Anda di halaman 1dari 3

Nama : Syafira Dwi Astuti

Nim : 161610101075

Resume

Sukarno lahir di Lawangseketeng, Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901 tepat saat fajar menyingsing. Bung
Karno lahir saat gunung Kelud meletus. Ibunya orang Bali yang bernama Idayu sedangkan bapaknya
orang Jawa yang bernama Raden Sukemi Sosrodiharjo. Bapak dan ibu Sukarno keturunan bangsawan
yang menjadi miskin karena harta mereka dirampas Belanda. Dulu, bapak dan ibu Sukarno kawin lari
karena pada masa itu kawin dengan orang yag berbeda pulau dilarang. Waktu lahir nama Sukarno adalah
Kusno. Tapi karena Sukarno sering sakit-sakitan, namanya diubah Karna atau Karno yang berarti panglima
yang kuat. Lalu ditambah awalan Su yang dalam bahasa Jawa berarti sangat baik. Jadi, Sukarno berarti
panglima yantg sangat baik.

Pada masa kecilnya, setiap hari Lebaran tiba, Karno selalu menangis karena tak mampu membeli petasan
seperti milik teman-temannya. Tapi, pada suatu malam Lebaran, datang seorang tamu kerumah Sukarno
dan memberi Sukarno sebuah bingkisan yang ternyata isinya dalah petasan! Jiwa Sukarno yang saat itu
masih polos merasa sangat senang.

Saat berumur 15 tahun, Sukarno bersekolah di HBS ( Hogere Burger School ) yang terletak di Surabaya. Di
Surabaya, Sukarno tinggal di rumah pak Haji Oemar Sait Cokroaminoto atau yang akrab dipanggil dengan
sebutan pak Cokro. Untuk mengusir rasa penat, Sukarno selalu menonton sirkus atau film. Banyak orang
yang percaya kalau Sukarno memiliki kekuatan gaib yang bisa menyembuhkan orang. Bila ada orang yang
terluka, Sukarno akan menjilat bagian yang luka tersebut dan besoknya orang itu sudah sembuh. Setiap
Sukarno berkunjung ke Bali, hujan akan turun bahkan sewaktu musim kemarau sekalipun. Makanya
banyak orang Bali yang yakin kalau Sukarno adalah jelmaan dari Dewa Wishnu atau dewa hujan.

Perkumpulan politik pertama Sukarno adalah Tri Koro Darmo dan Jong Java adalah yang berikutnya.
Sukarno berpidato untuk pertama kalinya pada saat umurnya 16 tahun. Di sekolahnya ( HBS ), ada 2 guru
yang sayang padanya, mereka adalah guru bahasa Jerman dan seorang guru perempuan yang selalu
memanggilnya schat yang artinya sayang dalam bahasa Belanda. Hal ini adalah hak istimewa yang jarang
diterima anak inlander atau anak pribumi seperti Sukarno.

Pada waktu umur 18 tahun Sukarno pernah melamar seorang gadis Belanda yang bernama Mien
Hessels, tetapi lamarannya ditolak ayah Mien Hessels dan Sukarno malah dimaki-maki. Padahal Sukarno
telah mengenakan pakaiannya yang paling bagus dan sopan. Beberapa tahun kemudia Sukarno bertemu
Mien Hessels dan gadis itu telah berubah menjadi nyonya yang mirip sekali dengan penyihir di mata
Sukarno. Ada rasa bersyukur dihati Sukarno karena tak jadi menikahi gadis tersebut.

Belum genap berumur 21 tahun, Sukarno menikahi Utari anak perempuan pak Cokro, Sukarno dengan
terpaksa agar dapat menyenangkan hati pak Cokro. Sebenarnya, bukan hanya ibu Sukarno yang
mengatakan kalau Sukarno akan menjadi pemimpin, Dr.Douwes Dekker Setiabudi dan pak Cokro juga
mengatakan hal serupa. Setelah terbiasa berpidato, Sukarno mulai berani mengutarakan keinginannya
pada orang banyak. Dia mengajak teman-temannya memakai peci sebagai lambang Indonesia walaupun
sebenarya pada zaman tersebut yang memakai peci hanyalah rakyat miskin. Sukano memberlakukan
peraturan ini agar tak ada lagi rakyat Indonesia yang meniru gaya Belanda dan mulai menyamakan diri
dengan rakyat miskin agar timbul rasa persatuan.

Hubungan Sukarno dan Utari setelah menikah tidak berjalan dengan lancar karena faktor usia. ( Sukarno
21 tahun dan Utari mau menginjak usia 16 tahun ). Karno pun menceraikan Utari dan menikah dengan
Inggit yang berusia lebih tua dari Sukarno.

Kata Indonesia berasal dari kata Indusnesosyang berarti ‘Kepulauan dari India’ ( Secara geografis,
Indonesia dekat dengan India ). Rakyat Indonesia yang miskin dan mengolah sesuatu untuk dirinya atau
untuk keluarganya dan bukan untuk dijual disebut Marhaen. Nama ini berasal dari nama seorang petani
miskin Indonesia yang hanya mampu mengolah tanahnya yang kecil untuk makan keluarganya. Menurut
Sukarno, bila seorang penyelamat ingin menyelamatkan banyak orang, dia haruslah menyelamatkan
dirinya sendiri terlebih dahulu. Sukarno mendapatkan kata-kata ini berdasarkan pengalamannya. Saat itu
kamarnya hampir habis dilalap api dan dia berusaha menyelamatkan dirinya karena dalam hatinya
tertanam tekad yang kuat untuk meyelamatkan bangsanya.

Sukarno mengartikan mencotek sebagai gotong royong yang sudah menjadi tradisi rakyat Indonesia.
Pada masa-masa kuliah Sukarno kurang menyukai pelajaran matematika. Makanya dia sering mencontek
lembar jawaban temannya yang pintar pada saat ujian. Kata-kata yang tidak pernah disukai Sukarno
adalah perkataan seorang rektor pada saat Sukarno wisuda dan memperoleh gelar insinyur. Perkataan
itu berbunyi; “Ijazah dapat rusak dan tidak abadi. Hal yang abadi adalah karakter seseorang yang akan
tetap hidup walaupun orang tersebut mati”

Dalam pidatonya, Sukarno mengajarkan kaum Mahaen dan rakyat Indonesia yang lainnya menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Mulai saat itulah digunakan kata pak atau bapak, bu atau
ibu dan bung atau saudara yang dapat digunakan oleh semua rakyat Indonesia. Nah, mulai dari saat
itulah ( pada zaman feodal ) Sukarno dipanggil dengan sebutan Bung Karno.

Serikat Islam sudah terpecah karena pak Cokro melemah. Anggota yang lain mengubah Serikat Islam
menjadi Serikat Rakyat. Tetapi pihak Belanda melarang partai ini berdiri. Maka, pada 4 Juli 1927, dengan
dukungan dari teman-temannya, Bung Karno mendirikan PNI atau Partai Nasional Indonesia. Bung Karno
dikenal tak hanya sebagai Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, tetapi dia juga dikenal sebagai Singa
Podium karena kebiasaannya berpidato. Bung Karno bukanlah petenung atau peramal. Tapi dia sudah
memperkirakan akan terjadi Perang Pasifik mengingat Jepang yag menjadi terlalu agresif. Bung Karno
mengatakan hal ini pada saat dia berpidato di tahun 1929. Apa yang dikatakan Bung Karno ini menjadi
kenyataan. Setelah Bung Karno selesai berpidato ( sekitar pukul 1 pagi ), dia tidur di salah satu rumah
temannya dan belum beberapa lama kemudian polisi datang mengepung rumah tersebut. Tiba saatnya,
seperti yang telah diduga, Bung Karno ditahan karena pidatonya yang mengecam pihak Belanda. bumg
Karno ditahan di penjara Banceuy. Di dalam penjara, satu-satunya teman Bung Karno adalah cecak.

Walaupun telah terbebas dari penjara,kebiasaan dari penjara masih melekat pada diri Bung Karno. Dia
tak nyaman tidur ditempat yang empuk karena sewaktu dipenjara telah terbiasa tidur ditempat yang
keras. Kebiasaan Bung Karno bila sedang gelisah adalah mencungkil kukunya. Karena perkawinan Bung
Karno dan Inggit tidak membuahkan anak, Bung Karno pun menceraikan Inggit dan memilih menikah
dengan Fatmawati. Setahun setelah menikah, akhirnya Bung Karno dikaruniai anak laki-laki yang diberi
nama Guntur Sukarnoputra. Setelah Indonesia merdeka, Bung Karno dipilih rakyat menjadi presiden.
Sebenarnya hal itu telah diramalkan ayah Fatmawati tiga bulan yang lalu. Setelah Indonesia merdeka,
huruf oediubah menjadi u. Fatmawati menjahit bendera merah putih yang menjadi bendera pusaka
tersebut ditengah kehamilannya yang pertama. Bung Karno membaca teks proklamasi dengan
didampingi Bung Hatta, Fatmawati dan Suwiryo. Di istana, Bung Karno tinggal bersama Fatmawati dan
anak-anaknya yaitu : Guntur Sukarnoputra,Megawati Sukarnoputri, Rachma Sukarnoputri, Sukama
Sukarnoputri, Guruh Sukarnoputra.

Bung Karno berada di istana samapai umurya 64 tahun dan dia mulai sakit-sakitan. Bung Karo ingin kalau
dia meninggal nanti,akan ada batu kecil biasa yang menghiasi makamnya. Di batu itu ada tulisan : Disini
beristirahat Bung Karno,Penyambung Lidah Rakyat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai