Makalah Triage Kel 11 Blok 18
Makalah Triage Kel 11 Blok 18
Disusun Oleh:
Kelompok 5
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL AHMAD YANI
AGUSTUS 2018
Anggota kelompok 5 :
Vania Deviana Faustine 4111151004
Miftahudin 4111151008
Syifa Besta 4111151031
Nauvi Nurintania Sari 4111151024
Nurul Aprilia 4111151026
Putri Alizzah Dwi P 4111151052
Louis Julian Saputra 4111151078
Hasna Naufal 4111151082
Novia Kumala Beatrice 4111151101
Regita Andani P 4111151149
Syifa Salsabila 4111151150
Nadhillah Amalia Santoso 4111151152
Diandra Ayu B 4111151156
Thiara Haifa Kuntara Putri 4111151169
BAB I
PENDAHULUAN
Korban letusan:
Korban helikopter:
Korban 4: Laki-laki, 25 tahun, sadar, terlihat luka bakar di wajah, dan rambut
terlihat terbakar. Tampak jejas di lengan kanan dan tungkai. TD 110/80; N
80x/menit; R 20x/menit
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyelesaian
1. Resume Kasus
Korban Letusan
1. Laki-laki, 8 tahun, dalam posisi MERAH
DK/ Status Asmatikus
duduk, tampak sesak napas,
Primary survey:
terdengar wheezing, napas A: clear
B: oksigenasi, nebulisasi (salbutamol)
tersengal-sengal, bicara hanya
C: IV line (infus RL)
dapat satu kata, terdapat luka lecet E: debridemen luka
di daerah kaki kanan. TD 90/60; R
14x/menit tidak adekuat; N
120x/menit
2. Wanita, sekitar 20 tahun, tampak HIJAU
DK/ Gangguan Cemas
ketakutan, menangis dan berteriak-
Primary survey: ABCDE clear
teriak memanggil nama suaminya, Persiapan obat penenang: diazepam
mengeluh dada berdebar-debar,
sesak napas, dan merasa tercekik
dan takut mati. Tanda vital semua
dalam batas normal
3. Wanita, 30 tahun, sesak semakin MERAH
DK/ Suspek trauma inhalasi & luka bakar
memberat, terlihat luka bakar di
Primary survey:
kepala, tampak gerakan pernapasan A: bebaskan jalan napas
B: oksigenasi (sungkup non re-breathing)
di dada simetris. TD 100/60; N
E: tentukan derajat luka bakar,
100x/menit; R 32x/menit
penanganan luka bakar
4. Laki-laki, 5 tahun, sadar, HIJAU
DK/ Luka lecet dada sampai kaki
menangis, tampak luka kecet pada
Primary survey: ABCD clear
sisi kanan dari dada sampai kaki. E: luka lecet
Tanda vital semua dalam batas
normal.
Korban Helikopter
1. Laki-laki, 30 tahun, tidak sadar, MERAH
DK/ Suspek pneumothorax+deformitas
sesak, terlihat jejas di kepala,
tungkai kanan
tampak gerakan pernapasan di
Primary survey:
dada tidak simetris, dan terlihat A: collar neck, pasang ETT
B: torakosentesis, oksigenasi, chest tube
jejas di dada kanan, tampak
C: IV line (infus RL hangat)
deformitas di tungkai kanan. TD D: periksa GCS, pupil
E: periksa trauma di tempat lain
80/60; N 140x/menit; R 35x/menit
2. Laki-laki, 60 tahun, mengeluh MERAH
DK/ Infark Miokard Akut + Luka terbuka
nyeri dada kiri, keringat dingin,
kedua tungkai
menjalar ke lengan kiri, terdapat
Primary survey:
luka terbuka di kedua tungkai B: oksigenasi (sungkup non re-breathing)
D: balut tekan u/ luka terbuka
bawah
Berikan aspirin, nitrogliserin
3. Laki-laki, 30 tahun, terlihat luka HITAM
Identifikasi identitas
tembus dahan pohon di daerah
perut. Tidak ada napas. Tidak ada
nadi
4. Laki-laki, 25 tahun, sadar, terlihat KUNING
DK/ Luka Bakar
luka bakar di wajah, dan rambut
Primary survey:
terlihat terbakar. Tampak jejas di C: infus RL
E: penanganan luka bakar, nilai derajat
lengan kanan dan tungkai. TD
luka bakar
110/80; N 80x/menit; R 20x/menit
2. Triage
Triage berasal dari bahasa Prancis trier bahasa Inggris triage dan diturunkan
dalam bahasa Indonesia triage yang berarti sortir, yaitu proses khusus memilah
pasien berdasar beratnya cedera atau penyakit untuk menentukan jenis perawatan
gawat darurat. Tujuan dari triage dimanapun dilakukan, bukan saja supaya
bertindak dengan cepat dan waktu yang tepat tetapi juga melakukan yang terbaik
untuk pasien. Triage dilakukan berdasarkan pada ABCDE, beratnya cedera,
jumlah pasien yang datang, sarana kesehatan yang tersedia serta kemungkinan
hidup pasien. Dalam prinsip triage diberlakukan sistem prioritas, prioritas adalah
penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan yang mengacu
pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien berdasarkan : 1)
Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit. 2) Dapat mati dalam
hitungan jam. 3) Trauma ringan. 4) Sudah meninggal.
1. Prioritas I
Warna merah untuk berat dan biru untuk sangat berat. Mengancam jiwa
atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai
kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera
yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya
sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong
pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%.
2. Prioritas II
Warna kuning. Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak
segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan
bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar)
tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak/abdomen, laserasi luas, trauma bola
mata.
3. Prioritas III
Warna hijau. Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera.
Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-
luka ringan.
4. Prioritas 0
Warna Hitam. Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah.
Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala berat,
kematian.
Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah
metode Simple Triage and Rapid Treatment (START). Pelaksanaan triage
dilakukan dengan memberikan tanda sesuai dengan warna prioritas. Tanda triage
dapat bervariasi mulai dari suatu kartu khusus sampai hanya suatu ikatan dengan
bahan yang warnanya sesuai dengan prioritasnya. Dalam memilah pasien,
petugas melakukan penilaian kesadaran, ventilasi, dan perfusi selama kurang dari
60 detik lalu memberikan tanda dengan menggunakan berbagai alat berwarna,
seperti bendera, kain, atau isolasi. Pelaksanaan triage metode START meliputi:
1) Kumpulkan semua penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal
yang telah ditentukan, dan beri mereka label HIJAU.
2) Setelah itu alihkan kepada penderita yang tersisa periksa :
3) Pernapasan
a. Bila pernapasan lebih dari 30 kali / menit beri label MERAH.
b. Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas dan
bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai maka beri
label MERAH, bila tidak beri HITAM.
c. Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu pengisian kapiler.
4) Waktu pengisian kapiler :
a. Lebih dari 2 detik berarti kurang baik, beri MERAH, hentikan perdarahan
besar bila ada.
b. Bila kurang dari 2 detik maka nilai status mentalnya.
c. Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial penderita. Bila tidak ada
maka ini berarti bahwa tekanan darah penderita sudah rendah dan perfusi
jaringan sudah menurun.
5) Pemeriksaan status mental :
a. Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-perintah sederhana
b. Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu perintah sederhana maka beri
MERAH.
c. Bila mampu beri KUNING
Korban Letusan
Korban Helikopter
2. Rumah Sakit
Korban Letusan
Korban 1:
Korban 2:
Korban 3:
Korban 4:
Pada korban letusan 4, airway, breathing, circulation, disability clear.
Namun harus dilakukan pemeriksaan di tempat lain untuk mengetahui
apakah terdapat trauma lain atau tidak dan lakukan penanganan luka.
Korban Helikopter
Korban 1:
Korban 2:
Korban 3:
Korban 4:
Pada korban 4 helikopter airway dan breathing sudah clear, lakukan
pemasangan IV line dan lakukan penilaian derajat luka bakar dan
lakukan penanganan luka bakar.
5. Manajemen Bencana
Siklus Penanganan Bencana (Disaster Management Cycle), yang dimulai dari
waktu sebelum terjadinya bencana berupa kegiatan pencegahan, mitigasi
(pelunakan/pengurangan dampak) dan kesiapsiagaan. Pada saat terjadinya
bencana berupa kegiatan tanggap darurat dan selanjutnya pada saat setelah
terjadinya bencana berupa kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Berikut ini
adalah siklus manajemen bencana: