Anda di halaman 1dari 49

MODUL III

ANTROPOMETRI

A. Latar Belakang
Dalam lingkungan kerja, berbagai faktor dapat
mempengaruhi jalannya suatu pekerjaan. Faktor-faktor ini
perlu diperhatikan bukan hanya karena bersifat wajar dan
manusiawi, tetapi karena apabila tidak diperhatikan akan
dapat menimbulkan berbagai kerugian, sebaliknya apabila
diperhatikan dan diatur dengan baik, maka dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Salah satu faktor
yang mempengaruhi suatu pekerjaan adalah komponen
penyusun dari sistem kerja tersebut. Untuk itu dalam
perancangan sistem kerja yang melibatkan manusia harus
diperhatikan kelebihan dan kekurangan dari manusia itu
sendiri baik dari segi fisik maupun psikologisnya. Kelebihan
dan kekurangan manusia dari segi fisik harus dapat
disesuaikan dengan komponen dari sistem kerja yang berupa
fasilitas kerja dan tempat kerjanya. Penyesuaian komponen
sistem kerja terhadap fisik manusia yang menggunakan
komponen tersebut akan sangat membantu kerja manusia
tersebut sehingga sistem akan berjalan optimal. Untuk itulah
diperlukan suatu pengukuran antropometri.

31
Pengukuran antropometri merupakan pengukuran
yang dilakukan terhadap dimensi-dimensi tubuh manusia.
Hasil dari pengukuran ini kemudian dapat diaplikasikan pada
sistem kerja yang melibatkan manusia saat melakukan
interaksi dengan komponen sistem kerja tersebut baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dalam melakukan
perancangan suatu fasilitas dan tempat kerja dalam suatu
sistem diperlukan pengetahuan tentang ergonomi dan
antropometri untuk dapat menghasilkan suatu rancangan
yang tepat dan optimal dengan memanfaatkan data-data
pengukuran dimensi tubuh manusia yang akan berinteraksi
dengan fasilitas dan tempat kerja tersebut. Diharapkan
nantinya dengan adanya pengetahuan tentang antropometri
fasilitas dan tempat kerja dapat membuat keadaan kerja lebih
produktif dan nyaman.
Data antropometri yang diperoleh nantinya akan
menentukan bentuk, ukuran, dimensi, yang tepat yang
berkaitan dengan produk yang akan dirancang sehingga
manusia yang akan menggunakan atau mengoperasikan
produk tersebut akan merasa nyaman dan aman. Dalam
kaitannya dengan praktikum yang dilakukan, stasiun kerja X
akan diredesign dengan mempertimbangkan data-data
antropometri yang diperoleh dari populasi

32
B. Tujuan Praktikum
1. Memperkenalkan peralatan yang biasa digunakan dalam
penelitian ergonomic serta melatih keterampilan
mahasiswa dalam menggunakan peralatan laboratorium.
2. Mengaplikasikan ilmu ergonomi pada dunia kerja
nantinya.
3. Mengetahui pentingnya perancangan fasilitas dan
tempat kerja yang ergonomis untuk menghindari
kecelakaan dan rasa sakit pada saat bekerja.
4. Mampu mengukur dimensi-dimensi tubuh manusia
sesuai antropometri.
5. Mampu merancang desain produk dengan data
antropometri menggunakan software CAD/CAM.
6. Mencoba dan melatih diri menerapkan ergonomic dalam
mendesain system kerja serta memahami keterbatasan
dan kelebihan manusia dalam suatu system kerja.
7. Memahami adanya keterkaitan disiplin ilmu antara ilmu
ergonomic dengan ilmu – ilmu penunjang lainnya.
8. Manganalisis dan merancang suatu komponen sistem
kerja fasilitas dan tempat kerja yang sesuai dengan
ukuran dimensi tubuh manusia dari hasil simulasi kerja.

33
C. LANDASAN TEORI
1. PENGERTIAN ERGONOMI
Pengertian Ergonomi dalam buku Sritomo
Wignjosoebroto adalah Ergonomi (ergonomics)
sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang
berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan
demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin
keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitannya
dengan pekerjaan. Disiplin ergonomi secara khusus akan
mempelajari keterbatasan dari kemampuan manusia
dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk
buatannya. Disiplin ini berangkat dari kenyataan bahwa
manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang pada saat berhadapan
dengan keadaan lingkungan sistem kerjanya yang berupa
perangkat keras/hard-ware (mesin, peralatan kerja dll)
dan perangkat lunak/soft-ware (metode kerja, sistem
dan prosedur, dll). Dengan demikian terlihat jelas bahwa
ergonomi adalah suatu keilmuan yang multi disiplin,
karena disini akan mempelajari pengetahuan-
pengetahuan dari ilmu kehayatan (kedokteran, biologi),
ilmu kejiwaan (psychology) dan kemasyarakatan
(sosiologi).

34
Dalam perkembangan selanjutnya, ergonomi
dikelompokkan atas empat bidang penyelidikan,
menurut Iftikar Sutalaksana dalam bukunya yaitu :
1. Penyelidikan tentang tampilan ( display ).
Tampilan (display) adalah suatu perangkat antara
(interface) yang menyajikan informasi tentang
keadaan lingkungan, dan mengkomunikasikannya
pada manusia dalam bentuk tanda-tanda, angka,
lambang dan sebagainya.
2. Penyelidikan tentang kekuatan fisik manusia
Dalam hal ini diselidiki tentang aktivitas-aktivitas
manusia ketika bekerja, dan kemudian dipelajari
cara mengukur aktivitas-aktivitas tersebut
3. Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja.
Penyelidikan ini bertujuan untuk mendapatkan
rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran
(dimensi) tubuh manusia, agar diperoleh tempat
kerja yang baik, yang sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan manusia.
4. Penyelidikan tentang lingkungan kerja.
Penyelidikan ini meliputi kondisi lingkungan fisik
tempat kerja dan fasilitas kerja seperti pengaturan
cahaya, kebisingan suara, temperatur, getaran dll.

35
Yang dianggap dapat mempengaruhi tingkah laku
manusia.
Berkenaan dengan bidang-bidang penyelidikan yang
tersebut diatas, maka terlihat sejumlah disiplin dalam
ergonomi, yaitu :
1. Anatomi dan fisiologi, yang mempelajari struktur
dan fungsi tubuh manusia.
2. Antropometri, yaitu ilmu mengenai ukuran/dimensi
tubuh manusia.
3. Fisiologi psikologi, yang mempelajari sistem saraf
dan otak manusia.
4. Psikologi eksperimen, yang mempelajari tingkah
laku manusia.
Maksud dan tujuan dari disiplin ilmu ergonomi
adalah untuk mendapatkan rancangan sistem manusia
dan teknologi yang optimal. Permasalahan sistem ini
tentu saja diselesaikan dengan proses pendekatan sistem
pula. Disiplin akan mencoba membawa ke arah proses
perancangan mesin yang tidak saja memiliki kemampuan
yang canggih, melainkan juga memperhatikan aspek
kemampuan dan keterbatasan manusia. Dengan
demikian sistem tersebut bisa berjalan dengan efektif
dan efisien.

36
Disiplin ergonomi ini sangat banyak sekali
diaplikasikan dalam perancangan produk. Sebagai
contoh, pernahkah Anda menyadari makna di balik
susunan huruf yang ada pada keyboard komputer?
Mengapa huruf “a, s, d, f” terletak di sebelah kiri secara
berurutan, sedangkan tombol spasi terletak di bagian
bawah? Mengapa tombol anak panah ada di sebelah
kanan bawah, tidak ditaruh di tengah saja? Itu semua
adalah hasil aplikasi dari ilmu ergonomi. Susunan huruf
dibuat sedemikian rupa sehingga tombol huruf yang
sering digunakan untuk menulis akan berada dalam
jangkauan yang lebih dekat dari tangan kita. Tombol
spasi diletakkan di bagian bawah dan ukurannya lebih
luas dibanding yang lain, karena tombol ini hampir selalu
kita tekan setiap saat, tatkala selesai menulis sebuah
kata. Begitu juga dengan letak tombol panah yang
mudah dijangkau tangan kanan, karena tangan kanan
kita lebih sensitif sehingga memudahkan untuk
mengarahkan pointer.

2. ANTROPOMETRI
Istilah anthropometry berasal dari kata “anthropos
(man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)”
yang berarti ukuran (Bridger, 1995). Secara definitif

37
antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan
ergonomis dalam suatu perancangan (desain) produk
maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi
manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses
rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting
dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi.
Setiap desain produk, baik produk yang sederhana
maupun produk yang sangat komplek, harus berpedoman
kepada antropometri pemakainya. Menurut Sanders &
Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan Pulat (1992),
antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau
karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan
desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Ada 3 filosofi dasar untuk suatu desain yang
digunakan oleh ahli-ahli ergonomi sebagai data
antropometri yang diaplikasikan (Sutalaksana, 1979 dan
Sritomo, 1995), yaitu:
1. Perancangan produk bagi individu dengan ukuran
yang ekstrim.
Contoh: penetapan ukuran minimal dari lebar dan
tinggi dari pintu darurat.

38
2. Perancangan produk yang bisa dioperasikan di
antara rentang ukuran tertentu.
Contoh: perancangan kursi mobil yang letaknya bisa
digeser maju atau mundur, dan sudut
sandarannyapun bisa dirubah-rubah.
3. Perancangan produk dengan ukuran rata-rata.
Contoh: desain fasilitas umum seperti toilet umum,
kursi tunggu, dan lain- lain.
Untuk mendapatkan suatu perancangan yang
optimum dari suatu ruang dan fasilitas akomodasi, maka
hal-hal yang harus diperhatikan adalah faktor-faktor
seperti panjang dari suatu dimensi tubuh baik dalam
posisi statis maupun dinamis. Hal lain yang perlu diamati
adalah seperti Berat dan pusat massa (centre of gravity)
dari suatu segmen/bagian tubuh, bentuk tubuh, jarak
untuk pergerakan melingkar (angular motion) dari tangan,
kaki, dan lain – lain.
Selain itu, harus didapatkan pula data-data yang
sesuai dengan tubuh manusia. Pengukuran tersebut
adalah relatif mudah untuk didapat jika diaplikasikan pada
data perseorangan. Akan tetapi semakin banyak jumlah
manusia yang diukur dimensi tubuhnya maka akan
semakin kelihatan betapa besar variasinya antara satu
tubuh dengan tubuh lainnya baik secara keseluruhan
39
tubuh maupun persegmen-nya (Nurmianto, 1996).
Data antropometri yang diperoleh akan diaplikasikan
secara luas antara lain dalam hal:
 Perancangan areal kerja (work station, interior mobil,
dll).
 Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dll).
 Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian,
kursi, meja, dll).
 Perancangan lingkungan kerja fisik.
Antropometri adalah pengetahuan yang
menyangkut pengukuran tubuh manusia khususnya
dimensi tubuh. Antropometri dibagi atas dua bagian, yaitu:
1) Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan
pada tubuh manusia yang berada dalam posisi diam.
Dimensi yang diukur pada Anthropometri statis
diambil secara linier (lurus) dan dilakukan pada
permukaan tubuh. Agar hasil pengukuran
representatif, maka pengukuran harus dilakukan
dengan metode tertentu terhadap berbagai individu,
dan tubuh harus dalam keadaan diam.
2) Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur
dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak,
sehingga lebih kompleks dan lebih sulit diukur.
Terdapat tiga kelas pengukuran dinamis, yaitu:
40
1. Pengukuran tingkat ketrampilan sebagai
pendekatan untuk mengerti keadaan mekanis
dari suatu aktivitas.
Contoh: dalam mempelajari performa atlet.
2. Pengukuran jangkauan ruangan yang dibutuhkan
saat kerja.
Contoh: Jangkauan dari gerakan tangan dan kaki
efektif saat bekerja yang dilakukan dengan
berdiri atau duduk.
3. Pengukuran variabilitas kerja.
Contoh: Analisis kinematika dan kemampuan
jari-jari tangan dari seorang juru ketik atau
operator komputer.
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi
dimensi tubuh manusia, diantaranya:
1. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat
lahir sampai kira- kira berumur 20 tahun untuk pria
dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian manusia akan
berkurang ukuran tubuhnya saat manusia berumur 60
tahun.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya pria memiliki dimensi tubuh yang
lebih besar kecuali dada dan pinggul.
41
3. Suku Bangsa (Etnis)
Variasi dimensi akan terjadi, karena pengaruh etnis.
Pekerjaan Aktivitas kerja sehari-hari juga
menyebabkan perbedaan ukuran tubuh manusia.
Selain faktor-faktor di atas, masih ada beberapa
kondisi tertentu (khusus) yang dapat mempengaruhi
variabilitas ukuran dimensi tubuh manusia yang juga perlu
mendapat perhatian, seperti:
1. Cacat tubuh
Data antropometri akan diperlukan untuk perancangan
produk bagi orang- orang cacat.
2. Tebal/tipisnya pakaian yang harus dikenakan,
Faktor iklim yang berbeda akan memberikan variasi
yang berbeda pula dalam bentuk rancangan dan
spesifikasi pakaian. Artinya, dimensi orang pun akan
berbeda dalam satu tempat dengan tempat yang lain.
3. Kehamilan (pregnancy),
Kondisi semacam ini jelas akan mempengaruhi bentuk
dan ukuran dimensi tubuh (untuk perempuan) dan
tentu saja memerlukan perhatian khusus terhadap
produk-produk yang dirancang bagi segmentasi seperti
itu.

42
3. PENGUKURAN BENTUK TUBUH
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui
bentuk tubuh manusia, sehingga dirasakan nyaman dan
menyenangkan. Terdapat 5 tingkat kenyamanan, yaitu: 5 -
ketidaknyamanan/sakit yang tidak tertahankan sensasi
4 - sakit yang masih bisa ditahan
3 - sakit
2 - kematian rasa
1 - sensasi yang dirasakan
0 - tidak ada sensasi
Misalnya kita akan mengukur tingkat kenyamanan
suatu kursi, maka untuk menentukan terjadinya sensasi
tersebut, terdapat 9 titik penting pertemuan antara badan
dengan kursi yang menentukan kenyamanan, yaitu:
A- daun pundak (bagian yang paling menonjol dari
tulang belikat)
B- dasar pundak
C- daerah punggung yang melengkung
D- daerah lengkungan pinggang
E- pantat
F- pantat paling bawah
G- pangkal paha
H- pertengahan paha
I - ujung paha
43
a). Posisi Tubuh Dalam Bekerja

Kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat


menyebabkan otot perut melembek dan tulang
belakang akan melengkung sehingga cepat lelah. Clark
(1996), menyatakan bahwa desain stasiun kerja
dengan posisi duduk mempunyai derajat stabilitas
tubuh yang tinggi; mengurangi kelelaan dan keluhan
subjektif bila bekerja lebih dari 2 jam. Di samping itu
tenaga kerja juga dapat mengendalikan kaki untuk
melakukan gerakan
Mengingat posisi duduk mempunyai
keutungan maupun kerugian, maka untuk
mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa
pengaruh buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan
pada jenis pekerjaan apa saja yang sesuai dilakukan
dengan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat
(1992) memberikan pertimbangan tentang pekerjaan
yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjaan yang memerlukan kontrol dengan teliti

pada kaki;
2. Pekerjaan utama adalah menulis atau memerlukan

ketelitian pada tangan;

44
3. Tidak diperlukan tenaga dorong yang besar;

4. Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan

bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari


landasan kerja;
5. Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi;

6. Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama; dan

7. Seluruh objek yang dikerjakan atau disuplai masih

dalam jangkauan dengan posisi duduk.


Pada pekerjaan yang dilakukan dengan posisi
duduk, tempat duduk yang dipakai harus memungkinkan
untuk melakukan variasi perubahan posisi. Ukuran
tempat duduk disesuaikan dengan dimensi ukuran
antropometri pemakaiannya. Fleksi lutut membentuk
0
sudut 90 dengan telapak kaki bertumpu pada lantai
atau injakan kaki (Pheasant, 1988). Jika landasan kerja
terlalu rendah, tulang belakang akan membungkuk ke
depan, dan jika terlalu tinggi bahu akan terangkat dari
posisi rileks, sehingga menyebabkan bahu dan leher
menjadi tidak nyaman. Sanders & Mc Cormick (1987)
memberikan pedoman untuk mengatur ketinggian
landasan kerja pada posisi duduk sebagai berikut:
1. Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat
diatur turun dan naik;
2. Landasan kerja harus memungkinkan lengan
45
menggantung pada posisi rileks dari bahu, dengan
lengan bahwa mendekati posisi horizontal atau
sedikit menurun (sloping down slightly); dan
3. Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi
tulang belakang yang berlebihan.
4. Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak
ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi
duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai
keuntungan maupun kerugian. Menurut
Sutalaksana (2000), bahwa sikap berdiri merupakan
sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga
aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan
teliti. Namun demikian mengubah posisi duduk ke
berdiri dengan masih menggunakan alat kerja yang
sama akan melelahkan. Pada dasarnya berdiri itu
sendiri lebih melelahkan daripada duduk dan energi
yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15%
dibandingkan dengan duduk.
Pada desain stasiun kerja berdiri, apabila tenaga
kerja harus bekerja untuk periode yang lama, maka faktor
kelelahan menjadi utama. Untuk meminimalkan pengaruh
kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus
didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau,
membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi
46
kepala yang tidak alamiah. Untuk maksud tersebut Pulat
(1992) dan Clark (1996) memberikan pertimbangan
tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan
posisi berdiri adalah sebagai berikut:
1. Tidak tersedia tempat untuk kaki dan lutut;
2. Harus memegang objek yang berat (lebih dari 4,5 kg);
3. Sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan ke
samping;
4. Sering dilakukan pekerjaan dengan menekan
ke bawah; dan diperlukan mobilitas tinggi.
Dalam mendesain ketinggian landasan kerja untuk
posisi berdiri, secara prinsip hampir sama dengan desain
ketinggian landasan kerja posisi dudukan. Manuaba
(1986); Sanders & Mc Cormick (1987); Grandjean (1993)
memberikan rekomendasi ergonomis tentang ketinggian
landasan kerja posisi berdiri didasarkan pada ketinggian
siku berdiri sebagai tersebut berikut ini.
1. Untuk pekerjaan memerlukan ketelitian dengan
maksud untuk mengurangi pembebasan statis pada
otot bagian belakang, tinggi landasan kerja adalah 5-
10 cm di atas tinggi siku berdiri.
2. Selama kerja manual, di mana pekerjaan sering
memerlukan ruangan untuk peralatan; material dan
kontainer dengan berbagai jenis, tinggi landasan
47
kerja adalah 10-15 cm di bawah tinggi suku berdiri.
3. Untuk pekerjaan yang memerlukan penekanan
dengan kuat, tinggi landasan kerja adalah 15-40 cm
di bawah tinggi siku berdiri.

b). Desain Stasiun Kerja


Desain stasiun kerja sangat ditentukan oleh jenis dan
sifat pekerjaan yang dilakukan. Baik desain stasiun kerja
untuk posisi duduk maupun berdiri keduanya mempunyai
keuntungan dan kerugian. Clark (1996) mencoba
mengambil keuntungan dari kedua posisi tersebut dan
mengkombinasikan desain stasiun kerja untuk posisi
duduk dan berdiri menjadi satu desain dengan batasan
sebagai berikut :
Sedangkan Das (1991) dan Pulat (1992) menyatakan
bahwa posisi duduk- berdiri merupakan posisi terbaik dan
lebih dikehendaki daripada hanya posisi duduk saja atau
berdiri saja. Hal tersebut disebabkan karena
memungkinkan pekerja berganti posisi kerja untuk
mengurangi kelelahan otot karena sikap paksa dalam satu
posisi kerja.
Helender (1995) dan Tarwaka (1995), memberikan
batasan ukuran ketinggian landasan kerja untuk pekerjaan
yang memerlukan sedikit penekanan yaitu 15 cm di bawah

48
tinggi siku untuk kedua posisi kerja. Selanjutnya dibuat
kursi tinggi yang menyesuaikan ketinggian landasan kerja
posisi berdiri dengan dilengkapi sandaran kaki agar posisi
kaki tidak menggantung. Mengingat dimensi ukuran tubuh
manusia berbeda-beda, maka desain stasiun kerja harus
selalu mempertimbangkan antropometri pemakainya
(user oriented). Sedangkan pemilihan posisi kerja harus
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, seperti pada
tabel di bawah ini.
Tabel 1. Pemilihan Sikap Kerja terhadap Jenis Pekerjaan yang
Berbeda - beda
Sikap kerja yang dipilih
Jenis pekerjaan Pilihan
Pilihan kedua
pertama
Berdiri Duduk berdiri
Mengangkat beban > 5kg
Berdiri Duduk berdiri
Bekerja dibawah tinggi
Duduk Duduk berdiri
siku
Menjangkau horizontal
diluar daerah jangkauan Duduk Duduk berdiri
optimum
Pekerjaan ringan dengan Duduk berdiri
Duduk
pergerakan berulang Duduk berdiri
Pekerjaan perlu ketelitian Duduk Berdiri
Sumber : Helander (1995:60). A Guide to the Ergonomics of
Manufacturing

49
Masih menurut Helender (1995), posisi duduk-
berdiri yang telah banyak dicobakan di industri, ternyata
mempunyai keuntungan secara biomekanis di mana
tekanan pada tulang belakang dan pinggang 30% lebih
rendah dibandingkan dengan posisi duduk maupun
berdiri terus menerus. Hal tersebut tentunya dapat
dipakai sebagai pertimbangan dalam intervensi
ergonomi, sexhingga penerapan posisi kerja duduk-
berdiri dapat memberikan keuntungan-keuntungan bagi
sebagian besar tenaga kerja.
Dari uraian tersebut di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan, bahwa suatu desain produk harus
berpusat pada pemakainya (human centered). Untuk
mendapatkan sikap kerja yang lebih dinamis diperlukan
desain stasiun kerja yang memungkinkan pekerjaan
dapat dilakukan dengan sikap duduk di suatu saat dan
sikap berdiri atau duduk-berdiri di saat lainnya.
Data antropometri jelas diperlukan agar suatu
rancangan produk bisa sesuai dengan orang yang akan
mengoperasikannya. Dalam kaitan ini maka perancang
produk harus mampu mengakomodasikan dimensi
tubuh yang dapat dipakai oleh sejumlah populasi yang
besar. Sekurang-kurangnya 90-95% dari populasi yang
menjadi target dalam kelompok pemakai produk harus
50
dapat menggunakan dengan selayaknya. Untuk
kepentingan itulah maka data anthropometri diharapkan
mengikuti distribusi normal. Dalam statistik, distribusi
normal dapat diformulasikan berdasarkan harga rata-
rata (mean, X ) dan simpangan standarnya (standard
deviatio, σ X ) dari data yang ada. Dari data tersebut

kemudian dapat ditetapkan “percentile”. Percentile


adalah suatu nilai yang menunjukkan presentase
tertentu dari orang-orang yang memiliki ukuran di
bawah atau pada nilai tersebut. Sebagai contoh, 95-th
percentile akan menunjukkan 95% populasi akan berada
pada atau di bawah nilai dari suatu data yang diambil.
Untuk penetapan data antropometri digunakan
distribusi normal dimana distribusi ini dapat
diformulasikan berdasarkan harga rata-rata (mean) dan
simpangan bakunya (standar deviasi) dari data yang
diperoleh. Dari nilai yang ada tersebut, dapat ditentukan
nilai persentil sesuai dengan tabel probabilitas distribusi
normal yang ada.

4. METODE PERANCANGAN DENGAN ANTROPOMETRI


Tahapan perancangan sistem kerja work space design
dengan memperhatikan faktor antropometri secara umum
adalah sebagai berikut (Roevuck, 1995):

51
1. Menentukan kebutuhan perancangan dan
kebutuhannya (establish requirement).
2. Mendefinisikan dan mendiskripsikan populasi
pemakai.
3. Pemilihan sampel dan kebutuhan data yang akan
diambil datanya.
4. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan
diambil) dan pemilihan persentil yang akan dipakai.
5. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai.
6. Pengambilan data
7. Pengolahan data.
a. Uji kecukupan data
b. Uji kenormalan data
c. Uji keseragaman data
d. Perhitungan persentil data
9. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan
a. Posisi tubuh secara normal
b. Kelonggaran (pakaian dan ruang)
c. Variasi gerak
10. Analisis hasil rancangan.

52
5. PENGUKURAN DIMENSI TUBUH

KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN


D1 Jarak Pasang segmomoeter atau meteran di
Dimensi vertikal bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik
tinggi tubuh dari lantai segmometer atau meteran Anda hingga
ke bagian ke bagian paling atas kepala Anda.
paling atas Gunakan alat bantu penggaris untuk
kepala. memastikan dimensi tubuh yang Anda
ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
tinggi tubuh Anda ke dalam checksheet.
D2 dimensi Jarak Pasang segmomoeter atau meteran di
tinggi mata vertikal bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik
dari lantai segmometer atau meteran Anda hingga
ke bagian ke bagian luar sudut mata kanan Anda.
luar sudut Gunakan alat bantu penggaris untuk
mata memastikan dimensi tubuh yang Anda
kanan. ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
tinggi mata Anda ke dalam checksheet

53
D3 Jarak Pasang segmomoeter atau meteran di
Dimensi vertikal bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik
tinggi bahu dari lantai segmometer atau meteran Anda hingga
ke bagian ke bagian atas bahu kanan (acromion)
atas bahu atau ujung tulang bahu kanan Anda.
kanan Gunakan alat bantu penggaris untuk
(acromion) memastikan dimensi tubuh yang Anda
atau ujung ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
tulang tinggi bahu Anda ke dalam checksheet.
bahu
kanan.
D4 Jarak Pasang segmomoeter atau meteran di
Dimensi vertikal bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik
tinggi siku dari lantai segmometer atau meteran Anda hingga
ke titik ke titik terbawah di sudut siku bagian
terbawah kanan Anda. Gunakan alat bantu
di sudut penggaris untuk memastikan dimensi
siku bagian tubuh yang Anda ukur. Catat hasil
kanan. pengukuran dimensi tinggi siku Anda ke
dalam checksheet.

54
KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN
D5 Jarak vertikal Pasang segmomoeter atau meteran di
Dimensi dari lantai ke bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik
tinggi bagian segmometer atau meteran Anda hingga ke
pinggul pinggul bagian pinggul kanan Anda. Gunakan alat
kanan. bantu penggaris untuk memastikan dimensi
tubuh yang Anda ukur. Catat hasil
pengukuran dimensi tinggi pinggul Anda ke
dalam checksheet.
D6 Jarak vertikal Pasang segmomoeter atau meteran di
Dimensi dari lantai ke bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik
tinggi bagian tulang segmometer atau meteran Anda hingga ke
tulang ruas atau bagian tulang ruas atau buku jari tangan
ruas buku jari kanan (metacarpals)Anda. Gunakan alat
tangan kanan bantu penggaris untuk memastikan dimensi
(metacarpals). tubuh yang Anda ukur. Catat hasil
pengukuran dimensi tinggi tulang ruas Anda
ke dalam checksheet.

55
D7 Jarak vertikal Pasang segmomoeter atau meteran di
Dimensi dari lantai ke bagian kaki atau lantai. Kemudian, tarik
tinggi ujung jari segmometer atau meteran Anda hingga ke
ujung jari tengah tangan bagian ujung jari tengah tangan kanan
kanan (dactylion)Anda. Gunakan alat bantu
(dactylion). penggaris untuk memastikan dimensi tubuh
yang Anda ukur. Catat hasil pengukuran
dimensi tinggi ujung jari Anda ke dalam
checksheet
D8 Jarak vertikal Duduk di atas kursi Antropometer
Dimensi dari alas Anda.Pasang segmomoeter atau meteran di
tinggi duduk ke bagian alas duduk. Kemudian, tarik
dalam bagian paling segmometer atau meteran Anda hingga ke
posisi atas kepala. bagian paling atas kepala Anda. Gunakan
duduk. alat bantu penggaris untuk memastikan
dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat hasil
pengukuran dimensi tinggi dalam posisi
duduk Anda ke dalam checksheet

56
KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN
D9 Jarak vertikal Duduk di atas kursi Antropometer Anda.
Dimensi dari alas Pasang segmomoeter atau meteran di
tinggi duduk ke bagian alas duduk. Kemudian, tarik
mata bagian luar segmometer atau meteran Anda hingga
dalam sudut mata ke bagian luar sudut mata kanan Anda.
posisi kanan. Gunakan alat bantu penggaris untuk
duduk memastikan dimensi tubuh yang Anda
ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
mata dalam posisi duduk Anda ke dalam
checksheet.
D10 Jarak vertikal Duduk di atas kursi Antropometer Anda.
Dimensi dari alas Pasang segmomoeter atau meteran di
tinggi duduk ke bagian alas duduk. Kemudian, tarik
bahu bagian atas segmometer atau meteran Anda hingga
dalam bahu kanan. ke bagian atas bahu kanan Anda.
posisi Gunakan alat bantu penggaris untuk
duduk memastikan dimensi tubuh yang Anda
ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
tinggi bahu dalam posisi duduk Anda ke
dalam checksheet
D11 Jarak vertikal Duduk di atas kursi Antropometer Anda.
Dimensi dari alas Pasang segmomoeter atau meteran dari
tinggi siku duduk ke alas duduk. Kemudian, tarik segmometer
dalam bagian bawah atau meteran Anda hingga ke bagian
posisi lengan bawah bawah lengan bawah tangan kananAnda.

57
duduk tangan kanan. Gunakan alat bantu penggaris untuk
memastikan dimensi tubuh yang Anda
ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
tinggi siku dalam posisi duduk Anda ke
dalam checksheet
D12 Jarak vertikal Duduk di atas kursi Antropometer Anda.
Dimensi dari alas Gunakan alat Campbell Caliper 20 untuk
tebal paha duduk ke mengukur tebal paha Anda. Kemudian,
bagian paling pasang alat Campbell Caliper 20 dari alas
atas dari paha duduk ke bagian paling atas dari paha
kanan. kanan Anda. Catat hasil pengukuran
dimensi tebal paha Anda ke dalam
checksheet.

KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN


D13 Jarak Duduk di atas kursi Antropometer Anda.
Dimensi horizontal dari Pasang segmomoeter atau meteran di
panjang bagian bagian belakang pantat atau pinggul.

58
lutut belakang Kemudian, tarik segmometer atau
pantat meteran Anda hingga ke bagian depan
(pinggul) ke lutut kaki kanan Anda. Gunakan alat
bagian depan bantu penggaris untuk memastikan
lulut kaki dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat
kanan. hasil pengukuran dimensi panjang lutut
Anda ke dalam checksheet.
D14 Jarak Duduk di atas kursi Antropometer Anda.
Dimensi horizontal dari Pasang segmomoeter atau meteran di
panjang bagian bagian belakang pantat atau pinggul.
poplieteal belakang Kemudian, tarik segmometer atau
pantat meteran Anda hingga ke bagian
(pinggul) ke belakang lutut kanan Anda. Gunakan
bagian alat bantu penggaris untuk memastikan
belakang lutut dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat
kanan. hasil pengukuran dimensi panjang
popliteal Anda ke dalam checksheet.
D15 Tinggi Jarak vertikal Duduk di atas kursi Antropometer Anda.
lutut dari lantai ke Pasang segmomoeter atau meteran di
tempurung bagian lantai. Kemudian, tarik
lutut kanan segmometer atau meteran Anda hingga
ke bagian tempurung lutut kanan Anda.
Gunakan alat bantu penggaris untuk
memastikan dimensi tubuh yang Anda
ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
tinggi lutut Anda ke dalam checksheet

59
D16 Jarak vertikal Duduk di atas kursi Antropometer Anda.
Dimensi dari lantai ke Pasang segmometer atau meteran di
tinggi sudut bagian lantai. Kemudian, tarik
popliteal popliteal yang segmometer atau meteran Anda hingga
terletak di ke sudut popliteal Anda. Gunakan alat
bawah paha, bantu penggaris untuk memastikan
tepat di dimensi tubuhyang Anda ukur. Catat
bagian hasil pengukuran dimensi tinggi
belakang lutut popliteal Anda ke dalam checksheet.
kaki kanan.

KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN


D17 Jarak horizontal Duduk di atas kursi Antropometer
Dimensi antara bahu atas Anda. Gunakan alat Campbell Caliper
lebar sisi kanan dan bahu 20 untuk mengukur lebar sisi bahu
bahu atas kiri. Anda. Kemudian, pasang alat Campbell
Caliper 20 dari sisi paling luar bahu kiri
ke bagian sisi paling luar bahu kanan

60
Anda.. Catat hasil pengukuran dimensi
lebar sisi bahu Anda ke dalam
checksheet.
D18 Jarak horizontal Duduk di atas kursi Antropometer
Dimensi antara bahu atas Anda. Gunakan alat Campbell Caliper
Lebar kanan dan bahu 20 untuk mengukur lebar bahu bagian
bahu atas kiri. atas Anda. Kemudian, pasang alat
bagian Campbell Caliper 20 dari bahu atas
atas kanan ke bagian bahu atas kiri Anda.
Catat hasil pengukuran dimensi lebar
bahu bagian atas Anda ke dalam
checksheet
D19 Jarak horizontal Duduk di atas kursi Antropometer
Dimensi antara sisi luar Anda. Gunakan alat Campbell Caliper
lebar pinggul kiri dan 20 untuk mengukur lebar pinggul
pinggul sisi luar pinggul Anda. Kemudian, pasang alat Campbell
kanan. Caliper 20 dari sisi luar pinggul kiri ke
bagian sisi luar pinggul kanan Anda.
Catat hasil pengukuran dimensi lebar
pinggul Anda ke dalam checksheet.
D20 Jarak horizontal Duduk di atas kursi Antropometer
Dimensi dari bagian Anda. Gunakan alat Campbell Caliper
tebal belakang tubuh 20 untuk mengukur tebal dada Anda.
dada ke bagian dada Kemudian, pasang alat Campbell
untuk subyek laki- Caliper 20 dari bagian belakang tubuh
laki atau ke ke bagian dada atau ke bagian buah

61
bagian buah dada dada Anda. Catat hasil pengukuran
untuk subyek dimensi tebal dada Anda ke dalam
wanita. checksheet.

KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN


D21 Jarak horizontal Duduk di atas kursi Antropometer
Dimensi dari bagian Anda. Gunakan alat Campbell Caliper 20
tebal belakang tubuh untuk mengukur tebal perut Anda.
perut ke bagian yang Kemudian, pasang alat Campbell Caliper
paling menonjol 20 dari bagian belakang tubuh bagian
di bagian perut. dada (ruas tulang belakang) ke bagian
perut yang paling menonjol. Catat hasil
pengukuran dimensi tebal perut Anda
ke dalam checksheet.
D22 Jarak vertikal Duduk di atas kursi Antropometer
Dimensi dari bagian Anda. Pasang segmometer atau
panjang bawah lengan meteran di bagian bahu kanan.
lengan bawah kanan Kemudian, tarik segmometer atau

62
atas ke bagian atas meteran Anda hingga ke bagian bawah
bahu kanan. dari lengan bawah kanan Anda.
Gunakan alat bantu penggaris untuk
memastikan dimensi tubuh yang Anda
ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
panjang lengan atas Anda ke dalam
checksheet.
D23 Jarak horizontal Duduk di atas kursi Antropometer
Dimensi dari lengan Anda. Pasang segmometer atau
panjang bawah diukur meteran di bagian belakang siku kanan.
lengan dari bagian Kemudian, tarik segmometer atau
bawah belakang siku meteran Anda hingga ke bagian ujung
kanan ke bagian dari jari tengah Anda. Gunakan alat
ujung dari jari bantu penggaris untuk memastikan
tengah. dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat
hasil pengukuran dimensi panjang
lengan bawah Anda ke dalam
checksheet.
D24 Jarak dari Pasang segmometer atau meteran di
Panjang bagian atas bagian atas bahu kanan. Kemudian,
rentang bahu kanan tarik segmometer atau meteran Anda
tangan ke (acromion) ke hingga ke bagian ujung jari tengan
depan ujung jari tangan kanan Anda dengan siku dan
tengah tangan pergelangan tangan kanan lurus.
kanan dengan Gunakan alat bantu penggaris untuk
siku dan memastikan dimensi tubuh yang Anda

63
pergelangan ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
tangan kanan panjang rentang tangan ke depan Anda
lurus. ke dalam checksheet.

KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN


D25 Dimensi Jarak dari bagian Pasang segmometer atau meteran
panjang atas bahu kanan di bagian atas bahu kanan.
bahu (acromion) ke Kemudian, tarik segmometer atau
genggaman pusat batang meteran Anda hingga ke pusat
tangan ke silinder yang silinder yang digenggam oleh
depan digenggam oleh tangan kanan Anda dengan siku
tangan kanan, dan pergelangan tangan lurus.
dengan siku dan Gunakan alat bantu penggaris
pergelangan untuk memastikan dimensi tubuh
tangan lurus yang Anda ukur. Catat hasil
pengukuran dimensi panjang bahu-
genggaman tangan ke depan Anda
ke dalam checksheet

64
D26 Dimensi Jarak horizontal Duduk di atas kursi Antropometer
panjang dari bagian Anda. Gunakan alat Campbell
kepala paling depan Caliper 20 untuk mengukur panjang
dahi (bagian kepala Anda. Kemudian, pasang
tengah antara alat Campbell Caliper 20 dari bagian
dua alis) ke paling depan dahi ke bagian tengah
bagian tengah kepala. Catat hasil pengukuran
kepala. dimensi panjang kepala Anda ke
dalam checksheet
D27 Dimensi Jarak horizontal Duduk di atas kursi Antropometer
lebar kepala. dari sisi kepala Anda. Gunakan alat Campbell
bagian kiri ke sisi Caliper 20 untuk mengukur lebar
kepala bagian kepala Anda. Kemudian, pasang
kanan, tepat di alat Campbell Caliper 20 dari sisi
atas telinga. kepala bagian kiri ke sisi kepala
bagian kanan. Catat hasil
pengukuran dimensi lebar kepala
Anda ke dalam checksheet.
D28 Dimensi Jarak dari lipatan Pasang segmometer atau meteran
panjang pergelangan di bagian lipatan pergelangan
tangan tangan ke ujung tangan. Kemudian, tarik
jari tengah segmometer atau meteran Anda
tangan kanan hingga ke ujung jari tengan kanan
dengan posisi Anda dengan posisi tangan dan
tangan dan seluruh jari lurus dan terbuka.
seluruh jari lurus Gunakan alat bantu penggaris

65
dan terbuka. untuk memastikan dimensi tubuh
yang Anda ukur. Catat hasil
pengukuran dimensi panjang
tangan Anda ke dalam checksheet

KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN


D29 Jarak antara Pasang segmometer atau meteran di
Dimensi kedua sisi bagian jari kedua pada buku jari tangan
lebar luar empat kanan. Kemudian, tarik segmometer atau
tangan. buku jari meteran Anda hingga ke bagian sisi luar
tangan empat buku jari tangan kanan Anda
kanan yang dengan posisi tangan lurus dan rapat.
diposisikan Gunakan alat bantu penggaris untuk
lurus dan memastikan dimensi tubuh yang Anda
rapat. ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
lebar tangan Anda ke dalam checksheet.
D30 Jarak Pasang segmometer atau meteran di
Dimensi horizontal bagian tumit kaki. Kemudian, tarik
panjang dari bagian segmometer atau meteran Anda hingga

66
kaki belakang ke bagian paling ujung dari jari kaki kanan
kaki (tumit) Anda dengan posisi kaki dan seluruh jari
ke bagian lurus dan terbuka. Gunakan alat bantu
paling ujung penggaris untuk memastikan dimensi
dari jari kaki tubuh yang Anda ukur. Catat hasil
kanan. pengukuran dimensi panjang kaki Anda
ke dalam checksheet.
D31 Jarak antara Pasang segmometer atau meteran.
Dimensi kedua sisi Kemudian, tarik segmometer atau
lebar kaki paling luar meteran Anda hingga ke bagian kedua sisi
kaki paling luar dari kaki Anda dengan posisi
kaki lurus dan rapat. Gunakan alat bantu
penggaris untuk memastikan dimensi
tubuh yang Anda ukur. Catat hasil
pengukuran dimensi lebar kaki Anda ke
dalam checksheet.
D32 Jarak Pasang segmometer atau meteran di
Dimensi maksimum bagian ujung jari tengah tangan kanan.
panjang ujung jari Kemudian, tarik segmometer atau
rentangan tengah meteran Anda hingga ke bagian ujung jari
tangan tangan tengah tangan kiri Anda. Gunakan alat
kesamping kanan ke bantu penggaris untuk memastikan
ujung jari dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat
tengah hasil pengukuran dimensi panjang
tangan kiri rentangan tangan ke samping Anda ke
dalam checksheet.

67
KODE DEFINISI CARA PENGUKURAN
D33 Jarak yang Pasang segmometer atau meteran di
Dimensi diukur dari bagian ujung siku tangan kanan.
panjang ujung siku Kemudian, tarik segmometer atau
rentangan tangan kanan ke meteran Anda hingga ke bagian ujung
siku ujung siku siku tangan kiri Anda. Gunakan alat
tangan kiri bantu penggaris untuk memastikan
dimensi tubuh yang Anda ukur. Catat
hasil pengukuran dimensi panjang
rentangan siku Anda ke dalam
checksheet
D34 Jarak vertikal Pasang segmometer atau meteran di
Dimensi dari lantai ke bagian lantai. Kemudian, tarik
tinggi pusat batang segmometer atau meteran Anda hingga
genggama silinder (centre ke bagian pusat batang silinder yang
n tangan of a cylindrical digenggam oleh telapak tangan kanan
keatas rod) yang Anda. Gunakan alat bantu penggaris
dalam digenggam oleh untuk memastikan dimensi tubuh yang

68
posisi telapak tangan Anda ukur. Catat hasil pengukuran
berdiri. kanan. dimensi tinggi genggaman tangan ke
atas dalam posisi berdiri Anda ke dalam
checksheet.
D35 Jarak vertikal Pasang segmometer atau meteran di
Dimensi dari alas duduk alas duduk. Kemudian, tarik
tinggi ke pusat batang segmometer atau meteran Anda hingga
genggama silinder. ke pusat batang silinder yang digenggam
n tangan oleh telapak tangan kanan Anda.
keatas Gunakan alat bantu penggaris untuk
dalam memastikan dimensi tubuh yang Anda
posisi ukur. Catat hasil pengukuran dimensi
duduk. tinggi genggaman tangan ke atas dalam
posisi duduk Anda ke dalam checksheet.
D36 Jarak yang Pasang segmometer atau meteran di
Dimensi diukur dari bagian alas duduk. Kemudian, tarik
panjang bagian belakang segmometer atau meteran Anda hingga
genggama bahu kanan ke bagian pusat batang silinder yang
n tangan (tulang belikat) digenggam oleh telapak tangan kanan
kedepan ke pusat batang Anda. Gunakan alat bantu penggaris
silinder yang untuk memastikan dimensi tubuh yang
digenggam oleh Anda ukur. Catat hasil pengukuran
telapak tangan dimensi panjang genggaman tangan ke
kanan. depan Anda ke dalam checksheet.
Sumber dari www.
http://antropometriindonesia.org. 2017

69
D. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
Adapun peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum
ergonomic sebagai berikut :
1. Timbangan badan
2. Kursi antropometri
3. Lembar pengamatan
4. Alat ukur
5. Antropometer
6. Campbell caliper
7. Pita meteran

E. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM


Berikut ini merupakan prosedur pelaksanaan praktikum
antropometri :
1. Membagi tugas dalam masing – masing kelompok
menjadi :
a. 1 orang sebagai pengamat.
b. 1 orang sebagai pencatat.
c. 2 orang sebagai pengukur.
d. Seluruh anggota kelompok menjadi objek yang
diukur.
2. Mengukur dimensi tubuh berdasarkan gambar
antropometri.

70
3. Melakukan pengukuran dilakukan dengan alat ukur yang
tersedia.
4. Mengukur dimensi tubuh dari antropometri statis dan
dinamis sesuai dengan lembar pengamatan.
5. Mencatat hasil pengukuran tersebut pada lembar
pengamatan.
6. Melakukan pengolahan data :
a. Uji kecukupan data
b. Uji kenormalan data
c. Uji keseragaman data
7. Menghitung percentile 5th,10th,50th,90th dan 95th. Untuk
data tidak normal maka nilai percentile dihitung dengan
menggunakan rumus statistic.
8. Rekapitulasi data antropometri.
9. Melakukan analisis dan interpretasi data.
10. Merancang desain ukuran stasiun kerja.
11. Menampilkan visualisasi design perancangan.
12. Desain stasiun kerja selesai diredisgn.
13. Mengambil kesimpulan dan memberikan saran pada
praktikum yang telah dilakukan.

E. PENENTUAN DESAIN
Macam desain yang akan direncanakan dibagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu :

71
1. Furniture
2. Peralatan kerja
3. Peralatan transportasi, dll.
Tata cara penentuan desain, sebagai berikut :
1. Penentuan jenis desain yang akan dirancang.
2. Desain harus dibuat sesuai dengan data yang didapatkan
dari hasil praktikum.
3. Buatlah proposal dan kumpulkan dalam waktu yang telah
ditentukan oleh masing – masing asisten untuk diperiksa.
Apabila proposal telah disetujui, praktikan dapat
langsung menyusun laporan.
4. Waktu perbaikan proposal dibatasi sesuai dengan
persetujuan asisten masing- masing.
5. Proposal yang sudah disetujui harus disertakan dalam
laporan akhir.

72
Lembar pengamatan

Nama : Jenis kelamin :


Stambuk : Berat badan :
Kelompok : Tgl pengukuran :

LEMBAR PENGAMATAN PENGUKURAN DIMENSI TUBUH


No. Dimensi tubuh yang diukur Symbol Ukuran (cm)
1 Tinggi jangkauan tangan TJK
2 Rentang tangan RT
3 Tinggi badan tegak TBT
4 Bahu kekepala BK
5 Bahu kepangkal kaki BPK
6 Pangkal kaku kelutut PKL
7 Lutut kelantai LL
8 Mata kaki ke lantai MKL
9 Bahu kesiku BS
10 Siku ke lantai SL
11 Siku ke tangan ST
12 Tangan ke lantai TL
13 Lingkaran dada ϴ LD
14 Lingkaran pinggul ϴ LP
15 Lingkaran pinggang ϴ LPG
16 Lingkaran kepala ϴ LK
17 Lingkaran pergelangan tangan ϴ LPAT
18 Lingkaran pergelangan kaki ϴ LKK
19 Lingkaran paha ϴ LPH
20 Pergelangan tangan ketangan PTT
21 Panjang jari - 1 PJ – 1
22 Panjang jari – 2 PJ – 2
23 Panjang jari – 3 PJ – 3
24 Panjang jari – 4 PJ – 4
25 Panjang jari – 5 PJ – 5

73
26 Mata kepala ke bagian atas MK
27 Pantat ke perut PP
28 Punggung ke dada PD
29 Siku ke siku SS
30 Panjang telapak kaki PTK
31 Lebar telapak kaki LTK
32 Lebar telapak tangan LTT
33 Lebar jari - 2345 LJ – 2345
34 Lebar tumit LTM
35 Lebar sandaran LS
36 Lebar bahu LBH
37 Lebar pinggul LPL
38 Tinggi kepala TK
39 Tinggi duduk tegak TDT
40 Tinggi duduk normal TDN
41 Tinggi siku istirahat TSI
42 Tinggi paha TP
43 Tinggi popliteal TPL
44 Tinggi sandaran TS
45 Panjang sandaran PS
46 Pantat ke lutut PL
47 Pantat popliteal PPL

74
75
76
77
78
79

Anda mungkin juga menyukai