Anda di halaman 1dari 26

Tips-tips Fotografi

untuk hasil foto yang lebih baik


Tip #1
Perhatikan background !
Subyek sudah focus, pencahayaan juga sudah
tepat, namun background terlalu ramai
(sekalipun sudah agak blur).
Warna-warni yang kontras dan “berantakan”
di latar belakang, wajah di kiri bawah,
pintu/jendela kotak berwarna gelap,
punggung orang berbaju biru adalah
beberapa hal yang “mengganggu”.

- Bila bukaan diafragma masih bisa


diperbesar, bukalah diafragma agar
background lebih blur.
- Coba ambil dari sudut pandang yang
berbeda agar latar belakang lebih
“tidak ramai”.
- Bila ekpresi dan pose subyek sudah
sesuai keinginan, namun
background terpaksa tetap ramai,
beberapa tehnik post-processing
dapat membantu memperbaikinya.

Data:
Tamron 18-200mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/119769863@N05
/15725121765/in/pool-tamron_18-200/
Latar belakang kali ini tidaklah seramai yang
sebelumnya. Warna-warni latar belakang juga
mendukung tema warna utama: ada warna
kuning-orange yang “menyamai” warna
kostum, dan warna biru yang “kontras”
dengan kostum.

Data:
Tamron 18-200mm
1/60, f4.5, ISO 250, focal length 47mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/119769863@N05/15084179133
/in/pool-tamron_18-200/
Background kali ini lebih sederhana sehingga
menonjolkan subyek dengan baik.
Warna background juga “menyerupai” warna
subyek yang memiliki unsur gelap. Tekstur
dan pola background juga mendukung kesan
“keras” dan “garang” si subyek.

Data:
Tamron 18-200mm
1/80, f5.6, ISO 200, focal length 73mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/119769863@N05
/15083641474/in/pool-tamron_18-200/
Tip #2
Komposisi, komposisi dan komposisi !
Komposisi adalah penataan elemen2 gambar.
Tugas seorang fotografer-lah untuk membuat
suatu komposisi yang mampu bercerita,
menyampaikan maksud atau menampilkan
cita rasa seni dari fotonya.

Sekalipun pencahayaan dan focus sudah


bagus, komposisi foto disamping ini sedikit
membosankan.
Subyek berada “dead-center”, alias tepat di
tengah2 foto. Komposisi subyek seperti ini
cenderung cepat membosankan.

Data:
Tamron 18-200mm
1/1250, f5.6, ISO 100, focal length 60mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/123036053@N04
/15725847687/in/pool-tamron_18-200
Foto kiri atas sudah cukup bagus dari segi
pencahayaan. Namun bila di-crop sedikit pada
area yang diwarnai, hasilnya bisa lebih bagus.
Komposisinya akan mengikuti “Rule of
Berikan ruang di arah pandangan Thirds”, dimana subyek diletakkan di salah
subyek, agar pandangannya tidak satu titik persimpangan garis pembagi tiga,
“menabrak” sesuatu ☺ atau di salah satu garis pembagi tiga bidang.

Data:
Tamron 18-200mm
1/80, f6.3, ISO 200, focal length 119mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/johanrustan
/15413697738/in/pool-tamron_18-200/
Sebuah contoh lain dimana komposisi
mengikuti saran “Rule of Thirds”.
Mata si subyek yang lucu ini terletak persis
pada perpotongan garis2 pembagi tiga bidang.

Coba perhatikan film-film atau foto-foto


menarik lainnya. Pada sebagian besar adegan
film atau foto-foto tersebut, subyek yang
penting biasanya diletakkan di salah satu titik
persimpangan garis pembagi tiga bidang
gambar.

Data:
Tamron 18-200mm
1/200, f4.5, ISO 100, focal length 35mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/stefy-p
/15054436164/in/pool-tamron_18-200/
Sebuah contoh lain penerapan komposisi
“Rule of Thirds” yang baik.
Subyek calon mempelai ini berada di salah
satu garis vertical pembagi tiga bidang. Arah
pandang subyek juga cukup lowong;
membuat kita juga leluasa “mencari” apa
yang dinantikannya ☺
Background blur, namun cukup jelas untuk
menampilkan keluarga si subyek yang
menanti sang pangeran – sebuah elemen
pendukung kisah keseluruhan foto.
Kedua orang di latar belakang melihat ke si
subyek, membantu mengarahkan pandangan
kita ke si suybek.

Data:
Tamron 18-200mm
1/200, f4.5, ISO 100, focal length 35mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/stefy-p
/15054436164/in/pool-tamron_18-200/
Namun tiap aturan dibuat untuk dilanggar ☺

“Rule of Thirds” hanya sebuah anjuran.


Secara cita rasa, entah bagaimana
mekanismenya di otak kita, perpotongan
pembagi 3 tersebut memang menyenangkan
untuk dilihat.

Foto ini menempatkan subyek, kepala bebek


ini, di sisi kanan bidang.
Sekalipun “melanggar” aturan “Rule of
Thirds, secara visual tetap enak dilihat karena
yang menonjol adalah warna paruh dan
matanya di antara warna lain yang nyaris
monokrom.

Data:
1/640, f8, ISO 1250, 300mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/100277729@N04
/14072051188/in/pool-tamron_18-200/
Sebuah komposisi lain yang sederhana: dead-
center (untuk kepala burung raksasa ini), yang
menonjolkan simetri.
Namun bila diperhatikan lebih lanjut, kedua
mata sebenarnya berada pada kedua
perpotongan garis pembagi 3 yang atas.

Sebuah tips tambahan:


Atur fokus pada mata, terutama
mata terdekat dengan pemirsa (bila
wajah sedang menengok)
Pada foto disamping ini, fokus
adalah pada mata, bukan ujung
paruhnya.

Data:
Tamron 18-200mm
1/320, f6.3, ISO 200, 200mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/photobaker
/16188606509/in/pool-tamron_18-200
Komposisi sederhana di samping ini tidak
mengikuti anjuran “Rule of Thirds”. Subyek
utama adalah siluet 3 orang di kiri bawah
layar.
Warna yang kontras, ditambah dengan garis2
tepi pegunungan yang mengarahkan ke
subyek utama (tip lain yang akan segera
menyusul), secara langsung membawa
perhatian kita ke siluet ketiganya.

Data:
Tamron 18-200mm
1/250, f10, ISO 125,135mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/prakaz
/2557278199/in/set-72157600535001432
Tip #3
Pembingkaian kreatif
Kita juga bisa mengisolasi atau menonjolkan
subyek utama kita dengan memberikan “bingkai”
di sekitarnya.

Subyek di samping ini, seorang wanita selebriti,


terbingkai oleh bayangan kerumunan orang2
yang berusaha memotretnya.
Cara yang sederhana namun efektif.

Data:
Tamron 18-200mm
1/60, f5.6, ISO 100,110mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/pentasr
/15177136753/in/pool-tamron_18-200/
Sebuah contoh pembingkaian lain dengan
memanfaatkan tumbuhan alami di sekeliling
subyek.
Kedua pasangan terbingkai oleh dedaunan
hijau muda di latar depan dan hijau gelap di
latar belakang mereka.

Pakailah bukaan diafragma terbesar untuk


menghasilkan blur yang menarik dari benda2
yang berada di luar jarak fokus.
Ingatlah bahwa semakin dekat jarak fokus,
bidang fokus juga semakin sempit.

Data:
1/2500, f1.8, ISO 250, 85mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/alexmirfoto
/16456940067/in/pool-85mm/
Pembingkaian juga bisa memanfaatkan
bukaan yang dibuat oleh manusia.

Foto di samping ini memanfaatkan sebuah


jendela kapal pesiar sungai untuk membingkai
keadaan di dalam kapal.
Bukaan yang besar juga mengisolasi subyek
(sang kapten kapal) dari hal lain di
sekelilingnya. Ini juga mem-blur-kan bingkai
agar tidak lebih menonjol dari sang kapten.

Data:
1/800, f3.5, ISO 200, 85mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/madcyborg
/16580670450/in/pool-85mm/
Pembingkaian tidak lah selalu harus
mengelilingi subyek utama secara
menyeluruh.

Sunset di samping ini terbingkai dengan indah


oleh siluet tumbuhan yang berada di dekat
kamera.
Efek blur pada tumbuhan juga memberikan
kesan jarak antara benda2 di latar depan
(tumbuhan) dan yang berada jauh di latar
belakang (awan dan langit matahari
tenggelam).

Data:
Tamron 18-200mm
1/250, f7.1, ISO 160, 105mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/chriszeib
/15866391195/in/pool-tamron_18-200
Jendela mobil ini adalah bingkai yang efektif
pada foto ini.
Warna yang agak monoton karena cuaca,
secara otomatis juga menonjolkan si kecil
yang memakai jaket merah menyala.

Data:
Tamron 18-200mm
1/160, f4, ISO 200, 30mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/stefy-p
/15366879463/in/pool-tamron_18-200/
Sebuah bingkai tidak selalu harus berupa ..
bingkai ☺

Permainan formasi tangan dan sisi bawah


kerajinan tanah liat yang sedang dibentuk ini,
juga menjadi bingkai yang efektif bagi subyek
utamanya.

Data:
1/500, f2.8, ISO 1600, 85mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/manishray
/16467299139/in/pool-85mm
Tip #4
Garis-garis pengarah/penuntun
Gunakan garis-garis pengarah (leading lines)
untuk mengarahkan perhatian pemirsa ke
subyek utama.

Garis-garis tepi jalan di foto di samping


mengarahkan perhatian kita ke wanita di
tengah gambar. Demikian pula garis horizon
serta kabel2 di tiang listrik.

Data:
1/500, f2, ISO 200, 85mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/115122439@N03
/16125068433/in/pool-85mm/
Garis penuntun tidak harus berupa garis.
Disini, garis penuntunnya berupa lengkungan
jembatan dan anak-anak tangga.

Data:
1/640, f3.2, ISO 400, 116mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/41828962@N05/4684322459
Deretan pepohonan juga bisa membentuk
garis penuntun.

Data:
1/200, f3.2, ISO 500, 155mm

Sumber:
https://www.flickr.com/photos/41828962@N05/4684322465
Tip #5
Be Creative !
Yup…

Just be creative !

© B-Studio 2015
This is free publication. All rights reserved. All photos are copyrighted by their respective owners.

Anda mungkin juga menyukai