PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik sangat dipengaruhi oleh lingkungan
di sekitarnya. Semua pengaturan fisiologis untuk mempertahankan keadaan normal
disebut homeostasis. Homeostasis ini bergantung pada kemampuan tubuh
mempertahankan keseimbangan antara subtansi-subtansi yang ada di milieu interior.
Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu:
volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ektrasel. Ginjal mengontrol volume
cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol
osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal
mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan urine sesuai
kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan
garam tersebut.
B. Tujuan
1. Mengetahui Cairan Tubuh dan Elektrolit
2. Mengetahui Pengaturan Cairan Tubuh
3. Mengetahui Pengaturan Elektrolit
4. Mengetahui Keseimbangan Asam Basa
5. Mengetahui Faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan Tubuh, Elektrolit,
dan Asam Basa
BAB II
ISI
c. Feses
Kime yang melewati usus halus ke usus besar mengandung air dan
elektrolit dengan volume kime sekitar 1.500 ml/hari. Dari jumlah total
tersebut, sekitar 100 ml akan diserap kembali di setengan bagian proksimal
usus besar (Kozier, 2010).
2. Mempertahankan Homeostatis
Volume dan komposisi cairan tubuh daiatur melalui beberapa
mekanisme homeostatik. Beberapa sistem tubuh yang berperan dalam
pengaturan homeostatik tubuh diantaranya adalah:
a. Ginjal
Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh. Ginjal menatur volume dan osmolalitas cairan ekstrasel dengan
mengatur ekskresi air dan elektrolit ginjal menyesuaikan penyerapan
kembali air dari filtrasi plasma dan akhirnya akan dikeluarkan sebagai
urin. Umumnya pada orang dewasa sekitar 135 sampai 180 L plasma
perhari yang disaring, namun hanya sekitar 1.500 ml urin yang
diekskresikan (Kozier, 2010). Keseimbangan elektrolit dipertahankan oleh
retensi dan ekskresi oleh ginjal. Ginjal juga berperan penting dalam
pengatusan asam-basa, mengekskresikan ion hidrogen dan
mempertahankan bikarbonat.
b. Hormon antidiuretik
Hormon antidiuretik yang mengatur ekskresi dari ginjal, disintesis di
bagian anterior hipotalamus dan bekerja pada duktus kolektivus nefron.
Apabila osmolalitas serum meningkat, ADH diproduksi, menyebabkan
duktus kolektivus menjadi permeabel terhadap air. Peningkatan
permeabilitas ini mungkin lebih banyak air diserap kembali ke dalam
darah. Apabila lebih banyak air yang diserap kembali maka haluaran urin
akan berkurang dan osmolalitas serum menurun karena air mengencerkan
cairan tubuh. Sebaliknya, jika osmolalitas serum menurun, ADH ditekan,
duktus kolektivus menjadi kurang permeabel terhadap air dan haluaran
urin meningkat. Air yang berlebihan akan diekskresikan dan osmolalitas
serum kembali normal. Faktor yang memengaruhi produksi dan pelepasan
hormon ADH diantaranya adalah volume darah, suhu, nyeri, stres, dan
beberapa obat seperti opiat, barbiturat, dan nikotin.
c. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
Respon khusus di sel jukstaglomelurus nefron ginjal berespons
terhadap perubahan perfusi renal sehingga memulai sistem renin-
angiotensin-aldosteron. Renin akan dilepaskan jika aliran darah atau
tekanan ginjal menurun. Renin menyebabkan pengubahan angiotensinogen
menjadi angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh
enzim pengubah angiotensin (Black, 2014). Angiotensin II bekerja
langsung pada nefron untuk meningkatkan retensi natrium dan air. Selain
itu, angiotensin II menstimulasi pelepasan aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron juga meningkatkan retensi natrium di nefron distal. Efek bersih
dari sistem renin-angiotensin-aldosteron adalah mengembalikan volume
darah dan perfusi renal melalui retensi natrium dan air.
d. Faktor natriuretik atrial
Faktor Natriuretik Atrial (ANF) dilepaskan dari sel di dalam atrium
jantung sebagai respon terhadap kelebihan volume darah dan peregangan
dinding atrium. ANF meningkatkan pengeluaran natrium dan bekerja
sebagai sebuah diuretik kuat, sehingga mengurangi volume vaskular. ANF
juga menghambat rasa haus sehingga mengurangi asupan cairan.
C. Pengaturan Elektrolit
Elektrolit merupakan ion bermuatan yang mampu menghantarkan
listrik, terdapat diseluruh cairan tubuh dan kompartemen tubuh. Elektrolit
berperan penting untuk mempertahankan keseimbangan cairan, berperan
dalam pengaturan asam-basa, memfasilitasi reaksi enzim, dan
mentransmisikan reaksi neuromuskular. Sebagian besar elektrolit memasuki
tubuh melalui asupan diet dan diekskresikan di dalam urin. Beberapa elektrolit
seperti natrium dan klorida tidak disimpan di dalam tubuh dan harus
dikonsumsi setiap hari untuk mempertahankan tingkat yang normal. Di sisi
lain, kalium disimpan di dalam sel dan kalsium disimpan di dalam tulang. Saat
kadar serum menurun, ion dapat keluar dari tempat penyimpanan menuju
datah untuk mempertahankan kadar serum yang adekuat sehingga dapat
berfungsi secara normal. Mekanisme pengaturan dan fungsi elektrolit
dirangkum di dalam tabel berikut:
1. Cairan tubuh dibagi ke dalam dua komponen utama, intrasel dan ekstrasel
2. Komposisi cairan bervariasi antara satu kompartemen tubuh dengan kompartemen
tubuh lain. Elektrolit utama dalam cairan ekstrasel adalah natrium, klorida, dan
bikarbonat. Elektrolit lain seperti kalium, kalsium, dan magnesium hanya terdapat
dalam jumlah yang lebih kecil.
3. Metode pergerakan elektrolit dan zat terlarut diantaranya adalah dengan osmosis,
difusi, filtrasi, dan transpor aktif.
4. Terdapat empat rute haluaran cairan, diantaranya adalah: urin,IWL, fases
5. Elektrolit merupakan ion bermuatan yang mampu menghantarkan listrik, Elektrolit
berperan penting untuk mempertahankan keseimbangan cairan, berperan dalam
pengaturan asam-basa, memfasilitasi reaksi enzim, dan mentransmisikan reaksi
neuromuscular
6. Sebuah asam adalah sebuah zat yang melepaskan ion hidrogen dalam larutan. asam
yang kuat seperti asam hidroklorida melepaskan semua atau hampir semua hormon
hidrogennya, asam yang lemah seperti asam karbonat melepaskan beberapa ion
hidrogen. Basa atau alkali memiliki konsentrasi ion hidrogen rendah dan dapat
menerima ion hidrogen di dalam larutan.
7. Faktor yang Memengaruhi Keseimbangan Cairan Tubuh, Elektrolit, dan Asam Basa
adalah: usia, jenis kelamin, ukuran tubuh, suhu lingkungan, gaya hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Black, J.M., Hawks, J.H. (2014). Buku Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinik
untuk Hasil yang Diharapkan Edisi 8. Jakarta: PT Salemba Medika
Kozier, B., Erb, G., Snyder, S.J. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperwatan Konsep, Proses,
dan Praktik, Edisi 7 Volume 2. Jakarta:EGC.