BAB I
PENDAHULUAN
Kelainan bawaan pada ginjal dan saluran kemih lebih sering ditemukan
daripada kelainan bawaan pada bagian tubuh lainnya. Kelainan bawaan yang
menyumbat aliran air kemih menyebabkan air kemih tertahan dan hal ini bisa
menyebabkan infeksi atau pembentukan batu ginjal. Suatu kelainan bawaan pada
sistem kemih-kelamin bisa menyebabkan gangguan fungsi ginjal atau
menyebabkan kelainan fungsi seksual maupun kemandulan di kemudian hari.
Insidennya sampai sekitar satu dari tiga orang di antara penyandang kelainan
bawaan.
Saluran kemih dan genitalia berasal dari kloaka embrional dan sistem
ekskresi, yaitu dari ginjal dan gonad dari sumber yang sama, yaitu pronefros dan
mesonefros. Penyebab terjadinya kelainan embrional tersebut sering tidak
diketahui. Faktor herediter kadang memegang peranan kausal. Pengaruh radiasi
dan infeksi virus seperti rubela dan bahan kimia, misalnya talidomid, sudah lama
juga menjadi penyebab. Kadang kelainan bawaan tidak menyebabkan gejala atau
tanda, misalnya agenesis satu ginjal. Akan tetapi, kelainan bawaan mungkin juga
merupakan keadaan fatal, seperti agenesis kedua ginjal. Efek patologi yang
mungkin terjadi adalah gangguan faal, obstruksi saluran kemih, inkontinensia
kemih, infertilitas, gangguan faal seks, keganasan, hipertensi, predisposisi infeksi,
dan gangguan kosmetik.
Pada berbagai jenis kelainan bawaan masih dapat dicegah terjadinya
gangguan faal yang berat melalui tindak bedah. Pada jenis lain fungsi ginjal sangat
menurun sehingga bayi tidak dapat diselamatkan, seperti pada displasia ginjal
dengan hidronefrosis, atau pada kelainan polikistik luas. Kadang kelainan bawaan
saluran kemih disertai dengan kelainan berat lain yang sukar direkonstruksi seperti
spina bifida aperta luas. Faktor herediter berperan terjadi pada spina bifida aperta,
kelainan polikistik tertentu, dan sindrom adrenogenital. Pemeriksaan untuk
menegakkan diagnosis pranatal, antara lain ultrasonografi dan pungsi cairan
amnion. Berikut ini akan dijelaskan mengenai berbagai kelainan bawaan pada
2
saluran urogenital.
Menurut Guitrres 40% dari keadaan patologis tersebut disebabkan oleh
berbagai hal seperti : jumlah, letak, bentuk, ukuran ataupun perputaran dari ginjal,
kaliks, ureter, maupun kandung kemihtus gastrointestinal bawah, tractus genitalia
atau medulla spinalis dan menings.
Kadang kelainan bawaan tidak menyebabkan gejala atau tanda, misalnya
agenesia satu ginjal. Tapi kelainan bawaan mungkin juga merupakan keadaan fatal
seperti agenesia kedua ginjal. Efek patologi yang mungkin terjadi adalah gangguan
faal, obstruksi saluran kemih, inkontenensia urin, infertilitas, gangguan faal seks,
keganasan, hipertensi, predisposisi infeksi, dan ganguan kosmetik.
Perubahan letak ginjal biasanya berupa ginjal ektopik menyilang (cross
ectopic kidney), ginjal ektopik dalam pelvis, dan ginjal ektopik dalam torak.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem ginjal
Pada manusia terdapat 3 proses pembentukan ginjal:
1. Pronefros
Proses yang digambarkan oleh 7-10 kelompok sel padat di
daerah leher. kelompok yang pertama membentuk nefrotom
6
2. Mesonefros
Mesonefros dan salurannya berasal dari mesoderm intermedia (dari
segmen dada bagian atas lumbal bagian atas L3). Pada minggu ke 4,
sistem mesonefros mulai tampak. Saluran ini memanjang dengan cepat,
membentuk sebuah gelung yang berbentuk huruf S dan terdapat
glomerolus diujung medialnya dan membentuk simpai bowman. Simpai
bowman + glomerolus => korpuskulus mesonefrikus (ginjal). Di sebelah
lateral, saluran yang bermuara pada saluran pengumpul memanjang =>
duktus mesonefrikus/duktus wolf.
Pada pertengahan minggu ke 2, mesonefros membentuk organ bulat
telur yang besar (terdapat di kiri dan kanan garis tengah). Pada medial
mesonefros terdapat gonad, sehingga rigi-rigi yang dibentuk ke 2 organ
besar tadi disebut rigi urogenital.
7
Gambar 3. Metanefros
Sistem Pengumpul
Berkembang dari tunas ureter (tonjolan saluran
mesonefros yang di dekat muara kloaka). Tunas ureter menembus
jaringan metanefros yang menutup ujung distalnya sebagai topi.
Tunas melebar membentuk piala ginjal(pelvis renalis) primitif dan
terbagi menjadi kranial dan kaudal membentuk kalises mayores.
Ssambil terus menembus lebih jauh ke dalam jaringan metanefros,
tiap-tiap kaliks akan membentuk 2 tunas baru, dan akan terus
8
Sistem Eksresi
Tiap-tiap saluran yang baru terbentuk akan ditutupi topi
jaringan metanefrik diujungnya. Sel-sel topi jaringan ini
membentuk gelembung-gelembung kecil vesikel renalis, yang akan
menjadi saluran-saluran kecil, yang bersama-sama berkas kapiler
sebagai glomeruli, membentuk nefron/ satuan eksresi. ujung
proksimal masing-masing nefron membentuk simpai bowman,
yang didalamnya berisi glomerulus. sedangkan ujung distalnya
membentuk hubungan terbuka dengan salah satu saluran pengumpul,
sehingga terbentuk jalan penghubung dari glomerulus ke salah
satu saluran pengumpul. pemanjangan saluran ekskresi terus menerus
mengakibatkan pembentukan tubulus kontortus proksimal, ansa
henle, dan tubulus kontortus distal. Ginjal berkembang dari 2 sumber
yang berbeda:
Mesoderm metanefros yang akan membentuk satuan
eksresi.
Tunas ureter yang membentuk sistem pengumpul.
Posisi Ginjal
Ginjal yang semula terletak di daerah panggul akan bergeser
kedudukannya lebih ke kranial ke rongga perut. Naiknya ginjal
disebabkan oleh kurangnya kelengkungan maupun pertumbuhan
tubuh di daerah lumbal dan sakral. Di panggul, metanefros
menerima aliran darah dari sebuah cabang panggul dari aorta.
Dalam perjalanan naik ke rongga perut, ginjal diperdarahi oleh
pembuluh-pembuluh nadi yang berasal dari aorta yang letaknya
semakin meninggi. Pembuluh-pembuluh yang lebih rendah
biasanya akan berdegenerasi.
Fungsi Ginjal
Metanefros baru berfungsi pada akhir trimester pertama. Air
kemih mengalir ke rongga amnion dan bercampur dengan cairan
amnion. cairan ini ditelan oleh janin dan memasuki saluran
pencernaan untuk diserap ke dalam aliran darah dan berjalan
melewati ginjal untuk kembali diekskresi ke dalam cairan amnion.
Selama masa janin, ginjal tidak berfungsi untuk ekskresi bahan-
bahan sisa, karena plasenta menjalankan fungsi ini.
b. Pelvic Kidney
c. Thoraxic kidney
Anomali bentuk dan fusi ginjal a. Crossed ectopic, dengan
atau tanpa :
Unilateral Fussed
Kidney
Sigmois kidney, dan
Lump Kidney
b. Horshoe Kidney
Anomali Rotasi a. Incomplete
b. Reverse
c. Excesive
Anomali Vaskuler a. Vasa acesoria, aberans,
atau vasa multiple
b. Aneurisma arteri
c. Fistula arterio venosa
(Basuki B Purnomo, 2012)
1. Foto X-Ray
Foto Radiologik (A) pada foto ekskretory urogram
di atas menunjukkan ginjal kiri yang normal dengan tidak
tervisualisasinya jaringan pada ginjal kanan. (B)
Aortograms menunjukkan dua arteri renalis yang menuju
ke ginjal kiri (panah) dan tidak tervisualisasinya arteri
renalis pada ginjal kanan, mengkonfirmasi diagnosis dari
Unilateral Renal Agenesis.
14
A
B
2. CT Scan
CT scan dengan kontras menunjukkan tidak ada
ginjal kiri pada fossa renalis. Flexura splenikus kolon
berpindah tempat mengisi fossa renalis kiri. Gambaran di
atas membuktikan renal agenesis termasuk penampilan
datar yang tidak biasa dari kelenjar adrenal kiri (panah)
dikenal dengan “lying down adrenal”. Kehilangan dari
ginjal kiri, membuat kelenjar adrenal kehilangan pijakan.
4. MRI
Differential Diagnosis
1. Multicystic Dysplastic Kidney(MCDK)
Multicystic dysplastic kidney adalah sebuah
kelainan kongenital dimana pada saat pembentukan
korteks renal terjadi pertumbuhan yang tidak sesuai dan
tergantikan dengan beberapa kista dengan ukuran yang
bervariasi. Bentuknya menyerupai bentuk kumpulan
anggur. Sistem drainase calyx juga tidak ada. MCDK
adalah penyakit yang unilateral, yang jika bersamaan
dengan renal agenesis yang kontra lateral tidak dapat
untuk mempertahankan kehidupan. Pada pemeriksaan
radiologi didapatkan gambaran anggur.
17
B. Supernumerary Kidney
Supernumery kidney atau jumlah ginjal pada satu sisi
lebih dari satu, mungkin disebebkan karena terbelahnya
blastema metanefrik menjadi berbagai bagian pada saat
embrio. Pernah dilaporkan 5 buah ginjal pada satu sisi.
Anomali ini harus dibedakan dengan duplikasi sistem pielo-
ureter, yaitu masing-masing ginjal memiliki satu pelvis, dan
ureter sendiri-sendiri.
Supernumerary Ginjal adalah anomaly ginjal yang paling
langka. Kurang dari 80 kasus telah dilaporkan dalam literatur
selama bertahun-tahun. Supernumerary ginjal yang paling
sering terletak di sisi kiri perut. Kondisi patologis yang
berbeda dilaporkan mempengaruhi ginjal supernumerary dan
mereka dapat berhubungan dengan malformasi saluran kemih
atas dan saluran kelamin (Ezzat Kalda, 2014).
19
C. Hipoplasia Ginjal
Kegagalan perkembangan ginjal mencapai ukutan normal.
Bentukj ginjal normal namun memiliki ukuran yang kecil,
biasanya keadaan ini unilateral. Ginjal mengalami hipoplasi
sejati tidak membentuk parut dan memiliki jumlah lobus serta
pyramid ginjal yang kurang (<6).
Hipoplasia ginjal mengacu pada ukuran ginjal kecil di
mana pada dasarnya parenkim yang normal tapi calyces kecil,
lobulus dan papila. Hal ini berbeda dengan atrofi ginjal di
mana perkembangan ginjal yang awalnya biasa atau normal
telah menjadi lebih kecil sebagai akibat sekunder dari
berbagai patologi lainnya.
Dapat terjadi karena pada saat janin dalam kandungan
pembuluh darah menuju janin mengalami gangguan terutama
di sel pembentuk organ ginjal. Ginjal mengembang pada usia
kehamilan antara 5-12 minggu. Di minggu ke 13 janin
22
Penegakan Diagnosis
Hipoplasia ginjal unilateral biasanya aimtomatik. Sebagian
menunjukkan gejala ISK. Hipertensi dapat terjadi pada decade
pertama kehidupan. Hipoplasia ginjal bilateral biasanya
timbul dengan manifestasi gagal ginjal kronik pada decade
pertama, osteoarthritis.
Gejala dapat ditunjukkan pada tahun pertama berupa gejala
haus yang berlebihan, outpun urin besar, dehidrasi berulang,
keterlambatan tumbuh dan gagal tumbuh kembang.
Hipoplasia ginjal dibedakan menjadi :
1. Hipoplasi unilateral
23
Pemeriksaan Penunjang
1. USG
Merupakan pilihan untuk mengetahui adanya
kelainan ginjal. Untuk mengetahui ukuran ginjal. Apabila
diperlukan pemeriksaan lebih lanjut biasanya digunakan
dengan radionuklir 9DMSA) yaitu untuk mengetahui
perubahan fungsi ginjal.
2. Urografi
3. X-ray
Bayangan ginjal normal yang berukuran kecil.
24
B. Ginjal Ektopik
Definisi
Ginjal ektopik mungkin berada pada sisi dia berasal (simple
ectopic) atau menyeberang garis tengah menuju sisi
kontralateral (crossed ectopic). Pada sisi kontralateral ini
ginjal mengadakan fusi atau tetap terpisah. Pada umumnya
26
Penegakan Dignosis
Insiden pelvic kidney lebih banyak dijumpai pada otopsi.
Ginjal ektopik merupakan kelainan letak ginjal yang bisa
tidak menimbulkan gejala dan berfungsi normal walaupun
posisinya tidak normal. Dari sudut klinis kelainan ini
mempunyai arti penting karena letaknya yang bisa
menimbulkan kecurigaan adanya suatu massa dalam rongga
pelvis, dan risiko terjadinya infeksi diakibatkan tekukan ureter
yang sering menyertai kelainan ini. Namun banyak orang
yang memiliki ginjal ektopik namun tidak disadari sampai
kelainan ini ditemukan setelah pemeriksaan medis untuk
keluhan penyakit lain. Gejala yang mungkin didapatkan
biasanya infeksi saluran kemih, nyeri, dan mual-mual yang
mirip dengan kelainan pada sistem pencernaan. Adanya
obstruksi pada perbatasan uretro-pelvik menimbulkan
hidronefrosis. Seringkali ginjal yang terletak dirongga pelvis
mengalami hipoplasia, refluks, dan mengalami obstruksi,
sehingga fungsinya menjadi menurun dan sulit dideteksi
dengan USG. Untuk itu guna mencari keberadaan ginjal pada
99m
pelvis diperlukan sintigrafi renal dengan memakai Tc-
DMSA, pencitraan CT-Scan, atau MRI.
28
Gambaran Radiologi
Beberapa bentuk ginjal ektopik yang sering ditemukan:
1. Crossed Ectopic Kidney merupakan kelainan kongenital
dimana kedua ginjal bisa berada pada sisi yang sama, dapat
terpisah tetapi biasanya menyatu (fused crossed-ectopia).(9-11)
2. Pelvic Kidney merupakan kelainan kongenital dimana ginjal
gagal bermigrasi ke posisi anatomi normalnya setinggi L2 di
fossa renalis regio retroperitoneal dan tetap berada dalam
posisi awalnya dalam rongga pelvis.
3. Intrathoracal Ectopic Kidney dapat merupakan kelainan
kongenital atau dapatan. Pada masa perkembangan ginjal
pada minggu ke-5 usia kehamilan dapat terjadi percepatan
naiknya ginjal ke posisi anatomisnya sebelum tertutupnya
diafragma atau dapat pula terjadi karena perlambatan dalam
menutupnya diafragma yang menyebabkan ginjal dapat
bermigrasi masuk ke dalam rongga thoraks. Kebanyakan
kasus tidak menimbulkan gejala klinis dan biasanya
ditemukan secara tidak sengaja pada pemeriksaan x-ray rutin.
Gambar 2. Ginjal kiri ektopik pada sisi kanan abdomen, parenkim ginjal
mengalami fusi dengan ginjal kanan. ureter kiri (panah) normal bermuara pada
vesica urinaria(9)
Gambar 3. Pelvic Kidney. Intravenous pyelogram tampak calculus (panah) pada ginjal
kanan yang ektopik dalam rongga pelvis(2)
30
Gambar 4. Foto Thorax. Massa berbatas tegas pada sisi kiri regio retrocardial. (13)
2. USG
Ultrasound merupakan alat yang menghasilkan gambar (sonogram)
dengan cara mengalirkan gelombang frekuensi tinggi yang memantul pada
organ dan jaringan tubuh sehingga menghasilkan gambaran echoes.
Ultrasound sangat baik dalam melihat organ dan jaringan tubuh yang tidak
terlihat baik pada x-rays. Namun ultrasound tidak sebaik CT scan dan MRI
dalam memproyeksikan organ dan tulang. Berikut beberapa gambaran
Ultrasound pada kasus ginjal ektopik:
Gambar 5. USG tampak ginjal kanan (atas) dan ginjal kiri yang ektopik (bawah) (15)
31
Gambar 6. Tampak ginjal kanan disebelah kanan uterus dalam rongga pelvis. Tak ada
ginjal yang tervisualisasi pada fossa renalis kanan.(16, 17)
Gambar 7. Gambaran USG tak tampak ginjal kanan di fossa renalis kanan. Pada
hemithoraks kanan tampak ginjal kanan yang berdekatan dengan jantung. (18)
3. CTscan
CT Scan menampilkan potongan (slice or cross-section) dari tubuh.
CT Scan mampu menampilkan tulang, organ, dan jaringan lunak disaat
yang bersamaan dan lebih jelas dibandingkan x-rays. CT scan dapat
menampilkan bentuk, ukuran, letak dan bahkan pembuluh darah sekitar
organ. Berikut beberapa gambaran CT Scan pada kasus ginjal ektopik:
32
Gambar 8. Ginjal yang menyatu (fused kidney) tampak urogram dalam kaliks dan
pelvis renalis. Ginjal kiri tidak tervisualisasi.(19)
Gambar 9. Pelvic Kidney. CT scan kontras abdomen bagian atas (A) tampak hanya ginjal
kiri. Hepar (L) terlihat, namun ginjal kanan tidak tervisualisasi. Scan dilanjutkan ke
rongga pelvis (B) tampak ginjal kanan yang ektopik(20)
Gambar 10. CT Scan potongan axial tampak ginjal dalam rongga thoraks(13)
33
4. MRI
Magnetic resonance imaging (MRI) menampilkan gambaran
seperti CT scan dengan menggunakan magnet kuat untuk menghasilkan
gambar. MRI dapat menampilkan potongan tubuh dari berbagai sudut.
MRI menghasilkan gambar dari organ dan jaringan tubuh yang
terkadang sulit diproyeksikan oleh pemeriksaan radiologi lainnya.
Berikut beberapa gambaran MRI pada kasus ginjal ektopik:
Prognosis
Pada beberapa kasus ginjal masih dapat berfungsi normal tapi
lama kelamaan dapat berkembang menjadi hidronefrosis atau
pielonefritis. Pada kasus intrathoracic kidney dimana diafragma
masih dalam keadaan intak prognosisnya baik namun tetap
membutuhkan pengawasan jangka panjang
Patofisiologi
Perkembangan pembentukan ginjal terjadi pada tiga
tahap : pronephros, mesonephros, dan metanephros. Akhir
dari ketiga tahap ini terjadi kira – kira minggu ke lima dari
gestasi (Ubetegoyena et al, 2011). Selama tahap penting dari
perkembangan ini, pembentukan ginjal tergantung pada
penyatuan ureteric buds dengan nephrogenic chords. Ginjal
bermigrasi dari pelvis dimana ginjal dibentuk dan naik ke
retroperitoneal space pada upper right dan left quadrants.
35
Penegakan Diagnosis
Secara normal sepertiga pasien yang menderita
horseshoe kidney asimptomatik, dan kondisi ini hanya dapat
terlihat pada pemeriksaan radiologis (Khan et al, 2011).
Ketika gejala itu muncul, bisanya diakibatkan karena
obstruksi, batu, atau infeksi pada saluran kemih (O’Brien et
al, 2008). Gejala yang paling sering berhubungan dengan
horseshoe kidney adalah ureteropelvic junction obstruction,
yang mana terjadi pada 35% kasus. Obstruksi ini merupakan
akibat dari tingginya insertion point ureter ke pelvis ginjal,
yang disebabkan terhambatnya pengosongan pelvis ginjal.
Batu ginjal terjadi pada 20 – 60 % pasien. Horseshoe kidney
lebih rentan terkena infeksi hal ini disebabkan karena reflux
disease, statis, dan pembentukan batu. Infeksi terjadi pada
sepertiga pasien. Infeksi merupakan hal yang sangat penting
karena dapat menyebabkan kematian pada pasien dengan
horseshoe kidney.
36
Gambaran Radiologi
1. Foto Polos Abdomen
Pemeriksaan pencitraan pada traktus urinarius harus
dimulai dengan foto konvensional pada ginjal, ureter
dan kandung kemih, yang sering disebut foto “KUB
(Kidney Ureter Bladder)”. Foto KUB penting dilakukan
sebelum agent kontras intravena diinjeksikan sehingga
tidak mengaburkan struktur yang mengalami kalsifikasi.
Teknik yang cermat dalam mengambil foto KUB
merupakan hal yang penting, dengan teknik yang benar
foto KUB dapat memvisualisasikan keadaan anomaly
ginjal horseshoe kidney. Foto harus segera dilakukan
setelah pasien berkemih dan pada akhir ekspirasi penuh.
Batas atas foto harus meliputi daerah suprarenalis,
sementara batas bawah harus meliputi ramus pubis.
Visualisasi ginjal yang baik dibutuhkan factor pajanan
sebesar 70-80 Kvp pada orang dewasa.
38
2. BNO/IVU
IVU biasanya mengungkapkan temuan klasik terkait
dengan horsedhoe kidney. Temuan awal pada tomogram
mungkin dapat terjadi kesalahan karena seringkali
mengesampingkan keberadaan isthmus anterior.
Kelainan abnormal sumbu ginjal dapat dikonfirmasi,
seperti yang terlihat pada foto polos radiologi. Di garis
tengah fusi, ginjal simetris, dengan calyces lebih rendah
tampak bersandar ke arah tulang belakang. Semakin
rendah calyces biasanya terputar secara medial
(medially rotated), dan beberapa ahli berpendapat
seringkali terjadi malrotasi ureter. Tampak gambaran
extrarenal dan pelebaran pelvis renalis .
39
3. USG Abdomen
Pada renal ultrasound tampak gambaran soft tissue
hipoechoik mass dari anterior tulang belakang dan aorta yang
menyatukan polus inferior dari kedua ginjal.
40
4. CTscan
Pada pemeriksaan ini dapat terlihat dengan jelas
perubahan posisi dari ginjal. Tampak perubahan aksis
dari ginjal, polus superior dari ginjal letaknya lebih
lateral sedangkan polus inferiornya terletak lebih ke arah
medial. Jaringan parenkimal dari isthmus dapat terlihat
dengan jelas, isthmus terlihat pada level L4-L5 di antara
aorta dan arteri mesenterika inferior. Pada pemeriksaan
mungkin terlihat adanya multiple renal arteri.
Diagnosa Banding
1. Cross-fused Renal Ectopia
Kelainan dimana ginjal berada pada posisi abnormal,
di luar fossa renalis. Bisa terdapat pada pelvis, iliaka,
abdomen, thoraks, atau bersilangan.
2. Pancake Kidney
Pancake kidney terjadi ketika kedua ginjal menyatu
secara medial pada polus inferior dan polus superior
membentuk seperti sebuah massa ginjal yang berbentuk
cincin.
3. Cake atau lump kidney
Cake atau lump kidney mempunyai penyatuan yang lebar
dari kedua ginjal.
Prognosis
Horseshoe kidney selama tidak menimbulkan
gangguan maka tidak perlu penanganan dan juga pasien
memiliki harapan hidup yang normal. Secara normal
sepertiga pasien yang menderita horseshoe kidney
asimptomatik, dan kondisi ini hanya dapat terlihat pada
pemeriksaan radiologis. Ketika gejala itu muncul, bisanya
diakibatkan karena obstruksi, batu, atau infeksi pada saluran
kemih.
a. Ginjal Polikistik
Terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk dewasa dan anak-
anak. Keduanya merupakan kelainan herediter autosomal,
yaitu pada dewasa merupakan autosomal dominan, sedang
pada anak merupakan autosomal resesif. Kedua bentuk ini
ditandai dengan kerusakan kedua ginjal dengan adanya
infiltrate kista dari beberapa ukuran ke dalam parenkim ginjal,
sehingga fungsi ginjal menjadi sangat menurun. Pada bayi
biasanya pasien juga mengalami hipoplasia paru dan pasien
meninggal karena gagal nafas dan gagal ginjal.
Ginjal polikistik dijumpai pada pasien berumur di atas 40
tahun. Kelainan ini jarang, dan ini adalah hasil metastasis
bilateral, karsinoma sel ginjal bilateral, angiomiolimfoma
ganda, atau obstruksi sambungan ureteropelvis kedua ginjal.
Pada bentuk dewasa kelianan ini biasanya tidal
menimbulkan keluhan, sehingga baru terdeteksi pada saat
pasien berusia 40 tahun. Pasien biasanya mengeluh hipertensi,
keluhan massa abdomen, atau keluhan dari komplikasi yang
menyertai, yaitu batu ginjal atau perdarahan. Polikista pada
ginjal dimulai dari timbulnya beberapa kista pada kedua ginjal.
Pada perkembangan selanjutnya kista menjadi banyak,
ukurannya bertambah besar, dan menginfiltrasi parenkim
ginjal dan pada akhirnya pasien terjatuh dalam kondisi gagal
ginjal terminal. Selain itu, ginjal polikista dapat dijumpai pada
berbagai organ lain seperti liver, lien, ovaroum, atau pancreas.
Penyakit ginjal polikistik resesif autosomal (ARPKD)
merupakan penyakit langka yang terjadi pada 1 dari 40.000
kelahiran hidup (Zerres et al, 1987). Angka kejadian penyakit
ini tidak terlalu jarang di Finlandia yakni sebesar 1 dari 10.000
kelahiran hidup (Kaariairen, 1987) bahkan dapat terjadi pada 1
dari 5.000 sampai 10.000 kelahiran hidup (Bernstein dan
43
Gambaran Radiologi
Pada pemeriksaan pielografi intravena jarang ditemukan
kalsifikasi pada dinding kista ginjal polikistik. kista sederhana
yang ganda (multipel) oada kedua ginjal seperti busa sabun
yang terutama melibatkan korteks dan permukaan ginjal. kista
pada penyakit ginjal polikistik sebaliknya, kedua korteks dan
medula terlibat.
Bayangan lusen pada nefrogram : permukaan ginjal
berbentol-bentol, kista pada medula kecil dan yang dikorteks
besar dan letak superfisial. kista menekan kalik dan
infundibulum dengan berbagai cara dan dari berbagai sudut.
penderita dengan ginjal polikistik dapat berlanjut menjadi
karsinoma sel ginjal,
Pemeriksaan CT-Scan pada ginjal polikistik adalah tampak
kista pada kedua ginjal dengan bermacam-macam ukuran di
dalam parenkim, ada pula di sentral.
Diagnosis Banding
1. autosomal dominant polycystic kidney disease
(ADPKD)
2. Beckwith-Wiedemann syndrome
3. Laurence-Moon-Beidel syndrome
4. Meckel-Gruber syndrome
5. renal dysplasia associated with trisomy 13
Prognosis
Prognosis ginjal polikista ini sangat jelek karena mereka
akan jatuh pada kondisi terminal.
46
3. CTscan
DAFTAR PUSTAKA