Assalamu’alaikum WR.WB
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, bahwasanya saya telah dapat
membuat m a k a l a h t e n t a n g K e b u d a y a a n Y o g y a k a r t a i n i w a l a u p u n t i d a k
s e d i k i t h a m b a t a n d a n kesulitan yang saya hadapi, tiada daya dan upaya kecuali
dengan pertolongan Allah SWT.Walaupun demikian, sudah barang tentu makalah
ini masih terdapat kekurangandan belum di katakan sempurna karena
keterbatasan kemampuan saya. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari semua pihak saya harapka n agar dalam pembuatan makalah di
waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Harapan saya semoga makalah ini berguna
bagi siapa saja yang membacanya .
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan Tradisi Sekaten
2. Menjelaskan Tradisi Grebeg Maulud
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, meliputi beberapa hal
diantaranya :
1.Mempelajari salah satu kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta
2.Memahami salah satu tugas mata pelajaran
3. Mengetahui Tradisi Sekaten dan Grebeg Maulud
D. Manfaat
Sejarah Sekaten
Istilah sekaten berasal dari kata syahadatain yang berarti dua kalimat
syahadat, yaitu Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan N
abi Muhammmad utusan Allah.Penyelenggaraan perayaan sekaten yang
menjadi, mulai diselenggarakan pada masa kerajaan Demak dibawah
pimpinan Raden Patah dengan
bimbingan Wali Sanga. Acara sekaten kemudian diteruskan oleh sultan
Demak selanjutnya yaitu Pati Unus lalu Sultan Trenggono.
Walaupun ada sedikit perbedaan pendapat tentang apa yang me
nyebabkan sekaten pertama kali dilakukan. Dapat ditarik kesamaan ba
hwa sekaten dimulai pada masa kerajaan Demak
ketika pemerintahan Raden Patah, untuk melestarikan tradisi perayaa
n tahunan yang sudah
ada pada masa Majapahit. Hal tersebut mungkin karena Raden Patah
adalah anak raja terakhir Majapahit, Prabu
Brawijaya V, sehingga ingin melestarikan tradisi warisan leluhurnya. D
itambah sulitnya menghilangkan tradisi yang sudah berakar di
masyarakat waktu itu. Tapi tradisi yang berasal dari masa Hindu-
Budha Majapahit itu dianggap tidak sesuai
dengan islam, maka atas kesepakatan dengan wali sanga, tradisi itu di
sesuaikan dengan ajaran islam, yaitu dilaksanakan pada bulan maulud
tanggal duabelas dengan maksud memperingati hari kelahiran nabi Mu
hammmad. Masyarakatpun menyambut dengan gembira, para wali
sanga kemudian
memanfaatkan sekaten ini sebagai cara memperkenalkan islam pada
masyarakat.
Padaperayaan sekaten, gamelan yang sangat disukai masyarakat dijadik
an alat musik, hal ini menarik masyarakat untuk datang.
Gamelan sekaten masih menyisakan pertanyaan manakah gamelan
yang berasal dari warisan Prabu Brawijaya V dan dari Sunan Klijaga,
karena kraton Yogyakarrta dan kraton Solo memiliki sepasang gamelan
. GamelanSekaten sebagai pusaka kerajaan ikut berpindah tangan men
gikuti kekuasaan mulai dari Demak, Pajang, Mataram
lslam. Kemudian Mataram
lslam dipecah menjadi dua yaitu Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasul
tanan Surakarta,GamelaNsekaten juga dibagi dua. Namun tidak dapat di
pastikan manakah yangmendapat Gong kiai Sekar Delima warisan Bra
wijaya V dan Gong Kiai Sekati warisan sunan Kalijogo.
KESIMPULAN
SARAN
Karena keterbatasan ilmu yang kami miliki, Kami menerima saran dan
keritik yang sifatnya konstruktif dan sifatnya membangun dari semua
pihak yang membaca Makalah ini, agar Makalah ini akan lebih sempurna di
kemudian hari.