Disusun Oleh :
Dede Ramdhani (5115164927)
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang
melimpah, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bahasa Indonesia”.
Pada kesempatan ini pula penyusun menayampaikan rasa terima kasih kepada Dra. Sehati
Kaban, M,Pd. dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membimbing dalam penyusunan
makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sadar bahwa banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat
membangun sehingga tercapainya kesempurnaan isi maupun penulian makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Untuk mengetahui dasar hukum dan tujuan K3 listrik.
4. Untuk mengetahui bahaya listrik.
5. Untuk mengetahui penyebab kecelakaan listrik.
6. Untuk mengetahui upaya pencegahan kecelakaan kerja listrik.
7. Untuk mengetahui keselamatan kerja menurut PUIL.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Merencanakan kegiatan pemeriksaan dan pengujian berkala listrik.
Menetapkan indikator pencapaian pelaksanaan K3 listrik.
Membentuk dan menetapkan pertanggungjawaban untuk memastikan pekerjaan
listrik dalam kondisi aman.
3. Pelaksanaan rencana K3
Memastikan yang melakukan perencanaan, pemasangan, perubahan,
pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian adalah Ahli K3 bidang listrik yang
mempunyai SKP yang masih berlaku.
Memastikan yang melakukan pemasangan dan pemeliharaan adalah teknisi k3
listrik yang mempunyai lisensi yang masih berlaku.
Memastikan adanya prosedur, infomasi dan pelaporan yang terdokumentasi
dalam pemasangan, perubahan, pemeliharaan, pemeriksaan dan pengujian
listrik.
Memastikan upaya pengendalian potensi bahaya listrik menjadi bagian dari
kegiatan K3.
4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3
Melakukan pemeriksaan dan pengujian listrik.
Mengawasi pelaksanaan riksa uji yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk
memastikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan dan standar
kelistrikan yang berlaku.
Membuat rekomendasi perbaikan.
5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3
Peran Ahli K3 bidang Listrik dalam Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 :
Melakukan up dating/pembaharuan pelaksanaan K3 listrik terkait
diterbitkannya Permenaker no 12 tahun 2015.
4
• Keamanan instalasi dan peralatan listrik.
• Menjaga gedung serta isinya dari bahaya kebakaran akibat gangguan listrik.
• Menjaga ketenagaan listrik yang aman dan efisien.
PUIL tidak berlaku bagi beberapa sistem intalasi listrik tertentu seperti :
5
2.4. Tujuan K3 Listrik
Tujuan K3 Listrik diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulnya bahaya akibat listrik
• bahaya sentuhan langsung .
• bahaya sentuhan tidak langsung .
• bahaya kebakaran.
Arus listrik menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap saraf dan otot.
Energi panas yang timbul akibat tahanan jaringan yang dilalui dapat menyebabkan
luka bakar. Luka bakar ini timbul dapat akibat dari bunga api listrik yang suhunya
dapat mencapai 2.500°C. Tegangan lebih dari 500 V merupakan resiko tinggi terhadap
keselamatan jiwa. Arus bolak-balik menimbulkan rangsangan otot berupa kejang-
kejang. Bila arus tersebut melalui jantung, kekuatan sebesar 60 milliamper saja sudah
cukup untuk menimbulkan gangguan jantung (fibrilasi ventrikel).
6
2. Kondisi tubuh
Kondisi tubuh korban maksudnya kondisi kesehatan korban. Apabila
yang terkena sengatan listrik tersebut dalam keadaan sakit akibatnya tentu
akan lebih parah dari korban yang dalam kondisi prima.
3. Hambatan / tahanan tubuh
Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau
memperlambat aliran arus listrik. Kebanyakan resistensi tubuh terpusat
pada kulit dan secara langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi
kulit yang kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari
resistensi kulit yang tipis dan lembab.
Ketika kulit manusia dalam kondisi kering, tahanan tubuh menjadi
tinggi dan cukup untuk melindungi bahaya sengatan listrik. Namun, kondisi
kulit benar-benar kering sangat jarang dijumpai, kecendrungannya setiap
orang akan mengelurkan keringat walaupun hanya sedikit. Oleh karena itu
tubuh dianggap selalu basah sehingga tahanan menjadi rendah dan
kemungkinan terkena sengatan menjadi tinggi.
Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak
yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan
luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus,
disertai dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya
arus listrik. Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa
mengalami luka bakar.
4. Jumlah miliampere
Miliampere adalah satuan yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
Semakin besar arus listrik yang melewati tubuh manusia, semakin besar
pula resiko sengatan yang ditimbulkan bagi tubuh manusia. Batas ambang
sengatan listrik dapat dilihat pada tabel berikut ini.
7
8 – 15 mA Sengatan terasa sakit, tetapi masih
bisa melepaskan diri, kesadaran tidak
hilang.
15 – 20 mA Sengatan sakit kesadaran bisa hilang
dan tidak bisa melepaskan diri
Berbahaya
8
tusuk kontak dari kotak kontaknya.Jika tegangan tidak dapat dimatikan,
cepat lepaskan korban dari kontak listrik dengan menggunakan alat-alat ini:
kayu kering, tali yang kuat atau kering, sabuk kulit, baju kering atau bahkan
dengan menendang dengan sepatu kulit.
2. Jauhkan korban dari area tersebut
• Perhatikan kondisi korban, apakah masih bernafas atau sudah tidak.
Lakukan pernafasan buatan bila korban tidak bernafas lagi
• Buatlah kondisi korban senyaman mungkin, mungkin korban harus
ditutupi selimut agar hangat sebelum dilakukan pertolongan lain
bila perlu.
c. Cara Mencegah Terjadinya Kejut Listrik
1. Jangan bergurau saat memasang instalasi.
2. Tidak boleh menekan tombol semabarangan.
3. Memakai sepatu yang tertutup dan bersol baik (sepatu safety).
4. Pastikan kondisi badan tidak basah saat memasang instalasi.
2. Kebakaran
Timbulnya kebakaran listrik akibat penggunaan energi listrik disebabkan oleh:
1. Penggunaan stop kontak atau adaptor yang berlebihan
Yang dimaksudkan di sini adalah penyambungan beban yang berlebihan
sehingga melampaui kapasitas stop-kontak atau kabel yang mencatu dayanya.
Sehingga terjadi percikan api pada saat mencolokkan listrik. Bila percikan
tersebut mengenai benda yang mudah terbakar, maka kebakaran bukan hal
yang mustahil untuk terjadi.
2. Penggunaan kabel yang tidak sesuai dengan beban
Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah besar
arus nominal yang akan dialirkan melalui kabel atau penghantar tersebut
sesuai dengan lingkungan pemasangannya, terbuka atau tertutup. Hal ini
karena isolasi kabel rusak yang disebabkan gigitan binatang, sudah tua, mutu
kabel jelek dan penampang kabel terlalu kecil yang tidak sesuai dengan beban
listrik yang mengalirinya. Dasar pertimbangannya adalah efek pemanasan
yang dialami oleh penghantar tersebut jangan melampaui batas. Bila kapasitas
arus terlampaui maka akan menimbulkan efek panas yang berkepanjangan
yang akhirnya bisa merusak isolasi dan atau membakar benda-benda
9
sekitarnya. Agar terhindar dari peristiwa kapasitas lebih semacam ini maka
ukuran kabel harus disesuaikan dengan peraturan instalasi listrik.
3. Percikan api yang terjadi karena kesalahan isolasi
Percikan bunga api pada peralatan listrik atau ketika memasukkan dan
mengeluarkan soket ke stop-kontak pada lingkungan kerja yang berbahaya di
mana terdapat cairan, gas atau debu yang mudah terbakar.
4. instalasi kontak yang jelek
Korseleting listrik (hubung singkat) terjadi karena adanya hubungan kawat
positip dan kawat negatip yang beraliran listrik. Terkadang untuk memperkuat
sekering atau MCB (miniature Circuit Breaker), mengganti dengan ukuran
yang lebih besar. Sehingga listrik tidak jatuh saat terjadi beban berlebihan,
tetapi akan mengakibatkan sambungan listrik terbakar.
a. Dampak Kebakaran Listrik Terhadap Manusia
• Mengalami luka bakar
Kecelakaan listrik dapat menyebabkan manusia mengalami luka ringan
maupun berat.
• Kematian
Kecelakaan listrik yang arusnya besar dapat menyebabkan kematian
terhadap manusia
• Kerugian material
Dalam kejadian kebakaran listrik di sebuah rumah ataupun industry
menyebabkan harta benda manusia ikut terbakar.
b. Pencegahan dan penanggulan bahaya Kebakaran
• Yakinkan isolasi kabel tidak terkelupas / pecah atau sambungan terminal
tidak kendor yang bisa berakibat terjadinya percikan bunga api. Jika
mendapati hal-hal yang demikian segera laporkan dan dibuatkan
perbaikan.
• Apabila menjalankan salah satu motor , kemudian MCB trip kembali
sebaiknya hanya kita lakukan maximum 2 kali untuk meresetnya dan
segera kita informasikan Crew untuk mengecek / memperbaikinya.
• Apabila terjadi kebakaran segera isolasi daerah yang terkena dan gunakan
alat pemadam kebakaran yang sesuai untuk memadamkannya
10
3. Bahaya beban lebih (over load)
Bahaya beban lebih adalah bahaya yang diakibatkan kelebihan beban pada
penghantar dan sumber pembangkit tenaga listrik. Arus beban melampaui nilai arus
pengenal (nominal) peralatan, sehingga suhu isolasinya melampaui batas yang
ditetapkan standar. Dalam keadaan terjadi beban lebih, instalasi listrik tidak
mengalami kerusakan isolasi.
a. Penyebab terjadinya beban lebih yaitu :
1. Penambahan beban terus menerus pada penghantar tanpa memperhatikan
KHA penghantar dan kemampuan sumber.
2. Friksi yang tinggi pada motor-motor.
3. Data teknis peralatan tidak sesuai dengan kemampuannya.
4. Peralatan tidak memenuhi standar, akibat pengawasan mutu yang lemah.
5. Kenaikan tegangan pada peralatan.
b. Dampak beban lebih
1. Suhu isolasi peralatan naik hingga melampaui batas suhu maksimum yang
diijinkan standar untuk kelas isolasi yang digunakan peralatan tersebut.
2. Isolasi penghantar rusak atau terbakar.
3. Terjadinnya pemadaman.
11
5. Bahaya Tegangan Lebih
Terjadinya tegangan antar fasa atau antara fasa dan neutral pada peralatan listrik
yang melampaui batas kemampuan isolasi peralatan tersebut. Tegangan tinggi ini
umumnya berupa tegangan surja akibat terjadinya sambaran petir ataupn akibat
pensakelaran pemutus tenaga di saluran. Tegangan tinggi juga bisa terjadi karena
kenaikan tegangan dari sisi suplai.
• Penyebab terjadinya tegangan lebih
1. Petir menyambar langsung ataupun tidak langsung jaringan atau peralatan.
2. Di tempat sambaran terjadi timbul tegangan surja, yaitu tegangan arus searah
dengan durasi pendek sekitar 50 µs tetapi nilai tegangannya tinggi sekali.
3. Bisa juga terjadi karena akibat pensakelaran pemutus tenaga di saluran.
• Dampak bahaya tegangan lebih
1. Bila tegangan tersebut menembus isolasi maka isolasinya rusak dan peralatan
tidak dapat berfungsi lagi.
2. Bila ketahanan isolasi udara (clearance) atau ketahanan isolasi permukaan
(creepage distance) lebih lemah maka terjadi flash over. Isolasi peralatan
tidak rusak.
3. Terjadi gangguan sementara atau gangguan permanen pada sistem (terjadi
hubung pendek)
12
Penggantian kawat sekring yang tidak sesuai dengan kapasitasnya sehingga dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
Penyambungan peralatan listrik pada kotak kontak (stop kontak) dengan kontak
tusuk lebih dari satu (bertumpuk).
13
9. Pada waktu memperbaiki instalasi listrik, memastikan aliran listrik dalam kondisi
mati dan memasang label / tanda peringatan pada panel atau switch on / off “Aliran
listrik Jangan Dihidupkan” untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat
aliran listrik yang dihidupkan dengan tiba-tiba oleh petugas yang lainnya atau
pekerja.
10. Memastikan bahwa alat-alat yang menggunakan aliran listrik harus sudah dicabut
dari stop kontak sebelum meninggalkan pekerjaan.
14
3. Pelaksanaan pekerjaaan instalasi listrik yang mendukung pada keselamatan kerja,
antara lain :
a. Pekerja instalasi listrik harus memiliki pengetahuan yang telah ditetapkan
oleh PLN (AKLI).
b. Pekerja harus dilengkapi dengan peralatan pelindung seperti : Baju
pengaman (lengan panjang, tidak mengandung logam, kuat dan tahan
terahadap gesekan), Sepatu, Helm, Sarung tangan.
c. Peralatan (komponen) listrik dan cara pemasangan instalasinya harsus
sesuai dengan PUIL.
d. Bekerja dengan menggunakan peralatan yang baik.
e. Tidak memasang tusuk kontak secara bertumpuk.
f. Tidak boleh melepas tusuk kontak dengan cara menarik kabelnya, tetapi
dengan cara memegang dan menarik tusuk kontak tersebu.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dengan adanya K3 perencanaan instalasi listrik ini akan membuat dan menghasilkan
instalasi suatu bangunan yang baik dan terencana. Baik pada aspek ekonomis,
kenyamanan, maupun keamanan bagi manusia atau makhluk shidup sekitar instalasi
tersebut maupun aman bagi gedung beserta isinya instalasi tersebut akan terasa lebih
baik,mantap dan untuk menghindari sebuah kesalahan atau kecelakaan dalam instalasi
listrik baik kepada pekerja maupun peralatan itu sendiri.
3.2. Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak sekali kekurangan terutama dalam hal
pembahasan K3 listrik. Karena referensi yang penulis dapatkan sangat minim sekali.
Maka dari itu penulis berharap bahwa para pembaca memberikan sebuah kritikan dan
saran kepada penulis agar penulis bisa menjadikan saran dan kritikan yang diberikan oleh
para pembaca ini dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Kustono, D., Solichim & Anny Martiningsih,2015. Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Malang: Aditya Media Publishing
Hilman Muqayyimah , 2015, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dibidang Kelistrikan,
(online),
Cara Menangani Listrik Sesuai Prosedur K3, (online), http://jurnalk3.com/cara-menangani-
listrik-sesuai-prosedur-k3.html, diakses 22 Juni 2018
pedoman-keselamatan-dari-jaringan-kabel-listrik-atas, (online),
http://jurnalk3.com/pedoman-keselamatan-dari-jaringan-kabel-listrik-atas.html, diakses 22
Juni 2018
Ammha Tasmah, 2015, K3-bidang-kelistrikan , (online)
https://id.scribd.com/doc/256245882/K3-bidang-kelistrikan, diakses 23 Juni 2018
17