Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-
Nya sehingga Laporan Praktikum lapangan endapan mineral ini dapat diselesaikan.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekeliruan dan kesalahan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
memperbaiki dan menyempurnakan untuk penyusunan laporan berikutnya. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua khususnya yang berkepentingan
dalam dunia pendidikan.

PALU, JUNI 2018

Stefanus Reza P.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

DAFTAR ISI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Geologi adalah ilmu yang mempelajari kebumian. Hal itu termasuk ilmu
yang mempelajari semua jenis batuan dan pembentukannya baik secara fisika dan
kimia, Serta menafsirkan hubungannya dan distribusi dalam ruang dan waktu.
Pengembangan pengetahuan geologi memainkan peran penting sebagai medium
untuk mengembangkan dan mengakses sumber daya alam seperti mineral, energi
dan air.
Endapan mineral (Ore Deposit) adalah bantuan yang mengandung satu
atau lebih mineral logam (metallic mineral) yang akan memiliki nilai ekonomis
jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau mineral bijih. Suatu endapan
dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga pengelolaan
dan haga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral dikatakan sebagai bijih
dan di saat lain bukan lagi. Pada saat ekstraksi didapatkan bahan logam dan juga
bahan limbah (gangue) yang tidak memiliki nilai ekonomi. Proses ekstraksi
tersebut menghasilkan timbunan limbah (tailing).
Suatu endapan mineral akan terbentuk oleh serangkai proses yang
mengubah kondisi suatu batua menjadi suatu endapan dengan kandugan mineral
bijih yang disebut proses ubahan (alteration). Proses tersebut akan menghasilkan
mineral logam (metallic mineral) dan mineral ubahan (alteration mineral), struktur
serta tekstur batuan yang berubah.
Pada saat ini, penerapan pengetahuan di bidang teknik geologi,
lingkungan, dan mitigasi bencana alam berkembang pesat. Oleh karena itu,
diperlukan dasar kuat tentang pengetahuan geologi sehingga dapat dengan mudah
beradaptasi dengan era globalisasi masa depan. Untuk tujuan itu perlu adanya
pengetahuan lebih mendalam tentang pengetahuan geologi. Dalam laporan ini,
topik yang akan dibahas adalah tentang endapan mineral dan metode geologi
lapangan.
Endapan mineral (bahan tambang) merupakan salah satu kekayaan alam
yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu upaya untuk
mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu
diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan
eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi, semakin besar pula tingkat
keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumberdaya mineral dan cadangan.
Untuk dapat mengetahui kondisi geologi di suatu daerah, ahli geologi
harus memiliki dasar geologi yang kuat, menyeluruh dan terintegradasi, serta
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

mampu memanfaatkan pengetahuan dasar tersebut untuk melakukan pemetaan


geologi. Kemahiran dalam melakukan pemetaan geologi hanya dapat dicapai
apabila yang bersangkutan mengerti dan memahaminya.

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Untuk mempelajari deskripsi dari berbagai mineral secara kimia maupun fisika
serta genesa mineral-mineral tersebut
2. Mempelajari mineral-mineral alterasi beserta prosesnya.
3. Mengenali Oremineral pada batuan beserta prosesnya.

1.3 Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan kegiatan pengamatan dilakukan selama 1 hari
pada tanggal 14 Juli 2018 Lokasi pengamatan terletak di Poboya (Tambang Emas
Poboya) Sulawesi Tengah yang dapat di tempuh dengan jarak kurang lebih sekitar
50 km dari CPM (Citra Palu Mineral), daerah dan lokasi pengamatan dapat
ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat dengan kondisi jalan yang
tidak beraspal. Selebihnya kita bisa berjalan kaki menuju lokasi pengamatan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Endapan Mineral Bijih


Mineral Bijih adalah batuan yang mengandung satu atau lebih mineral
matalik yang untung jika ditambang. Suatu endapan dikatakan bijih sebenarnya
dilihat daru nilai ekonomisnya, bila harga pengelolaannya dan harga pasaran
berfluktuasi, suatu saat endapan mineral dikatakan sebagai bijih dan di saat lain
bukan lagi. Pada saat ekstraksi di dapatkan bahan logam dan juga bahan limbah
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

(gangue) yang tidak memiliki nilai ekonomis. Proses ekstraksi tersebut


menghasilkan timbunan limbah (tailing).
Proses terjadinya adalah bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan
adanya peristiwa tektonik pra-minealisasi. Akibat peristiwa tektonik, tebentuklah
struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan
terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua, dicirikan
dengan penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi Barisan (Pb, Pbl).
Akibat adanya kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida)
yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona
lemah ini hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa juga
melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti
cairan magmagmaticn metamorfik yang banyak mengandung bijih.
2.2 Endapan mineral alterasi
Alterasi adalah merupakan proses yang terjadi akibat adanya reaksi
antara batuan asal dengan fluida panas bumi. Batuan hasil alterasi tergantung pada
beberapa faktro, tetapi yang utama adalah temperature, tekanan, jenis batuan asal,
komposisi fluida (khususnya pH) dan lamanya reaksi (Browne, 1984). Proses
alterasi hidrotermal yang terjadi akibat adanya reaksi antara batuan dengan air jenis
klorida yang berasal dari reservoir panas bumi yang terdapat jauh dibawah
permukaan(deep chloriote water) dapat menyebabkan terjadinya pengendapan
misalnya kwarsa dan pertukaran elemen elemen batuan dengan fluida,
menghasilkan mineral-mineral seperti Chlorite, adularia, epidote. Air yang bersifat
asam, yang terdapat pada kedalaman yang relative dangkal dan elevasi yang relatif
tinggi mengubah batuan asal menjadi mineral clay dan mineral-mineral lainya
terlepas. Mineral hydrothermal yang dihasilkan di zona permukaan biasanya adalah
kaolun, alutlite, sulphur, residu silica dangypsum. Proses ubahan : proses
replacement, teaching (pelarutan) dan pengendapan mineral (pengisisan).

2.3 Endapan Mineral Magmatic


Lingkungan magmati dikare\akteristik oleh temperature yang tinggi
hingga menengah dan tertekan dengan variasinya yang cukup lebar. Mineral
yang terbentuk berhubungan dengan aktivitas magma yaitu cairan silikat panas
yang menjadi bahan induk batuan beku.
Batuan beku merupakan hasil Kristalisasi magma, suatu lelehan panas
yang mengandung unsur-unsur penting secara kuantitatif yaitu, O, Si, Al, Ca,
Mg, Na, dan K dan dalam dalam jumlah kecil hampir semua unsur-unsur
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

lainnya kristalisasi mineral dan megma menghasilkan konsentrasi unsur-unsur


minor dalam carian sisa dan konsentrasi zat-zat volatile, seperti H2O, CO3,
N2, senyawa dan boron serta HCl dan HF.
Larutan dida tersebut menghasilkan permatite dan vein hydrothermal
(urat-urat hydrothermal) kadang-kadang terbentuk di dalam batuan beku yang
telah memadat dan dalam rekahan. Rekahan dan batuan sampinganya, bahkan
dapat mencapai permukaan berupa gas-gas menimpulkan fumarole-fumarol
atau larutan-larutan membentuk hot spring.

Dalam lingkungan magmatic ada 6 tipe mineral yaitu :


a. Segregasi Early magmatic dihasilkan dari proses magmatik langsung, yang
disebut orthomagmatik (proses pengkristalan magma hingga mencapai
90%). Mineral bijih pada endapan ini selalu berasosiasi dengan batuan
beku plutonik ultrabasa dan basa. Cara terbentuknya endapan ini bisa
terjadi dengan 3 cara, yaitu :
- Kristalisasi sederhana tanpa konsentrasi (disseminasi), terjadi pada magma
dalam yang kemudian akan menghasilkan batuan beku granular, dimana
kristal yang terbentuk di awal akan tersebar seluruhnya. Bentuk endapan
yang dihasilkan intrudif seperti dake, pipa atau stock. Contoh endapan ini
adalah diamond pipe pada batuan kimberlite di Afrika Selatan.
- Sergregasi, dimana konsentrasi awal magma dari hasil diferensiasi
mengalami pemisahan karena tenggelamnya kristal berat yang terbentuk
kebagian bawah magma chamber, seperti yang terjadi pada chromite.
- Injeksi, dimana mineral bijih terkonsentrasi oleh diferensiasi kristalisasi
lebih awal atau berbarengan dengan batuan yang berasosiasi dengan batuan
yang berasosiasi dengan mineral silikan. Mineral bijih tersebut
diinjeksukan ke dalam host rock atau batuan sekitarnya, sebagai mush
kristal oksida yang fluidanya dari residual magma. Mineral bijih tersebut
memotong struktur batuan termasuk fragmen batuan, atau terjadi sebagai
dike atau tubuh intrusi lainnyaa. Contoh endapan ini adala titaniferous
magnetite dike di Cumberland, rhode island, magnetite di kiruna.
b. Igneous (Batuan Beku) mineralogy batuan beku cukup sederhana hanya 7
mineral atau grup mineral yang umunya terdapat dalam jumlah banyak di
dalam batuan beku yaitu kuarsa, feldspar, feldsparthoid, hornblende, biotit,
dan olivine serta dapat diklasifikasikan sebagai mineral pembentuk utama .
beberapa mineral lain terdapat dalam jumlah kecil, antara lain magnetit,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

ilment, dan apatit, dan diklasifikasikan sebagai pembentuk accessory


constituens
c. Pegmatite
Pegmatite adalah suatu endapan dari batuan beku yang biasanya bersifat
granitic dan memiliki ukuran Kristal yang sangat kasar (>2,5 cm).
pegmatite terbentuk ketika tahap kristalisasi akhir, dengan kandungan air
cukup tinggi dan pertumbuhan Kristal yang relative cepat pada bagian atas
sesuatu komplek struktur. Pegmatite kadang mempunyai konsentrasi
beberapa rare elements (lithium, boron, fluorine, tantalum, niobium, REE
dan uranium) yang bernilai ekonomis.
Proses-proses yang terjadi pada jenis endapan ini antara lain :
1. Gravitational Settling
Pada proses ini atau lebih sering diistilahkan dengan crystal segregation, mineral-
mineral yang mempunyai berat jenis tinggi dan mengkristal lebih dahulu akan
terkonsentrasi pada dasar dari dapur magma, biasanya endapan jenis ini terbentuk
apabila mineral yang berat terbentuk lebih dahulu pada urutan kristalisasi magma
yang kemudian tenggelam kedasar dapur magma dan terakumulasi. Proses ini
dibantu oleh magma yang mempunyai viskositas rendah yang menyebabkan jenis
endapan ini banyak di jumpai pada magma basaltik. Contohnya adalah endapan
kromit, yang merupakan slah satu mineral yang paling dahulu mengkrista pada
magma basaltic yang kemudian membentuk sebuah lapisan gelap dengan
komposisi murni kromit. Lapisan yang terbentuk ini sring diistilahkan dengan
cumulate layer. Jenis endapan kromit yang terbentuk akibat proses magmatik ini
banyak ci jumpai di Afrika Selatan dan Stillwater complex, Montana yang
berasosisasi dengan kehadiran platinium group element (PGE). (Teogler & Eales,
1993).
2. Cristal Settling
Cristal settling merupakan proses tempat butiran-butiran mineral yang
mengalami proses kristalisasi. Ada waktu dan tahapan yang berbeda yang
kemudian menghasilkan layer-layer pada tubuh batuan beku.
a. Proses 1, proses peleburanmelting terjadi di mantel bagian atas. Magma naik
keatas dalam membentuk semacam kolam magma magma pool pada
kedalaman 5 hingga 20 km di dalam bumi.
b. Proses 2, larutan magma mulai membeku dan terjadi proses presipitasi
mineral yang kaya akan Mg (olivine, piroksin dan kromit).
c. Proses 3, Kristal-kristal dari mineral kaya akan Mg tersebut kemudian
tenggelama kedasar dapur magma dan membentuk lapisan.
d. Proses 4, proses diatas berulang dan membentuk perlapisan.
3. Fractional Crystallization
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

Magma tahap awal akan bersifat basaltic yang banyak mengandung


mineral mafik (mineral yang kaya akan mineral Fe dan Mg). sering dengan waktu,
magma akan mengalami proses kristalisasi membentuk mineral-mineral sesuai
dengan kondisi termodinamika yang dialaminya. Olivine dan augit merupakan
mineral mafik yang terbentuk pada suhu tinggi dari magma basaltic yang pada
saat pembentukanya akan menarik Fe dan Mg dari magma. Plagioklas yang
terbentuk pada tahap awal pada suhu tinggi kaya akan Ca dan menyebabkan
magma sisa akan kekurangan unsur-unsur Ca. akibatnya, semakin lama
kandungan unsur Fe, Mg, dan Ca dari magma sisa akan semakin sedikit dan
sebaliknya kaya akan unsur Si, Na, dan K. proses ini disebut dengan Fractional
Crystallization. Proses Fractional Crystallization akan membuat magma
mengalami perubahan komposisi dan membentuk jenis endapan mineral melalui
proses konsentrasi mineral-mineral pada larutan sisa (residual melt).
4. Magma Segregation/Differentiation
Proses magmatic segregation atau diferensiasi magma menyebabkan
adanya efek akumulasi yang kemudian menghasilkan akumulasi mineral-mineral
tertentu pada magma sisa. Unsur-unsur tersebut akan masuk kedalam larutan akhir
dan akan membentuk tekstur yang disebut pegmatite. Pegmatite adalah
batuanyang mempunyai butiran yang sangat kasar dan terbentuk pada tahap
kristalisasi yang paling akhir. Larutan sisa magma tersebut cenderung
mengandung air yang sangat tinggi yang memungkinkannya untuk menghasilkan
Kristal-kristal mineral kasar. Pegmatit biasanya mengandung mineral-mineral
asesori yang sangat dicari karena mengandung unsur jarang (rare element) pada
struktur kristalnya yang menyebabkan mineral asesori tersebut bernilai sangat
tinggi dan mengandung bijih dengan kandungan yang tinggi dan ekonomis
(Linnen, dkk.,2012). Salah satu jenis endapan mineral ekonomis yang dijumpai
pada endapan jenis ini adalah unsur tanah jarang (UTJ) atau yang dikenal dengan
istilah rare earth elements (REE) (Ercit, 2005). Selain itu pegmatit juga dapat
bertindak sebagai host bagi logam-logam penting seperti lithium (Li), tantalium
(Ta), rubidium (Rb) dan beillium (Be) seperti yang di jumpai pada granig
pegmatite di manitoba, Canada (Stilling, dkk. 2006).
5. Immiscibility
Proses ini adalah sebuah proses pemisahan dari magma yang kaya akan
silica dan unsur lain yang terkandung didalamnya. Kita dapat mengibaratkan
proses ini seperti campuran antara air dan minyak yang terpisahh dalam suatu
wadah.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

Dalam konteks pembentukan suatu endapan mineral, proses pemisahan fase cairan
yang kaya akan sulfur (sulfur-rich liquid) dan mengandung Fe-Ni-Cu dari magma
induknya yang kemudian akan membentuk suatu konsentrasi mineral bijih seperti
endapannikel sulfida yang dijumpai Sudbury, Canada (Lightfoot,2005). Selama
proses pendinginan, larutan yang kaya akan sulfur tersebut menghasilkan larutan
fase sulfide yang immiscible (larutan yag tidak bisa bercampur dengan larutan
lain) tempat mineral-mineral sulfide seperti pyrrhotite (Fe, Ni) 9S8 dan chalcopyrite
(CuFeS2) akan terbentuk. Endapan Ni-Cu magmatic biasanya terbentuk di bagian
dasar dari batuan intrusive pembawanya (intrusive host) yang diakibatkan oleh 2
faktor, yaitu (1) larutan sulfide kaya sulfur cenderung lebih berat daripada larutan
silica dan oleh karena itu akan tenggelam ke dalam dasar dapur magma, (2) tanpa
kehadiran sulfur, logam-logam seperti nikel akan diserap oleh struktur kristal
silika membentuk mineral-mineral silika seperti piroksin
Proses immiscibility tidak hanya terbatas pada pembentukan endapan
bijih sulfida, namun juga dapat menyebabkan pembentukan konsentrasi unsur
tanah jarang atau rore earth element dan logam-logam penting lainnya. Endapan
REE-Nb-Fe pada carbonatite seperti yang dijumpai di bayan obo, China (Fan,
dkk, 2006 terbentuk akibat adanya proses immiscibility berdasarkan kandungan
fluid inclusion proses ini juga dapat dijumpai di batuan granit dan pegmatite
seperti yang dilaporkan Thomas dkk (2011)
6. Kimberlite
Jenis endapan mineral yang bernilai ekonomis lainnya yang terbentuk sebagai
hasil proses magnesium magmatisme adalah kimberlit yang merupakan slah satu
penghasil utama dari intas. Kimberlit adalah jenis batuan yang berasal dari magma
yang bersifat ultrabasa yang umunya berukuran halus, terbentuk pada kedalaman
lebih dari 150 km di bawah permukaan bumi (Sctt, 1995). Kondisi pada
kedalaman ini memungkinkan untuk terbentuknya intan (diamond). Intan tersebut
kemudian tererosi dan terendapkan pada endapa-endapan sungai membentuk
endapan sedimenter.
Kimberlt merupakan jenis batuan yang relatif lunak sehingga mempunyai
kemampuan untuk bergerak ke atas atau mencapai permukaan bumi dengan
daripada batuan yang ada disekelilingnya. Pada saat magma naik mendekati
permukaan, magma aka membentuk semacam pipa breksi yang lebar atau disebut
dengan diatreme yang membawa fragmen mantel bagian atas menuju ke atas
permukaan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

Kimberlit umunya dijumpai pada daerah kraton atau kerak benua yang berumur
tua dan stabil, seperti di Afrika Selatan, Canada, India, dan Australia (Sage &
Gareau, 2001).

2.4. Endapan Sedimenter


Endapan sedimenter adalah tipe endapan mineral ekonomis yang terbentuk oleh
proses sedimentasi termasuk dari organisme. Adapun endapan sedimenter
termasuk banded iron formation, endapan placer placer deposit. Endapan deposit,
endapan hasil pelapukan atau endapan laterit, dan endapan hasil pengayaan.
Namun karena endapan hasil pelapukan dan endapan hasil pengayaan memiliki
penyebaran yang sangat luas di indonesia.

1. Banded Iron Formation


Endapan yang disusun oleh batuan sedimen yang berlapis dan
berbutir halus, terbentuk dari proses sedimentasi kimia yang disusun oleh
perselingankuarsa kristalin atau rijang (chert) dan mineral-mineral yang
mengandung besi (Fe) dengan kandungan besi sekitar 30%. Endapan ini
biasanya berasosiasi dengan umur geologi yang sangat tua (Precambrian) dan
merupakan salah satu dari sumber bijih besi utama didunia (isley & Abbot,
1999).
Kenampakan BIF selalu menunjukkan adanya perselingan antara
lapisan-lapisan silika dengan lapisan-lapisan yang mengandung mineral besi.

Proses yang bertanggungjawab terhadap pembentukan endapan banded iron


formation masih merupakan sebuah perdebatan, namun secara umum dapat di
jelaskan melalui 3 model.
- Model endapan sedimenter yang terbentuk akibat adanya pelarutan unsur
besi (iron) tanpa oksigen di lingkungan laut bagian dalam (deep ocean) dan
adanya aktivitas mikroorganisme berupa cyanobacteria yang menghasilkan
oksingen pada bagian laiut yang olebih dangkal
- Model endapan yang tidak melibatkan unsur oksigen dalam proses
pembentukan BIF yang unsur-unsur besinya mengalami pelarutan tanpa
oksingen di kedalaman laut. Sinar ultraviolet masuk menembus atmosfer
bagian atas yang tidak dilapisi oleh lapisan ozon, kemudian membantu
proses pembentukan BIF.
- Model endapan yang melibatkan anoxygeni bacteria dalam proses
pembentukan BIF, dengan unsur besi yang terlarut tanpa oksigen di
kedalaman terendapkan dan pada kedalaman yang lebih dangkal dijumpai
adanya aktivitas dari bakteri yang terbentuk dari hasil fotosintesis.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

2. Placer Deposit (Endapan letakan)


Placer deposit merupakan endapan yang tebentuk dari hasil
akumulasi dari mineral-mineral ekonomis yang berasal dari proses pemisahan
secara gravitasi (gravity separation) selama proses sedimentasi (stanaway,
2012) pada umunya endapan ini dapat di temukan di sepanjang aliran sungai,
dipinggir pantai, dan didasar laut.
Tubuh bijih endapan placer merupakan tujbuh pasir, kerikil, atau
soil yang mengandung partikel hasil pelapukan dari mineral-mineral
ekonomis. Material placer harus lebih berat jenisnya dan resisten terhadap
pelapukan (weathering) agar material tersebut bisa bertahan, sebagai syarat
terakumulasi, partikel-partikel mineral harus lebih berat dan padat dari berat
jenis kuarsa (berat jenis kuarsa = 2,65) mengingat kuarsa adalah komponen
utama yang menyusun pasir dan kerikil.
Salah stau contoh endapan placer adalah intan yang berasal dari hasil
pelapukan secara fisika batuan Kimberlit yang kemudian tertransportasi
melalui media sungai dan membentuk endapan dibagian hilir. Mineral lainya
yaitu emas yang dijumpai dalam wujud native gold maupun logam, oksida
dan silika seperti rutile, zircon, monazite, ilmenite yang merupakan sumber
utama dari Ti, Zr, dan Nb dan logam-logam teknologi tinggi lainnya.
Inta dari oksida Zr-Ti memiliki sifat fisik yang sangat keras yang
memungkinkan untuk bertahan selama proses abrasi pada saat tertransportasi
dari sumbernya oleh media sungai maupun laut. Emas, walaupun tergolong
unsur yang soft, tetapi karena sifatnya yang ductile dan malleable
menjadikannya sangat resisten terhadap abrasi selama proses transportasi.
Mineral-mineral ekonomis yang terbentuk secara placer pada
umunya adalah logam native (native metals), khususnya emas dan kelompok
platinum dan juga mineral-mineral berat (heavy minerals) golongan silikat,
oksida dan mineral logam lainnya seperti cassiterite, kromit,walframite, rutile,
magnetite, zircon, dan beberapa jenis gemston. Karena sulfide biasanya telah
mengalami proses peguraian dan pelapukan pada lingkungan barunya,
kelompok ini sangat jarang dijumpai pada endapan placer.
Magnetit dan ilminit merupakan mineral yang paling banyak dijumpai
dinegaria dan kerikil-kerikil intan yang ditemukan di vaal dan sungai orange
yang ada di afrika selatan. Namun, endapan placer yang penling ekonomis di
dunia ini adalah endapan emas placer. Endapan emas placer bervariasi secara
komposisi yang sangat bergantung pada asal lode dan lingkungan placer-nya.
- Dynamic fluid
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

Salah satu proses yang penting dalam pembentukan jenis


endapan placer ini adalah dinamika fluida atau dluid dyimic yang
mengotrol terjadinya proses transportasi dan sedimentasi dari material-
material yang kemudian membentuk endapan ekonomis. Proses
transportasi fluida (fluid dynamic) yang membentuk endapan placer sangat
kompleks dan untuk mempelajari lebih lanjut dianjurkan untuk membaca
literatur-literatul yang secara khusus membahas tentang dinamika fluida
pada endapan placer.
Tipe aliran fluida (fluida flow) didalam air (dan angina) akan
menentukan sifat dan efisiensi dari material sedimen yang tertransportasi.
Sebuah partikel atau butiran akan bergerak didalam fluida sebagai fungsi
dari ukuran, bentuk, dan densitas serta kecepatan dari butiran tersebut dan
kecepatan dari fluida itu sendiri. Di dalam air, pergerakan partikel akan
dibagi menjadi tiga, partikel-partikel yang berat (boulder dan gravel) akan
bergerak dengan cara roll atau slide pada dasar saluran untuk membentuk
bedload partikel-partikel yang berukuran sedang (sand) akan terbawa dan
bergerak turunnaik dengan aruus (sebuah proses yang dikenal dengan
saltation), sedangkan partikel yang ringan dan halus (silt dan clay) akan
terbawa dengan mekanisme suspense oleh arus.
- Klasifikasi Endapan Placer
Endapan placer dibagi menjadi beberapa jenis : eluvial, alluvial,
lacustrine, glacial dan marine (stanaway, 2012)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Geologi umum
1. Alterasi Hidrotermal
Hal yang sangat penting dalam mengenali endapan bijih tipe terutama
endapan magmatic dan hidrotermal adalah kehadiran kumpulan mineral
tertentu pada batuan yang dilalui oleh larutan hidrotermal sebagai respons
akibat adanya reaksi antara larutan dengan batuan samping. Kumpulan
mineral tersebut hadir dalam bentuk zona dan antara zona yang satu dengan
yang lainnya dibatasi dengan adanya kehadiran mineral-mineral khas. Proses
ini disebut alterasi hidrotermal dan daerah tenpat pengaruh interaksi larutan
tersebut dengan batuan samping atau wall rock disebut denga wall rock
alteration yang pada umumnya akan membentuk zona kumpulan mineral-
mineral tertentu yang terbentuk dari hasil ubahan akibat larutan hidrotermal.
Alterasi Hidrotermal adalah perubah komposisi mineral dari suatu batuan
akibat adanya interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan tersebut.
Proses alterasi akan menyebabkan terubahnya mineal primer menjadi mineral
skunder yang kemudian disebut dengan mineral yang teralterasi (alteration
minerals). Alterasi hidrotermal merupakan proses yang kompleks karena
terjadi perubahan secara mineralogy, kimia dan tekstur oleh akibat adanya
interaksi larutan hidrotermal dengan batuan samping (wall rock) yang
dilaluinya pada kondisi fisika-kimia tertentu (Pirajno, 1992).
Zona alterasi ada 6 yaitu:
a. Zona Potassic
Zona potasik merupakan zona alterasi yang berasal pada bagian dalam
suatu sistem hydrothermal dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih
dari beberapa ratus meter. Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan
berupa biotit sekunder, K Fleldspar, kuasa, serisit dan magnetite. Mineral
logam sulfida berupa pirit dan kalkopirit dengan perbandingan 1:1 hingga 3:1,
bentuk endapan dapat juga dijumpai dalam bentuk mikroveinlet serta dalam
bentuk menyebar .
Bentuk endapan berupa hamburan dan veinlet yang dijumpai pada zona
potasik ini disebabkan oleh pengaruh matasomatik atau rekritalisasi tang terjadi
pada batuan induk ataupun adanya intervensi dari pada larutan magma sisa
(larutan hydrothermal) melalui pori-pori batuan dan seterusnya berdifusi dan
mengkristal pada rekahan-rekahan batuan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

b. Zona Skarn skran adalah dalam arti mereka luas dibentuk oleh
transportasi massa dan kimia danreaksi antara satuan batuan yang berdekatan.
Mereka tidak perlu batuan beku dalam asal dua lapisan sedimen yang
berdekatan seperti pembentukan dan cairan selama metamorphosis,
menciptakan sebuah forsiterite.
Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan
karbonat, zona ini sangat di pengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan
kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini
dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksin dan wollastonit serta
mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan dalam kondisi
yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral korit, tremolit, aktnolit,
kalsit dan larutan hydrothermal. Proses pembentukan skran akibaturutan
kejadian isokimia:
- Isokimia merupakan transfer panas antaran larutan magma dengan batuan
samping, prosesnya H2O dilepas dari intrui dan CO2 dari batuan samping
yang karbonat. Proses ini sangat dipengaruhi oleh temperature, komposisi
dan tekstur sifat konduktif)
- Metasomatisme pada tahap ini terjadi eksolusi larutan magma kebatuan
samping yang karbonat sehingga terbentuk kristalisasi pada bukaan-bukaan
yang dilewati magma.
- Retrogradasi merupakan tahap dimana larutan magma sisa telah menyebar
pada batuan samping dan mencapai zona kontak dengan water falk
sehingga air tanah turun dan bercampur dengan larutan.
- Forsiterite dan jenis batuan skarnoid, biasanya berdekatan dengan intrusi
granist dan pembentukan besi berdekatan dengan satuan batuan reaktif
seperti batuan gamping, napal.
c. Zona Prophyritic
Zona in merupakan zona terluar dan selalu ada, klorit adalah mineral
yang umum pada zona ini pirit. Kalsit, dan epidot berasosiasi dengan mineral
marfik biotit dan hornblende yang teralterasi sebagian atau seluruhnya menjadi
klorit dan karbonat. Plagioklas adalah mineral yang tidak terpegaruh zona ini
terdapat disekeliling batuan yang panjangnya mencapai ratusan meter.

d. Zona Sericitic
Alterasi sericitic mengubah batuan menjadi mineral sericite, yang
merupakan mika putih yang sangat halus. Alterasi ini terbentuk oleh
dekomposisi feldspars, sehingga menggantikan feldspar. Dilapangan,
kehadirannya pada batuan dapat dideteksi oleh perbukaan batuan yang halus,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

seperti yang mudah digores. Terasa berminyak ketika mineral ini banak, dan
warna putih, kekuningan, coklat keemasan atau kehijauan. Alterais sericitic
menunjukkan kondisi low pH (acidic).
e. Zona Argellic
Zona argellic merupakan mineral lempung seperti kaolinite, sectite and
illite. Alterasi argellic umunya pada low temperature dan sebagian mungkin
terjadi pada kondisi atmospheric. Tanda-tanda awal alterasi argellic adalah
bleaching aut (pemutih) peldspar.
Zona ini terbentuk dari akibat rusaknya unsur potassium, kalsium dan
magnesium menjadi mineral lempung. Zona ini dicirikan oleh mineral
lempung, kuarsa dan karbonat, unsur potassium, kalsium dan magnesium
dalam batuan berubah menjadi montmorilonit, illit, hidromika dan klorite. Pada
bagian atas dari zona ini terbentuk zona advance argilik pada kondisi fluida
yang lebih asam dibandingkan zona argilik. Zona ini tidak selalu hadir,
dicirikan oleh mineral kuarsa, silica amora seperti andalusit, alunit, dan
korundum, mineral sulfide tidak intensif dijumpai , kandungan pirite sekitar
2%.
Ada 3 hal yang menjadika penyelidikan terhadap proses alterasi sangat
penting dalam mempelajari suatu endapan hidrotermal, yaitu :
a. Komposisi kimia dan struktur dari mineral-mineral yang terbentuk dari
hasil proses alterasi merupakan respons terhadap kondisi pembentukannya.
Oleh karena itu, minera; atau kumpulan mineral-mineral alterasi akan
memberikan informasi tentang kondisi kimia-fisika dari proses hidrotermal
yang terjadi.
b. Mineral-mineral alterasi pada umumnya dijumpai pada zona yang akan
menggambarkan kondisi pembentukannya.
c. Mengenali zonasi mineral-mineral hasil alterasi akan membawa kita pada
jalur mineralisasi.

Alterasi hidrotermal meliputi proses hidrasi, hidrolisi, reaksi redoks, dan


sulfide serta proses-proses lainnya.
2. Faktor yang memengaruhi proses alterasi
Beberapa factor yang berpengaruh pada proses alterasi hidrotermal
adalah suhu, kimia fluida (pH), komposisi batuan samping durasi aktivitas
hidrotermal dan permeabilitas. Namun, fanktor kimia fluida (pH) dan suhu
merupakan factor yang paling berpengaruh (Corbett dan Leach, 1996).
- Suhu, merupakan hal yang paling penting dalam proses alterasi karena
semua reaksi kimia yang terjadi diakibatkan oleh adanya kenaikan suhu.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

- Permeabilitas, dari suatu batuan akan menentukan intensitas pengaruh


larutan hidrotermal terhadap batuan dan kecepatan presipitasi mineral-
mineral batu. Batuan yang memiliki permeabilitas kecil akan menyebabkan
tingkat pengaruh alterasi yang tidak signifikan.
- Komposisi awal dari batuan, dari batuan yang terkena larutan hidrotermal
akan menentukankomponen –komponen yang akan terbentuk akibat proses
alterasi.
- Komposisi fluida, mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
menentukan tingkat kecepatan dan jenis mineral-mineral hidrotermal yang
terbentuk.
Proses alterasi hidrotermal akan menghasilkan kumpulan mineral-
mineral tertentu yang dikenal sebagai himpunan mineral atau mineral
assemblage (Guilbert & Park, 1986). Hal ini menyebabkan kehadiran
himpunan mineral tertentu dalam suatu ubahan batuan akan mencerminkan
komposisi pH larutan dan suhu fluida tipe alterasi tertentu.

3.2 indikasi mineralisasi dan alterasi diwilayah Poboya


Kondisi geologi daerah penelitian termasuk dalam geologi regional
lembar palu (Rab Sukamto, 1973) dan seperti yang tertuang dalam peta
geologi tinjau lembar palu, sulawesi, dengan 1 : 250.000.
Geomorfologi regional secara fisiografi daerah palu terdiri dari
pematangan timur dan pematangan barat, kedua-duanya berarah utara selatan
dan terpisahkan oleh lembar palu (Fossa Sarassin). Pematangan barat didekat
palu hingga lebih dari 200 meter tingginya, tetapi didonggala menurun hungga
muka air laut. Pematangan timur dengan tinggi puncak dari 400 meter 1900
meter, dan menghubungkan pegunungan Sulawesi tengah dan lengan utara.
Stratigrafi regional, batuan tertua didaerah yang dipetakan adalah
metamorf dan tersingkap hanya pada pematangan timur yang merupakan
intinya. Kompleksitu terdiri dari sekis ampibolit, sekis genes dan pualam.
Sekis terdapat banyak disisi barat, sedangkan genes dan pualam terdapat
banyak disisi timur. Tubuh-tubuh intrusi tak terpetakan, umunya selebar
kurang dari 50 meter, menerobos kompleks batuan metamorf, dengan
berjangka dari diorit hingga granodiorit. Umur metamorfisme tak diketahui,
tetapi boleh jadi pra-tersier. Brouwer (1974) berpendapat, bahwa sekis yang
tersingkap di seantero Sulawesi berumur Palezoikum.
Formasi tinombo/(Tts), menurut alburg (1913), bahwa rangkaian ini
tersingkap luas, baik di pematang timur maupun pematangan barat. Batuan ini
menindih kompleks metamorf secara tidak selaras. Didalamnya terkandung
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

rombakan yang berasal dari batuan metamorf. Endapan ini terutama terdiri
dari serpih, batupasir, konglomerat, batugamping, rijang, radiolaria dan batuan
gunung api yang diendapkan didalam lingkungan laut.
Secara regional struktur geologi organesa di pulau Sulawesi mulai
berlangsung sejak zaman trias, terutama pada manggala banggai sula yang
merupakan mandala tertua, sedangkan pada mandala Sulawesi geologi bagian
timur dimulai pada kapur akhir atauo awal tersier. Perlipatan yang kuat
menyebabkan sesar anjak yang berlangsung pada miosen tengah dilengan
timur Sulawesi Barat, serta waktu yang bersamaan dengan transgresi local
berlangsung dilengan Tenggara Sulawesi, dan suatu aktivitas vulkanik terjadi
di lengan utara dan selatan (Sukamto, 1975).
Daerah praktikum disusun oleh satuan geomorfologi perbukitan
bergelombang/miring dan dataran aluvial. Daerah ini merupakan daerah
perbukitan dengan tataguna lahan perbukitan didaerah poboya merupakan
daerah tambang.
Satuan batuan dari tua kemuda adalah genes kuarsa-piroksen (Miosen-
Pliosen tengah), satuan granit (Pliosen akhir – Plistosen Awal), endapan
bongkah-pasir (Pliosen-Plistosen), endapan aluvial (Holosen). (Rab Sukamto,
1973).
Mineralisasi dan alterasi hidrotermal dikontrol oleh sesar geser sinistral
berarag Tenggara ke Barat laut atau relatif sejajar dengan sesar Palu-Koro
yang merupakan tension fracture. Sesar ini kemudian membentuk sistem
patahan dilational sehingga terbentuk bukaan jog dan rekahanterusan lainnya.
Bahkan inilah yang menjadi jalur fluida hidrotermal naik kepermukaan dan
menjadi tempat terbentuknya mineralisasi. Perkembangan fluida hidrotermal
terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama fluida hidrotermal mengalami
pencampuran dengan air meteorik yang mempunyai temperatur yang lebih
dingin dan salinitas rendahh. Tahap kedua fluida hidrotermal mengalami
pendinginan sederhana (simple cooling). Berdasarkan karakteristik alterasi,
mineralisasi, dan fluida hidrotermal, endapan emas daerah penelitian termasuk
endapan epitermal sulfidasi rendah jenis epitermal adulariaserisit Au Ag yang
terbentuk pada kedalaman minimum 210 m dibawah paleosurface dengan
temperature sekitar 214OC (Riska Puspita, 2017).
Berdasarkan literature dan data yang didapat dilapangan dimana batuan
yang terdapat didaerah Poboya merupakan batuan metamorf yang yang
mengalami alterasi mineral tersebut masuk melalui rekahan pembentukanya
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

itu endapan hidrotermal dengan tipe atau model endapannya yaitu endapan
epitermal, tipe ini berkaitan erat dengan aktivitas vulkanisme pada suatu
daerah. Biasanya sistem epitermal terbentuk dengan munculnya manifestasi
aktivitas vulkanisme dangkal di atas permukaan bumi dalam bentuk hotspring
(mata air panas). Endapan epitermal terbentuk dari larutan yang dilute (yang
mengandung NaCl < dari 5wt%) yang mengalami proses boiling (mendidih)
pada suhu 200-300OC. endapan epitermal biasanya berasosiasi dengan
endapan hidrotermal lainnya. Hal ini ada hubungannya dekat antara
keberadaan endapan-endapan hidrotermal tersebut dengan pusat magmatisme.
Proses pengendapan bijih pada lingkungan epitermal terjadi karena
larutan pembawah bijih yang terfokus dan sedang bergerak naik kepermukaan.
Perybahan komposisi dengan cepat pada jarak 1km dari sumbernya atau
dipermukaan. Perubahan komposisi ini disebabkan oleh boiling atau
pendidihan, suatu proses yang paling memungkinkan untuk terjadinya
presipitasi logam kompleks bisulfida seperti emas. Proses pendidihan yang
diikuti dengan pendinginan yang cepat ini juga menghasilkan berbagai fitur
yang berhubungan, seperti pendendapan mineral gangue kuarsa dengan
tekstur colloform-nya, adularia, dan bladed-calcite,sertapembentukan steam-
heated waters yang membentuk alterasi dan halo advanced argillic dan
argillic. Disamping itu, penurunan tekanan yang tanjam juga terjadi pada
larutan pembawah bijih akibat hydraulic fracturing, yang juga memfokuskan
aliran fluida yang sedang mendidih tersebut. Dengan alas an-alasan inilah,
dikenal istilah lingkungan epitermal untuk pengendapan bijih (Hedenquist et
al., 2000).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
Acara : Endapan Mineral Cuaca : Cerah
Hari/tanggal : Sabtu/ 14-7-2018 No. stasiun : 01
Lokasi pengamatan : Poboya

Data Singkapan
Dijumpai batuan metamorf dengan arah penyebaran dari barat ke timur
dimensi panjang singkapan ± 8 m dan lebar singkapan ±20m merupakan
batuan insitu hubungan dengan batuan disekitarnya belum diketahui
singkapan ini tidak bereaksi dengan HCl.

Data Litologi
Jenis Batuan : batuan metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna segar : putih kecoklatan
Texture :-
Struktur : -
Nama batuan: batuan meta granit

Data Geomorfologi
Relief perbukitan dengan tipe morfologi dataran tinggi tingkat pelapukan
rendah tata guna lahan tambang stadia daerah dewasa
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

Acara : Endapan Mineral Cuaca : Cerah


Hari/tanggal : Sabtu/ 14-7-2018 No. stasiun : 02
Lokasi pengamatan : Poboya

Data Singkapan
Dijumpai batuan metamorf dengan arah penyebaran dari timur ke barat
dimensi panjang singkapan ± 17 m dan lebar singkapan ±8m merupakan
batuan insitu hubungan dengan batuan disekitarnya belum diketahui
singkapan ini tidak bereaksi dengan HCl. Merupakan daerah alterasi dijumpai
urat kuarsa.

Data Litologi
Jenis Batuan : batuan metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna segar : Abu-abu
Texture : -
Struktur : -
Nama batuan : Batuan meta granit

Data Geomorfologi
Relief perbukitan dengan tipe morfologi dataran tinggi tingkat pelapukan
rendah tata guna lahan tambang stadia daerah dewasa.

Acara : Endapan Mineral Cuaca : Cerah


Hari/tanggal : Sabtu/ 14-7-2018 No. stasiun : 03
Lokasi pengamatan : Poboya

Data Singkapan
Dijumpai batuan metamorf dengan arah penyebaran dari barat ke timur
dimensi panjang singkapan ± 15 m dan lebar singkapan ± 7 m merupakan
batuan insitu hubungan dengan batuan disekitarnya belum diketahui
singkapan ini tidak bereaksi dengan HCl.

Data Litologi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU

Jenis Batuan : batuan metamorf


Warna Lapuk : Coklat
Warna segar : putih kecoklatan
Texture : -
Struktur : -
Nama batuan : batuan meta granit

Data Geomorfologi
Relief perbukitan dengan tipe morfologi dataran tinggi tingkat pelapukan
rendah tata guna lahan tambang stadia daerah dewasa

Acara : Endapan Mineral Cuaca : Cerah


Hari/tanggal : Sabtu/ 14-7-2018 No. stasiun : 04
Lokasi pengamatan : Poboya

Data Singkapan
Dijumpai batuan metamorf dengan arah penyebaran dari barat ke timur
dimensi panjang singkapan ± 25 m dan lebar singkapan ±1120m merupakan
batuan insitu hubungan dengan batuan disekitarnya belum diketahui
singkapan ini tidak bereaksi dengan HCl.

Data Litologi
Jenis Batuan : batuan metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna segar : putih kecoklatan
Texture : -
Struktur : -
Nama batuan : batuan meta granit

Data Geomorfologi
Relief perbukitan dengan tipe morfologi dataran tinggi tingkat pelapukan
rendah tata guna lahan tambang stadia daerah dewasa.

Anda mungkin juga menyukai