A. Derajat 1 AV Blok
Terjadi pemanjangan interval PR pada EKG (> 200/ lebih dari 5 kotak kecil msec pada dewasa
dan > 160 pada anak-anak). Pada AV blok derajat 1 semua impuls atrium mencapai ventrikel.
Namun, kunduksinya mengalami keterlambatan sampai ke AV node. Interval PR konstan.
B. Derajat 2 AV Blok
Yaitu Derajat 2 AV blok Mobitz I (Wenckenbach blok), yang terdiri dari pemanjangan interval
PR yang progresif dengan diikuti single P nonkonduksi.
Episode Mobitz I blok biasanya terdiri dari 3-5 irama, dengan rasio non konduksi dengan irama
konduksi 4:3, 3:2, dan begitu seterusnya.
Tipe II AV Blok Derajat 2
Mobitz II blok
PR interval konstan yang diikuti kegagalan dari konduksi gelombang P ke ventrikel, jadi tipe
konduksinya 2:1 (2konduksi dan 1 blok), 3:1 (3konduksi dan 1 blok), dan begitu seterusnya
C. Derajat III AV Blok
Didiagnosa ketika tidak ada konduksi impuls suparventrikular ke ventrikel. Gelombang P di garis
irama merefleksikan irama nodus sinus yang independen dari gelomb
ang QRS komplek. Komplek QRS yang muncul adalah irama escape, juga junctional atau
ventrikular. Irama escape bersumber dari junctional atau septum atas yang memiliki karakteristik
QRS komplek yang sempit dengan frekuensi 40-50 gelombang/menit, dimana irama escape dari
ventrikel bagian bawah yang memiliki karakteristik komplek QRS yang luas denga frekuensi 30-
40 gelobang/menit.
Tidak ada hubungan yang terlihat antara irama gelombang P dan irama komplek QRS di AV blok
derajat tiga. Frekuensi dari gelombang P (atrial rate) adalah lebih tinggi daripada frekuensi
komplek QRS (ventrikular rate).
C, Etiologi
a. AV blok derajat I
Terjadi pada semua usia dan pada jantung normal atau penyakit jantung. PR yang memanjang
lebih dari 0,2 detik dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti digitalis, ß blocker, penghambatan
saluran kalsium, serta penyakit arteri koroner, berbagai penyakit infeksi, dan lesi congenital.
b. AV blok derajat II
- AV blok derajat II Mobitz I (Wenckebach)
Tipe ini biasanya dihubungkan dengan blok di atas berkas His. Demikian juga beberapa obat
atau proses penyakit yang mempengaruhi nodus AV seperti digitalis atau infark dinding inferior
dari miocard dapat menghasilkan AV blok tipe ini.
- AV blok derajat II Mobitz II
Adanya pola Mobitz II menyatakan blok di bawah berkas His. Ini terlihat pada infark dinding
anterior miokard dan berbagai penyakit jaringan konduksi.
c. AV blok derajat III (komplit)
Penyebab dari tipe ini sama dengan penyebab pada AV blok pada derajat yang lebih kecil. Blok
jantung lengkap atau derajat tiga bisa terlihat setelah IMA. Dalam irama utama ini, tidak ada
koordinasi antara kontraksi atrium dan ventrikel. Karena kecepatan ventrikel sendiri sekitar 20
sampai 40 kali permenit, maka sering penderita menyajikan tanda-tanda curah jantung yang
buruk seperti hipotensi dan perfusi serebrum yang buruk.
D. 4. Manifestasi klinis
a. AV blok sering menyebabkan bradikardia, meskipun lebih jarang dibandingkan dengan
kelainan fungsi nodus SA.
b. Seperti gejala bradikardia yaitu pusing, lemas, sinkop, dan dapat menyebabkan kematian
mendadak
c. AV blok derajat I
- Sulit dideteksi secara klinis
- Bunyi jantung pertama bisa lemah
- Gambaran EKG : PR yang memanjang lebih dari 0,2 detik
d. AV blok derajat II
- Denyut jantung < 40x/menit
- Pada Mobitz I tampak adanya pemanjangan interval PR hingga kompleks QRS menghilang.
- Blok Mobitz tipe II merupakan aritmia yang lebih serius karena lebih sering menyebabkan
kompleks QRS menghilang. Penderita blok Mobitz tipe II sering menderita gejala penurunan
curah jantung dan akan memerlukan atropine dalam dosis yang telah disebutkan sebelumnya.
e. AV blok derajat III (komplit)
- Atrium yang berdenyut terpisah dari ventrikel, kadang-kadang kontraksi saat katup tricuspid
sedang menutup. Darah tidak bisa keluar dari atrium dan malah terdorong kembali ke vena leher,
sehingga denyut tekanan vena jugularis (JVP) nampak jelas seperti gelombang “meriam
(cannon)”
- Tampak tanda-tanda curah jantung yang buruk seperti hipotensi dan perfusi serebrum yang
buruk.
E. Patofisiologi (terlampir)
Blok jantung adalah perlambatan atau pemutusan hantaran impuls antara atrium dan venrikel.
Impuls jantung biasanya menyebar mulai dari nodus sinus, mengikuti jalur internodal menuju
nodus AV dan ventrikel dalam 0,20 detik (interval PR normal); depolarisasi ventrikel terjadi
dalam waktu 0,10 detik (lama QRS komplek). Terdapat tiga bentuk blok jantung yang berturut-
turut makin progresif. Pada blok jantung derajatderajat satu semua impuls dihantarkan melalui
sambungan AV, tetapi waktu hantaran memanjang. Pada blok jantung derajat dua, sebagian
impuls dihantarkan ke ventrikel tetapi beberapa impuls lainnya dihambat. Terdapat dua jenis
blok jantung derajat dua, yaitu Wnckebach (mobitz I) ditandai dengan siklus berulang waktu
penghantaran AV ang memanjang progresif, yang mencapai puncaknya bila denyut tidak
dihantarkan. Jenis kedua (mobitz II) merupakan panghantaran sebagian impuls dengan waktu
hantaran AV yang tetap dan impuls yanglain tidak dihantarkan.
Pada blok jantung derajat tiga, tidak ada impuls yang dihantarkan ke ventrikel, terjadi henti
jantung, kecuali bila escape pacemaker dari ventrikel ataupun sambungan atrioventrikuler mulai
berfungsi. Blok berkas cabang adalah terputusnya hantaran berkas cabang yang memperpanjang
waktu depolarisasi hingga lebih dari 0,10 detik.
F. . Pemeriksaan diagnostic
a. EKG
Pada EKG akan ditemukan adanya AV blok sesuai dengan derajatnya
b. Foto dada
Dapat ditunjukkan adanya pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel
dan katup
c. Elektrolit
Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dapat menyebabkan disritmia.
G. Penatalaksanaan
Suatu pacu jantung satu bilik memiliki electrode pada ventrikel kanan atau atrium kanan. Pacu
jantung dua bilik memberikan impuls ke atrium dan ventrikel melalui dua electrode dan bisa
menghasilkan impuls yang sinkron pada ventrikel setelah tiap gelombang P yang terjadi di atrium.
Sehingga timbul impuls yang mendekati depolarisasi fisiologis pada jantung, dan memungkinkan
jantung berdenyut sesuai dengan nodus sinus.
Pengkajian sekunder :
Meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik. Anamnesis dapat menggunakan format AMPLE (Alergi,
Medikasi, Post illness, Last meal, dan Event/environment, yang berhubungan dengan kejadian
perlukaan).