2009
î Alamat Perguruan Tinggi : Jalan Arteri Utara Kompleks rand Marina Semarang
î Vama Pemimpin Perguruan Tinggi : Drs. Martinus Philipus Kermite MM
D1 :- D2 :- D3 :1 D4 :-
S1 :- S2 : S3 :
i
Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2003 oleh Direktorat Akademik (dh.Direktorat Pembinaan
Akademik dan Kemahasiswaan), Ditjen.Dikti., Depdiknas, kegiatan Penjaminan Mutu ^
di perguruan tinggi pada saat ini telah berlangsung selama enam tahun. Dalam kurun waktu itu tentu
telah berkembang berbagai variasi implementasi Penjaminan Mutu, baik pada tingkat perguruan tinggi
maupun pada tingkat nasional.
Sejak peluncuran kegiatan Penjaminan Mutu di perguruan tinggi dianut prinsip bahwa Direktorat
Akademik hanya memberikan inspirasi tentang Penjaminan Mutu, sedangkan implementasinya harus
mampu dilakukan sendiri oleh setiap perguruan tinggi sesuai dengan sejarah, budaya, kapasitas, dan visi
serta misi perguruan tinggi yang bersangkutan. Oleh karena itu, pada saat ini tentu telah terdapat
sejumlah praktek baik (
)dari berbagai perguruan tinggi yang telah mengimplementasikan
kegiatan Penjaminan Mutu.
Sementara itu, pada tahun 2006 telah selesai disusun secara Vasional suatu sistem yang mensinergikan
kegiatan EPSBED, Penjaminan Mutu, dan Akreditasi Perguruan Tinggi, yang semuanya bertujuan
menjamin mutu perguruan tinggi di Indonesia. Sistem tersebut dinamakan Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi atau disingkat SPM-PT. Di dalam SPM-PT, kegiatan EPSBED akan dikembangkan
menjadi suatu Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT), sedangkan kegiatan Penjaminan Mutu dan
Akreditasi masing-masing disebut sebagai Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem
Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). Instrumen evaluasi diri ini merupakan instrumen yang bertujuan
mengevaluasi implementasi
i
(SPMI).
Pada tahun 2008 Direktorat Akademik Ditjen Dikti telah menyebarluaskan Instrumen Evaluasi
Implementasi SPMI dan telah diisi oleh 387 perguruan tinggi. Berdasarkan
telah terpilih
127 dari 387 perguruan tinggi tersebut untuk menjalani
dan
.
Akhirnya, dihasilkan 68 dari 127 perguruan tinggi yang memiliki praktek baik ^
dalam
SPMI (lihat lampiran 1).
Pada tahun 2009 praktek baik implementasi SPMI di berbagai perguruan tinggi diyakini telah semakin
meningkat. Agar peningkatan implementasi SPMI dapat dipetakan, Direktorat Akademik
menyebarluaskan instrumen evaluasi diri ini untuk diisi dengan data dan informasi tentang
implementasi SPMI oleh semua perguruan tinggi, 68 perguruan tinggi yang disebutkan di atas.
Dari hasil pemetaan tersebut akan dipilih sekitar 120 perguruan tinggi yang akan divisitasi oleh Tim dari
Direktorat Akademik. Bersamaan dengan visitasi tersebut akan dilakukan
(TA),
sehingga perguruan tinggi tersebut terdorong untuk lebih meningkatkan kinerjanya. Berdasarkan hasil
pemetaan dan visitasi, Direktorat Akademik akan menetapkan sekitar 68 perguruan tinggi yang telah
mengimplementasikan SPMI dengan baik, sehingga dapat digunakan sebagai praktek baik oleh
perguruan tinggi lain.
Untuk memperoleh data dan informasi tentang implementasi SPMI perguruan tinggi di Indonesia,
Direktorat Akademik menyelenggarakan kembali i
i
i .
i i
1. ·ingkari atau centang pada YA jika pernyataan sesuai dengan kenyataan atau TIDAK jika pernyataan
tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Beri uraian pada pernyataan yang terbuka (jika tidak dapat dijelaskan dengan YA dan TIDAK).
ë ë !c ! ii
#$ë !#i
i"
!%
1 PT kami memiliki kebijakan tentang Sistem Penjaminan YA TIDAK
Mutu Internal (SPMI).
o (langsung ke
Vo. 10)
2 Kebijakan SPMI PT kami telah diterapkan YA TIDAK
o (jawab Vo. 4)
3 Kebijakan SPMI PT kami telah diterapkan sejak 2008 (Ditetapkan dengan Keputusan
Direktur nomor 005/SK-AETB/XII/2008 TAV A· 25 Desember 2008), diubah menjadi
·embaga Perencanaan dan Pengembangan Jaminan Mutu dengan SK Rektor Vomor
06/SK-STIE YAPPAV Surabay SK-AETB a/V/2009 pada tanggal 14 Mei 2009 (lihat lampiran
2,3)
(langsung ke Vo. 5)
4 SPMI PT kami belum diterapkan karena kebijakan SPMI
PT tersebut:
YA TIDAK
a. baru selesai dan belum disosialisasikan
b. belum disetujui dan/atau disahkan YA TIDAK
c. belum mendapat dukungan/komitmen dari para YA TIDAK
pemangku kepentingan PT kami
d. terbentur kendala seperti keterbatasan dana YA TIDAK
dan/atau sumber daya manusia
e. lainnya, sebutkan.................................
5 Kebijakan SPMI PT kami telah didokumentasikan dalam YA TIDAK
bentuk buku atau surat keputusan
o
6 Ruang lingkup SPMI PT kami meliputi: YA TIDAK
a. aspek pembelajaran o
b. selain butir a juga semua aspek Tridharma PT YA TIDAK
o
c. selain butir b juga aspek lain seperti misalnya YA TIDAK
pengelolaan dan pendanaan PT
o
7 SPMI PT kami telah memenuhi ketentuan dalam PP. YA
Vo.19 tahun 2005 tentangStandar Vasional
o TIDAK
Pendidikan
8 Rujukan SPMI PT kami:
a. Buku Pedoman Penjaminan Mutu Pendidikan YA TIDAK
Tinggi yang diterbitkan oleh Ditjen Dikti
o
b. selain butir a di atas (misal
),
sebutkan
1. Standar Penilaian Akreditasi oleh BAV-PT
2. AUV-QA Criteria
3. Kaizen
4. Malcolm Baldrige͛s Criteria
5. Potter
9 Model manajemen kendali mutu SPMI PT kami adalah: YA
!^
o TIDAK
b. lainnya, sebutkan
1. SDCA ^
2. Do what you write, write what you do
10 PT kami tidak memiliki Kebijakan SPMI karena: YA TIDAK
a. belum paham tentang SPMI PT
b. belum memerlukan SPMI PT YA TIDAK
c. belum ada komitmen dari pimpinan PT dan/atau YA TIDAK
Yayasan
d. belum ada alokasi dana YA TIDAK
e. lainnya, sebutkan .....................................
Apabila perguruan tinggi Anda # kebijakan SPMI, maka pengisian Instrumen Evaluasi Diri
ini
&&
, namun tetap harus dikirimkan kembali kepada Direktorat Akademik, Ditjen
Dikti Depdiknas.
$
'ii
Dalam pernyataan berikut ini, yang dimaksud Manual SPMI adalah pedoman tertulis tentang (a).
perumusan standar dalam SPMI PT; (b). penerapan standar dalam SPMI PT; (c). pengendalian standar
dalam SPMI PT, dan (d). peningkatan dan pengembangan standar dalam SPMI PT.
Agar dapat memahami pengertian berbagai standar di bawah ini, sangat dianjurkan untuk
membaca dengan seksama PP Vo. 19 tahun 2005 tentang Standar Vasional Pendidikan, yang dapat
diunduh di http://www.infohukum.dkp.go.id/produk/653.pdf
Istilah standar dalam pernyataan berikut merujuk pada tolak ukur yang dinyatakan secara
tertulis dalam sebuah dokumen (misalnya berupa Keputusan, Buku SPMI). Sedangkan istilah
formulir/borang adalah berbagai instrumen tertulis untuk melaksanakan standar tersebut.
Contoh:
1. Standar: ͞Setiap semester Dosen harus memberi kuliah minimum 12 kali tatap muka untuk setiap
mata kuliah yang diasuhnya͟.
2. Formulir/Borang: formulir ͛Berita Acara Perkuliahan͛ atau ͛Daftar Hadir Dosen͛ di kelas.
$ !i#(
&'+-!
&&
Kedelapan kelompok standar minimum di atas wajib dipenuhi menurut PP. Vo. 19 Tahun 2005,
namun PP tersebut juga mengatur bahwa setiap satuan pendidikan tinggi dapat melampaui kedelapan
standar minimum tersebut dengan merumuskan/menetapkan standar lain yang tidak diatur dalam PP
tersebut. Contoh standar lain: Standar Penelitian, Standar Pengabdian Kepada Masyarakat, Standar
Kerjasama, dan sebagainya yang ditingkatkan dan dikembangkan berdasarkan visi PT kami.
#$.
&'
43 SPMI PT kami telah memiliki standar lain yang YA TIDAK
melampaui 8 (delapan) kelompok standar minimum di
o (langsung ke no
atas
46)
44 Standar lain yang melampaui 8 (delapan) kelompok standar minimum dalam SPMI PT
kami, sebutkan
1. Suasana Akademik
2. Penelitian dan publikasi
3. Pemberdayaan Masyarakat
4. Sumber Daya Manusia
5. Promosi dan Penerimaan Mahasiswa Baru
6. Kegiatan Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir
7. Visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi pencapaian
8. Sistem Penjaminan Mutu
9. Sistem Informasi
10.Kerjasama antar ·embaga di Dalam dan ·uar Vegeri
Catatan:
Terdapat 17 standar dalam SPMI AETB Semarang yang termuat dalam pengelolaan 17
Butir Mutu pada 4 Kelompok Proses Bisnis AETB Semarang (lampiran 6).
45 Standar dalam pernyataan Vo 44 ditetapkan YA TIDAK
berdasarkan Visi PT kami
o
46 Visi PT kami:
AKADEMI EVTREPREVEURSHIP TERAV BAV SA mempersiapkan dan
membangun generasi keilmuan yang berwawasan luas, peka dan memiliki
kecerdasan spiritual serta mampu mengaplikasikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi
dan Seni (IPTEKVI). Dengan demikian, kemungkinan bangsa Indonesia keluar dari
kesulitan ekonomi dan dapat mengentaskan kemiskinan dari bumi nusantara,
menjadi lebih realitasm
$ . i' ii
$ ) i! c!'
ii
Sebagai sebuah sistem di dalam SPMI-PT, SPMI PT juga seharusnya ditingkatkan efektivitas dan
efisiensinya melalui proses evaluasi terhadap SPMI PT itu sendiri secara berkala dan berkelanjutan. Pada
gilirannya peningkatan SPMI PT harus memacu perkembangan PT. Perlu diingat, bahwa pernyataan
berikut merupakan evaluasi diri terhadap SPMI PT sebagai sebuah sistem yang utuh, bukan evaluasi atas
substansi atau standar dalam SPMI PT.