Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat
psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. masalah kejiwaan dan
kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan gangguan jiwa
(Depkes, 2011).
Contoh masalah psikososial antara lain: psikotik gelandangan dan pemasungan,
penderita gangguan jiwa, masalah anak: anak jalanan dan penganiayaan anak, masalah anak
remaja: tawuran dan kenakalan, penyalahgunaan narkotika dan psikotropika, masalah
seksual: penyimpangan seksual, pelecehan seksual dan eksploitasi seksual, tindak kekerasan
sosial, stress pasca trauma, pengungsi/ migrasi, masalah usia lanjut yang terisolir, masalah
kesehatan kerja: kesehatan jiwa di tempat kerja, penurunan produktifitas dan stres di tempat
kerja, dan lain-lain: HIV/AIDS (Depkes, 2011).

Makalah Psikososial Tutor5 | 1


BAB II

Analisis Film

A. Sinopsis
"The Hunt" dimulai dengan kisah tentang seorang pria bernama Lucas yang
hidup di sebuah kota kecil. Seorang guru yang awalnya harus menjadi pengangguran
karena sekolah tempat dia dulu bekerja harus ditutup. Sekarang dia bekerja di sebuah
tempat penitipan anak, menjaga dan mengajak anak-anak bermain sepanjang hari. Dia
adalah seseorang yang tenang, hangat, dan sangat peduli terhadap orang lain sehingga
dia sangat mudah akrab dengan anak didiknya. Lucas memiliki beberapa orang
sahabat yang juga berasal dari kelompok berburunya. Sahabat-sahabat Lucas khawatir
dia kesepian, hidup seorang diri di rumah dimana dia pernah tinggal bersama dengan
anak dan mantan istrinya, sehingga mereka sering mengadakan perkumpulan setiap
malam untuk bersenang-senang atau minum-minum.
Segalanya berubah, ketika salah satu anak didik Lucas memberitahu pemilik
tempat penitipan anak bahwa Lucas sudah melakukan pelecahan seksual terhadap
dirinya, dan membuat pemilik tempat penitipan anak merasa geram dan khawatir, dan
berniat menyelidiki yang sebenarnya terjadi. Sementara itu Lucas yang tidak curiga
terhadap apapun yang terjadi di belakang punggungnya pergi ke tempat penitipan
anak seperti biasa. Pemilik penitipan anak memanggil seorang psikolog untuk
membantunya menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Sampai akhirnya bos Lucas memanggilnya ke kantor untuk bercerita tentang
apa yang telah terjadi di balik punggungnya. Namun, ia menolak untuk
mengungkapkan nama penuduh dan tuduhan apa yang dilakukan. Lucas diperintahkan
untuk mengambil cuti beberapa hari sampai masalah ini diselesaikan. Semua orang
tua juga dipanggil ke tempat penitipan anak dan diberitahu tentang tuduhan yang
terjadi pada Lucas. Mereka diminta untuk mengingat gejala-gejala anak yang
mengalami pelecahan seksual untuk meyakinkan bahwa Lucas mungkin telah
mencabuli anak-anak mereka.
Sejak saat itu Lucas diperlakukan sebagai penjahat oleh komunitasnya, dia
diasingkan dan mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Lucas juga tidak pernah
diberi kesempatan untuk membela dirinya. Semua orang menganggap bahwa anak
kecil tidak mungkin berbohong, dan mereka menganggap Lucas adalah penjahat
pedofil yang sangat menjijikan. Kehidupan Lucas berubah, dia harus kehilangan
pekerjaan dan sahabat-sahabatnya, dia juga tidak diperbolehkan bertemu dengan anak
semata wayangnya lagi karena mantan istrinya khawatir anaknya akan mendapatkan
perlakuan yang buruk dari semua warga karena ulahnya. Lucas menjadi sering
mengurung diri di rumahnya, dia mengalami kecemasan berat karena harus
menghadapi tuduhan-tuduhan yang tidak pernah dia lakukan.

Makalah Psikososial Tutor5 | 2


B. Karakter Pribadi Lucas
 Sebelum kasus yang menimpanya Lucas adalah sosok yang hangat, baik, dan
sangat peduli sesama. Walaupun dia harus menghadapi berbagai macam hal
buruk di masa lalunya seperti perceraian dan kehilangan pekerjaan.
 Setelah kasus yang menimpanya Lucas berubah menjadi sosok yang pendiam,
pemarah, penyendiri, rendah diri, dan tidak mau bergaul dengan orang
disekililingnya.

C. Analisa
Dari film tersebut dapat diketahui bahwa Lucas mengalami gangguan psikososial,
dengan gejala-gejala.
1. Adanya Kecemasan tingkat Berat, Lucas yang saat awal diberitahu kalo dia
dituduh melakukan kejahatan seksual menjadi cemas dan khawatir terhadap
apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya.
2. Mengalami isolasi sosial, Lucas tidak mau ada seorangpun yang
mengunjunginya, dia mengusir semua orang yang datang berkunjung ke
rumahnya.
3. Mengalami harga diri rendah, Lucas dipaksa untuk menganggap bahwa dirinya
bersalah, dalam salah satu adegan dia mengusir dan memaksa pacarnya untuk
meninggalkannya karena dia menganggap dirinya pedofil yang menjijikan.
4. Mengalami depresi, terlalu banyaknya tekanan dan tuduhan-tuduhan keji yang
ditimpakan padanya membuat Lucas merasa menjadi orang buangan dan tidak
ingin melakukan apapun dihidupnya.

Dalam film tersebut Lucas mendapatkan dorongan kuat dari anak dan salah seorang
sahabatnya sehingga dia bisa bangkit dari keterpurukan akibat fitnah yang
diterimanya. Seperti pada kasus psikososial yang lain, peranan orang-orang terdekat
sangat membantu pasien untuk sembuh atau mengurangi gejala-gejala yang
dialaminya agar tidak berlanjut menjadi lebih berat.

D. Asuhan Keperawatan

Diagnosa Utama : Kecemasan tingkat Berat

DO/DS : ada adegan dimana tokoh utama terlihat panik, gemetar, mudah marah,
berperilaku menghindar, ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi di masa
depan.

Tujuan Jangka Pendek Intervensi Rasional


Pasien akan terlindung  Berikan umpan balik pada pasien  Ansietas berat/panik dapat
dari bahaya tentang perilaku, stresor, dikurangi dengan
penilaian stresor, dan sumber membiarkan pasien
koping menentukan jumlah stres
yang dapat ditangani

Makalah Psikososial Tutor5 | 3


 Sekarang ini pasien tidak
 Perkuat idea bahwa kesehatan mempunyai alternatif untuk
fisik berhubungan dengan mekanisme koping
kesehatan emosional dan bahwa
area ini akan membutuhkan
penggalian di masa depan

Pasien akan  Batasi interaksi pasien dengan  Meminimalkan asper


mengalami situasi pasien lain menularnya ansietas
yang membangkitkan  Identifikasi atau modifikasi  Agar tidak timbul lagi
ansietas lebih sedikit lingkungan yang dapat ansietas yang berlebih
membangkitkan ansietas

Pasien akan terlibat  Berikan beberapa jenis latihan Dengan memberikan


dalam aktivitas yang fisik dorongan aktivitas ke luar
dijadwalkan sehari-hari  Rencanakan jadwal atau aktivitas rumah, perawat membatasi
yang dapat dilakukan setiap hari waktu pasien yang tersedia
 Libatkan keluarga dan sistem untuk mekanisme koping
pendukung lainnya sebanyak yang destruktif sambil
mungkin berpartisipasi dan menikmati
aspek kehidupan lainnya

Pasien akan  Berikan medikasi yang dapat Hubungan efek terapeutik


mengalami membantu mengurangi rasa tak dapat ditingkatkan jika
penyembuhan dari nyaman pasien kendali terhadap gejala
gejala-gejala ansietas  Amati efek samping medikasi kimiawi memungkinkan
berat dan lakukan penyuluhan pasien untuk mengarahkan
kesehatan yang relevan perhatian pada konflik yang
mendasari.

Diagnosa lain yang mungkin muncul dalam kasus

 Harga diri rendah situasional


 Depresi
 Isolasi Sosial

Makalah Psikososial Tutor5 | 4


BAB III

Materi dan Asuhan Keperawatan

A. Keputusasaan

1. Pengertian
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seseorang individu yang melihat
keterbatasan atau tidak ada alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak
dapat memobilisasi energi yang dimilikinya (NANDA, 2005).

2. Tanda dan gejala


a. Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan terasa hampa (“saya
tidak dapat melakukan sesuatu”)
b. Sering mengeluh dan tampak murung
c. Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
d. Menunjukkan kesedihan, efek datar atau tumpul
e. Menarik diri dari lingkungan
f. Kontak mata kurang
g. Mengangkat bahu tanda masa bodoh
h. Nampak selalu murung atau blue mood
i. Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takippneu)
j. Menurun atau tidak adanya selera makan
k. Peningkatan waktu tidur
l. Penurunan keterlibatan dalam perawatan
m. Bersikap pasif dalam menerima perawatan
n. Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna

3. Intervensi
a. Tujuan umum:
Klien mampu mampu mengekspresikan harapan positif tentang masa depan,
mengekspresikan tujuan dan arti kehidupan
b. Tujuan khusus: klien mampu
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mengenal masalah keputusasaan
3) Berpartisipasi dalam aktivitas
4) Menggunakan keluarga sebagai sistem pendukung

c. Tindakan keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
a) Ucapkan salam
b) Perkenalkan diri: sebutkan nama dan panggilan yang disukai
c) Tanyakan nama klien dan panggilan yang disukai
d) Jelaskan tujuan pertemuan
e) Dengarkan klien dengan penuh perhatian
f) Bantu klien penuhi kebutuhan dasarnya

Makalah Psikososial Tutor5 | 5


2) Klien mengenal masalah keputusasaannya
a) Beri kesempatan bagi klien untuk mengungkapkan perasaan
sedih/kesendirian/keputusasaannya
b) Tetapkan adanya perbedaan antara cara pandang klien terhadap kondisinya
dengan cara pandang perawat terhadap kondisi klien
c) Bantu klien mengidentifikasi tinghkah laku yang mendukung putus asa:
pembicaraan abnormal/negative, menghindari interaksi dengan kurangnya
partisipasi dalam aktivitas
d) Diskusikan dengan klien cara yang biasa dilakukan untuk atasi
masalahnya, tanyakan manfaat dari cara yang digunakan
e) Dukung klien untuk menggunakan koping efektif yang selama ini
digunakan oleh klien.
f) Beri alterbatif penyelesaian masalah atau solusi
g) Bantu klien identifikasi keuntungan dan kerugian dari tiap alternatif
h) Identifikasi kemungkinan klien untuk bunuh diri (putus asa adalah factor
risiko terbesar dalam ide untuk bunuh diri): tanyakan tentang rencana,
metode, dan cara bunuh diri.

3) Klien berpartisipasi dalam aktivitas


a) Identifikasi aspek positif dari dunia klien (‘keluarga anda menelepon RS
setiap hari untuk menanyakan keadaanmu”)
b) Dorong klien untuk berfikir yang menyenangkan dan melawan rasa putus
asa
c) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang mendukung
pikiran dan perasaan positif
d) Berikan penghargaan yang sungguh-sungguh terhadap usaha klien dalam
mencapai tujuan, memulai perawatan diri, dan berpartisipasi dalam
aktifitas

4) Klien menggunakan keluarga sebagai sistem pendukung


a) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga:
 Ucapkan salam
 Perkenalkan diri: sebutkan nama dan panggilan yang disukai
 Tanyakan nama keluarga, panggilan yang diisukai dan hubungan
dengan klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Buat kontrak pertemuan
b) Identifikasi masalah yang dialami keluarga terkait kondisi putus asa klien
c) Diskusikan upaya yang telah dilakukan keluarga untuk membantu klien
atasi masalah dan bagaimana hasilnya
d) Tanyakan harapan keluarga untuk membantu klien atasi masalahnya
e) Diskusikan dengan keluarga tentang keputusasaan:
 Arti, penyebab, tanda-tanda, akibat lanjut bila tidak diatasi
 Psikofarmaka yang diperoleh klien: manfaat, dosis, efek samping,
akibat bila tidak patuh minum obat
 Cara keluarga merawat klien
 Askes bantuan bila keluarga tidak dapat mengatasi kondisi klien
(puskesmas, RS)

Makalah Psikososial Tutor5 | 6


B. Kecemasan
1. Definisi
 Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan
mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan
mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak
menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya akan
menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis (Kholil Lur
Rochman, 2010).
 Kecemasan sebagai suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri
keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan
kekhawatiran bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. (Nevid Jeffrey S,
Rathus Spencer A, & Greene Beverly, 2005)

2. Gejala
a. Gejala fisik : kegelisahan, anggota tubuh bergetar, banyak berkeringat, sulit
bernafas, jantung berdetak kencang, merasa lemas, panas dingin, mudah marah
atau tersinggung
b. Gejala behavioral : berperilaku menghindar, terguncang, melekat dan
dependen
c. Gejala kognitif : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan
terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang
menakutkan akan segera terjadi, ketakutan akan ketidakmampuan untuk
mengatasi masalah, pikiran terasa bercampur aduk atau kebingungan, sulit
berkonsentrasi.
(Nevid Jeffrey S, Spencer A, & Greene Beverly, 2005)

3. Faktor Penyebab
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya bahaya yang mengancam
dirinya. Kecemasan ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
terlihat jelas didalam pikiran.
b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal yang
berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Kecemasan ini sering pula
menyertai gejala-gejala gangguan mental, yang kadang-kadang terlihat dalam
bentuk yang umum.
c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Kecemasan ini disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak berhubungan
dengan apapun yang terkadang disertai dengan perasaan takut yang
mempengaruhi keseluruhan kepribadian penderitanya.
(Kholil Lur Rochman, 2010)

Menururt (Mary C Towserd, 1998) penyebab kecemasan antara lain:


a. Teori Biologi

Makalah Psikososial Tutor5 | 7


 Biokimia dan neurofisiologis perpengaruh pada etiologi dan kelainan-
kelainan.
 Genetika penyelidikan akhir-akhir ini mengidentifikasi bahwa kelainan
kecemasan paling sering ditemukan pada populasi umum.
b. Teori Psikososial
 Psikodinamik : teori ini menganggap prediposisi untuk kelainan
kecemasan saat tugas diberikan untuk tahap perkembangan awal belum
terpecahkan.
 Interpersonal : respon kecemasan untuk kesuksesan dalam hubungan
interpersonal berhasal dari hubungan awal orang tua dalam perawatan
anak.
 Sosiokultural : bahwa kelainan kecemasan dipengaruhi oleh suatu
kontraindikasi yang banyak terjadi dalam masyarakat yang
mengkonstribusikan perasaan tidak aman.

4. Tingkat Kecemasan
a. Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-
hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Ansietas dapat memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
b. Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami
perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
c. Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak
dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi
ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat
memusatkan pada suatu area lain.
d. Tingkat panik dari kecemasan berhubungan dengan terperangah, ketakutan,
dan teror. Rincian terpecah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan
kendali, orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walau
dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan
panik, terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk
berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan kehilangan
pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan
dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan
yang sangat bahkan kematian.

Rentang Respon Kecemasan

Makalah Psikososial Tutor5 | 8


C. Gangguan citra tubuh
1. Definisi
 Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan, dan pengetahuan individu
secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu ukuran, bentuk
struktr, fungsi keterbatasan, serta makana dan objek yang kontak secara
terus menerus (anting,make up, kontak lensa, pakaian, kursi roda) baik
masa lalu maupun sekarang ( Dalami,dkk)
 Citra tubuh merupakan hal pokok dalam konsep diri,citra tubuh harus
realistis karena semakin seseoang dapat menerima dan menyukai tubuhnya
ia akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga
dirinya akan meningkat.
 Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang
diakibatkan oleh perubahan ukuran,bentuk struktur, fungsi keterbatasan,
makna dan objek yang sering kontak dengan tubuh. ( Dalami,dkk)

2. Etiologi
a. Factor predisposisi
 Biologis : Penyakit genetic, pertumbuhan dan perkembangan bayi,
anak dan remaja, berat badan kurang atau berlebih, , perubahan
fisiologi pada kehamilan dan penuaan
 Psikologis : Gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai
masyarakat, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,ideal diri
tidak realistis
 Social budaya : Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan,
nilai budaya bertentangan dengan nilai individu, adanya pengalaman
social yang tiak menyenangkan, kegagalan peran social.
b. Faktor presipitasi
 Trauma
 Penyakit , kelainan hormonal
 Operasi pembedahan
 Prosedur medis dan keperawatan ; efek pengobatan : radioterap,
kemoterapi dll.

Makalah Psikososial Tutor5 | 9


3. Manifestasi
Menurut dilami,dkk. (2009), tanda gejala seseorang yang mengalami gangguan
citra tubuh adalah :
a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
b. Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi/akan terjadi
c. Menolak penjelasan perubahan tubuh yang terjadi
d. Persepsi negative terhadap tubuh
e. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
f. Mengungkapkan keputusasaan
g. Mengungkapkan ketakutan.

4. Pohon diagnosis
Keputusasaan

Ketidakberdayaan

Harga diri rendah situasional

Gangguan citra tubuh

ketidakefekifan koping gangguan identitas personal

D. Dukacita
Dukacita mengacu pada emosi yang subjektif dan afek yang merupakan
respons normal terhadap pengalaman kehilangan (Varcarolis, 1998). Berduka
mengacu pada proses mengalami dukacita. Berduka tidak hanya melibatkan isi (apa
yang dipikirkan, dikatakan, dan dirasakan individu), tetapi juga proses (bagaimana
individu berpikir, berkata, dan merasa).
Semua indivudu berduka ketika mereka mengalami perubahan dan kehilangan
dalam hidup, dan sering kali proses tersebut merupakan salah satu hal yang paling
sulit dan menantang keberadaan manusia.

Tipe kehilangan
Menurut Maslow (1954), tindakan manusia dimotivasi oleh hierarki
kebutuhan, yang dimulai dengan kebutuhan fisiologis (makanan, udara, air, dan tidur),
kemudian kebutuhan keselamatan (tempat yang aman untuk tinggal dan bekerja),
kemudian kebutuhan keamanan dan memiliki. Apabila kebutuhan manusia tersebut
tidak terpenuhi atau diabaikan karena suatu alasan, indivisu mengalami suatu
kehilangan.

Makalah Psikososial Tutor5 | 10


Tugas proses berduka
Tugas dalam proses berduka diuraikan oleh Rando (1984) sebagai berikut:
 Memutuskan ikatan psikososial terhadap orang yang dicintai dan pada
akhirnya menciptakan ikatan baru
 Menambah peran, keterampilan, dan perilaku baru dan merevisi peran, dan
perilaku yang lama menjadi “suatu identitas dan kesadaran diri yang baru”.
 Mengikuti gaya hidup yang sehat, yang mencakup individu dan aktivitas
 Mengintegrasikan kehilangan ke dalam kehidupan. Hal ini tidak berarti bahwa
akhir proses berduka telah dicapai, tetapi “akomodasi” terjadi saat realitas
kehilangan diintegrasikan ke dalam kehidupan

Ahli teori Fase I Fase II Fase III Fase IV


Kubler-Ross Tahap I: Tahap II: Tahap IV: Tahap V:
(1969) penyangkalan kemarahan tawar-menawar penerimaan
Tahap III:
depresi
Bowlby (1980) Mati rasa, Kerinduan Disorganisasi Reorganisasi
pengangkalan emosional kognitif, kognitif,
terhadap orang keputusasaan reintegrasi
yang dicintai, emosional, sulit kesadaran diri
memprotes melakukan
kehilangan yang fungsi
tetap ada
Harvey (1998) Syok, menangis Instruksi pikiran, Menceritakan
dengan keras, distraksi, kepada orang
menyangkal meninjau lain untuk
kehilangan meluapkan
secara obsesif emosi dan
secara kognitif
menyusun
kembali
peristiwa
kehilangan
Rodebaugh et Reeling: syok, Feeling: Dealing: Healing:
al. (1999) tidak percaya, penderitaan yang beradaptasi integrasi
menyangkal berat, rasa terhadap kehilangan,
bersalah, kehilangan penderitaan
kesedihan, yang akut
kurang hilang,
konsentrasi, kehilangan
gangguan tidur, dapat dilupakan
perubahan nafsu atau diterima,
makan, dapat juga tidak
keletihan,
ketidaknyamanan
yang umum

Makalah Psikososial Tutor5 | 11


Isi berduka ialah apa yang dipikirkan, di katakan, dirasakan, dilakukan, dan secara
fisiologis dialami individu selama proses berduka. Isi berduka juga dapat dikatakan sebagai
respons manusia dan berkorelasi dengan apa yang Schneider (1984) ajukan sebagai model
holistik berduka yang memiliki lima dimensi proses berduka yaitu kognisi, emosi, semangat,
perilaku, dan fisiologi.

Jenis respon Gejala


Respon kognitif Gangguan asumsi dan keyakinan
Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang
meninggal adalah pembimbing
Respon emosional Marah, sedih, cemas
Kebencian
Merasa bersalah
Perasaan mati rasa
Emosi yang berubah-ubah
Penderitaan dan kesepian yang berat
Keinginan kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau
benda yang hilang
Depresi, apatis, putus asa selama fase disorganisasi dan
keputusasaan
Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri
Respon spiritual Kecewa dan marah kepada Tuhan
Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan
Tidak memiliki harapan, kehilangan makna
Respon perilaku Melakukan fungsi secara “otomatis”
Menangis terisak, menangis tidak terkontrol
Sangat gelisah, perilaku mencari
Iritabilitas dan sikap bermusuhan
Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan
bersama orang yang telah meninggal
Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal
ingin membuangnya
Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol
Kemungkinan melakukan gestur atau upaya bunuh diri atau
pembunuhan
Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi
Respon fisiologis Sakit kepala, insomnia
Gangguan nafsu makan, berat badan turun
Tidak bertenaga
Palpitasi, gangguan pencernaan
Perubahan sistem imun dan endokrin

Dukacita dengan penyulit

Makalah Psikososial Tutor5 | 12


Dukacita dengan penyulit merupakan respons yang berada di luar norma yang ada dan
terjadi ketika individu mungkin tanpa emosi, berduka dalam waktu lama, dan memiliki
ekspresi berduka yang tampaknya tidak wajar.

Bagi beberapa orang, dampak berduka terutama merusak karena kepribadian atau
status emosional atau situasi mereka membuat mereka rentan terhadap penyulit selama proses
tersebut. Kadang-kadang gangguan jiwa dapat terjadi (Parkes, 1998).

Karakteristik kerentanan:

- Memiliki harga diri rendah


- Kurang percaya pada orang lain
- Menderita gangguan jiwa sebelumnya
- Melakukan ancaman atau upaya bunuh diri sebelumnya
- Tidak memiliki anggota keluarga atau anggota keluarganya tidak membantu
- Memiliki kedekatan yang ambivalen, tergantung, atau saling saling tergantung dengan
orang yang meninggal
- Memiliki kedekatan dengan orang tua yang tidak memberi rasa aman pada masa
kanak-kanak, terutama ketika anak mempelajari ketakutan dan ketidakberdayaan.

E. Harga diri rendah situasional


1. Pengertian
Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, hilang kepercayaan diri, serta merasa gagal mencapai keinginan
(Dalami dkk., 2009)
Rentang respon konsep diri
Adapun rentang respon konsep diri: harga diri rendah adalah transisi antara
respon konsep diri adaptif dan maladaptif. Penjabarannya adalah sebagai
berikut:
 Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman yang sukses
 Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalamanyang
positif dalam perwujudan dirinya.
 Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau
berisiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri.
 Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan
aspek-aspek identitas masa anak-anak ke dalam kematangan
kepribadian pada remaja yang harmonis.
 Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa asing
dengan diri sendir, yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan,
dan kegagalan dalam ujian realitas. Individu mengalami kesulitan
membedakan diri sendiri dan orang lain dan tubuhnya sendiri terasa
tidak nyata dan asik baginya.
2. Faktor penyebab

Makalah Psikososial Tutor5 | 13


 Faktor predisposisi
Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang memiliki tangguang jawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
 Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah steriotif peran
gender, tuntunan peran kerja, dan harapan peran budaya, nilai-nilai
budaya yang tidsk dapat diikuti oleh individu.
 Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi, meliputi
ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.

3. Stresor pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal, yaitu
sebagai berikut:
 Trauma seperti penganiyayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
 Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis
transisi peran:
1) Transisi peran pengembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan
norma-norma budaya, ni8lai-nilai, serta tekanan untuk
menyesuaikan diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari
keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan
oleh: kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk
penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang
berhubungan dengan tumbuh kembang normal, prosedur medis
dan keperawatan.

4. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala dari harga diri rendah pada seseorang berbeda-beda dan
bervariasi antara individu satu dengan yang lainnya, tetapi biasanya
dimanifestasikan sebagai berikut:
 Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit/tindakan, misalnya:
malu karena alopesia setelah dilakukan tindakan kemoterapi.
 Rasa bersalah terhadap diri sendiri, menyalahkan, mengkritik,
mengejek diri sendiri.

Makalah Psikososial Tutor5 | 14


 Merendahkan martabat: saya tidak bisa, saya bodoh, saya tidak tahu
apa-apa, saya tidak mampu.
 Gangguan hubungan sosial.
 Percaya diri kurang, sukar mengambil keputusan.
 Mencederai diri.
 Mudah marah, mudah tersinggung.
 Apatis, bosan, jenuh dan putus asa.
 Kegagalan menjalankan peran, proyeksi ( menyalahkan orang lain)

5. Pohon diagnosis

Keputusasaan

Ketidakberdayaan

Harga diri rendah situasional

Ketidakefektifan koping Gangguan citra tubuh Gangguan


identitas personal

F. NAPZA (Narkotika Psikotropikadan Zat Adiktif)


1. Pengertian
 Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan
sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi
yang parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk
pada perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat.
Gejala putus zat terjadi karena kebutuhan biologik terhadap obat. Toleransi
adalah peningkatan jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan.
Gejala putus zat dan toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart
dan Sundeen, 1995).
 Napza adalah singkatan dari Narkotika Alkohol Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya.Narkotika UU no 22, tahun 1997 adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

Makalah Psikososial Tutor5 | 15


mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.Alkohol adalah minuman yang mengandung etanol yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan
cara fermentasi dan distilasi atau fermentasi tanpa distilasi, baik dengan cara
memberikan perlakuan terlebih dahulu atau tidak, menambahkan bahan lain
atau tidak, maupun yang diproses dengan cara mencampur konsentrat dengan
etanol atau dengan cara pengenceran minuman yang mengandung
etanol.Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku. Zat Adiktif Lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau
psikotropika yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 1997 meliputi ectasy,
shabu-shabu, obat penenang/obat tidur, obat anti depresi dan anti psikosis

2. Jenis-Jenis Napza
 Opioida
Opioida dihasilkan dari getah opium poppy yang diolah menjadi morfin,
kemudian dengan proses tertentu menghasilkan putaw, dimana putau
mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin.Opiate disahgunakan dengan
cara disuntik atau dihisap, dengan nama jalannya adalah putau, ptw, black
heroin, brown sugar. Opiate dibagi dalam tiga golongan besar, yaitu :
1) Opiate alamiah : morfin, opium, codein
2) OPiate semi sintetik : heroin/putau, hidromorfin
3) OPiate sintetik : meperidin, propoksipen, metadon.
 Kokain
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar
erythroxylon coca, yang berasal dari amerika selatan, dimana daun dari
tanaman belukar ini biasanya di kunyah-kunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan efek stimulan.Nama jalanan dari kokain adalah koka,
coke, happy dust, charliesnow/ salju, putih.
 Kanabis (ganja )
Kanabis mengandung delta-9 tetra-hidrokana-binol(THC). Ganja yang
dibentuk sebagai rokok merupakan tanaman yang sudah dikeringkan dan di
rajang, kemudian dilinting seperti tembakau. Komplikasi yang mungkin
terjadi adalah sindrom amotivasional, yaitu sekumpulan gejala yang timbul
karena penggunaan ganja dalam jangka waktu yang lama dan dalam jumlah
yang banyak sehingga mengakibatkan kemampuan bicara, baca, hitung akan
menurun, kemampuan dan keterampilan sosial terhambat.
 Amfetamin

Makalah Psikososial Tutor5 | 16


Nama generik amfetamin adalah D-pseudo efinefrin, yang digunakan sebagai
dekongestan. Amfetamin terdiri dari 2 jenis yaitu MDMA (methilene dioxi
methamphetamine) / ekstasi dan mentafetamin (sabu-sabu).
 Lysergic acid (LSD)
Biasa didapatkan berbentuk seperti kertas berukuran kotak kecil, sebesar
seperempat prangko dalam banyak warna dan gambar, ada juga yang
berbentuk pil dan kapsul.
 Sedatif hipnotik (benzodiazepine)
Sedatif (obat penenang) hipnotik (obat tidur) yang disalahgunakan adalah
benzodiazepam. Cara penggunaannya dapat melalui oral, intravena, atau
rektal.
 Solvent/inhalansia
Adalah zat yang berbentuk gas dan dapat masuk kedalam tubuh melalui
sistem pernapasan (paru-paru).
 Alkohol
Diperoleh dari proses permentasi madu, gula, sari buah, atau umbi-umbian.
Hasil permentasi ini dapat diperoleh alkohol dengan kadar tidak lebih dari
15%, tetapi dengan proses penyulingan dapat dihasilkan alkohol dengan
kadar yang lebih tinggi, bahkan mencapai 100%.

3. Etiologi penyalahgunaan NAPZA


Faktor penyebab pada klien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA
meliputi:
 Faktor biologi: Kecenderungan keluarga, terutama penyalahgunaan alkohol.
Perubahan metabolisme alkohol yang mengakibatkan respon fisiologik yang
tidak nyaman.
 Faktor psikologik
1) Tipe kepribadian ketergantungan
2) Harga diri rendah biasanya sering b.d penganiayaan waktu masa kanak
kanak
3) Perilaku maladaptif
4) Mencari kesenangan dan menghindari rasa sakit
 Faktor sosiokultural
1) Ketersediaan dan penerimaan sosial terhadap pengguna obat
2) Ambivalens sosial tentang penggunaan dan penyalahgunaan berbagai zat
seperti tembakau, alkohol
3) Sikap, nilai, norma dan sanksi cultural
4) Kemiskinan dengan keluarga yang tidak stabil dan keterbatasan
kesempatan

Makalah Psikososial Tutor5 | 17


4. Rentang Respon Koping Penggunaan Zat
a. Penggunaan zat adiktif secara eksperimental ialah:
Kondisi penggunaan pada taraf awal, disebabkan rasa ingin tahu, ingin
memiliki pengalaman yang baru, atau sering dikatakan taraf coba- coba.
b. Penggunaan zat adiktif secara rekreasional ialah:
Menguunakan zat od saat berkumpul bersama-sama dengan teman sebaya,
yang bertujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya.
c. Penggunaan zat adiktif secara situasional ialah:
Orang yang menggunakan zat mempunyai tujuan tertentu secara
individual,sudah merupakan kebutuhan bagi dirinya sendiri, seringkali
penggunaan zat ini merupakan cara untuk melarikan diri atau mengatasi
masalah yang dihadapinya. Biasanya digunakan pada saat konflik, stress
dan frustasi.
d. Penyalahgunaan zat adiktif ialah:
Penggunaan zat yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan
secara rutin, paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan, dan terjadi
penyimpangan perilaku dan mengganggu fungsi dalam peran di
lingkungan social dan pendidikan.
e. Ketergantungan zat adiktif ialah:
Penggunaan zat yang cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan
psikologis. Ketergantungan fisik ditandai oleh adanya toleransi dan
sindroma putus zat. Yang dimaksud sindroma putus zat adalah suatu
kondisi dimana orang yang biasa menggunakan secara rutin, pada dosis
tertentu berhenti menggunakan atau menurunkan jumlah zat yang biasa
digunakan, sehingga menimbulkan gejala pemutusan zat.

5. Perspektif Psikodinamika
Perspektif psikodinamika yaitu individu yang mengalami masalah
penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA, khususnya pada alkohol
mencerminkan adanya kepribadian ketergantungan oral. Individu tersebut
mengalami fiksasi fase oral dalam perkembangan psikoseksualnya. Individu yang
minum alkohol terlalu banyak (alkoholik) pada masa dewasa merupakan
simbolisasi usaha untuk mencapai kepuasan oral. Dengan kata lain dinyatakan
bahwa alkoholisme merupakan representasi fiksasi oral disebabkan oleh konflik
ketidaksadaran pada masa kanak-kanak.
Penyalahgunaan NAPZA dalam perspektif psikodinamika sangat dipengaruhi
oleh kondisi individu pada awal masa kehidupan nya, sehingga intervensi pada
masa kehidupan remaja menjadi tidak berarti. Dengan demikian pada masa
remaja seolah-olah problema penyalahgunaan NAPZA adalah suatu masalah
yang tidak dapat dikendalikan oleh remaja itu sendiri

Makalah Psikososial Tutor5 | 18


6. Tanda dan Gejala

 Eforia
 Mengantuk
 Konstipasi
 Penurunan kesadaran
 Mata merah
 Mulut kering
 Banyak bicara dan tertawa
 Nafsu makan meningkat
 Gangguan persepsi
 Pegendalian diri berkurang
 Jalan sempoyongan
 Memperpanjang tidur
 Hilang kesadaran
 Berkeringat dan bergetar
 Selalu terdorong untuk bergerak
 Cemas
 Depresi
 Paranoid
 Nyeri
 Mata dan hidung berair
 Perasaan panas dingin
 Gangguan daya ingat
 Muka merah
 Mudah marah
 Tangan gemear
 Mual muntah
 Kelelahan
 Energy berkurang

Makalah Psikososial Tutor5 | 19


7. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan lab urin
 Radio immuno-assay mendeteksi pecandu apa bukan, dapat
diketahui melalui uji nalorfin.

8. Penatalaksanaan
 Pencegahan
a. Memberikan informasi dan pendidikan yang efektif tentang
NAPZA.
b. Deteksi dini perubahan perilaku
c. Menolak tegas untuk mencoba (“Say no to drugs”) atau “Katakan
tidak pada narkoba.
 Pertolongan Pertama
Pertolongan pertama penderita dimandikan dengan air hangat, minum
banyak, makan makanan bergizi dalam jumlah sedikit dan sering dan
dialihkan perhatiannya dari narkoba. Bila tidak berhasil perlu
pertolongan dokter. Pengguna harus diyakinkan bahwa gejala-gejala
sakaw mencapai puncak dalam 3-5 hari.
 Pengobatan
a. Detoksifikasi tanpa subsitusi
Klien ketergantungan putau (heroin) yang berhenti menggunakan
zat yang mengalami gejala putus zat tidak diberi obat untuk
menghilangkan gejala putus zat tersebut. Klien hanya dibiarkan
saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti sendiri.
b. Detoktifkasi dengan substitusi
Patau atau heroin dapat disubstitusi dengan memberikan jenis opiat
misalnya kodein, bufremorfin, dan metadon, substitusi bagi
pengguna sedatif-hipnotik dan alkohol dapat dari jenis anti
ansietas, misalnya diazepam. Pemberian substitusi adalah dengan
cara penurunan dosis secara bertahap sampai berhenti sama sekali.
Selama pemberian substitusi dapat juga diberikan obat yang
menghilangkan gejala simptomatik, misalnya obat penghilang rasa
nyeri, rasa mual, dan obat tidur atau sesuai dengan gejala yang
ditimbulkan akibat putus zat tersebut
c. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh
dan terpadu melaui pendekatan non medis, psikologis, sosial dan

Makalah Psikososial Tutor5 | 20


religi agar pengguna NAPZA yang menderita sindroma
ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal
mungkin. Tujuannya pemulihan dan pengembangan pasien baik
fisik, mental, sosial dan spiritual.

G. Ketidakberdayaan
1. Definisi
 Ketidakberdayaan merupakan suatu kondisi ketika individu atau kelompok
merasakan kurangnya control personal terhadap sejumlah kejadian atau
situasi yang mempengaruhi pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
(Carpenido )
 Ketidakberdayaan adalah persepsi individu bahwa tindakannya sendiri
tidak akan memperngaruhi hasil secara bermakna; suatu kurang control
terhadap situasi tertentu atau kejadian baru yang dirasakan. (Townsend)
 Ketidakberdayaan merupakan persepsi bahwa tindakan individu tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna; persepsi kurang dapat
mengendalikan situasi saat ini atau yang akan terjadi. (Nanda)

2. Etiologi
 Gaya hidup ketidakberdayaan ditandai dengan ekspresi verbal dari tidak
adanya kontrol atau pengaruh atau situasi, hasil atau perawatan diri.
 Lingkungan perawatan kesehatan ditandai dengan tidak berpartisipasinya
dalam perawatan atau pengambilan keputusan saat diberikan kesempatan.
 Disfungsi proses berduka.
 Kurangnya unpan balik positif ditandai oleh keseganan mengekspresikan
perasaan yang sebenarnya.
 Umpan balik negatif yang konsisten, seperti apatis.
 Penyakit kronis atau terminal, dan penyakit yang mengancam
kehamilan.(Townsend, Nanda )

3. Karakteristik
 Berat

Makalah Psikososial Tutor5 | 21


a. Subjektif : mengungkapkan secara verbal jika tidak memiliki kendali,
seperti dalam keadaan situasi tertentu, perawatan diri, atau pada suatu
hasil.
b. Objektif : apatis, dan depresi terhadap penurunan fisik.
 Sedang
a. Subjektif :
- Marah
- mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap
ketidakmampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas
- mengungkapkan keragu-raguan terhadap performa peran
- takut terhadap pengasingan oleh pemberi asuhan
- rasa bersalah
- enggan untuk mengungkapkan perasaan
b. Objektif :
- ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan
iritabilitas, ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah
- ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
- tidak ada pertahanan pada praktik perawatan diri ketika ditantang
- tidak berpartisipasi dalam perawatan atau pengambilan keputusan
pada saat diberikan kesempatan
- kepasifan
- kebencian

 Ringan
a. Subjektif : Mengungkapkan ketidakpastian tentang tingkat energy yang
berfluktuasi.
b. Objektif : kepasifan.
(Nanda )

Makalah Psikososial Tutor5 | 22


ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Anamnesa : Nama/Jenis Kelamin, umur, tanggal masuk RS, no CM, alamat,
pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, sumber data, suku, bentuk tubuh

b. Fisik : Ukur dan observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, dan
pernafasan), Ukur tinggi badan dan berat badan klien.

c. Faktor predisposisi

d. Faktor presipitasi

e. Konsep Diri
i. Citra Tubuh/Gambaran Diri
 Tanyakan persepsi klien tentang keadaan tubuhnya
 Tanyakan persepsi klien terhadap tubuh yang disukai dan tidak
disukai
ii. Identitas diri, tanyakan tentang
 Status dan posisi klien sebelum dirawat
 Kepuasan klien terhadap status dan posisinya ( sekolah, tempat
kerja, kelompok)
 Kepuasan klien sebagai laki-laki /perempuan
iii. Peran, tanyakan tentang
 Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/masyarakat
 Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/peran tersebut
 Kaji bagaimana perasaan klien terhadap perannya, apakah ada
konflik peran
iv. Ideal diri
 Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran
 Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat
kerja, masyarakat)
 Harapan klien terhadap penyakitnya
v. Harga diri
 Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no.2a, b,
c, dan d
 Penilaian / penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya
vi. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

f. Hubungan Sosial
i. Tanyakan pada klien siapa orang berarti dalam kehidupannya, tempat
mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau dukungan

Makalah Psikososial Tutor5 | 23


ii. Tanyakan pada klien, kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat
iii. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di
masyarakat
iv. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

g. Pendidikan dan pekerjaan


i. Gaya hidup: Tanyakan bagaimana kebiasaan hidup klien sebelum dan
sesudah sakit
ii. Budaya: Tanyakan latar belakang budaya klien, apakah ada konflik
dalam dirinya sehubungan dengan budayanya itu dalam menghadapi
masalah atau tantangan di lingkungannya

h. Spiritual
i. Nilai dan keyakinan, tanyakan tentang :
 Pandangan dan keyakinan terhadap gangguan jiwa sesuai dengan
norma budaya dan agama yang di anut
 Pandangan masyarakat setempat secara individu tentang gangguan jiwa
ii. Kegiatan ibadah, tanyakan
 Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan kelompok
 Pendapat klien, keluarga tentang kegiatan ibadah

B. Diagnosa yang Mungkin Muncul


 Ansietas/Kecemasan
 Gangguan Citra Tubuh
 Harga Diri Rendah Situasional
 Koping Individu Tidak Efektif
 Keputusasaan
 Duka Cita
 Ketidakberdayaan

C. Rencana Asuhan Keperawatan


1) Diagnosa Keperawatan : Kecemasan
Kriteria Hasil : Klien akan menunjukkan cara adaptif dalam mengatasi stres
Data Objektif : HR meningkat, anggota tubuh bergetar, mengeluarkan banyak
keringat
Data Subjektif : Pasien merasa ketakutan terhadap sesuatu yang tidak pasti

Intervensi Keperawatan
Tujuan Jangka Intervensi Rasional
Pendek

Makalah Psikososial Tutor5 | 24


Pasien akan  Berikan umpan balik pada  Ansietas berat/panik
terlindung dari pasien tentang perilaku, dapat dikurangi dengan
bahaya stresor, penilaian stresor, membiarkan pasien
dan sumber koping menentukan jumlah
stres yang dapat
ditangani
 Perkuat idea bahwa  Sekarang ini pasien
kesehatan fisik tidak mempunyai
berhubungan dengan alternatif untuk
kesehatan emosional dan mekanisme koping
bahwa area ini akan
membutuhkan penggalian
di masa depan

Pasien akan  Batasi interaksi pasien  Meminimalkan resiko


mengalami situasi dengan pasien lain menularnya ansietas
yang  Identifikasi atau modifikasi  Agar tidak timbul lagi
membangkitkan lingkungan yang dapat ansietas yang berlebih
ansietas lebih sedikit membangkitkan ansietas

Pasien akan terlibat  Berikan beberapa jenis Dengan memberikan


dalam aktivitas yang latihan fisik dorongan aktivitas ke
dijadwalkan sehari-  Rencanakan jadwal atau luar rumah, perawat
hari aktivitas yang dapat membatasi waktu
dilakukan setiap hari pasien yang tersedia
 Libatkan keluarga dan untuk mekanisme
sistem pendukung lainnya koping yang destruktif
sebanyak mungkin sambil berpartisipasi
dan menikmati aspek
kehidupan lainnya

Pasien akan  Berikan medikasi yang Hubungan efek


mengalami dapat membantu terapeutik dapat
penyembuhan dari mengurangi rasa tak ditingkatkan jika kendali
gejala-gejala nyaman pasien terhadap gejala kimiawi
ansietas berat  Amati efek samping memungkinkan pasien
medikasi dan lakukan untuk mengarahkan
penyuluhan kesehatan perhatian pada konflik
yang relevan yang mendasari.

Makalah Psikososial Tutor5 | 25


2) Diagnosa Keperawatan : Gangguan Citra Tubuh dan Harga Diri Rendah
Situasional
Kriteria Hasil : Klien akan mencapai tingkat aktualisasi diri yang maksimal
Data Objektif :
 Penurunan produktivitas
 Gangguan dalam berhubungan
 Menarik diri secara sosial
 Menarik diri secara realitas
 Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
 Pandangan hidup pesimis
Data Subjektif :
 Klien mengkritik diri sendiri
 Klien merasa tidak mampu melakukan peran
 Klien merasa tidak berguna lagi untuk orang lain
 Klien sering mengeluhkan tentang fisiknya yang berubah

Intervensi Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Meluaskan kesadaran  Tawarkan penerimaan tanpa Mengurangi ancaman yang
diri pasien syarat terlihat dalam sikap perawat
 Dengarkan pasien terhadap pasien, membantu
 Dukung pembahasan tentang pasien untuk meluaskan dan
pikiran dan perasaan pasien menerima semua aspek
 Berespons tanpa mendakwa kepribadian
 Sampaikan bahwa pasien
adalah seseorang yang berharga

Mendukung eksplorasi  Gunakan respons empati dan Simpati dapat menimbulkan


diri pasien pantau diri anda terhadap rasa kasihan pasien;
perasaan simpati atau kasihan sebaliknya perawat harus
 Tegaskan bahwa pasien bukan mengkomunikasikan bahwa
tidak berdaya atau tak kuasa siatuasi kehidupan pasien
dalam menghadapi masalah memerlukan kendali diri
 Tunjukkan pada pasien baik
secara verbal maupun perilaku
bahwa pasien bertanggung
jawab terhadap perilakunya
sendiri
 Gunakan sistem pendukung dari
keluarga dan kelompok untuk
memfasilitasi eksplorasi diri
pasien

Makalah Psikososial Tutor5 | 26


 Bantu pasien dalam mengenali
sifat konflikdan respon koping
maladaptif

Membantu evaluasi  Uraikan pada pasien bahwa Penggalian koping tersebut


diri pasien semua respons koping dapat penting untuk memeriksa
dipilih dan mempunyai akibat pilihan koping klien dan
baik positif maupun negatif mengevaluasi akibat positif
 Bandingkan respons adaptif dan dan negatif
maladaptif
 Identifikasi bersama kerugian
respons koping yang maladaptif
 Identifikasi bersama
keuntungan atau hasil respons
koping adaptif
 Bahas bagaimana hasil tersebut
mendukung penggunaan
respons koping adaptif
selanjutnya

3) Diagnosa Keperawatan : Koping Individu Tidak Efektif


Kriteria Hasil : Klien dapat mengidentifikasi koping individu yang efektif
Data Objektif :
Data Subjektif :

Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
 Menginformasikan pasien  Pemberian solusi tersebut
alternatif atau solusi lain membantu klien dalam
penanganan mencari solusi bagi
dirinya
 Memfasilitasi pasien untuk
 Pengambilan keputusan
membuat keputusan oleh pasien membuat
 Bantu pasien mengidentifikasi dirinya dapat
keuntungan, kerugian dari mengidentifikasi
keadaan mengenai masalahnya
 Bantu pasien untuk identifikasi serta nilai-nilai lain dan
bermacam-macam nilai dapat menentukan pilihan
jalan keluar dari masalah
kehidupan
tersebut
 Bantu pasien identifikasi
strategi positif untuk mengatur
pola nilai yang dimiliki

Makalah Psikososial Tutor5 | 27


4) Diagnosa Keperawatan : Duka Cita dan Keputusasaan
Kriteria Hasil : Klien dapat memberi respon yang adaptif terhadap kehilangan
Data Objektif :
 Menangis
 Mengingkari kehilangan
 Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain
 Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan
 Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas
Data Subjektif : klien merasa putus asa dan kesepian

Intervensi Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
 Jangka Pendek : 1. Tentukan pada tahap 9. Pengkajian data
Klien dapat berduka mana pasian terfiksasi. dasar yang akurat adalah
mengekspresikan Identifikasi perilaku-perilaku penting untuk perencanaan
kemarahan terhadap yang berhubungan dengan keperawatan yang efektif
konsep kehilangan tahap ini. bagi pasien yang berduka.
dalam 1 minggu.
2. Kembangkan hubungan 10. Rasa percaya
 Jangka Panjang : saling percaya dengan pasien. merupakan dasar untuk
Klien mampu Perlihatkan empati dan suatu kebutuhan yang
menyatakan secara perhatian. Jujur dan tepati terapeutik.
verbal perilaku- semua janji
perilaku yang
berhubungan dengan 3. Perlihatkan sikap 11. Sikap menerima
tahap-tahap berduka menerima dan membolehkan menunjukkan kepada
yang normal. Klien pasien untuk mengekspresikan pasien bahwa anda yakin
mampu mengakui perasaannya secara terbuka bahwa ia merupakan
posisinya sendiri seseorang pribadi yang
dalam proses bermakna. Rasa percaya
berduka sehingga ia meningkat.
mampu memecahkan 4. Dorong pasien untuk
masalah mengekspresikan rasa marah. 12. Pengungkapan
Jangan menjadi defensif jika secara verbal perasaan
permulaan ekspresi kemarahan dalam suatu lingkungan
dipindahkan kepada perawat yang tidak mengancam
atau terapis. Bantu pasien dapat membantu pasien
untuk mengeksplorasikan sampai kepada hubungan
perasaan marah sehingga dengan persoalan-persoalan

Makalah Psikososial Tutor5 | 28


pasien dapat mengungkapkan yang belum terpecahkan.
secara langsung kepada objek
atau orang/pribadi yang
dimaksud.

5. Bantu pasien untuk 13. Latihan fisik


mengeluarkan kemarahan yang memberikan suatu metode
terpendam dengan yang aman dan efektif
berpartisipasi dalam aktivitas- untuk mengeluarkan
aktivitas motorik kasar (mis, kemarahan yang
joging, bola voli,dll) terpendam.

6. Ajarkan tentang tahap-


tahap berduka yang normal dan 14. Pengetahuan tentang
perilaku yang berhubungan perasaan-perasaan yang
dengan setiap tahap. Bantu wajar yang berhubungan
pasien untuk mengerti bahwa dengan berduka yang
perasaan seperti rasa bersalah normal dapat menolong
dan marah terhadap konsep mengurangi beberapa
kehilangan adalah perasaan perasaan bersalah
yang wajar dan dapat diterima menyebabkan timbulnya
selama proses berduka. respon-respon ini.
7. Dorong pasien untuk
meninjau hubungan dengan 15. Pasien harus
konsep kehilangan. Dengan menghentikan persepsi
dukungan dan sensitivitas, idealisnya dan mampu
menunjukkan realita situasi menerima baik aspek
dalam area-area dimana positif maupun negatif dari
kesalahan presentasi konsep kehilangan sebelum
diekspresikan. proses berduka selesai
seluruhnya.
8. Bantu pasien dalam
memecahkan masalahnya 16. Umpan balik positif
sebagai usaha untuk meningkatkan harga diri
menentukan metoda-metoda dan mendorong
koping yang lebih adaptif pengulangan perilaku yang
terhadap pengalaman diharapkan.
kehilangan. Berikan umpan
balik positif untuk identifikasi
strategi dan membuat
keputusan.

Makalah Psikososial Tutor5 | 29


5) Diagnosa Keperawatan : Ketidakberdayaan
Kriteria Hasil : Klien mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang efektif
untuk mengontrol situasi kehidupannya dengan menurunkan perasaan
ketidakberdayaannya
Data Objektif :
 Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat kesempatan
diberikan.
 Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya.
 Apatis, pasif.
 Ekspresi muka murung.
 Bicara dengan lambat.
 Nafsu makan tidak ada atau berlebihan.
 Tidur berlebihan.
 Menghindari orang lain.
Data Subjektif : Klien mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.

Intervensi Keperawatan
Intervensi Rasional
Biarkan pasien mengambil Memberikan pasien pilihan akan
sebanyak mungkin tanggung meningkatkan perasaan mampu
jawab untuk praktik-praktik mengontrol pada pasien.
perawatan dirinya sendiri.
Bantu pasien untuk menetapkan Sasaran atau tujuan yang tidak
tujuan-tujuan yang realistis. realistis menyebabkan pasien
gagal dalam menguatkan perasaan
ketidakberdayaan.
Bantu pasien mengidentifikasi Kondisi emosi pasien
area-area situasi kehidupan yang mempengaruhi kemampuannya
dapat dikontrolnya. dalam menyelesaikan masalah.
Identifikasi cara-cara yang dapat Penguatan positif meningkatkan
dicapai oleh pasien. Dorong harga diri dan mendorong
untuk berpartisipasi dalam segala pengulang perilaku yang
aktivitas dan berikan penguatan diharapkan.
positif untuk partisipasi dan
pencapaiannya.

Makalah Psikososial Tutor5 | 30


Daftar Pustaka

Carpenito, L.J. 1995. Buku saku diagnosa keperawatan. Edisi 6. (terjemahan). Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Daulima, Novi Helena dkk. 1995. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatri: Pedoman Untuk Pembuatan Rencana Perawatan. Edisi:3. Jakarta: EGC.

Depkes. 2002. Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman penyelenggaraan


sarana pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika,
psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Hamid, Prof. Achir Yani. 2008. Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: EGC.

Hawari, D. 2000. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (narkotik, alkohol dan zat
adiktif). Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Nanda.2012-2014. Aplikasi Asuhan Keperawatan.Yogyakarta: Media Hardy

Stuart, G.W., and Sundeen, S.J. 1998. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3.
(terjemahan). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Townsend, Marry. 1997. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Videbeck. Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2002. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Nanda dan Nic Noc.
Jakarta: EGC.

Makalah Psikososial Tutor5 | 31


Soal Kuis

1. Sebutkan 2 stresor pencetus terjadinya gangguan harga diri rendah situasional!


a. Trauma. (contoh: penganiayaan seksual, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehdupan)
b. Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dan individu mengalaminya sebagai frustasi

2. Sebutkan 3 data objektif yang perlu dikaji dari pasien gangguan harga diri
rendah situasional!
a. Perasaan negatif terhadap diri sendiri
b. Mernarik diri dari kehidupan
c. Mudah tersinggung atau marah

3. Apa sajakah jeni-jenis NAPZA? (sebutkan minimal 3)


Kokain, ganja, alkohol, opioida, amfetamin (dekongestan), LSD

4. Apakah tanda dan gejala dari pengguna NAPZA? Minimal 3


Mata merah, lemah, eforia, mengantuk,c emas, depresi, paranoid, gangguan
daya ingat, selalu terdorong untuk bergerak, gangguan persepsi, mata dan
hidung berair, nafsu makan meningkat, nyeri

5. Sebutkan rentang respon kecemasan?


Antisipasi, ringan, sedang, berat, panik

6. Sebutkan ketiga karakteristik kecemasan serta dua manifestasinya dari masing-


masing karakteristik!
(Boleh menyebutkan manifestasi yang ada di materi selain di jawaban ini)
- Berat : mengungkapkan secara verbal tidak mempunyai kendali, dan
depresi penurunan fisik.
- Sedang : kebecian dan rasa bersalah.
- Ringan : mengungkapkan jika energi berfluktuasi, dan kepasifan.

7. Sebutkan gejala dari Respon Spiritual dan Respon emosional dari berduka!
- Respon Spiritual: Kecewa dan marah kepada Tuhan, Penderitaan
karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan, Tidak memiliki harapan,
kehilangan makna
- Respon Emosional: Marah, sedih, cemas, Kebencian,Merasa bersalah,
Perasaan mati ras, Emosi yang berubah-ubah, Penderitaan dan kesepian
yang berat, Keinginan kuat untuk mengembalikan ikatan dengan

Makalah Psikososial Tutor5 | 32


individu atau benda yang hilang, Depresi, apatis, putus asa selama fase
disorganisasi dan keputusasaan
-
8. Apa saja tanda dan gejala dari keputusasaan?
- Sering mengeluh dan tampak murung
- Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
- Menunjukkan kesedihan, efek datar atau tumpul
- Menarik diri dari lingkungan
- Kontak mata kurang
- Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takippneu)
- Menurun atau tidak adanya selera makan

9. Apa yang dimaksud dengan gangguan citra tubuh?


Perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan
ukuran,bentuk struktur, fungsi keterbatasan, makna dan objek yang sering
kontak dengan tubuh. ( Dalami,dkk)

10. Sebutkan fase-fase tahap proses berduka menurut Kubler Ross!

Kubler-Ross Tahap I: Tahap II: Tahap IV: Tahap V:


(1969) penyangkalan kemarahan tawar- penerimaan
Tahap III: menawar
depresi

Makalah Psikososial Tutor5 | 33

Anda mungkin juga menyukai