Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil cohort study yang melibatkan 1.532 peresepan

pasien anak-anak di Intensive Care Unit (ICU) 12 Rumah Sakit di

Amerika yang disampling secara random, diketahui sekitar 14% di

antaranya mengalami medication error yang terinci menjadi prescribing

error (10.1%) dan drug administration error (3,9%). Atas dasar ini

farmasis dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih baik guna

mengurangi angka kejadian medication error. Perubahan orientasi obat

menjadi orientasi pada pasien (pharmaceutical care) menuntut seorang

farmasis untuk memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang lebih

baik (Kozer, E. et al, 2005).

Ada beberapa sebab terjadinya medication error yaitu kesalahan

dalam komunikasi, kurangnya distribusi obat, kesalahan dosis, adanya

masalah terkait obat dan penyampaian obat, ketidaktepatan dalam

administrasi obat, serta kurangnya pengetahuan pasien (Cohen, M.R.,

1991).

Pengatasan terhadap kejadian medication error dapat dilakukan

dengan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien. Pelayanan

yang berorientasi pada pasien ini menuntut seorang farmasis untuk dapat

1
2

melakukan pelayanan kefarmasian terhadap pasien secara lebih baik

sehingga diharapkan mampu meminimalkan terjadinya medication error.

Pelayanan kepada pasien ini meliputi komunikasi dengan pasien,

pemberian informasi obat pada pasien serta monitoring penggunaan obat

kepada pasien. Orientasi menjadi pharmaceutical care ini sekaligus

meminimalkan kejadian medication error yang sering terjadi dalam

instansi kesehatan, dengan kata lain meminimalkan kejadian medication

error yang erat hubungannya dengan Drug Related Problems (DRP).

Medication error yang terjadi pada fase apapun tentu akan merugikan

pasien dan dapat menyebabkan kegagalan terapi, bahkan kejadian

medication error ini dapat menimbulkan efek obat yang tidak diharapkan

bagi pasien (Buck, L.M., 1999).

Karena kejadian medication error yang cukup tinggi seperti uraian

di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai pengaruh pemberian

informasi dan alat bantu ketaatan terhadap perilaku pasien yang pada

akhirnya diusulkan menjadi suatu judul Pengaruh Pemberian Informasi

dan Alat Bantu Ketaatan terhadap Perilaku Pasien ISPA di Puskesmas

Pabuaran Tumpeng Kota Tangerang periode Juli – September 2018

(Kajian terhadap Antibiotik).

Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat

Bantu Ketaatan terhadap Perilaku Pasien ISPA di Puskesmas Pabuaran

Tumpeng Kota Tangerang ini dilakukan dengan alasan tingginya angka

kejadian medication error di poliklinik pasien rawat jalan, yaitu sebesar


3

63,6% (Zakiah, R.O dan Zahra Zafiyantusina, 2017). Pada tahun 2014,

2015 dan 2016 pasien ISPA menjadi penyakit terbanyak yang ada di

Puskesmas Kota Tangerang yakni pada tahun 2014 (23%), tahun 2015

(8,85%) dan tahun 2016 (17,08%) (Profil Kesehatan Kota Tangerang).

B. Identifikasi Masalah

1. Tingginya angka kejadian medication error di Instansi Kesehatan

di Indonesia

2. Apakah dengan pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan

minum obat dapat menurunkan angka kejadian medication error?

C. Pembatasan Masalah

Penelitihan ini dibatasi pada pengujian alat bantu ketaatan dan

informasi obat saat home visit terhadap antibiotik pada pasien ISPA di

Puskesmas Pabuaran Tumpeng periode Juli – September 2018.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah profil pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas

Pabuaran Tumpeng periode Juli – September 2018?

2. Adakah perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan

ketaatan minum obat (antibiotik) pada pasien ISPA di Puskesmas

Pabuaran Tumpeng yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan

informasi obat dengan yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan

dan informasi obat?


4

3. Apakah pemberian alat bantu ketaatan dan informasi obat saat

home visit menyebabkan perbedaan perilaku terhadap pasien ISPA

di Puskesmas Pabuaran Tumpeng yang menerima alat bantu

ketaatan dan informasi obat dengan yang tidak mendapatkan alat

bantu dan informasi obat.

E. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui profil pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas

Pabuaran Tumpeng periode Juli – September 2018.

2. Untuk mengetahui perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap dan

tindakan) dan ketaatan minum obat (antibiotik) pada pasien ISPA

di Puskesmas Pabuaran Tumpeng antara pasien ISPA yang

mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat dengan yang

tidak mendapatkan alat bantu dan informasi obat.

3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan perilaku pasien

ISPA di Puskesmas Pabuaran Tumpeng dengan pemberian alat

bantu ketaatan dan informasi obat saat home visit

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan munim

obat non simtomatis pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas Pabuaran

Tumpeng Kota Tangerang periode Juli-Agustus. Subjek yang diteliti

adalah pasien ISPA rawat jalan . penelitian dilakukan dengan rancangan


5

non equivalent control group . variabel terikat adalah perilaku pasien

(pengetahuan, sikap dan tindakan) sedangkan variabel bebasa adalah

pemberian informasi dan alat bantu.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitih

Menambah wawasan untuk mengetahui apa pemberian alat

bantu ketaatan dan informasi saat home visit berpengaruh terhadap

ketaatan pasien dalam menjalani pengobatan serta menambah

pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapatkan selama

perkuliahan.

2. Bagi Puskesmas Pabuaran Tumpeng

Memberikan informasi mengenai pengaruh pemberian alat

bantu ketaatan dan informasi saat home visit pada perilaku pasien

ISPA dalam menjalani pengobatan serta meningkatkan kepatuhan

pasien ISPA dalam pengobatan dengan memberikan alat bantu

ketaatan dan informasi yang berhubungan dengan tingkat

kepatuhan.
6

H. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian

Nama Rancanga Variabel


No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian
Perbedaan Ketaatan
Ketaatan Pasien berdasarkan obat
Rawat Jalan RS Variabel yang diminum
Panti Rini bebas teratur, pada pasien
Yogyakarta Antara dengan yang menerima
Pasien Yang tambahan informasi plus alat
Kaesariana
Diberi Informasi alat bantu. bantu pasien 100%
Esti
1. vs Informasi plus Analitik Variabel taat, sedangkan
Limasari
Alat Bantu tergantung pasien yang
(2009)
Ketaatan Periode ketaatan menerima informasi
Juni-Juli 2009 pasien saja pasien 66,7%
(Kajian terhadap dalam taat. Pasien yang
Penggunaan Obat minum obat menerima informasi
Golongan plus alat bantu lebih
Neomuskular taat.
Variabel Adanya perbedaan
Pengaruh
bebas perilaku
Pemberian Alat
pemberian (pengetahuan, sikap
Bantu Ketaatan
Maria informasi dan tindakan) antara
dan Indormasi saat Non-
Yesia dan pasien ISPA yang
Home Visit pada equivalent
2. Dianing pemberian mendapatkan alat
Perilaku Pasien control
Winasthi alat bantu. bantu ketaatan dan
ISPA Puskesmas group
(2010) Variabel informasi obat
Kalibawang
tergantung versus pasien ISPA
Periode Juni-Juli
perilaku yang tidak
2010
yang mendapatkan alat
7

meliputi bantu ketaatan dan


pengetahua informasi obat.
n, sikap dan
tindakan
pada pasien
ISPA
puskesmas
Kalibawang
Variabel
Pemberian konseling
bebas
dengan alat bantu
konseling
meningkatkan
Ambar dengan alat
kepatuhan serta
Pengaruh Yunita Pretest bantu.
meningkatkan
Konseling Nugraheni, Posttest Variabel
tercapainya target
Apoteker Dengan Ika Puspita with tergantung
3. terapi/iuran klinik
Alat Bantu Pada Sari, Tri control tingkat
(GDP dan GDPP)
Pasien Diabetes Murti group kepatuhan
dengan nilai rerata
Melitus Andayani design dan iuran
penurunan GDP dan
(2015) klinik (hasil
GDPP kelompok
terapi) serta
intervensi
tingkat
26,96±28,42 mg/dL
kepuasan.

Anda mungkin juga menyukai