membesar pada bulan – bulan pertama di bawah pengaruh

esterogen dan progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini

pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus. Berat uterus

normal < 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus

menjadi 1000 gram dengan panjang < 20 cm dan dinding ± 2,5 cm

(Prawihardjo, 2010).

Selama minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah uterus dan

limfe mengakibatkan edema dan kongesti panggul. Akibatnya uterus,

servik dan istmus melunak secara progresif dan servik menjadi agak

kebiruan, yang disebut “Tanda Chadwick”. Pada sekitar minggu ke 7 dan

ke 8, terlihat pola pelunakan uterus sebagai berikut : istmus melunak dan

dapat ditekan (Tanda Hegar), servik melunak (Tanda Goodell), dan fundus

pada serviks mulai fleksi (Tanda McDonald) (Bobak, 2005)


10

d. Sistem Endokrin

Pada kehamilan 10 minggu kortikotropin telah dapat ditemukan dalam

hipofisis janin. Hormon ini diperlukan untuk mempertahankan grandula

suprarenalis janin. Jost dan kawan-kawan membuktikan ini dengan

mengadakan dekafitasi janin inutero, yang mengakibatkan grandula

suprarenalis jaringan tersebut menjadi atrofik.

e. Sistem Kardiovaskuler

Penyesuaian maternal terhadap kehamilan melibatkan perubahan

sistem kardiovaskuler baik aspek anatomis maupun fisiologis. Adaptasi

kardiovaskuler melindungi fungsi fisiologi normal wanita, memenuhi

kebutuhan metabolik tubuh saat hamil, dan menyediakan kebutuhan untuk

perkembangan dan pertumbuhan janin.

Hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan jantung mungkin

disebabkan oleh peningkatan volume darah dan curah jantung. Karena

diafragma terdorong keatas, jantung terangkat keatas dan berotasi kedepan

dan kekiri. Peningkatan volume darah dan curah jantung juga

menimbulkan perubahan hasil auskultasi yang umum terjadi selama masa

hamil. Antara minggu ke 14 dan ke 20, denyut meningkat perlahan,

mencapai 10 sampai 15 kali per menit, kemudian menetap sampai aterm.

(Bobak, 2005)

f. Darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi

ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah


11

yang membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi

berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu dalam kehamilan

bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut

hidremia (Prawihardjo, 2010).

Selama pertengahan pertama masa hamil, tekanan sistolik dan

diastolik menurun 5 sampai 10 mmHg. Penurunan tekanan darah ini

kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat perubahan

hormonal selama masa hamil. Selama trimester ketiga, tekanan darah ibu

harus kembali ke nilai tekanan darah selama trimester pertama (Bobak,

2005)

g. Sistem Respirasi

Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya sering

mengalami sesak nafas. Hal ini sering ditemukan pada kehamilan 32

minggu keatas.Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada kehamilan

terjadi perubahan sistem respirasi, disamping itu juga terjadi desakan

diafragma karena dorongan rahim yang membesar . Untuk memenuhi

kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil

selalu bernapas lebih dalam, dan bagian bawah toraksnya juga melebar,

yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan

baik.

h. Sistem Pencernaan

Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat

yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan, daerah lambung


12

terasa panas, terjadi mual dan sakit kepala terutama pagi hari yang disebut

morning sickness, muntah yang disebut emesis gravidarum, muntah

berlebihan sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari yang disebut

hiperemesis gravidarum, progesteron menimbulkan gerak usus makin

berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.

i. Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh

uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini

hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari

rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke

bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena

kandung kencing mulai tertekan kembali.

j. Sistem Integumen

Melasma di wajah yang biasa di sebut cloasma atau topeng kehamilan,

adalah bercak pada kulit di derah tonjolan maksila dan dahi khususnya

pada wanita hamil berkulit hitam. Linea nigra adalah garis pigmentasi dari

daerah symfisis pubis sampai bagian atas fundus di garis tengah tubuh dan

stria gravidarum atau tanda regangan akan terlihat di bagian bawah

abdomen (Bobak, 2005).

k. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami

perubahan yang mendasar, karena kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk

pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI.


13

6. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

Menurut Indriyani (2013) perubahan psikologis pada wanita hamil terbagi

menjadi 3 fase adalah:

a. Fase I

Adaptasi pertama dari perubahan psikologis dan kognitif yang dialami

oleh seorang wanita hamil adalah menyatukan janin yang dikandungannya

ke dalam gambaran tubuh dirinya. Walaupun seorang wanita hamil pada

awal-awal kehamilannya dapat mengalami suatu perasaan ambivalensi.

Pada umumnya pengalaman merasakan pergerakan janin dapat

menghilangkan berbagai keraguan atau ambivalensi tentang kesiapannya

memiliki seorang anak pada saat ini dalam kehidupannya.

b. Fase II

Adaptasi psikologis selanjutnya adalah mempersiapkan secara fisik

untuk berpisah dengan janinya melalui peristiwa kelahiran. Ditinjau dari

segala aspek dari suatu fenomena kehamilan, terdapat banyak perbedaan

respon yang dimunculkan oleh wanita hamil dalam menyesuaikan

perubahan psikologis ini selama kehamilan. Pada umumnya wanita sangat

antusias mengahdapi kelahiran bayinya karena merasa sangat lelah dalam

menjalani kehamilannya.

c. Fase III

Adaptasi terakhir dari perubahan-perubahan psikologis seorang wanita

hamil adalah mempersiapkan fungsi keluarganya menerima kehadiran

anggota barunya. Para peneliti seputar kehamilan banyak melaporkan


14

bahwa untuk menyesuaikan adaptasi psikologis ini, wanita hamil

mengidentikkan dirinya sebagai seorang ibu dan memiliki harapan untuk

mendapatkan dukungan dari pasangannya untuk ikut bertanggung jawab

dalam membantu, menyesuaikan adaptasi psikologis ini selama masa

kehamilan.

B. Keputihan

1. Pengertian

Keputihan adalah semua pengeluaran cairan alat genitalian yang bukan

darah. Keputihan penyakit tersendiri, tetapi merupakan manifestasi gejala dan

hampir semua penyakit kandungan. Oleh karena itu, penyebab utama

keputihan harus dicari dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan

kandungan, dan pemeriksaaan laboratorium (Manuaba, 2010).

Keputihan atau fluor albus adalah kondisi vaggina saat mengeluarkan

cairan atau lender menyerupai nanah yang disebabkan oleh kuman,

terkaddang, keputihan dapat menimbulkan rasa gatal, bau tidak enak dan

berwarna hijau (Prayitno, 2014).

2. Penyebab

Faktor penyebab keputihan dipicu karena adanya virus, bakteri, kuman,

aktivitas yang terlalu lelah, hormonal, dan pada vulva hygiene. Penyebab

keputihan dari keletihan ditandai muncul hanya pada waktu kondisi tubuh

sangat capek dan biasa lagi ketika tubuh sudah normal kembali (Susanto,

2013).
15

Kelebihan hormon Progesteron dapat menimbulkan keputihan, Keputihan

yang keluar dari vagina disebabkan oleh hormon Progesteron yang merubah

flora dan Ph vagina, sehingga jamur mudah tumbuh di dalam vagina dan

menimbulkan keputihan (Winkjosastro, 2010).

3. Gejala keputihan

Penderita keputihan mengeluhkan rasa gatal pada kemaluan dan lipatan di

sekitar paha, rasa panas di bibir vagina, serat rasa nyeri ketika buang air kecil

dan berhubungan seksual. Rasa gatal tersebut bisa jadi terus menerus atau

hanya sesekali, misalnya pada malam hari. Hal ini diperparah oleh kondisi

lembab, karena banyaknya cairan yang kelaur dari sekitar paha sehingga kulit

di bagian itu menjadi mudah lecet. Lecet-lecet tersebut akan semakin banyak

karena garukan yang dilakukan ketika merasa gatal (Prayitno, 2014).

4. Penegakkan Diagnosis Keputihan

Menurut Manuaba (2010), Pemeriksaan inspekulo untuk mencari penyebab

keputihan

a. Dari mana asalnya keputihan (mulut rahim, hanya bersifat lokal pada

vagina).

b. Bagaimana dinding vagina (warna, apakah terdapat bintik merah seperti

digigit nyamuk, apakah keputihan bergumpal atau encer, apakah kemaluan

melekat pada dinding vagina)

c. Bagaimana mulut rahim/porsio (apakah tertutup oleh keputihan, apakah

terdapat perlukaan, apakah mudah berdarah).


16

Pemeriksaan laboratorium ini dilakukan untuk menemukan adanya infeksi,

benda asing, atau keganasan. Dilakukan pap smear.

5. Pencegahan Keputihan

Menurut Prayitno (2014), Banyak cara untuk mencegah keputihan,

diantaranya adalah,

a. Jaga kebersihan bagian intim kamu

b. Jangan biarkan daerah kewanitaan dalam kondisi basah dan lembab

setelah mandi atau buang air

c. Jangan gunakan celana dalam berbahan sintetis

d. Jaga kebersihan handuk dan peralatan mandi yang kamu gunakan

C. Perilaku kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2010), perilaku adalah bentuk responden atau reaksi

terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam

memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain

dari orang yang bersangkutan. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini

dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni: pengetahuan,

sikap, praktik atau tindakan. Menurut L.W.Green, faktor penyebab masalah

kesehatan adalah faktor perilaku dan faktor non perilaku. Faktor perilaku

khususnya perilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu:


17

1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Adalah faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku

seseorang, seperti : status ekonomi, umur, jenis kelamin dan susunan

keluarga. Faktor ini lebih bersifat dari dalam diri individu tersebut seperti:

a. Pengetahuan

1) Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusa yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga (Wawan, 2011).

Pengetahuan merupakan berbagai kombinasi dari teori, konsep,

informasi, pengalaman, interprestasi, dan pertimbangan yang dapat

dimanfaatkan diri, tim atau kelompok dan pengembangan organisasi

(Notoatmodjo, 2010).

2) Tingkat pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan

penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.


18

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkat menurut Maulana (2013), yaitu

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab

itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja ini mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.

b) Memahami (comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemaampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham

terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan

contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu

objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi rill (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-


19

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau

situasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungakan bagian-bagian di dalam suatu

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang

ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3) Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Wawan (2011), dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang

sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

a) Cara tradisional atau non-ilmiah


20

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode

penemuan secara sistematik dan logis, cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:

(1) Cara coba-salah

Cara yang paling tradisional yang pernah digunkanan oleh

manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara

coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and

erorr”. Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya

kebudayaan, bahwa mungkin sebelum adanya peradaban. Pada

waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau

permasalahan, upaya pemecahannya dilakukan dengan

menggunkana kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan

apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan lain. Apabila kemungkinan ini gagal pula, maka

dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga, dan apabila

kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan. Itu sebabnya maka cara ini disebut trial

(coba) and erorr (gagal atau salah”) atau metode coba

salah/coba-coba.

(2) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan

tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui


21

penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak.

Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun-temurun

dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus

ada upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu

yang sedang menyusui harus minum jamu, dan sebagainya.

Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat

tradisional saja, melainkan terjadi pada masyarakat modern.

Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya

sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut

dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal

maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan

sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan tradisi, baik tradisi,

otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan,

tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan

pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat

yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran

sendiri. Hal ini disebakan karen orang yang menerima pendapat


22

tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya sudah

benar.

(3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman

itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memproleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi

pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunkana

tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka

untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula

menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia gagal menggunakan

cara tersebut, ia tidak akan mengulang cara itu, dan berusaha

untuk mencari cara yang lain, sehingga dapat berhasil

memecahkannya.

(4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,

cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia

telah mampu menggunakan penalarannya dalam memeperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh


23

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

b) Cara modern atau cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan imiah. Cara ini disebut

metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi

penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon

(1561-1626). Mula-mula ia mengadakan pengamatan langsung

terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil

pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan dan

akhirnya diambil kesimpulan umum.

4) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut:

a) Faktor internal

(1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-

hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang juga


24

perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi

untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya

makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi makin mudah menerima informasi.

(2) Pekerjaan

Menurut Thomas, pekerjaan adalah keburukan yang harus

dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan kelaurga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan,

tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan

bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Bekerja bagi ibu-ibu akan menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu

akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

(3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok

semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari

segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini

akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.


25

b) Faktor eksternal

(1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

(2) Faktor sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

b. Sikap

1) Pengertian Sikap

Sikap merupakan penilaian seseorang terhadap stimulus atau objek

(dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah

seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan

menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut

(Notoatmodjo, 2012)

2) Komponen Sikap

Menurut (Notoatmodjo, 2012), sikap mempunyai tiga komponen

pokok yaitu:

a) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek

b) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c) Kecenderungan untuk bertindak


26

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,

keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

3) Fungsi Sikap

Menurut Maulana (2013), sikap mempunyai lima fungsi, yakni

sebagai berikut:

a) Fungsi instrumental

Sikap yang dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat dan

menggambarkan keadaan keinginannya atau tujuan

b) Fungsi pertahanan ego

Sikap yang diambil untuk melindungi diri dari kecemasan atau

ancaman harga dirinya.

c) Fungsi nilai ekspresi

Sikap yang menunjukkan nilai yang ada pada dirinya. Sistem nilai

individu dapat dilihat dari sikap yang diambil individu

bersangkutan.

d) Fungsi pengetahuan

Setiap individu memiliki motif untuk ingin tahu, ingin mengerti,

ingin banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan, yang

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

e) Fungsi penyesuaian sosial

Sikap yang diambil sebagai bentuk adaptasi dengan

lingkungannya.
27

4) Tingkatan Sikap

Menurut (Notoatmodjo. 2010), sikap juga mempunyai tingkatan

berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

a) Menerima

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima

stimulus yang diberikan (objek).

b) Menanggapi

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan

terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapkan.

c) Menghargai

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai

yang positif terhadap objek atau stimulus.

d) Bertanggung jawab

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah

mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus

berani mengambil risiko.

5) Ciri-Ciri Sikap

Menurut Wawan (2011), ciri-ciri sikap antara lain :

a) Sikap bukan dibawa ejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya.

Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenesis

seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.


28

b) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada

orang itu.

c) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunya hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain sikap itu terbentuk,

dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

d) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

e) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

c. Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.

Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu. (Notoatmodjo, 2007).

d. Nilai

Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber di dalam

suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada

umumnya disebut kebudayaan. (Notoatmodjo, 2007).


29

e. Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang

menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna

mencapai suatu tujuan. Motif tidak dapat diamati. Yang dapat diamati

adalah kegiatan atau mungkin alasan-alasan tindakan tersebut

(Notoatmodjo, 2010).

2. Faktor-faktor Pemungkin (Enambling Factors)

Adalah faktor yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, misal : dana,

transportasi, fasilitas, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.

Tersedianyanya Fasilitias kesehatan, akses sarana dan masyrakat sangat

berpengaruh terhadap perilaku bagi seseorang di kelompok masyarakat.

Pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun

negatif. (Notoatmodjo, 2007).

3. Faktor-faktor Pendorong (Reinforcing Factors)

Adalah faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. faktor-

faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh

agama, sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan, undang-

undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang

terkait dengan kesehatan meliputi:Keluarga, Petugas kesehatan dan Tokoh

masyarakat.
30

D. Kerangka Teori

Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan yaitu, faktor

predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendukung. Untuk lebih jelas dapat

digambar sebagai berikut:

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor Perilaku Kesehatan

Faktor Predisposisi
a. Pengetahuan
b. Sikap
c. Tindakan
1
d. Kepercayaan
e. Keyakinan
f. Nilai
6 5
Perilaku
Faktor Pemungkin
2 Kesehatan
a. Tersedianya fasilitas atau sarana
kesehatan
b. Akses sarana kesehatan
c. Masyarakat atau pemerintah

Faktor Pendorong 4

a. Keluarga 3
b. Petugas kesehatan
c. Tokoh masyarakat

Sumber: Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2010)

Catatan: Garis utuh menunjukkan pengaruh langsung dan garis putus


menunjukkan akibat sekunder, nomor menunjukkan kira-kira urutan
terjadinya tindakan.

Anda mungkin juga menyukai