Anda di halaman 1dari 9

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Pengembangan Desain Produk dengan Metoda QFD:


Studi Kasus Desain Peralatan Pembuat Adonan Roti
untuk Usaha Skala Kecil

Agus Sutanto 1,a *, Akmal Indra 2,b dan Berry Yuliandra 1,c
1
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Andalas,
Kampus Limau Manis, Padang, Sumatera Barat, 25163, Indonesia
2
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Bengkalis, Riau, Indonesia
a
sutanto@ft.unand,.ac.id, b akmalindra@yahoo.co.id, c berry.yuliandra@gmail.com

ABSTRAK

Tulisan ini membahas tentang pengembangan desain peralatan pembuat adonan roti untuk usaha
skala kecil di Kabupaten Bengkalis, Riau. Pengembangan produk dilakukan melalui proses
identifikasi dan menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi sejumlah karakteristik teknik.
Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan desain peralatan pembuat adonan roti yang
berkualitas dan sesuai dengan harapan konsumen. Metode Quality Function Deployment (QFD)
digunakan dalam pengembangan desain karena mampu mengakomodir tujuan penelitian.
Metodologi yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) mengidentifikasi dan menentukan tingkatan
(rating) kebutuhan konsumen melalui survei, (2) menentukan karakteristik teknik produk
berdasarkan preferensi konsumen, (3) menyusun House of Quality (HoQ) untuk menentukan
kebutuhan desain yang dominan dan karakteristik teknik alat yang prioritas. Pembuatan rancangan
detail, pemilihan bahan dan proses serta pembuatan gambar teknik dilakukan berdasarkan
kebutuhan desain yang dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik teknik alat yang
menjadi prioritas adalah: (1) menggunakan landasan putar dengan 3 bola baja; (2) desain modular;
(3) menggunakan aktuator elektrik; (4) material komponen tidak lengket; (5) material komponen
anti karat; dan (6) pisau pengatur berat adonan dapat diatur. Desain dan prototipe alat
dikembangkan berdasarkan keenam karakteristik teknik tersebut. Hasil pengujian prototipe
menunjukkan bahwa adonan roti yang dihasilkan memiliki berat konsisten. Hal ini menunjukkan
bahwa alat yang telah dirancang dapat digunakan untuk produksi dalam skala besar sesuai dengan
kualitas roti yang diinginkan.

Keywords: Desain konseptual, Quality Function Deployment (QFD), peralatan pembuat adonan
roti, usaha kecil, Kabupaten Bengkalis

usaha berskala besar. Oleh karena itu


Pendahuluan
perhatian dalam usaha menjaga tumbuh dan
UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan berkembangnya UMKM dapat membantu
Menengah), terutama usaha mikro dan kecil menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi
adalah usaha produktif milik perorangan atau [1,2].
badan usaha perorangan adalah bagian yang Berdasarkan survei terdapat 223 UMKM di
sangat penting dalam struktur perekonomian Kabupaten Bengkalis, dimana sekitar 20
nasional. Bentuk usaha ini berperanan dalam usaha mikro (rumah tangga) dan kecil yang
mendorong aktivitas ekonomi rakyat, bergerak dalam sektor pembuatan roti [3].
penyerapan tenaga kerja serta pendistribusian Hasil survei pendahuluan terhadap beberapa
hasil-hasil pembangunan. Selain berbagai pelaku industri pembuatan roti tersebut
peranan penting tersebut, UMKM juga menunjukkan bahwa masalah utama yang
terbukti kurang terpengaruh oleh krisis dihadapi oleh para pembuat roti terdapat pada
ekonomi jika dibandingkan dengan usaha- proses pembentukan adonan roti menjadi

TI-01
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

bulat. Proses ini masih dilakukan secara Quality Function Deployment


manual. Konsep QFD muncul di Jepang pada akhir
Proses pembentukan adonan roti yang 1960an. Pada masa tersebut industri-industri
umum dilakukan adalah dengan memotong Jepang mulai beralih dari sistem
adonan roti menggunakan sekraf menjadi pengembangan produk berbasis meniru
bagian-bagian berukuran kecil. Adonan menjadi pengembangan produk berbasis
tersebut kemudian ditimbang untuk orisinalitas [6]. Menurut Bosch et al [7] dan
memastikan agar berat rata-ratanya 200 gr. Jiang et al [8], QFD merupakan metodologi
Setelah ditimbang adonan roti diletakkan di pengembangan produk baru yang menjadi
atas meja, operator melakukan gerakan salah satu bagian dari konsep Total Quality
memutar dengan telapak tangan selama 5-7 Management (TQM). Tujuan QFD menurut
detik untuk menghasilkan bentuk adonan Ahmed et al [9] adalah untuk meningkatkan
yang bulat dan siap diproses. Cara ini dapat kualitas dan menurunkan biaya produksi. Hal
dilihat pada Gambar 1. Cara manual tersebut ini dapat terjadi, oleh Luo et al [10], dengan
membutuhkan waktu proses yang lama cara mendesain produk atau jasa berdasarkan
dengan produktivitas kerja hanya mencapai kebutuhan dan ekspekstasi yang didefinisikan
480 adonan roti/jam atau setara dengan 10 kg oleh konsumen.
adonan/jam. Nilai produktivitas ini masih American Supplier Institute mendefi-
tergolong rendah. nisikan QFD sebagai sebuah sistem untuk
menerjemahkan kebutuhan konsumen
menjadi kebutuhan perusahaan yang memadai
pada setiap tahapan mulai dari riset hingga
desain dan pengembangan produksi, bagi
fungsi manufaktur, distribusi, instalasi,
penjualan dan jasa [11]. Definisi yang lebih
sederhana diberikan oleh Iqbal et al [12],
yang mendefinisikan QFD sebagai
metodologi untuk menerjemahkan suara
konsumen (“Voice of Customer”/ VoC)
menjadi spesifikasi teknik yang akan diikuti
oleh desain produk dan jasa.
Gambar 1. Proses pembentukan adonan roti Meskipun pada awalnya QFD dikembang-
secara manual kan sebagai metodologi pengembangkan
produk, akan tetapi seiring perkembangan
Alat pembuat adonan roti bisa digunakan implementasi QFD meluas ke berbagai
untuk membantu proses pembentukan adonan bidang. Studi literatur yang dilakukan oleh
roti tersebut. Akan tetapi alat yang tersedia di Chan dan Wu pada referensi [5]
pasaran masih tergolong mahal bagi industri mengelompokkan area kegunaan QFD, yaitu:
makro dan kecil yang memiliki modal 1. Pengembangan produk
terbatas, yaitu berkisar antara US$ 2500 Produk yang dimaksud disini dapat
hingga $ 6000 per unit [4]. Berdasarkan bersifat hard maupun soft, sehingga
kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan pengembangan jasa juga termasuk dalam
untuk menghasilkan desain peralatan pembuat area ini.
adonan roti yang berkualitas dan sesuai 2. Manajemen kualitas
dengan harapan konsumen. Desain konseptual Manajemen kualitas merupakan bagian
dihasilkan menggunakan metode QFD [5]. esensial dari pengembangan produk,
Pembuatan rancangan detail, pemilihan bahan sehingga ikut menjadi area penerapan
dan proses serta pembuatan gambar teknik QFD.
dilakukan berdasarkan kebutuhan desain yang 3. Analisis kebutuhan konsumen
dominan. Analisis kebutuhan konsumen selalu
menjadi tahap pertama QFD baik dalam
proses pengembangan produk maupun
TI-01
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

manajemen kualitas sehingga menjadi dapat diterapkan dalam perencanaan pada


salah satu area implementasi QFD. Area umumnya.
ini pada umumnya fokus terhadap dua 6. Engineering
hal: pengumpulan atau penerjemahan QFD juga dapat diterapkan dalam bidang
kebutuhan konsumen dan pemenuhan engineering lainnya.
kebutuhan konsumen. 7. Pengambilan keputusan
4. Desain produk 8. Manajemen
QFD dapat dipandang sebagai designed- 9. Teamwork, timing, costing dan fungsi
in quality. Pandangan ini menekankan lainnya.
bahwa kualitas sudah direncanakan di
dalam rancangan produk. Berdasarkan Proses QFD menerjemahkan kebutuhan
pandangan ini desain produk merupakan konsumen menjadi karakteristik teknik dan
salah satu area fungsional QFD. setelah itu menjadi karakteristik komponen,
5. Perencanaan rencana proses serta operasi manufaktur [9].
Pendekatan QFD adalah proses House of Quality (HoQ) merupakan tool yang
perencanaan berbasis konsumen yang digunakan untuk menginterpretasikan proses
bersifat pro-aktif. Konsep ini tidak hanya tersebut [10]. Skema HoQ dapat dilihat pada
dapat diterapkan pada perencanaan Gambar 2.
produk dan perencanaan proses, tetapi

Gambar 2. House of Quality [10]

HoQ didokumentasikan dalam bentuk lengkap terdiri dari empat tahapan HoQ, akan
rangkaian matrik. Hal ini dilakukan untuk tetapi untuk keperluan desain konseptual
membantu perusahaan agar fokus terhadap biasanya hanya dua tahap awal yang
keinginan konsumen serta memastikan hal digunakan. Urutan HoQ dari proses lengkap
tersebut ada di dalam produk dan jasa akhir QFD dapat dilihat pada Gambar 3.
yang ditawarkan [11]. Proses QFD yang

TI-01
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Produksi
Proses
Komponen
Khusus
Karakteristik
Teknis
Kebutuhan
Konsumen

Gambar 3. Urutan House of Quality berdasarkan Heizer dan Render [13]

pembentuk adonan roti, sementara video


Metodologi
camcorder dan stopwatch digunakan untuk
Metodologi yang digunakan dalam mendokumentasikan proses dan waktu
penelitian ini dapat dibagi ke dalam empat pembuatan roti. Pendokumentasian
tahapan utama, antara lain: khususnya dilakukan pada tahap
1. Pengumpulan data pembentukan adonan roti. Para pelaku
Pengumpulan data dilakukan melalui UMKM di Bengkalis tidak satupun yang
survei dan wawancara. Populasi data memiliki alat pembentuk adonan roti, jadi
adalah UMKM yang memproduksi roti di perbandingan produk yang akan dibuat
Kecamatan Bengkalis. Penentuan jumlah dengan produk yang telah digunakan tidak
sampel dilakukan dengan teknik non- dapat dilakukan.
probability jenis purposive sampling, yaitu Kuisioner awal terdiri atas 8 butir
sampel ditentukan berdasarkan pertanyaan yang akan diukur
pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang menggunakan skala Gudman. Butir
digunakan adalah jenis roti yang pertanyaan pada kuisioner awal didasarkan
diproduksi. UMKM yang dijadikan sampel pada hasil wawancara dan survei awal.
dalam penelitian ini adalah usaha yang Tujuan utama yang ingin dicapai
memproduksi roti tanpa isi. Secara total, menggunakan kuisioner awal adalah
terdapat 20 UMKM yang memproduksi mengidentifikasi kebutuhan konsumen.
roti di Kecamatan Bengkalis dengan 7 Tingkat kepentingan dari setiap kebutuhan
UMKM yang khusus memproduksi roti konsumen ditentukan berdasarkan hasil
tanpa isi. Ketujuh UMKM tersebut akan survei menggunakan kuisioner penelitian.
digunakan sebagai sampel dalam penelitian Kuisioner penelitian yang berkaitan
ini. UMKM di Kecamatan Bengkalis yang dengan kebutuhan konsumen pada
memproduksi roti jenis lain tidak diikutkan akhirnya terdiri atas 13 pertanyaan yang
sebagai sampel karena memiliki rangkaian dijawab responden menggunakan skala
proses yang berbeda sehingga akan Likert [14].
membutuhkan jenis alat yang berbeda.
Wawancara dan survei pendahuluan 2. House of Quality
dilakukan menggunakan lembar Pembuatan HoQ dilakukan dengan
pengamatan, video camcorder dan langkah-langkah sebagai berikut:
stopwatch. Lembar pengamatan digunakan a. Menghitung tingkat kepentingan kebu-
untuk mencatat kebutuhan pengguna tuhan konsumen.
(UMKM pembuatan roti) terhadap alat

TI-01
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Tingkat kepentingan masing-masing Qj = Tingkat kepentingan dari


konsumen ditentukan berdasarkan hasil karakteristik teknik ke-j
dari pengumpulan data menggunakan Di = Tingkat kepentingan dari
kuisioner penelitian. Perhitungan kebutuhan konsumen ke-i
dilakukan menggunakan metode Rij = Nilai hubungan diantara
Summated Ratings [14]. Metode ini kebutuhan konsumen ke-i dan
dipilih karena relatif lebih sederhana karakteristik teknik ke-j
dan efisien dalam menentukan i = 1, 2, ... m
preferensi seseorang. j = 1, 2, ... n
b. Menentukan karakteristik teknik.
Karakteristik teknik ditentukan 3. Perancangan alat
berdasarkan item-item kebutuhan Perancangan alat terdiri atas dua tahapan:
konsumen. Penentuan dilakukan pembuatan desain alat dan pembuatan
berdasarkan empat kriteria utama disain prototipe alat. Prototipe dibuat dalam skala
yaitu material, sistem kendali, konsep aktual dan mampu berfungsi agar bisa
desain dan sumber daya penggerak. digunakan dalam tahap selanjutnya.
c. Menentukan hubungan antar karak-
teristik teknik. 4. Pengujian alat
Penentuan hubungan dilakukan antara Pengujian dilakukan untuk menguji
dua karakteristik teknik untuk masing- konsistensi prototipe alat dalam pembuatan
masing karakteristik teknik yang ada. adonan roti. Paramater yang digunakan
Hubungan ditunjukkan menggunakan sebagai pembanding adalah berat adonan
skala “+” dan “-“. Skala “+” maksudnya dan waktu pengerjaan.
adalah jika salah satu performansi
karakteristik teknik ditingkatkan, maka
Hasil yang Diperoleh
performansi karakteristik teknik
pasangannya akan ikut meningkat, Identifikasi kebutuhan konsumen melalui
sementara skala “-“ berarti sebaliknya. kuisioner awal menghasilkan 13 kebutuhan
Hubungan antar karakteristik teknik konsumen yang digunakan sebagai landasan
berguna sebagai pertimbangan kedua butir pertanyaan dalam kuisioner penelitian,
dalam perancangan alat. yaitu:
d. Menyusun matriks hubungan. 1. Alat dapat disesuaikan dengan meja
Matrik hubungan menunjukkan kerja.
hubungan keterkaitan antara kebutuhan 2. Hemat listrik.
konsumen dan karakteristik teknik. 3. Alat mudah dioperasikan.
Tingkat kepentingan setiap kebutuhan 4. Alat menghasilkan adonan berbentuk
konsumen dan matriks ini merupakan bundar.
input utama dalam menghitung tingkat 5. Putaran alat stabil.
kepentingan karakteristik teknik. Nilai 6. Alat mudah dibersihkan/ dicuci.
hubungan ditunjukkan dengan skala 0, 7. Higienis.
1, 3 dan 9. 8. Alat sederhana dan mudah dirawat.
e. Menghitung tingkat kepentingan 9. Alat mudah dipasang.
karakteristik teknik. 10. Bisa memotong adonan sesuai keinginan.
Tingkat kepentingan menunjukkan 11. Pembentukan adonan cepat.
prioritas karakteristik teknik dalam 12. Harga alat terjangkau.
proses perancangan alat. Tingkat 13. Alat mudah dibuat.
kepentingan karakteristik teknik
dihitung menggunakan persamaan: Hasil pengumpulan data dengan
menggunakan kuisioner penelitian dapat
= dilihat pada Tabel 1. Tingkat kepentingan
untuk masing-masing kebutuhan konsumen
dimana: ditentukan menggunakan metode Summated

TI-01
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Ratings [14], yaitu dengan menjumlahkan tersebut dijadikan sebagai tingkat kepen-
seluruh nilai preferensi responden pada tingan.
masing-masing butir pertanyaan. Nilai total

Tabel 1. Hasil kuisioner penelitian


Butir Soal
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Responden 1 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4
Responden 2 5 3 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5
Responden 3 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4
Responden 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3
Responden 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Responden 6 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5
Responden 7 4 3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 4
Total 29 25 29 32 29 33 32 29 27 31 29 29 29

Karakteristik teknik disusun berdasarkan tersebut diperoleh 13 poin karakteristik


Kebutuhan Konsumen yang dihasilkan oleh teknik. Penjabarannya dapat dilihat pada
kuisioner awal. Penentuan karakteristik teknik Gambar 4. HoQ yang dibuat berdasarkan
dilakukan melalui empat kriteria: material, kebutuhan konsumen dan karakteristik teknik
sistem kendali, konsep desain dan sumber tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.
daya pengerak. Berdasarkan keempat kriteria

Gambar 4. Karakteristik teknik alat pembuat adonan roti

TI-01
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Menggunakan landasan putar dengan 3 bola baja


Pisau pengatur berat adonan dapat dikendalikan
Alat menggunakan sistemswitching sederhana
Formability dan machinability material baik

Komponen mudah diperoleh di pasar lokal


Massa jenis material komponen ringan

Material komponen tidak lengket

Menggunakan aktuator elektrik


Material komponen anti karat

Alat menggunakan sensor

Harga komponen murah

Dimensi alat ergonomis


Desain modular
Alat dapat disesuaikan dengan meja kerja 29 9 1 9
Hemat listrik 25 1 9 1 9
Alat mudah dioperasikan 29 9 9 9
Alat menghasilkan adonan berbentuk bundar 32 1 9 9
Putaran alat stabil 29 9
Alat mudah dibersihkan/ dicuci 33 9 9 9 1
Higienis 32 9 9
Alat sederhana dan mudah dirawat 29 9 3 3
Alat mudah dipasang 27 9 9 9
Bisa memotong adonan sesuai keinginan 31 9 3
Pembentukan adonan cepat 29 9 9
Harga alat terjangkau 29 9 9 9
Alat mudah dibuat 29 9
529 585 617 261 486 567 286 830 348 348 903 537 747

Gambar 5. House of Quality untuk alat pembuat adonan roti

Hasil akhir HoQ menunjukkan prioritas 6. Pisau pengatur berat adonan dapat
karakteristik teknik. Nilai tertinggi dikendalikan.
menunjukkan prioritas tertinggi. Urutan
prioritas karakteristik teknik dapat dilihat Karakteristik teknik No. 11 (penggunaan
pada Tabel 2. Berdasarkan tabel tersebut landasan putar dengan 3 bola baja) ditujukan
karakteristik teknik yang menjadi prioritas untuk menciptakan adonan yang bundar dan
adalah: putaran yang stabil pada saat pembuatan
1. Menggunakan landasan putar dengan 3 adonan. Karakteristik teknik tersebut bersama
bola baja. dengan karakteristik teknik No. 6 (pisau
2. Desain modular. pengatur berat adonan dapat dikendalikan)
3. Menggunakan aktuator elektrik. bertujuan untuk mempermudah proses
4. Material komponen tidak lengket. pembuatan serta menjamin kualitas adonan
5. Material komponen anti karat. roti yang dihasilkan.

TI-01
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Karakteristik teknik No. 8 (Desain


Tabel 2. Prioritas Karakteristik Teknik modular) berfungsi untuk mempermudah
Tingkat aktivitas instalasi, perawatan dan perbaikan
No. Karakteristik Teknik
Kepentingan alat. Karakteristik teknik No. 13
11
Menggunakan landasan putar
903
(menggunakan aktuator elektrik) berfungsi
dengan 3 bola baja sebagai sumber penggerak alat sehingga
8 Desain modular 830 pengoperasian tidak dilakukan sepenuhnya
Menggunakan aktuator secara manual. Fungsi utama karakteristik
13 747
elektrik teknik No. 3 (material komponen tidak
Material komponen tidak
3
lengket
617 lengket) dan No. 2 (material komponen anti
2 Material komponen anti karat 585
karat) terkait dengan masalah kebutuhan
Pisau pengatur berat adonan konsumen agar alat dapat menghasilkan
6 567 adonan yang higienis.
dapat dikendalikan/ diatur
12 Dimensi alat ergonomis 537 Berbagai karakteristik teknik tersebut
Massa jenis material digunakan sebagai dasar perancangan alat
1 529
komponen ringan sesuai dengan prioritasnya. Disain alat
Alat menggunakan sistem pembuat adonan roti dibuat berdasarkan
5 486
switching sederhana karakteristik teknik yang dominan dan
9 Harga komponen murah 348 hasilnya dapat dilihat pada Gambar 6.
Komponen mudah diperoleh Pengujian prototipe dilakukan dengan
10 348
di pasar lokal
mencoba fungsinya untuk menghasilkan 5
7 Alat menggunakan sensor 286
sampel adonan. Ringkasan hasil pengujian
Formability dan
4
machinability material baik
261 tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Gambar 6. Desain alat pembuat adonan roti dan prototipenya

Tabel 3. Hasil pengujian prototipe alat Hasil pengujian menunjukkan bahwa


Sampel Berat (gr) Waktu (detik) variasi berat yang diperlukan untuk
Adonan 1 205 10,00 menghasilkan adonan roti tidak terlalu besar
Adonan 2 208 9,86 yaitu + 0,7% terhadap berat rata-rata adonan.
Adonan 3 205 11,22 Sedangkan berat rata-rata adonan hasil
Adonan 4 206 12,82 pengujian prototipe alat adalah 206 gr dengan
Adonan 5 206 12,28 waktu rata-rata pembentukkan selama 11,2
Rata-Rata 206 11,24
detik. Oleh karena itu UMKM dapat
memanfaatkan alat ini untuk membantu
Variasi 1,5 1,76
proses produksi roti.

TI-01
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Kesimpulan [5] L-K. Chan, M-L. Wu, Quality function


Berdasarkan penelitian yang telah deployment: a literature review,
dilakukan, diketahui bahwa karakteristik European Journal of Operational
teknik alat pembuat adonan roti yang menjadi Research 143 (2002) 463-497
prioritas utama bagi UMKM di Kabupaten [6] Y. Akao, G.H. Mazur, The leading edge
Bengkalis antara lain: (1) menggunakan in QFD: past, present and future,
landasan putar dengan 3 bola baja; (2) desain International Journal of Quality &
modular; (3) menggunakan aktuator elektrik; Reliability Management, Vol. 20, No. 1
(4) material komponen tidak lengket; (5) (2003) pp. 20-35.
material komponen anti karat; dan (6) pisau [7] V.G. Bosch, F.T. Enriquez, TQM and
pengatur berat adonan dapat dikendalikan. QFD: exploiting a customer complaint
Adonan roti yang dihasilkan oleh prototipe management system, International
alat tidak memiliki variasi berat dan waktu Journal of Quality & Reliability
pembentukan adonan yang berarti dan Management, Vol. 22 Issue 1, pp. 30-37
menunjukkan konsistensi dalam menghasil- [8] J-C. Jiang, M-L. Shiu, M-H. Tu, Quality
kan adonan sesuai keinginan penggunanya. function deployment (QFD) technology
Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa alat designed for contract manufacturing, The
yang telah dirancang dapat digunakan untuk TQM Magazine, Vol. 19, No. 4 (2007)
produksi dalam skala besar sesuai dengan 291-307.
kualitas roti yang diinginkan. [9] S. Ahmed, F. Amagoh, Application of
QFD in product development of a glass
manufacturing company in Kazakhstan,
Ucapan Terima kasih Benchmarking: An International Journal,
Terimakasih atas bantuan pendanaan melalui Vol. 17, No. 2 (2010) 195-213.
program PPM DIKTI Tahun 2014, No. [10] X. Luo, J. Tang, C.K. Kwong, A QFD-
Kontrak No. 02/PM/P3M-PB/II/2014 untuk based optimization method for a scalable
judul kegiatan: IbM UMKM Industri Roti di product platform, Engineering
Kecamatan Bengkalis. Optimization, 42:2 (2010) 141-156.
. [11] K. Vinayak, R. Kodali, Benchmarking
the quality function deployment models,
Referensi Benchmarking: An International Journal,
[1] M. Terziovski, Innovation practice and its Vol. 20, No. 6 (2013) 825-854.
performance implication in smal and [12] Z. Iqbal, N.P. Grigg, K. Govindaraju, N.
medium enterprises (SMEs) in the Campbell-Allen, Statistical comparison
manufacturing sector: resource-based of final weight scores in quality function
view, Strategic Management Journal, Vol deployment (QFD) studies, International
31 Issue 8 pp. 892-8902, 2010. Journal of Quality & Reliability
[2] R. Rothwell, M. Dodgson, External Management, Vol. 31, No. 2 (2012) 184-
linkages and innovation in small and 204.
medium enterprises, R&D Management [13] J. Heizer dan B. Render, Operation mana-
Vol 21 Issue 2, pp. 125-138, 2001 gement, 7th edition, Prentice Hall, New
[3] F. Muhardi, Pemkab Bengkalis Beri Jersey, 2006.
Penghargaan Pelaku IKM, [online], [14] R. Valliant, J.A. Dever, F. Kreuter,
Tersedia: http://www. antarariau.com/ Practical tools for designing and
berita/10764/pemkab-bengkalis-beri- weighting survey samples, Springer,
penghargaan-pelaku-ikm.html, diakses 2013.
tanggal 12 Februari 2013
[4] Mesin Pencetak Adonan (dough moulder)
[online]. Tersedia: http://www.
tokomesin.com /Mesin_Dough_
Moulder.html, diakses tanggal 18
Februari 2013

TI-01

Anda mungkin juga menyukai