BAB I
PENDAHULUAN
Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam
bagi anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (Supartini, 2009).
intensif karena anak berusaha mencari tahu bagaiman semua terjadi, pada
diperhatikan oleh orang tua adalah masalah Toilet training (Gilbert, 2011)
1
2
dipengaruhi oleh kesiapan orang tua berupa dukungan dan peran dari orang
tua. Memperkenalkan Toilet training sejak dini merupakan langkah awal dan
kasar, maupun motorik halus, bahasa, dan personal sosial. Namun, pada
dewasa ini tidak sedikit ibu yang belum tahu cara mengajarkan Toilet
ketat, melarang anak buang air besar/ kecil saat bepergian, memarahi saat
tua sangat berperan besar dalam perilaku anak dan membentuk tumbuh
kembang yang optimal, karena perhatian dan pengamatan anak tidak terlepas
sesuatu hal. Saat orang tua memberikan aturan yang santai, anak cenderung
Toilet training merupakan suatu usah untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Salah satu
aspek perkembangan yang umum dalam periode usia pra sekolah adalah
kemih. Melakukan latihan buang air pada anak membutuhkan persiapan, baik
persiapan tersebut diharapan anak dapat mampu dalam mengoontrol buang air
Penelitian lain pernah dilakukan oleh Nita (2012) dukungan orang tua
baik sebanyak 3,6% (3 responden) orang tua, dan sebanyak 73,8% (62
resonden) orang tua yang memiliki dukungan orang tua kategori tinggi
bahwa terdapat pernyataan dari guru wali murid dan orang tua yang
BAK maupun BAB kemudian cebok sendiri. Masih banyak yang belum bisa
4
yang masih menggunakan popok, masih ada yang mengompol bahkan BAB
dampak positif bagi anak, seperti dapat mengontrol buang air, awal
dari kegagalan dari Toilet trainig diantaranya adalah anak beresiko dengan
infeksi saluran kemih, anak memiliki sikap egois, keras kepala, cenderung
hari.
Irsyad.
Al Irsyad.
menambah pengetahuan yang telah ada mengenai Toilet training pada anak
b. Orangtua
c. Perawat
d. Peneliti
Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia Pra Sekolah (4-6 Tahun) Di
secara sampling aksidental yaitu 40 orang tua dari anak usia 4-6 tahun
dan sesuai dengan keinginan peneliti. Pola asuh orang tua dan
Dan hasil dari penelitian ini adalah bahwa kategori dengan pola asuh
bahwa pola asuh orang tua autoritatif lebih efektif terhadap keberhasilan
Hasyim Malang.
Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Usia Pra Sekolah
Perbedaan : variabel bebas pada penelitian ini adalah dukungan orang tua
0,041) dan tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang Toilet
penggunaan diapers pada anak usia toodler (1-3 tahun) dengan (p value =
0,018).
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4.1.1 Pengetahuan
4.1.1.1 Definisi
hakekatnya adalah seluruh apa yang kita ketahui tentang suatu objek
9
10
1) Tahu (Know)
2) Memahami (Comprehension)
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham dengan objek
dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
masalah kesehatan.
4) Analisis (Analysis)
satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
(Notoatmodjo, 2011) .
12
(Mubarak, 2007)
1) Pendidikan
lain terhadap suatu hal agar mereka memahami. Semakin tinggi tingkat
2) Umur
3) Pekerjaan
4) Pengalaman
dalam kehidupan
5) Minat
6) Informasi
(Notoatmodjo, 2011) :
14
(coba) and Error (gagal atau salah) atau metode coba salah atau coba-
coba.
oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dahulu menguji atau
benar.
kebenaran pengetahuan.
4.1.2.1 Definisi
Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu
mengontrol dalam melakukan buang air besar (BAB) atau buang air kecil
BAB dan BAK secara benar dan teratur (Zaivera, 2008). Toilet training
training adalah sebuah usaha pembiasaan mengontrol buang air kecil dan
Aspek penting lain dalam perkembangan anak usia toddler yang harus
ingin berkemih dan defekasi. Walaupun demikian antara anak yang satu
Pelatihan kamar kecil paling mudah ketika secara fisik dan secara
emosional anak-anak sudah siap yaitu ketika mereka berada pada usia
adalah memilih waktu yang tepat dan memerlukan kesabaran dan kesiapan
emosional. Banyak anak normal sehat dan cerdas umur 3 tahun tidak
dahulu dicapai. Hasil riset menunjukkan rata – rata anak mulai dapat
kadang latihan ini membutuhkan waktu yang lama. Latihan ini tidak
diperlukan untuk anak yang membutuhkan bantuan sampai usia 4-5 tahun.
Kebanyakan anak kecil yang baru belajar jalan dalam belajar Toilet
l. Mampu untuk miksi dalam satu waktu dengan jumlah yang banyak.
1) Kesiapan fisik ;
2) Kesiapan psikologi.
a. Dapat duduk atau jongkok di Toilet selama 5-10 menit tampa berdiri
lebih dulu
c. Merasa tidak betah dengan kondisi basah dan adanya benda padat
lainnya. hal yang sangat penting diingat oleh seorang ibu ketika
tidak bias diharapkan hasil yang positif. Misalnya si kecil baru berumur
anak.
akan menjadi lebih mudah dan anak pun akan menjadi nyaman
orang tua dalam membimbing anaknya pada usia Toddler anak akan
kelahiran adik baru) kebiasaan jelek seperti tiba-tiba buang air besar di
celana yang dilakukan oleh anak yaitu adalah suatu hal yang wajar,
(Linnm 2012).
selama 3-4 menit, setelah makan, sebelum tidur, meskipun anak tidak
haltersebut anak akan mengerti bahwa jika ingin buang air kecil
akan lebih mudah memahami dan mengerti jika ingin buang air besar
pelatihan kamar kecil berbeda, toilet training pada umur 2-3 tahun
b. Perlihatkan pada anak apa yang di kamar mandi. Anak kecil yang baru
belajar jalan akan meniru orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua
merasa nyaman dengan yang lain dan sering didengar oleh anak dan
d. Bantu anak untuk mengenali tanda-tanda ketika mereka ingin buang air
merah dan ketika tiba – tiba berhenti bermain seketika. Anak juga
Hal ini akan menjadikan anak duduk jadi nyaman dan lebih mudah
pekerjaan yang lebih mudah dilakukan oleh anak jika orang tua
pispot, bantu memakaikan pispot dan anak akan duduk di atas pispot
baru jika sering terjadi mungkin lebih baik mencoba Toilet training
agar selalu mencuci tangan dan sabun dengan air setelah menggunakan
pispot. Beri contoh yang baik dengan mencuci tangan terlebih dahulu.
dorongan agar tetap memperlihatkan tingkah laku yang positif. Hal ini
horden mandi yang terbuat dari plastic diantara seprai dan kasur sampai
untuk 3-4 minggu juga akan menolong dalam melakukan Toilet training
Tujuan Toilet training pada anak yakni memandirikan dalam hal Toileting.
f. Mampu untuk berkemih dalam satu waktu dalam jumlah yang banyak
Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar.
Pada Toilet training, selain melatih anak dalam mengontrol buang air besar
dan buang air kecil juga dapat bermanfaat dalam pendidikan seks sebab
Toilet training secara umum dapat dilaksanakan pada setiap anak yang
pada kesiapan yang ada pada diri anak dan keluarga seperti kesiapan fisik
dimana kemampuan anak secara fisik sudah kuat dan mampu. Hal ini
dapat ditunjukkan apa bila anak memahami arti buang air besar dan buang
mengetahui kapan saatnya harus buang air kecil dan kapan saatnya harus
buang air besar, kesiapan tersebut akan menjadikan diri anak selalu
denganpenerapan toilet training secara dini pada anak usia toddler, dimana
pekerjaan ibudapat menyita waktu ibu untuk melatih anak melakukan toilet
Dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training nampak yang
atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya yang dapat
anakcenderung bersikap keras kepala bahkan kikir. Hal ini dapat dilakukan
oleh orangtua apabila sering memarahi anak pada saat buang air besar atau
kecil atau melarang anak bepergian. Bila orang tua santai dalam
memberikan aturan dalam toilet training maka anak akan dapt mengalami
kanak.
Hurlock (2007) menjelaskan bahwa ciri – ciri anak usia pra sekolah
1. Otot-otot lebih kuat dna pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras
27
4. Anak mempunyai rasa ingin tahu, rasa emosi, iri dan cemburu
orang yang ada diluar rumah sehingga anak mempunyai minat yang
didalam keluarganya.
Havighurst (2011):
1. Toilet Training, hakikat tugas yang harus dipelajari anak yaitu buang air kecil
dan buang air besar yang bisa diterima secara sosial.Toilet training yang
training that child received. The stamp of the first moral training that child
later character”
jenis kelamin lain. Melalui observasi, maka anak akan melihat tingkah
3. Belajar mencapai stabilitas fisologis, manusia pada waktu lahir sangatlah labil
28
jika dibanding fisik orang dewasa, anak akan cepat sekali merasakan
perubahan dari panas ke dingin, oleh karena itu anak harus belajar menjaga
6. Belajar membedakan mana yang baik dan buruk serta mengembangkan kata
hati.
2. Membina sikap yang sehat (positif) terhadap diri sendiri sebagai seorang
kemampuan diri
menghitung
hari
7. Mengembangkan sikap objektif baik positif dan negatif terhadap kelompok dan
masyarakat
BAB III
3.1.Kerangka Konsep
yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Bhisma, 2011).
3.2.Hipotesis
30
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat atau variabel
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
21
32
suatu konsep secara singkat, jelas dan tegas. Definisi konseptual variabel
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
(Notoatmodjo, 2010).
melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air besar
Pra sekolah merupakan Merupakan usia antara tiga sampai enam tahun
(Patmonodewo, 2015).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
nilai median
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, di mana responden tinggal
(Notoatmdjo, 2012).
mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu di uji dengan
korelasi antara skor (nilai tiap- tiap item (pertanyan) dengan skor total
35
N XY ( X )( Y )
R =
{N X 2 ( X 2 )}( N Y 2 ( Y 2 )}
Keterangan :
N = Jumlah responden
diandalkan.
Keterangan :
K = jumlah komponen.
dilakukan di TK Istiqomah.
metode angket atau kuesioner untuk mendapatkan jenis data kuantitatif. Alat
pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
terdiri atas pertanyaan melalui yang berisi tentang pengetahuan Orang tua dan
1. Setelah mendapat izin dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah
Data yang digunakan dalam penumpulan data ini adalah data primer
4.7.1 Editing
lalu diperiksa apakah data yang ada sudah sesuai dengan jumlah
kekeliruan.
4.7.2 Coding
kontigensi.
4.7.4 Tabulating
Pada tahap ini, data yang sama di kelompokan dengan teliti dan
f
P x100%
N
Keterangan :
P : Prosentase
Keterangan :
O : Nilai observasi
P > 0,05 artinya Ho gagal ditolak yaitu tidak terdapat hubungan pengetahuan
Sekolah Di TK Alirsyad
Nilai P value adalah Nilai yang diperoleh dari hasil pengolahan data
SPSS.
kode tertentu.