Laporan Fix Endapan
Laporan Fix Endapan
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-
Nya sehingga Laporan Praktikum lapangan endapan mineral ini dapat diselesaikan.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekeliruan dan kesalahan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna
memperbaiki dan menyempurnakan untuk penyusunan laporan berikutnya. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua khususnya yang berkepentingan
dalam dunia pendidikan.
Stefanus Reza P.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
DAFTAR ISI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Geologi adalah ilmu yang mempelajari kebumian. Hal itu termasuk ilmu
yang mempelajari semua jenis batuan dan pembentukannya baik secara fisika dan
kimia, Serta menafsirkan hubungannya dan distribusi dalam ruang dan waktu.
Pengembangan pengetahuan geologi memainkan peran penting sebagai medium
untuk mengembangkan dan mengakses sumber daya alam seperti mineral, energi
dan air.
Endapan mineral (Ore Deposit) adalah bantuan yang mengandung satu
atau lebih mineral logam (metallic mineral) yang akan memiliki nilai ekonomis
jika ditambang dinamakan Ore Mineral atau mineral bijih. Suatu endapan
dikatakan bijih sebenarnya dilihat dari nilai ekonomisnya, bila harga pengelolaan
dan haga pasaran berfluktuasi, suatu saat endapan mineral dikatakan sebagai bijih
dan di saat lain bukan lagi. Pada saat ekstraksi didapatkan bahan logam dan juga
bahan limbah (gangue) yang tidak memiliki nilai ekonomi. Proses ekstraksi
tersebut menghasilkan timbunan limbah (tailing).
Suatu endapan mineral akan terbentuk oleh serangkai proses yang
mengubah kondisi suatu batua menjadi suatu endapan dengan kandugan mineral
bijih yang disebut proses ubahan (alteration). Proses tersebut akan menghasilkan
mineral logam (metallic mineral) dan mineral ubahan (alteration mineral), struktur
serta tekstur batuan yang berubah.
Pada saat ini, penerapan pengetahuan di bidang teknik geologi,
lingkungan, dan mitigasi bencana alam berkembang pesat. Oleh karena itu,
diperlukan dasar kuat tentang pengetahuan geologi sehingga dapat dengan mudah
beradaptasi dengan era globalisasi masa depan. Untuk tujuan itu perlu adanya
pengetahuan lebih mendalam tentang pengetahuan geologi. Dalam laporan ini,
topik yang akan dibahas adalah tentang endapan mineral dan metode geologi
lapangan.
Endapan mineral (bahan tambang) merupakan salah satu kekayaan alam
yang berpengaruh dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu upaya untuk
mengetahui kuantitas dan kualitas endapan mineral itu hendaknya selalu
diusahakan dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi, seiring dengan tahapan
eksplorasinya. Semakin lanjut tahapan eksplorasi, semakin besar pula tingkat
keyakinan akan kuantitas dan kualitas sumberdaya mineral dan cadangan.
Untuk dapat mengetahui kondisi geologi di suatu daerah, ahli geologi
harus memiliki dasar geologi yang kuat, menyeluruh dan terintegradasi, serta
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam konteks pembentukan suatu endapan mineral, proses pemisahan fase cairan
yang kaya akan sulfur (sulfur-rich liquid) dan mengandung Fe-Ni-Cu dari magma
induknya yang kemudian akan membentuk suatu konsentrasi mineral bijih seperti
endapannikel sulfida yang dijumpai Sudbury, Canada (Lightfoot,2005). Selama
proses pendinginan, larutan yang kaya akan sulfur tersebut menghasilkan larutan
fase sulfide yang immiscible (larutan yag tidak bisa bercampur dengan larutan
lain) tempat mineral-mineral sulfide seperti pyrrhotite (Fe, Ni) 9S8 dan chalcopyrite
(CuFeS2) akan terbentuk. Endapan Ni-Cu magmatic biasanya terbentuk di bagian
dasar dari batuan intrusive pembawanya (intrusive host) yang diakibatkan oleh 2
faktor, yaitu (1) larutan sulfide kaya sulfur cenderung lebih berat daripada larutan
silica dan oleh karena itu akan tenggelam ke dalam dasar dapur magma, (2) tanpa
kehadiran sulfur, logam-logam seperti nikel akan diserap oleh struktur kristal
silika membentuk mineral-mineral silika seperti piroksin
Proses immiscibility tidak hanya terbatas pada pembentukan endapan
bijih sulfida, namun juga dapat menyebabkan pembentukan konsentrasi unsur
tanah jarang atau rore earth element dan logam-logam penting lainnya. Endapan
REE-Nb-Fe pada carbonatite seperti yang dijumpai di bayan obo, China (Fan,
dkk, 2006 terbentuk akibat adanya proses immiscibility berdasarkan kandungan
fluid inclusion proses ini juga dapat dijumpai di batuan granit dan pegmatite
seperti yang dilaporkan Thomas dkk (2011)
6. Kimberlite
Jenis endapan mineral yang bernilai ekonomis lainnya yang terbentuk sebagai
hasil proses magnesium magmatisme adalah kimberlit yang merupakan slah satu
penghasil utama dari intas. Kimberlit adalah jenis batuan yang berasal dari magma
yang bersifat ultrabasa yang umunya berukuran halus, terbentuk pada kedalaman
lebih dari 150 km di bawah permukaan bumi (Sctt, 1995). Kondisi pada
kedalaman ini memungkinkan untuk terbentuknya intan (diamond). Intan tersebut
kemudian tererosi dan terendapkan pada endapa-endapan sungai membentuk
endapan sedimenter.
Kimberlt merupakan jenis batuan yang relatif lunak sehingga mempunyai
kemampuan untuk bergerak ke atas atau mencapai permukaan bumi dengan
daripada batuan yang ada disekelilingnya. Pada saat magma naik mendekati
permukaan, magma aka membentuk semacam pipa breksi yang lebar atau disebut
dengan diatreme yang membawa fragmen mantel bagian atas menuju ke atas
permukaan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
Kimberlit umunya dijumpai pada daerah kraton atau kerak benua yang berumur
tua dan stabil, seperti di Afrika Selatan, Canada, India, dan Australia (Sage &
Gareau, 2001).
BAB III
HASIL FIELDTRIP
3.1 Geologi umum
1. Alterasi Hidrotermal
Hal yang sangat penting dalam mengenali endapan bijih tipe terutama
endapan magmatic dan hidrotermal adalah kehadiran kumpulan mineral
tertentu pada batuan yang dilalui oleh larutan hidrotermal sebagai respons
akibat adanya reaksi antara larutan dengan batuan samping. Kumpulan
mineral tersebut hadir dalam bentuk zona dan antara zona yang satu dengan
yang lainnya dibatasi dengan adanya kehadiran mineral-mineral khas. Proses
ini disebut alterasi hidrotermal dan daerah tenpat pengaruh interaksi larutan
tersebut dengan batuan samping atau wall rock disebut denga wall rock
alteration yang pada umumnya akan membentuk zona kumpulan mineral-
mineral tertentu yang terbentuk dari hasil ubahan akibat larutan hidrotermal.
Alterasi Hidrotermal adalah perubah komposisi mineral dari suatu batuan
akibat adanya interaksi antara larutan hidrotermal dengan batuan tersebut.
Proses alterasi akan menyebabkan terubahnya mineal primer menjadi mineral
skunder yang kemudian disebut dengan mineral yang teralterasi (alteration
minerals). Alterasi hidrotermal merupakan proses yang kompleks karena
terjadi perubahan secara mineralogy, kimia dan tekstur oleh akibat adanya
interaksi larutan hidrotermal dengan batuan samping (wall rock) yang
dilaluinya pada kondisi fisika-kimia tertentu (Pirajno, 1992).
Zona alterasi ada 6 yaitu:
a. Zona Potassic
Zona potasik merupakan zona alterasi yang berasal pada bagian dalam
suatu sistem hydrothermal dengan kedalaman bervariasi yang umumnya lebih
dari beberapa ratus meter. Zona alterasi ini dicirikan oleh mineral ubahan
berupa biotit sekunder, K Fleldspar, kuasa, serisit dan magnetite. Mineral
logam sulfida berupa pirit dan kalkopirit dengan perbandingan 1:1 hingga 3:1,
bentuk endapan dapat juga dijumpai dalam bentuk mikroveinlet serta dalam
bentuk menyebar .
Bentuk endapan berupa hamburan dan veinlet yang dijumpai pada zona
potasik ini disebabkan oleh pengaruh matasomatik atau rekritalisasi tang terjadi
pada batuan induk ataupun adanya intervensi dari pada larutan magma sisa
(larutan hydrothermal) melalui pori-pori batuan dan seterusnya berdifusi dan
mengkristal pada rekahan-rekahan batuan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
b. Zona Skarn skran adalah dalam arti mereka luas dibentuk oleh
transportasi massa dan kimia danreaksi antara satuan batuan yang berdekatan.
Mereka tidak perlu batuan beku dalam asal dua lapisan sedimen yang
berdekatan seperti pembentukan dan cairan selama metamorphosis,
menciptakan sebuah forsiterite.
Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan
karbonat, zona ini sangat di pengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan
kandungan mineral karbonat. Pada kondisi yang kurang akan air, zona ini
dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksin dan wollastonit serta
mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar, sedangkan dalam kondisi
yang kaya akan air, zona ini dicirikan oleh mineral korit, tremolit, aktnolit,
kalsit dan larutan hydrothermal. Proses pembentukan skran akibaturutan
kejadian isokimia:
- Isokimia merupakan transfer panas antaran larutan magma dengan batuan
samping, prosesnya H2O dilepas dari intrui dan CO2 dari batuan samping
yang karbonat. Proses ini sangat dipengaruhi oleh temperature, komposisi
dan tekstur sifat konduktif)
- Metasomatisme pada tahap ini terjadi eksolusi larutan magma kebatuan
samping yang karbonat sehingga terbentuk kristalisasi pada bukaan-bukaan
yang dilewati magma.
- Retrogradasi merupakan tahap dimana larutan magma sisa telah menyebar
pada batuan samping dan mencapai zona kontak dengan water falk
sehingga air tanah turun dan bercampur dengan larutan.
- Forsiterite dan jenis batuan skarnoid, biasanya berdekatan dengan intrusi
granist dan pembentukan besi berdekatan dengan satuan batuan reaktif
seperti batuan gamping, napal.
c. Zona Prophyritic
Zona in merupakan zona terluar dan selalu ada, klorit adalah mineral
yang umum pada zona ini pirit. Kalsit, dan epidot berasosiasi dengan mineral
marfik biotit dan hornblende yang teralterasi sebagian atau seluruhnya menjadi
klorit dan karbonat. Plagioklas adalah mineral yang tidak terpegaruh zona ini
terdapat disekeliling batuan yang panjangnya mencapai ratusan meter.
d. Zona Sericitic
Alterasi sericitic mengubah batuan menjadi mineral sericite, yang
merupakan mika putih yang sangat halus. Alterasi ini terbentuk oleh
dekomposisi feldspars, sehingga menggantikan feldspar. Dilapangan,
kehadirannya pada batuan dapat dideteksi oleh perbukaan batuan yang halus,
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
seperti yang mudah digores. Terasa berminyak ketika mineral ini banak, dan
warna putih, kekuningan, coklat keemasan atau kehijauan. Alterais sericitic
menunjukkan kondisi low pH (acidic).
e. Zona Argellic
Zona argellic merupakan mineral lempung seperti kaolinite, sectite and
illite. Alterasi argellic umunya pada low temperature dan sebagian mungkin
terjadi pada kondisi atmospheric. Tanda-tanda awal alterasi argellic adalah
bleaching aut (pemutih) peldspar.
Zona ini terbentuk dari akibat rusaknya unsur potassium, kalsium dan
magnesium menjadi mineral lempung. Zona ini dicirikan oleh mineral
lempung, kuarsa dan karbonat, unsur potassium, kalsium dan magnesium
dalam batuan berubah menjadi montmorilonit, illit, hidromika dan klorite. Pada
bagian atas dari zona ini terbentuk zona advance argilik pada kondisi fluida
yang lebih asam dibandingkan zona argilik. Zona ini tidak selalu hadir,
dicirikan oleh mineral kuarsa, silica amora seperti andalusit, alunit, dan
korundum, mineral sulfide tidak intensif dijumpai , kandungan pirite sekitar
2%.
Ada 3 hal yang menjadika penyelidikan terhadap proses alterasi sangat
penting dalam mempelajari suatu endapan hidrotermal, yaitu :
a. Komposisi kimia dan struktur dari mineral-mineral yang terbentuk dari
hasil proses alterasi merupakan respons terhadap kondisi pembentukannya.
Oleh karena itu, minera; atau kumpulan mineral-mineral alterasi akan
memberikan informasi tentang kondisi kimia-fisika dari proses hidrotermal
yang terjadi.
b. Mineral-mineral alterasi pada umumnya dijumpai pada zona yang akan
menggambarkan kondisi pembentukannya.
c. Mengenali zonasi mineral-mineral hasil alterasi akan membawa kita pada
jalur mineralisasi.
rombakan yang berasal dari batuan metamorf. Endapan ini terutama terdiri
dari serpih, batupasir, konglomerat, batugamping, rijang, radiolaria dan batuan
gunung api yang diendapkan didalam lingkungan laut.
Secara regional struktur geologi organesa di pulau Sulawesi mulai
berlangsung sejak zaman trias, terutama pada manggala banggai sula yang
merupakan mandala tertua, sedangkan pada mandala Sulawesi geologi bagian
timur dimulai pada kapur akhir atauo awal tersier. Perlipatan yang kuat
menyebabkan sesar anjak yang berlangsung pada miosen tengah dilengan
timur Sulawesi Barat, serta waktu yang bersamaan dengan transgresi local
berlangsung dilengan Tenggara Sulawesi, dan suatu aktivitas vulkanik terjadi
di lengan utara dan selatan (Sukamto, 1975).
Daerah praktikum disusun oleh satuan geomorfologi perbukitan
bergelombang/miring dan dataran aluvial. Daerah ini merupakan daerah
perbukitan dengan tataguna lahan perbukitan didaerah poboya merupakan
daerah tambang.
Satuan batuan dari tua kemuda adalah genes kuarsa-piroksen (Miosen-
Pliosen tengah), satuan granit (Pliosen akhir – Plistosen Awal), endapan
bongkah-pasir (Pliosen-Plistosen), endapan aluvial (Holosen). (Rab Sukamto,
1973).
Mineralisasi dan alterasi hidrotermal dikontrol oleh sesar geser sinistral
berarag Tenggara ke Barat laut atau relatif sejajar dengan sesar Palu-Koro
yang merupakan tension fracture. Sesar ini kemudian membentuk sistem
patahan dilational sehingga terbentuk bukaan jog dan rekahanterusan lainnya.
Bahkan inilah yang menjadi jalur fluida hidrotermal naik kepermukaan dan
menjadi tempat terbentuknya mineralisasi. Perkembangan fluida hidrotermal
terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama fluida hidrotermal mengalami
pencampuran dengan air meteorik yang mempunyai temperatur yang lebih
dingin dan salinitas rendahh. Tahap kedua fluida hidrotermal mengalami
pendinginan sederhana (simple cooling). Berdasarkan karakteristik alterasi,
mineralisasi, dan fluida hidrotermal, endapan emas daerah penelitian termasuk
endapan epitermal sulfidasi rendah jenis epitermal adulariaserisit Au Ag yang
terbentuk pada kedalaman minimum 210 m dibawah paleosurface dengan
temperature sekitar 214OC (Riska Puspita, 2017).
Berdasarkan literature dan data yang didapat dilapangan dimana batuan
yang terdapat didaerah Poboya merupakan batuan metamorf yang yang
mengalami alterasi mineral tersebut masuk melalui rekahan pembentukanya
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
itu endapan hidrotermal dengan tipe atau model endapannya yaitu endapan
epitermal, tipe ini berkaitan erat dengan aktivitas vulkanisme pada suatu
daerah. Biasanya sistem epitermal terbentuk dengan munculnya manifestasi
aktivitas vulkanisme dangkal di atas permukaan bumi dalam bentuk hotspring
(mata air panas). Endapan epitermal terbentuk dari larutan yang dilute (yang
mengandung NaCl < dari 5wt%) yang mengalami proses boiling (mendidih)
pada suhu 200-300OC. endapan epitermal biasanya berasosiasi dengan
endapan hidrotermal lainnya. Hal ini ada hubungannya dekat antara
keberadaan endapan-endapan hidrotermal tersebut dengan pusat magmatisme.
Proses pengendapan bijih pada lingkungan epitermal terjadi karena
larutan pembawah bijih yang terfokus dan sedang bergerak naik kepermukaan.
Perybahan komposisi dengan cepat pada jarak 1km dari sumbernya atau
dipermukaan. Perubahan komposisi ini disebabkan oleh boiling atau
pendidihan, suatu proses yang paling memungkinkan untuk terjadinya
presipitasi logam kompleks bisulfida seperti emas. Proses pendidihan yang
diikuti dengan pendinginan yang cepat ini juga menghasilkan berbagai fitur
yang berhubungan, seperti pendendapan mineral gangue kuarsa dengan
tekstur colloform-nya, adularia, dan bladed-calcite,sertapembentukan steam-
heated waters yang membentuk alterasi dan halo advanced argillic dan
argillic. Disamping itu, penurunan tekanan yang tanjam juga terjadi pada
larutan pembawah bijih akibat hydraulic fracturing, yang juga memfokuskan
aliran fluida yang sedang mendidih tersebut. Dengan alas an-alasan inilah,
dikenal istilah lingkungan epitermal untuk pengendapan bijih (Hedenquist et
al., 2000).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM ENDAPAN MINERAL
Acara : Endapan Mineral Cuaca : Cerah
Hari/tanggal : Sabtu/ 14-7-2018 No. stasiun : 01
Lokasi pengamatan : Poboya
Data Singkapan
Dijumpai batuan metamorf dengan arah penyebaran dari barat ke timur
dimensi panjang singkapan ± 8 m dan lebar singkapan ±20m merupakan
batuan insitu hubungan dengan batuan disekitarnya belum diketahui
singkapan ini tidak bereaksi dengan HCl.
Data Litologi
Jenis Batuan : batuan metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna segar : putih kecoklatan
Texture :-
Struktur : -
Nama batuan: batuan meta granit
Data Geomorfologi
Relief perbukitan dengan tipe morfologi dataran tinggi tingkat pelapukan
rendah tata guna lahan tambang stadia daerah dewasa
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
Data Singkapan
Dijumpai batuan metamorf dengan arah penyebaran dari timur ke barat
dimensi panjang singkapan ± 17 m dan lebar singkapan ±8m merupakan
batuan insitu hubungan dengan batuan disekitarnya belum diketahui
singkapan ini tidak bereaksi dengan HCl. Merupakan daerah alterasi dijumpai
urat kuarsa.
Data Litologi
Jenis Batuan : batuan metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna segar : Abu-abu
Texture : -
Struktur : -
Nama batuan : Batuan meta granit
Data Geomorfologi
Relief perbukitan dengan tipe morfologi dataran tinggi tingkat pelapukan
rendah tata guna lahan tambang stadia daerah dewasa.
Data Singkapan
Dijumpai batuan metamorf dengan arah penyebaran dari barat ke timur
dimensi panjang singkapan ± 15 m dan lebar singkapan ± 7 m merupakan
batuan insitu hubungan dengan batuan disekitarnya belum diketahui
singkapan ini tidak bereaksi dengan HCl.
Data Litologi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
Data Geomorfologi
Relief perbukitan dengan tipe morfologi dataran tinggi tingkat pelapukan
rendah tata guna lahan tambang stadia daerah dewasa
Data Singkapan
Dijumpai batuan metamorf dengan arah penyebaran dari barat ke timur
dimensi panjang singkapan ± 25 m dan lebar singkapan ±1120m merupakan
batuan insitu hubungan dengan batuan disekitarnya belum diketahui
singkapan ini tidak bereaksi dengan HCl.
Data Litologi
Jenis Batuan : batuan metamorf
Warna Lapuk : Coklat
Warna segar : putih kecoklatan
Texture : -
Struktur : -
Nama batuan : batuan meta granit
Data Geomorfologi
Relief perbukitan dengan tipe morfologi dataran tinggi tingkat pelapukan
rendah tata guna lahan tambang stadia daerah dewasa.