Anda di halaman 1dari 10

PENGAUDITAN II

Penyelesaian Pengujian Dalam Siklus Penjualan dan Pengumpulan Piutang :


Piutang Usaha

Dosen Pengampu:
Dr. Drs. I Dewa Gede Dharma Suputra, M.SC.,Ak.

Oleh :
KELOMPOK : 10
NAMA : NIM :
1. KADEK SASWATA ABHIMANA NEGARA 1607532008
2. I GEDE EKA YASA 1607532016
3. I MADE BAYU SUARTAMA 1607532032

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI NON REGULAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
A. Metodologi Untuk Perancangan Pengujian Rinci Saldo
Metodologi berkaitan langsung dengan kertas kerja perencanaan bukti. Bukti yang
tepat yang harus diperoleh dari pengujian rinci saldo harus diputuskan atas dasar tujuan-
tujuan. Dalam perencanaan pengujian rinci saldo untuk piutang usaha, auditor harus
mendapatkan hasil yang memuaskan atas delapan tujuan audit saldo piutang usaha, yaitu
sebagai berikut: 1). Piutang usaha dalam daftar umur piutang cocok dengan jumlah dalam
master file yang bersangkutan. 2). Piutang yang tercantum dalam pembukuan, benar
adanya. 3) . Kelengkapan pencatatan piutang. 4). Ketelitian pencatatan piutang. 5).
Penggolongan piutang dengan tepat. 6). Pisah batas piutang usaha ditetapkan dengan benar.
7). Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai yang bisa direalisasi. 8) Klien memiliki hak
terhadap piutang usaha.
1. Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Berhubungan dengan Piutang Usaha
(TahapI)
Risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha dipertimbangkan dalam
evaluasi auditor tentang risiko bawaan dan rencana pengumpulan bukti untuk piutang
usaha. Sebagai contoh, sebagai akibat dari adanya penurunan perekonomian, auditor dapat
menaikkan risiko bawaan untuk nilai bersih bisa direalisasi piutang usaha.
2. Menetapkan Kesalahan Penyajian Bisa Ditoleransi dan Risiko Bawaan

Dalam menetapkan kesalahan penyajian bisa ditoleransi, pertama-tama auditor


menetapkan pertimbangan aterialitas pendahuluan untuk keseluruhan laporan keuangan,
kemudian mengalokasikan jumlah pertimbangan tersebut ke setiap akun neraca yang
signifikan. Auditor menetapkan risiko bawaan untuk tiap tujuan audit untuk suatu akun seperti
halnya piutang usaha, dengan mempertimbangkan risiko bisnis klien , sifat klien, serta bidang
usahanya.

a. Menetapkan Risiko Pengendalian Untuk Siklus Penjualan dan Pengumpulan


Piutang

Pada kebanyakan perusahaan, pengendalian internal atas penjualan dan pengumpulan


piutang serta piutang usaha yang bersangkutan, biasanya cukup efektif. Auditor biasanya
menekankan tiga aspek pengendalian internal yaitu:
a. Pengendalian untuk mencegah atau mendeteksi kesalahan dan kecurangan
b. Pengendalian terhadap pisah batas
c. Pengendalian yang berkaitan dengan akun cadangan kerugian piutang.

3.Merancang dan Melaksanakan Pengujian dan Pengendalian Substantif Transaksi


(Tahap II)

Hasil pengujian pengendalian menentukan apakah penetapan risiko pengendalian


untuk penjualan dan pengumpulan piutang harus direvisi atau tidak. Auditor menggunakan
hasil pengujian substantif transaksi untuk menentukan seberapa besar risiko deteksi untuk
memenuhi setiap tujuan audit saldo piutang usaha.
b. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)
Auditor melakukan prosedur analitis untuk keseluruhan siklus penjualan dan
pengumpulan piutang usaha. Hal ini penting, karena adanya hubungan yang erat antara
akun-akun laba-rugi dengan akun neraca. Apabila auditor mengidentifikasi adanya
kemungkinan kesalahan penyajian dalam penjualan atau retur penjualandan penggunaan
prosedur analitis, kemungkinan kesalahan penyajian piutang usaha akan berkurang.
c. Merancang dan Melaksanakan Pengujian Detail Saldo ( Tahap III)
Pengujian detail saldo yang tepat bergantung pada faktor-faktor yang tercantum
dalam kertas kerja perencanaan bukti. Tugas untuk memadukan faktor-faktor yang
menentukan risiko deteksi direncanakan cukup kompleks karena pengukuran tiap faktor
tidak bisa dipresisi dan bobot yang diberikan pada tiap faktor sangat subyektif.
B. PERANCANGAN PENGUJIAN RINCI SALDO

Meskipun pada rincian saldo,auditor lebih menekan pada akun-akun neraca,namun tidak berarti
bahwa auditor mengabaikan akun-akun nominal (akun-akun laba rugi) karena akun-akun laba rugi diuji
sebagai hasil sampingan dari pengujian atas akun-akun neraca.

Konfirmasi utang usaha adalah pengujian rinci saldo piutang usaha yang paling
penting.Pembahasan pengujian rinci saldo atas piutang usaha.

1. Kecocokan Saldo dalam Catatan

Biasanya auditor menguji kecocokan informasi dalam daftar piutang sebelum melakukan
pengujian lain untuk memastikan bahwa populasi yang akan diuji cocok dengan buku besar dan master
file piutang usaha. Kolom total dan kolom-kolom yang dibagi menurut umur piutang harus diuji kebenaran
penjumlahan vertikalnya (footing) dan total pada daftar ini dibandingkan dengn saldo di buku besar
.Auditor harus menelusur suatu sampel dari saldo individual ke dokumen pendukung seperti misalnya
duplikat faktur penjualan untuk memastikan kebenaran nama pembeli,jumlah saldo, dan kebenaran
penentuan umurnya.

2. Keberadaan – Piutang Usaha

Konfirmasi saldo piutang adalah pengujian rinci saldo terpenting untuk menentukan keberadaan
piutang usaha sebagaimana tercantum dalam pembukuan.Apabila pelanggan tidak memberikan jawaban
atas konfirmasi,auditor juga memeriksa dokumen pendukung untuk memastikan bahwa barang sungguh-
sungguh telah dikirimkan dan bukti adanya penerimaan kas untuk menentukan bahwa piutang telah
diterima pembayarannya setelah tanggal neraca.

3. Kelengkapan – Piutang Usaha

Sulit untuk auditor menguji akun piutang yang sengaja dihilangkan (tidak dicantumkan) dari daftar
umur piutang dan hanya mengandalkan pada sifat keseimbangan ang dimiliki oleh master file
piutang.Contohnya,apabila klien pada suatu ketika menghilangkan suatu piutang dari daftar umur
piutang,satu-satunya cara bagi auditor untuk menemukan hal tersebut dengancara mentotal
(menjumlahkan secara vertical) daftar umur piutang dan mencocokan hasil penjumlahan trsebut dengan
saldo yang tercantum dalam akun control piutang usaha dibuku besar.

4. Penggolongan Piutang Usaha

Auditor dapat mengevaluasi penggolongan piutang dengan mudah.Caranya dengan mereview


daftar umur piutang dapat diketahui ada tidaknya piutang dapat diketahui ada tidaknya piutang kepada
perusahaan afiliasi,piutang kepada pejabat dan staff perusahaan,atau piutang kepada pihak-pihak
berelasi yang material.

Ada hubungan yang erat antara tujuan audit saldo tentang penggolongan dengan tujuan audit
kejelasan penyajian dan pengungkapan tentang penggolongan.Untuk memenuhi tujuan audit saldo
tentang penggolongan,auditor harus memastikan bahwa klien telah menggolongkan piutang dengan
tepat,dan piutang usaha dipisahkan dari piutang lainnya.
5. Pisah Batas – Piutang Usaha

Kesalahan penyajian pisah batas terjadi apabila transaksi tahun inidicatat pada tahun berikutnya
atau sebaliknya.Tujuan pengujian pisah batas (cutoff test), apapun jenis transaksinya adalah untuk
memeriksa apakah transaksi menjelang akhir tahun buku telah dicatat pada periode yang tepat.Tujuan
pisah batas adalah salah satu yang paling penting dalam siklus ini karena kesalahan penyajian pisah batas
bisa berpengaruh signifikan terhadap laba bersih periode ini.

Kesalahan penyajian pisah batas bisa terjadi pada penjualan, retur penjualan, dan penerimaan
kas.Untuk menentukan kewajaran pisah batas, auditor melakukan pendekatan :

1. Tetapkan kriteria yang tepat untuk pisah batas.

2. Evaluasi apakah klien telah menetapkan prosedur yang memadai untuk pisah batas yang
sewajarnya.

3. Ujilah apakah pisah batas telah dilakukan dengan benar.

6. Pisah Batas Penjualan

Pada kebanyakan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, pencatatan suatu penjualan
biasanya didasarkan pada kriteria pengiriman barang.Sejumlah perusahaan lain yang mencatat faktur
penjualan pada saat berpindahnya hak kepemilikan yang bisa terjadi sebelum barang dikirimkan pada saat
barang dikirim,atau setelah barang dikirimkan.Untuk kepentingan pengukuran laba periodik yang
benar,metode hendaknya sesuai dengan standar akuntansi dan diterapkan secara konsisten.

Apabila pengendalian internal perusahaan klien cukup baik,auditor biasanya dapat memeriksa
pisah batas dengan meminta dokumen pengiriman barang yang terakhiryang dilakukan pada akhir tahun
buku dan membandingkan nomor bukti pengiriman barang ini dengan penjualan tahun ini dan penjualan
tahun berikutnya.

7. Pisah Batas Retur Penjualan


Standar akuntansi mensyaratkan retur penjualan bisa ditandingkan dengan penjualan yang
bersangkutan pada periode yang sama,apabila jumlahnya material.Apabila auditor percaya bahwa klien
mencatat semua penjualan retur dengan benar,pisah batas bisa dilakukan dengan mudah dan
langsung.Auditor dapat memeriksa suatu sampel bukti pendukung retur penjualan yang terjadi beberapa
minggu setelah berakhirnya tahun buku untuk menentukan tanggal penjualan yang berkaitan dengan
retur tersebut.

8. Pisah Batas Penerimaan Kas


Dalam audit pada umumnya,pisah batas yang tepat untuk penerimaan kas biasanya dipandang
kurang penting dibandingkan dengan pisah batas untuk penjualan dan retur penjualan karena pisah batas
kas yang tidak tepat hanya akan berpengaruh terhadap saldo kas dan piutang usaha,bukan pada laba
perusahaan.Pengujian kesalahan penyajian pisah batas penerimaan kas mudah dilakukan denga cara
menelusur penerimaan kas ke setoran kas ke bank yang Nampak dalam laporan bank pada periode
berikutnya.Apabila terjadi penundaan sampai beberapa hari,hal itu bisa menjadi petunjuk bahwa
teradinya kesalah penyajian pisah batas.

9. Nilai Bersih yang Bisa Direalisasi – Piutang Usaha


Standar akuntansi keuangan (SAK) mensyaratkan perusahaan menyatakan piutang usaha sebesar
jumlah yang akhirnya akan bisa diterima pembayarannya.Nilai piutang yang bisa direalisasi sama dengan
piutang bruto dikurangi dengan cadangan kerugian piutang.Untuk menghitung besarnya cadangan,klien
menaksir jumlah total yang diperkirakan tidak akan bisa ditagih.

10. Beban Kerugian Piutang

Setelah auditor merasa puas dengan cadangan kerugian piutang, selanjutnya akan mudah untuk
memeriksa beban kerugian piutang dengan asumsi bahwa :

1. Saldo awal dalam akun cadangan telah diperiksa sebagai bagian dari audit tahun yang lalu.

2. Piutang tak tertagih yang telah dihapus telah diperiksa sebagai bagian dari pengujian
substantif transaksi.

3. Saldo akhir dalam akun cadangan telah diperiksa dengan berbagai cara.

11. Hak Klien atas Piutang Usaha


Hak klien atas piutang usaha umumnya tidak merupakan masalah dalam audit, karena piutang
biasanya memang merupakan milik klien.Sebagaian dari piutang mungkin saja dijadikan jaminan atau
digadaikan,atau dijual kepada seseorang,atau dijual dengan discount.Untuk mengungkapkan situasi
dimana klien telah dibatasi haknya atas piutang, auditor bisa mereview notulen rapat,membicarakannya
dengan klien, mengirim konfirmasi ke bank, memeriksa perjanjian pinjaman untuk mencari informasi
tentang penggadaian atau pengiriman piutang, serta memeriksa arsip korespondensi.

12.Penyajian dan Pengungkapan – Piutang Usaha


Pengujian atas keempat tujuan penyajian dan pengungkapan biasanya dilakukan sebagai bagian
dari tahap penyelesaian audit.Sejumlah pengajian dan pengungkapan sering dilakukan dengan pengujian
untuk memenuhi tujuan audit saldo.

Bagian yang penting dalam penilaian menyangkut keputusan tentang apakah klien telah
memisahkan sejumlah piutang yang berjumlah aterial yang membutuhkan pengungkapan dalam
laporan.Contoh, piutang kepada direksi dan karyawan harus dipisahkan dari piutang usaha apabila
piutang tersebut berjumlah material.

C. KONFIRMASI PIUTANG USAHA

Tujuan Konfirmasi Piutang adalah memenuhi tujuan keberadaan, keakuratan, dan pisah batas. Konfirmasi
piutang usaha memiliki 4 jenis konfirmasi yang dapat digunakan antara lain:

1. Konfirmasi Positif
Jenis konfirmasi permintaan kepada pihak ketiga untuk mengkonfirmasi apakah informasi
yang diminta pihak penerima disetujui atau tidak disetujui
2. Konfirmasi bentuk kosong
Jenis konfirmasi positif tetapi konfirmasi yang tidak menyatakan jumlah rupiah melainkan
meminta pihak penerima untuk menyampaikan informasi lainnya
3. Konfirmasi faktur
Jenis konfirmasi positif yang hanya meminta konfirmasi atas faktur tertentu
4. Konfirmasi negatif
Jenis konfirmasi permintaan kepada pihak ketiga tetapi hanya meminta respon untuk tidak
setuju dengan informasi yang terdapat dalam permintaan konfirmasi.
Konfirmasi tidak tepat digunakan dalam keadaan tertentu, sebagai berikut :

1. Auditor memandang konfirmasi tidak akan menjadi bukti yang efektif karena tingkat
jawaban diperkirakan tidak akan cukup atau tidak bisa dipercaya.
2. Tingkat risiko bawaan ditambah dengan risiko pengendalian adalah rendah dan bukti
substantif lain bisa dikumpulkan untuk memperoleh bukti yang cukup.

1. Pengiriman Konfirmasi

Bukti dapat dipercaya dari konfirmasi apabila konfirmasi dikirim sedekat mungkin dengan akhir tahun
buku, dikarenakan auditor secara langsung menguji saldo piutang usaha yang tercantum di neraca tanpa
harus memutahirkan saldo dengan transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dan tanggal neraca.

C. Ukuran Sampel untuk Dikonfirmasi dan Pengawasan atas Konfirmasi

Faktor utama yang mempengaruhi ukuran sampel piutang yang akan dikirimi konfirmasi meliputi:

1. Kesalahan penyajian yang dapat ditoleransi


2. Risiko bawaan (ukuran relatif total piutang, jumlah akun, hasil tahun lalu)
3. Risiko Pengendalian
4. Risiko yang dicapai dari pengujian substantif lain
5. Jenis konfirmasi

Auditor wajib melakukan prosedur pemeriksaan alamat, alamat e-mail yang digunakan dalam konfirmasi.
Apabila alamat e-mail tidak sama dengan alamat web site pelanggan maka auditor harus melakukan
pertimbangan tambahan.

D. Tindak Lanjut atas Konfirmasi Tak Berjawab


Konfirmasi yang dikirim tetapi tidak dikembalikan oleh pihak ketiga tidak dapat dianggap sebagai bukti
audit yang signifikan. Untuk setiap konfirmasi positif yang tidak dikembalikan, auditor dapat memeriksa
dokumen-dokumen berikut untuk memeriksa keberadaan dan ketelitian transaksi penjualan individual
yang membentuk saldo akhir piutang usaha :

1. Penerimaan kas kemudian


2. Duplikat faktur penjualan
3. Dokumen pengiriman barang
4. Korespondensi dengan klien

E. Analisis Selisih
Apabila permintaan konfirmasi dikembalikan oleh pihak ketiga, auditor harus menentukan penyebab
setiap perbedaan yang dilaporkan. Jenis-jenis perbedaan dalam konfirmasi yang sering dilaporkan, yaitu:

1. Pembayaran telah dilakukan pihak ketiga


2. Barang belum diterima
3. Barang telah dikembalikan (retur)
4. Kesalahan pencatatan atau kerancuan jumlah
Referensi

AI. Haryono Jusup. 2014. AUDITING (Pengauditan Berbasis ISA) Edisi II. Yogyakarta: Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Anda mungkin juga menyukai